Anda di halaman 1dari 34

IMPLEMENTASI SISTEM KEWASPADAAN

PANGAN DAN GIZI (SKPG) DALAM


PENANGANAN RAWAN PANGAN

Anang M. Legowo
PS Teknologi Pangan, FPP, Universitas Diponegoro

RAPAT KOORDINASI SKPG


DISHANPAN PROVINSI JAWA TENGAH
Ungaran, 16 Desember 2019
Prof. Anang M. Legowo, Ph.D
• Rawan Pangan Vs Ketahanan Pangan
1

• Arti dan Tujuan SKPG


2

• Implementasi SKPG
3

• Rangkuman
4

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


Rawan Pangan & Ketahanan Pangan

● Rawan Pangan adalah kondisi ketidak cukupan


pangan suatu daerah, atau rumah tangga pada
waktu tertentu untuk memenuhi standar
kebutuhan fisiologis bagi pertumbuhan dan
kesehatan masyarakat.
● Mengingat fungsi utama pangan adalah sbg
sumber zat gizi bagi tubuh dan sangat penting
untuk kesehatan, maka rawan pangan dapat
diidentikkan dg istilah Rawan Pangan dan Gizi.
Prof. Anang M. Legowo, Ph.D
Fungsi pangan secara umum:
● Untuk energi (tenaga) bagi tubuh.
● Untuk pertumbuhan/ perkembangan tubuh.
● Untuk perbaikan sel2 tubuh yang tua/ rusak.
● Menjaga keseimbangan cairan tubuh.
● Pertahanan tubuh terhadap penyakit.

Prof Anang M. Legowo, Ph.D


POSISI PANGAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL

Pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang:


1 • Merupakan hak asasi
• Tidak dapat ditunda

Pangan adalah bagian dari budaya, hasil


2 adaptasi antara manusia dan lingkungan

Sebagai komponen dasar untuk


3 mewujudkan sumber daya manusia yang
berkualitas;
Pilar utama pembanguan nasional utk
4 menjaga stabilitas ekonomi, sosial & politik.
Prof Anang M. Legowo, Ph.D
Jadi...
Jika individu/ seseorang/ masyarakat
mengkonsumsi pangan dengan nilai gizi yang
baik dan jumlahnya memadai/ mencukupi,
maka:
(1) Akan dihasilkan SDM (sumber daya
manusia) yang sehat, aktif, dan produktif.
(2) Akan menunjang keberhasilan
pembangunan nasional.

Prof Anang M. Legowo, Ph.D


Ketahanan Pangan:
adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi
negara/ daerah/ wilayah sampai rumah tangga
dan perseorangan, yang tercermin dari
ketersediaan pangan yang cukup (jumlah, mutu,
keamanannya), keterjangkauan/ kemudahan
diakses, serta pemanfaatan untuk dikonsumsi
oleh masyarakat/ perorangan.

(UU RI No. 18/2012 tentang Pangan)


Prof Anang M. Legowo, Ph.D
SISTEM KETAHANAN PANGAN NASIONAL

• Kebijakan Ekonomi dan Pangan


• Kebijakan Otonomi dan Desentralisasi

Sumberdaya
KETAHANAN PANGAN
 Lahan
 Air Ketersediaan SDM yang
 SDM tangguh (sehat,
 Teknologi aktif, produktif)
 Kelembagaan Keterjangkauan
 Budaya

Konsumsi

Prof Anang M. Legowo, Ph.D


Food insecurity Vs food security:
Istilah “Rawan Pangan” (food insecurity)
merupakan kondisi kebalikan dari ketahanan
pangan (food security).
Istilah rawan pangan dan gizi sering diperhalus
dengan istilah “terjadinya penurunan
ketahanan pangan”, meskipun pada dasarnya
pengertiannya sama.

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


Kondisi Rawan Pangan dan Gizi:
Ada dua jenis kondisi rawan pangan dan gizi:
(1) Terjadi berulang dan berkepanjangan (kronis/
chronical food insecurity),
(2) Bersifat sementara akibat keadaan darurat
seperti bencana alam maupun bencana sosial
(transien/ transitory food insecurity).

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


• Dampak dari kerawanan pangan dan gizi dapat
terjadi pada semua umur, baik orang tua,
dewasa, anak-anak, bayi maupun ibu hamil.
• Manifestasi kerawanan pangan dan gizi dapat
bersifat: sangat mendesak, sedang, dan tidak
mendesak/ belum mengkhawatirkan.
• Timbulnya berbagai masalah kerawanan
pangan dan gizi perlu “kewaspadaan”.

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi
(SKPG)
SKPG adl serangkaian proses untuk antisipasi
kejadian rentan pangan dan gizi melalui
pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan,
analisis, dan penyebaran informasi situasi
pangan dan gizi, serta investigasi mendalam
(depth investigation) bagi wilayah (kabupaten,
kecamatan yg diduga akan terjadi kerawanan
pangan dan gizi.
(Permentan/ Ketua Harian DKP No. 43 Th 2010)
Prof. Anang M. Legowo, Ph.D
Unair, 2019
Prof. Anang M. Legowo, Ph.D
Sifat informasinya?
Informasi yg diperoleh dari sistem tersebut
diatas dapat bersifat sebagai:
● Informasi peringatan dini (warning) tentang
kemungkinan terjadi suatu masalah.
● Informasi yang spesifik (spesific information)
untuk mempertajam kebijakan dan penyusunan
program.

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


Prof. Anang M. Legowo, Ph.D
Tujuan SKPG
Tujuan Khusus SKPG:
• Memberikan informasi secara
berkesinambungan tentang situasi pangan dan
gizi suatu wilayah.
• Menyusun rekomendasi kebijakan ketahanan
pangan dan gizi.

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


Tujuan Umum SKPG :
• Membangun atau menyediakan data dan
informasi situasi pangan yang mempengaruhi
status gizi pada skala rumah tangga, wilayah
dan nasional.
• Membangun atau menyediakan isyarat dini
kemungkinan terjadinya ganguan ketersediaan
pangan yang dapat mengakibatkan kerawanan
pangan dan gizi.

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


• Membangun atau menyediakan kebijakan
penyediaan kecukupan pangan.
• Membangun atau menyediakan kebijakan
serta tindakan penanggulangan kerawanan
pangan.
• Menfasilitasi institusi lintas sektoral maupun
swasta dalam menyusun program-program
yang mendukung ketahanan pangan.

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


Luaran umum SKPG disuatu daerah, al.:
• Tersedianya Peta kecamatan daerah rawan
pangan dan gizi.
• Adanya ramalan produksi dan ketersediaan
makanan pokok.
• Diketahuinya perkembangan pola konsumsi
dan status gizi.
• Adanya rumusan kebijakan bidang pangan dan
gizi.

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


Implementasi SKPG
Implementasi SKPG diharapkan menghasilkan,
Output:
• Tersedianya informasi situasi pangan dan gizi.
• Tersedianya rekomendasi
kebijakan ketahanan pangan dan gizi.
Outcome:
Meningkatnya kewaspadaan pangan dan gizi
untuk mendukung ketahanan pangan.
Prof. Anang M. Legowo, Ph.D
Identifikasi Tanda Rawan Pangan dan Gizi
● Implementasi SKPG harus dapat mengenali/
mengidentifikasi beberapa fenomena atau
tanda-tanda yang mengisyaratkan kemungkinan
terjadinya masalah kerawanan pangan dan gizi.
● Tanda-tanda tersebut dapat terkait dengan
berbagai aspek, seperti kurangnya produksi dan
cadangan pangan, status kurang gizi dan
gangguan kesehatan, serta masalah terkait
dengan sosial ekonomi.
Prof. Anang M. Legowo, Ph.D
(1) Tanda-tanda terkait dengan gejala
kurangnya produksi dan cadangan pangan:
• Terjadinya eksplosi hama dan penyakit pada
tanaman.
• Terjadi bencana alam berupa kekeringan,
banjir, gempa bumi, gunung meletus.
• Terjadi kegagalan tanaman pangan makanan
pokok.
• Terjadinya penurunan persediaan bahan
pangan setempat.

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


(2) Tanda-tanda terkait akibat rawan pangan
dan gizi serta gangguan kesehatan:
• Bentuk tubuh individu kurus.
• Ada penderita kurang kalori protein (KKP) atau
kurang makanan (KM).
• Terjadinya peningkatan jumlah orang sakit
yang dicatat di Balai Kesehatan Puskesmas.
• Peningkatan kematian bayi dan balita.
• Peningkatan angka kelahiran dengan angka
berat badan dibawah standar.

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


Penyakit Degeneratif di Indonesia:
(Hasil Riskesdas 2013, Foodreview Indonesia, 2014)

● Prevalensi sakit jantung koroner = 1,5%


● Prevalensi sakit stroke = 1,21%
● Prevalensi sakit diabetes mellitus = 2,1%
● Prevalensi sakit tumor/ kanker = 0,14%
● Prevalensi stunting (anak pendek) = 37,2%*)
Usia responden >15 tahun
*) Responden balita

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


(3) Tanda-tanda terkait dengan masalah sosial
ekonomi:
• Bahan pangan yang kurang biasa dikonsumsi
seperti umbi2an tertentu yang mulai
dikonsumsi sebagian masyarakat.
• Peningkatan jumlah masyarakat yang
menggadaikan aset.
• Peningkatan penjualan ternak, peralatan
produksi (bajak dan sebagainya).
• Meningkatnya kriminalitas.

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


Peran Berbagai Fihak ?
Peran Kepala Daerah:
• Menentukan daerah prioritas.
• Merumuskan tindakan pencegahan terhadap
ancaman krisis pangan dan gizi.
• Mengalokasikan sumberdaya secara lebih
efektif dan efisien.
• Mengkoordinasikan program lintas sektor.

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


Peran Pengelola Program :
• Penetapan lokasi dan sasaran.
• Menyusun kegiatan terpadu sesuai dengan
tugas pokok dan fungsi sektor.
• Proses pemantauan pelaksanaan.
• Pelaksanakan kerjasama lintas sektor.
• Mengevaluasi pelaksanaan program.

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


Peran Masyarakat:
• Kemungkinan kejadian krisis pangan di
masyarakat dapat dicegah.
• Ketahanan pangan ditingkat rumah tangga
meningkat.
• Melindungi golongan rawan dari keadaan yang
dapat memperburuk status gizi.

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


• Keluaran SKPG disuatu Kabupaten/Kota:
• Tersedianya Peta kecamatan daerah rawan
pangan dan gizi
• Adanya ramalan produksi dan ketersediaan
makanan pokok
• Diketahuinya perkembangan pola konsumsi
dan status gizi
• Adanya rumusan kebijakan bidang pangan dan
gizi

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


Beberapa Permasalahan?
● Sudahkah SKPG menjadi instrumen dalam
pencegahan dan penanggulangan rawan pangan
dan gizi?
● Apakah analisis situasi pangan dan gizi telah
dilaksanakan secara periodik?
● Apakah hasil/ informasi SKPG selalu di up
date?
● Apakah koordinasi lintas sektor dalam SKPG
telah berjalan secara efektif?
Prof. Anang M. Legowo, Ph.D
Rangkuman
☻ Rawan pangan tidak hanya berhubungan dg
state of poverty saja (seperti masalah
kelangkaan SDA, kekurangan modal, miskin
motivasi, dan tingkat aktivitas individu) utk
mencukupi konsumsi pangan, akan tetapi
terkait dg proses dinamis, seperti distribusi
pangan bagi individu/rumah tangga untuk
mencukupi kebutuhan/ konsumsi pangannya.

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


☻ Mengoptimalkan SKPG dalam menghadapi
tantangan kerawanan pangan dan gizi seperti:
• Akses ekonomi atau akses keuangan untuk
mendapatkan pangan.
• Ketersediaan infrastruktur yang berkelanjutan
untuk menunjang akses pangan.
• Percepatan intervensi untuk pencegahan dan
penurunan angka kekurangan gizi.
• Kerentanan resiko terhadap perubahan iklim.

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


☻ Menjawab dan memecahkan permasalahan
yang ada, sekaligus meningkatkan al.:
• Komitmen Pemda dlm membangun Ketahanan
Pangan.
• Revitalisasi kelembagaan SKPG dan
kelembagaan masyarakat.
• Pemberdayaan masyarakat.
• Diversifikasi pangan

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D


Terimakasih...
Maturnuwun...

Prof. Anang M. Legowo, Ph.D

Anda mungkin juga menyukai