Anda di halaman 1dari 18

“TRAUMA GINJAL”

Dosen Pembimbing
Wagiyo, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat

Disusun Oleh :
1. Nilla Dita Riana 5. Fauzy Waskito A.
2. M. Hasan Yusuf 6. Tania Setyo C.
3. Hidayat Syam N. 7. Sheilla Ratu B.H.
4. Ibi Yulia Setyani

SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG


KELOMPOK 1 JURUSAN KEPERAWATAN
3A3 RKI POLITEKNIK KESEHAHAN KEMENTERAN SEMARANG
2020
TRAUMA GINJAL

Definisi

• Trauma Ginjal adalah terjadinya cidera pada panggul, punggung


& abdomen atas yang dapat menyebabkan memar, laserasi atau
ruptur aktual pada ginjal. (Brunerr & Suddart, 2002)
ANATOMI GINJAL
Epidemiologi Trauma Gijal
8-10% kasus  trauma tumpul atau trauma abdominal
tembakan dan tikaman pada abdomen bagian atas
atau pinggang merupakan 10 – 20 % penyebab trauma
pada ginjal di Indonesia.

Pada trauma ginjal akan menimbulkan ruptur berupa


perubahan organik pada jaringan

85-90% trauma ginjal terjadi akibat trauma tumpul 


kecelakaan lalu lintas
Etiologi

3 penyebab utama trauma ginjal

• Trauma tajam
• Trauma iatrogenik
• Trauma tumpul
1. Trauma tajam  tembakan , tikaman
2. Trauma iatrogenik  disebabkan oleh tindakan operasi atau radiologi
3. Trauma tumpul
• Langsung : biasanya disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas, olah
raga, kerja atau perkelahian.
• Tidak Langsung : misalnya jatuh dari ketinggian yang menyebabkan
pergerakan ginjal secara tiba tiba di dalam rongga peritoneum.
Kejadian ini dapat menyebabkan avulsi pedikel ginjal atau robekan
tunika intima arteri renalis yang menimbulkan trombosis.
Klasifikasi Trauma Ginjal
Klasifikasi AAST (American Associate of Surgery)
Derajat Tingkat cedera
• Kontusio renis
• Terdapat perdarahan di ginjal tanpa kerusakan
jaringan, kematian jaringan maupun kerusakan
1
kaliks
• Hematuria dapat mikroskopik/ makroskopik
• Pemeriksaan CT-scan normal

2 Laserasi korteks < 1 cm, tidak sampai kaliks

3 Laserasi korteks > 1 cm, tidak sampai kaliks

Laserasi yang mengenai korteks, medulla, dan


4
pelviokaliks.
Cedera arteri atau vena renalis disertai perdarahan
Avulsi pembuluh darah  gangguan perdarahan
5
ginjal
Ginjal terbelah (shattered kidney)
Klasifikasi
Trauma renal digolongkan berdasarkan mekanisme cedera (tumpul versus penetrasi),
lokasi anatomis, atau keparahan cedera.

Berdasarkan mekanisme cedera

• Trauma renal minor, mencakup kontusi, hematom,


dan beberapa laserasi di korteks ginjal
• Trauma renal Mayor mencakup laserasi mayor disertai
ruptur kapsul ginjal
• Trauma renal Kritikal, meliputi laserasi multipel yang
parah pada ginjal disertai cedera pada suplai vaskuler
Patofisiologi Trauma Ginjal
Trauma Tumpul

Trauma Tajam
deselerasi

Hilus atau UPJ


Luka tusuk
(Ureteropelvic junction)

tergesernya ginjal
Parenkim ginjal

robekan pada tunika


intima
perdarahan
perdarahan ke dalam
dinding pembuluh darah

trombosis.
Manifestasi Klinis Trauma Ginjal
Trauma tumpul  jejas di daerah lumbal
Trauma tajam  tampak luka

Nyeri tekan daerah lumbal, dan ketegangan otot pinggang

Nyeri abdomen

Fraktur tulang iga terbawah

Hematuria makroskopik

Nausea dan vomiting

Ekimosis
Komplikasi

Komplikasi dini (terjadi dalam kurang dari 1 bulan setelah cedera) dapat
berupa perdarahan, infeksi, abses perinephric, sepsis, fistula urinari,
hipertensi, ekstravasasi urin dan urinoma

Komplikasi lanjut meliputi perdarahan, hidronefrosis, pembentukan


kalkulus, pyelonefritis kronik, hipertensi (<5%), fistula arteriovena, dan
pseudoaneurisma
Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanaan adalah untuk mengendalikan hemoragi, nyeri dan infeksi, untuk
mempertahankan dan melindungi fungsi ginjal, dan untuk mempertahankan drainase urin,

Hematuria merupakan manifestasi yang paling umum, hematuria mungkin tidak


muncul atau terdeteksi hanya melalui pemeriksaan mikroskopik. Sehingga urin yang
dikumpulkan dan dikirimkan ke laboratorium untuk dianalisis guna mendeteksi
adanya sel darah merah dan untuk mengikuti perjalan pendarahan. Kadar hematokrit
dan hemoglobin dipantau dengan ketat untuk melihat adanya hemoragi.

Pantau adanya oliguria dan tanda syok hemoragik, karena cedera pedikel atau ginjal
yang hancur dapat menyebabkan eksanguinasi (kehilangan banyak darah yang
mematikan).

Hematoma yang yang meluas dapat menyebabkan ruptur kapsul ginjal. Untuk
mendeteksi adanya hematoma, area disekitar iga paling bawah, lumbar vertebra atas
dan panggul, dan abdomen dipalpasi terasa nyeri tekan.

Terabanya massa disertai nyeri tekan,bengkak dan ekimosis pada panggul


atau abdominal menunjukkan adanya hemoragi renal.
Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan Laboratorium

• Hematuria, baik mikroskopik atau gross seringkali ditemui dalam cedera


ginjal
• Pemeriksaan hematokrit serial ditambah tanda vital digunakan untuk
evaluasi kontinu pasien dengan trauma
• Penurunan hematokrit dan kebutuhan transfusi darah merupakan tanda
tidak langsung dari perdarahan
• Pemeriksaan kreatinin serum dalam 1 jam pasca trauma mencerminkan
fungsi ginjal sebelum terjadinya cedera

Pemeriksaan radiologi

• Indikasi:
• Semua pasien dengan trauma penetratif
• Semua trauma tumpul dengan mekanisme cedera yang jelas
• Semua trauma tumpul dengan hematuria gross
• Semua trauma tumpul dengan hipotensi
• Semua pasien anak dengan 5 sel darah merah/high power field dalam
urinnya
Pemeriksaan Diagnostik

USG
• Dapat mendeteksi laserasi ginjal tetapi tidak dapat
secara akurat menilai kedalaman dan luasnya
• Untuk follow-up lesi parenkim atau hematoma

Hanya dengan
Doppler berwarna
maka cedera
vaskuler dapat
didiagnosis.

(a,b) terlihat defek berdiameter 4.5 mm pada pelvis renali.


(c) penampakan USG Doppler berwarna, terlihat aliran warna pada ginjal yang
berhubungan dengan kompresi oleh urinoma
Pemeriksaan Diagnostik
CT Scan

• gold standard
• mendeteksi lokasi cedera, kontusio, dan segmen yang
mengalami devitalisasi, memvisualisasikan keseluruhan
retroperitoneum dan hematoma, serta secara
bersamaan dapat memberikan gambaran abdomen
dan pelvis.
Grade 1 • mengidentifikasi jenis dan luas perlukaan dan juga
lebih bermanfaat untuk melihat organ
retroperitoneum, khususnya ginjal.

Grade 2 Grade 3 Grade 4 Grade 5


Pemeriksaan Diagnostik

Angiografi

• Diindikasikan untuk pasien stabil yang merupakan kandidat


untuk kontrol radiologis perdarahan yang terlihat pada CT.
• spesifik untuk menentukan lokasi pasti dan derajat cedera
vaskular.
• menentukan laserasi ginjal, ekstravasasi, dan cedera pedikel.

Radionuclide scans

• Secara umum hanya digunakan pada pasien dengan alergi


terhadap kontras iodin.
Pemeriksaan Diagnostik

Angiografi

• Diindikasikan untuk pasien stabil yang merupakan kandidat untuk kontrol


radiologis perdarahan yang terlihat pada CT.
• spesifik untuk menentukan lokasi pasti dan derajat cedera vaskular.
• menentukan laserasi ginjal, ekstravasasi, dan cedera pedikel.

Intravenous Urography (IVU)

• Injeksi kontras melalui IV bolus sebanyak 2 mL/kg dan kemudian diikuti


dengan pemeriksaan foto polos setelah 10 menit
• Dengan IVU bisa dilihat fungsi kedua ginjal, serta luasnya ekstravasasi
urin dan pada trauma tembus bisa mengetahui arah perjalanan peluru
pada ginjal. IVU sangat akurat dalam mengetahui ada tidaknya trauma
ginjal. Namun untuk staging trauma parenkim, IVU tidak spesifik dan
tidak sensitive.
Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai