Anda di halaman 1dari 14

Kekuasaan

Konflik
Negosiasi

Disusun Oleh :
KELOMPOK 3

ROBBY JOHAN (1610631030245)


ALPINER TAMBA (1710631030031)
MAR’IE AULIA DARAJAT (1710631030107)
MINEVA RISKAWATI V. (1710631030116)
MUH. FARHAN RAHMDANI (1710631030119)
MUHAMMAD ARDINE (1710631030120)
Rumusan
Masalah

KEKUASAAN
01 • Apa yang dimaksud kekuasaan ?
• Sumber dan Jenis Kekuasaan ?

KONFLIK
02 • Pengertian dari konflik ?
• Model Konflik ?
• Bagaimana penyelesaian konflik ?

NEGOSIASI
03 • Apa itu negosiasi ?
• Bagaimana Proses negosiasi ?
• Bagaimana cara negosiasi ?
Let’s We Start It ...
KEKUASAAN

Kekuasaan adalah kemampuan


mempengaruhi orang lain untuk
mencapai sesuatu dengan
cara yang diinginkan
Sumber dan Jenis Kekuasaan

Dari manakah sumber – sumber • Otoritas formal;


kekuasaan ?
• Kendali sumber daya langka;
Pendapat Gareth Morgan tentang sumber
• Penggunaan struktur, aturan, dan kebijakan organisasi;
kekuasaan dalam organisasi, yang
menurutnya berasal dari: • Kendali proses pembuatan keputusan;
• Kendali pengetahuan dan informasi;
• Aliansi interpersonal, jaringan, dan kendali atas
“organisasi informal”;
• Simbolisme dan manajemen makna (filosofi organisasi);
• Faktor-faktor struktural yang menentukan tahap-tahap
tindakan; dan

• Kekuasaan yang telah seorang miliki.


KONFLIK
Konflik berasal dari kata kerja latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan
sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya
Model Konflik
Tahapan 1: Konflik Laten
Menurut Nuraeni dan Satari (2005), konflik merupakan sebuah Pada tahapan pertama, tidak terdapat adanya konflik terbuka, tetapi
proses yang terdiri dari lima macam episode sekuensial atau potensi untuk munculnya konflik ada, walaupun ia bersifat laten
tahapan-tahapan berikut ini:

Tahapan 2: Konflik yang Dispersepsi


Pada tahapan ini masing-masing subunit mulai merumuskan mengapa
konflik tersebut muncul, dan mulai menganalisis kejadian-kejadian
yang menyebabkan timbulnya konflik tersebut.

Tahapan 3: Konflik yang Dirasakan


Pada tahapan ini, subunit-subunit yang terlibat dalam konflik, dengan
cepatnya mengembangkan suatu reaksi emosional terhadap satu
sama lain..

Tahapan 4: Konflik Termanifestasi


Pada tahapan keempat, sebuah subunit mulai “menyerang” subunit
lain dengan jalan menghalangi tujuannya.konflik termanifestasi dapat
bermacam-macam bentuk.
Penyelesaian Konflik

01 02 03 04 05

Integrating Obligning Dominating Avoiding Compromising


(Problem Solving) (Smoothing) (forcing)
dalam cara ini lebih memusatkan gaya ini memaksa taktik menghindar gaya ini
bersama-sama perhatian pada karena cocok digunakan menempatkan
mengidentifikasikan upaya untuk menggunakan untuk menyelesaikan seseorang pada
masalah kemudian memuaskan pihak legalitas formal masalah yang posisi moderat, yang
mencari solusi untuk lain dari pada dirinya dalam penyeleesaian sepele. secara seimbang
pemecahan masalah sendiri. masalah memadukan antara
kepeningan sendiri
dan kepentingan
orang lain
NEGOSIASI
Negosiasi atau perundingan merupakan suatu proses tawar-menawar antara pihak-pihak yang terlibat
dalam konflik. Dalam perundingan ini diharapkan ada kesepakatan nilai antara dua kelompok tersebut.

Robbins (1999) menawarkan 2 strategi perundingan, yang meliputi:


Tawar-menawar distributif Tawar-menawar integratif
artinya perundingan yang berusaha untuk membagi yaitu perundingan yang mengusahakan satu
sejumlah tetap sumberdaya (suatu situasi kalah penyelesaian atau lebih yang dapat menciptakan
menang). pemecahan menang-menang.
.
Cara Negosiasi
Langkah-langkah perundingan sebagai berikut :

Perkenalan
Bersikaplah ramah terhadap
pihak lain dan ciptakan suasana Rundingkan Persoalan
yang santai dan tidak tegang.
Mulailah dengan mengajukan
apa yang anda inginkan dan
Peninjauan Umum sebaliknya

Jelaskan keinginan serta


sasaran yang akan dicapai
Sebutkan setiap perbedaan
yang ada atau harapan.
Kompromi
Agar kita mendapatkan sesuatu,
Latar Belakang tentu kita harus memberikan pula
sesuatu kepadapihak lain sebagai
Tinjaulah catatan kegiatan imbalannya
yang ada sebelum
perundingan

Penyelesaian
Penjabaran Pokok – pokok Jika persetujuan sudah disepakati oleh
persoalan kedua belah pihak, maka dibuatlah
dokumentasi dengan baik atau nota
Uraikan secara terinci apa yang ingin
persetujuan bersama dan
anda pecahkan/rundingkan
ditandatangaibersama.
Proses Negosiasi
Persiapan dan Perencanaan: apa yang diinginkan dari
perundingan, dan bagaimana sejarah yang
01 mendorong perundingan tersebut.

Ketentuan aturan-aturan dasar: siapa yang akan


02 terlibat, dimana diadakan, isu-isu apa yang akan
dibahas.

PROSES
Penjelasandan pembenaran: menerangkan,
NEGOSIASI 03 menegaskan, memperjelas, memperkuat dan
membenarkan tuntutannya kepada pihak yang lain.

Tawar-menawar dan pemecahan masalah: hakikat


04 proses perundingan adalah beri – ambil yang aktual
dalam upaya memperbincangkan suatu persetujuan.

05 Penutupan dan implementasi: langkah terakhir dalam


proses perudingan memformalkan persetujuan yang
telah dikerjakan dan melakukan pemantauan.
KESIMPULAN Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam
organisasi dalam organisasi ditentukan oleh persepsi
individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya
Konsep kekuasaan sangat penting konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik
untuk memahami bagaimana orang tersebut dianggap tidak ada.Sebaliknya, jika mereka
mampu saling mempengaruhi dalam mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada
organisasi. Meningkatnya kekuasaan konflik maka konflik tersebut telah menjadi
memberi penghargaan oleh kenyataan.Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan
bawahan terhadap atasannya sangat bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual,
terbatas pada sebagian besar interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi
organisasi. Beberpa organisasi (Muchlas, 1999).Konflik ini terutama pada tingkatan
memberikan mekanisme formal individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
kepada bawahan untuk
mengevaluasi pimpinannya. Namun, Faktor-faktor penyebab konflik
bawahan biasanya mempunyai 1. Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian
pengaruh tidak langsung reputasi dan perasaan. Setiap manusia adalah individu yang unik.
pimpinannya dan prospek untuk 2. Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga
mendpatkan kenaikan gaji atau membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
promosi. 3. Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
Menurut Wall (Robbins, 2007), negosiasi atau perundingan adalah proses dimana dua pihak atau
lebih bertukar barang atau jasa dan berupaya menyepakati nilai tukar barang dan jasa tersebut.
Negosiasi atau perundingan mewarnai interaksi hampir semua orang dalam kelompok dan
organisasi. Contohnya adalah tawar menawar antara karyawan dengan pihak manajemen mengenai
gaji.

KESIMPULAN Robbins (1999) menawarkan 2 strategi perundingan, yang meliputi:


Tawar-menawar distributif, artinya perundingan yang berusaha untuk membagi sejumlah tetap
sumberdaya (suatu situasi kalah menang).
Tawar-menawar integratif, yaitu perundingan yang mengusahakan satu penyelesaian atau lebih
yang dapat menciptakan pemecahan menang-menang.

Anda mungkin juga menyukai