0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
85 tayangan9 halaman
Kasus ini membahas pasien wanita berusia 61 tahun dengan diagnosis karsinoma sel skuamosa pada gingiva gigi 11. Pasien mengeluh iritasi pada gingiva selama 3 bulan dan mendapat pengobatan periodontitis namun gejala klinis memburuk. Biopsi dilakukan dan didiagnosis karsinoma sel skuamosa. Pengobatan meliputi eksisi tumor, rehabilitasi gigi, diseksi kelenjar getah bening, dan radioterapi selama 3 bulan. Pasien sembuh tan
Kasus ini membahas pasien wanita berusia 61 tahun dengan diagnosis karsinoma sel skuamosa pada gingiva gigi 11. Pasien mengeluh iritasi pada gingiva selama 3 bulan dan mendapat pengobatan periodontitis namun gejala klinis memburuk. Biopsi dilakukan dan didiagnosis karsinoma sel skuamosa. Pengobatan meliputi eksisi tumor, rehabilitasi gigi, diseksi kelenjar getah bening, dan radioterapi selama 3 bulan. Pasien sembuh tan
Kasus ini membahas pasien wanita berusia 61 tahun dengan diagnosis karsinoma sel skuamosa pada gingiva gigi 11. Pasien mengeluh iritasi pada gingiva selama 3 bulan dan mendapat pengobatan periodontitis namun gejala klinis memburuk. Biopsi dilakukan dan didiagnosis karsinoma sel skuamosa. Pengobatan meliputi eksisi tumor, rehabilitasi gigi, diseksi kelenjar getah bening, dan radioterapi selama 3 bulan. Pasien sembuh tan
1112017019 Pasien perempuan berusia 61 tahun, dilaporkan iritasi pada gingiva yang berdekaan dengan gigi 11 selama 3 bulan, sehingga terdapat plak kuning.
Dikira periodontitis lalu diberi resep amoksilin selama 10 hari. Dikarenakan
terdapat perubahan gejala klinis yang diobservasi dokter gigi pemeriksaan intraoral menunjukkan resesi marginal gingiva di gigi 11 dan 12 karena proliferasi lesi, adanya ektravasasi kuning yang mengakibatkan keluarnya puss di wilayah bukal. Dilihat dari aspek klinis lesi didapat diagnosis diferensial nya adalah proses pappiloma virus proliferasi infeksi disebabkan oleh manuasia ( HPV ) dan karsinoma sel skuamosa Diagnosis karsinoma sel skuamosa dibuat empat belas hari setelah biopsi insisi, penyembuhan ditemukan tidak memuaskan. Pasien dilakukan pengobatan berupa eksisi bedah tumor dan GTSL yang dibuat untuk rehabilitasi, satu bulan setelah operasi rahang atas; Pasien disampaikan kepada diseksi daerah kelenjar getah bening dan radioterapi untuk perawatan tambahan 3 bulan. Tiga tahun setelah akhir pengobatan, pasien terus folow-up dan ternyata tidak menunjukkan tanda-tanda kekambuhan. Kasus scc melibatkan gingiva maksila bagian gigi insisif sentral dan lateral kanan. Karsinoma sel skuamosa ( SCC ) adalah keganasan yang sering ditemuin yaitu neoplasma yang mempengaruhi lapisan mukosa oral, 90 % lesinya adalah keganasan. Kasus SCC gingiva neoplasma ini lebih sering pada wanita dibandingkan pada pria. Umumnya SCC terdapat pada lidah dan dasar mulut, tetapi dapat juga terjadi di palatum molle, mukosa bukal dan gingiva. Etiologi masih belum diketahui, faktor predisposisi : 1. peminum alkohol berat 2. kebiasaan mengunyah daun sirih 3. merokok terbalik Karakteristik klinis bervariasi : exophtic, endofit ulserasi, leukoplastic, erythroplastic, erythroleukoplastic. Biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan terletak di tempat yang berkeratin. Pengobatan utama yaitu bedah lalu GTSL bertuuan untuk rehabilitasi. Radioterapi,kemoterapi neo – adjuvant, serta pengobatan adjuvant atau paliatif. Kesimpulan gingiva karsinoma sel skuamosa adalah kondisi yang kesempatan untuk sembuhnya besar ika didiagnosis dan diobati dini. Dalam hal ini dokter gigi memanikan peran penting dalam deteksi dini karsinoma sel skuamosa gingiva.