Anda di halaman 1dari 32

STUDY KASUS

EKSPLORASI
BAHAN GALIAN
ZEOLIT
ZEOLIT
• Mineral zeolit adalah senyawa alumina silikat hidrat dengan logam alkali
yang merupakan kelompok mineral yang terdiri dari beberapa jenis mineral
• Hampir seluruh endapan zeolit yang ditemukan di Indonesia tersusun oleh
mineral klinoptilolit, mordenit atau campuran keduanya, kadang - kadang
sedikit mengandung mineral heulandit. Disamping mengandung mineral
tersebut zeolit juga mengandung mineral pengotor seperti kwarsa,
plagioklas, montmorilonit, pirit, kaolin dan lain - lain.
• Warna bahan galian zeolit beraneka ragam antara lain hijau, putih
kehijauan, putih merah daging, coklat abu - abu kebiruan dan lainnya
bergantung dengan kondisi lingkungan yang mempengaruhinya.
GENESA ZEOLIT
Zeolit ditemukan dalam batuan tufa yang terbentuk hasil sedimentasi debu
vulkanik yang telah mengalami proses alterasi. Sebagai produk piroklastik atau
aktivitas gunung api berupa semburan ke udara yang kemudian jatuh kedalam
suatu lingkungan pengendapan, selanjutnya bahan tersebut mengalami rombakan
oleh aktivitas air dan terendapkan kembali pada lingkungan pengendapan yang
lain, karena aktivitas tektonik berupa pengangkatan dan diikuti oleh proses
eksogenik yang intensif menyebabkan bahan galian tersebut tersingkap seperti
saat ini. Proses alterasi berlangsung pada lingkungan pengendapan yang baru
menyebabkan terubahnya sebagian material gelas vulkanik yang berukuran halus
menjadi mineral zeolit. Secara geologi endapan zeolit terbentuk karena proses
sedimentasi debu vulkanik pada lingkungan danau yang bersifat alkali, proses
diagenetik dan proses hidrothermal.
LOKASI PENELITIAN
• Lokasi Daerah Penelitian terletak lebih kurang 350 Km
dari ibukota Propinsi Sumatera Utara. Secara
administratif termasuk kedalam wilayah Kecamatan
Simangumban Kabupaten Tapanuli Utara dengan
koordinat geografis 99008’20” BT – 99008’25” BT dan
01001’20” LU– 01001’25” LU.
EKSPLORASI ZEOLIT
• Pemetaan geologi dilakukan untuk mengetahui seberapa luas penyebaran endapan zeolit, kemudian menentukan batas - batas
satuan litologi, jenis satuan batuan dan kondisi dilapangan secara ril.
• Secara megaskopis endapan zeolit didaerah Simangumban berwarna putih kehijauan - hijauan, berbutir halus, kompak dan keras
dengan bentuk pecahan sub koncoidal.
Berikut ini merupakan kenampakan sifat - sifat fisik endapan zeolit secara megaskopis yang dijumpai dilapangan adalah,
• Warna segar : Putih kehijau – hijauan
• Cerat : Putih
• Kekerasan : 1 – 2
• Kilap : Tanah
• Sifat dalam : Rapuh
• Bentuk kristal : Amorf
• Sifat lain : Ringan, kompak dan padat
• Pecahan : Konciodal
Singkapan zeolit dilapangan
PENGEBORAN
Untuk mengetahui ketebalan lapisan endapan zeolit dan variasinya
dilakukan dengan pemboran, hasil pemboran diharapkan dapat diketahui
tebal lapisan endapan zeolit. Alat bor yang digunakan adalah hand Auger
bor atau bor tangan, dengan mata bor spiral diameter 4 inchi. Tenaga kerja
pemboran sebanyak 4 orang dengan memakai tenaga kerja setempat.
Pekerjaan pemboran dilakukan dengan pengamatan sampel setiap 40 cm
kedalaman karena panjang spiralnya 40 cm. kendala yang dihadapi dalam
pelaksanaan pemboran adalah menembus lapisan lempung karena bornya
macet, disamping itu apabila pemboran menembus lapisan berpasir,
contohnya akan terlepas kembali dari mata bor sehingga tidak akan
mendapatkan sampel.
Metode Area of Influence untuk perhitungan cadangan dilakukan
sebagai berikut :
• Untuk setiap lubang bor ditentukan suatu batas daerah pengaruh
yang dibentuk oleh garis-garis berat antara titik terdekat
disekitarnya.
• • • • •
• Masing-masing daerah / blok
• diperlukan sebagai poligon yang
mempunyai kadar dan•ketebalan• yang• konstan
• yaitu sama dengan
kadar dan ketebalan titik bor di dalam poligon tersebut.
• • • • •
Berdasarkan hasil pemboran yang dilakukan di 6 titik bor yang
dilakukan dari 9 titik bor yang direncanakan pada daerah
penelitian didapatkan ketebalan yang bevariasi, hal ini
disebabkan keadaan morfologi daerah penelitian relatif tidak
seragam (bergelombang). Kedalaman yang dapat dicapai hanya 8
meter karena lebih dari 8 meter dengan tenaga 4 orang pemboran
tidak dapat diteruskan.
PERHITUNGAN
• Perhitungan CADANGAN
cadangan endapan zeolit didaerah Simangumban
dilakukan dengan menggunakan metode Cross section methode,
dimana penampang-penampang dengan perhitungannya
diperoleh dari data bor. Luas penampang diukur dengan metode
planimeter.
V = L1 + 4L2 + L3 XD / 6
Dimana :
V = volume dalam (M3)
L1 = Luas penampang pertama (M2) L2 = Luas
penampang kedua (M2) L3 = Luas penampang ketiga
(M2)
D = Jarak antara penampang pertama dengan
penampang ketiga
Eksplorasi
Batu Gamping Sebagai Daerah Gandu Dan Sekitarnya,
Kecamatan Bogorejo, Kabupaten Blora, Jawa Tengah
Latar
Belakang
Sebagai kebutuhan bahan baku semen batu gamping menjadi salah satu jenis bahan galian
yang paling di cari, untuk itu perlu dilakukannya eksplorasi terhadap bahan galian
tersebut.
Lokasi
Lokasi penelitian terletak di Desa Karangdawa, Kecamatan Margasari, Kabupaten
Tegal, Jawa Tengah. Lokasi penelitian merupakan Wilayah Izin Usaha
Pertambangan eksplorasi PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk., dengan
komoditas batugamping
Fisiografi Jawa Tengah (Van Bemmelen,1949)
Peta geologi regional daerah
penelitian (Djuri et al.,1996)
Pada kegiatan ini dilakukan pengamatan dan pengambilan data mengenai informasi geologi
secara langsung dilapangan berupa pengambilan titik koordinat, pengamatan litologi dan
struktur geologi pada singkapan batuan, pengambilan sampel batuan permukaan serta
pengambilan dokumentasi lapangan. Pengambilan sampel batuan permukaan dilakukan pada
singkapan batuan berjumlah 10 titik di sekitar masing-masing titik bor dengan menggunakan
Metode Pemboran (Borehole Sampling).

Uji Laboratorium

1.Petrografi Analisis petrografi, dilakukan untuk menganalisa mineralogi berupa struktur dan
tekstur batuan serta komposisi mineralnya yang digunakan untuk menentukan klasifikasi nama
batuan dan model geologi. Analisis ini dimulai dengan membuat preparasi sampel batuan
setangan berjumlah 10 sampel menjadi sayatan tipis (thin section) setebal 0,3 mm, lalu kemudian
dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop polarisasi di Laboratorium Pusat Departemen
Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada.
2.X-Ray Fluorescence spectrometry (XRF), Analisis XRF digunakan untuk menentukan unsur
kimia utama (major element) dan unsur minor (minor element) pada sampel batuan. Pada
penelitian ini analisis XRF dilakukan pada 10 sampel batuan setangan dan dianalisa di
Laboratorium Pusat Survei Geologi, Badan Geologi, Bandung. Data hasil analisis ini selain untuk
mengetahui kandungan unsur kimia di dalam batugamping, juga digunakan untuk mengetahui
kualitas batugamping sebagai bahan baku semen.
3. Sifat Fisik dan Mekanik Batuan, Uji sifat fisik dan mekanik batuan dilakukan pada sampel data
hasil pemboran inti (coring), data ini merupakan data sekunder. Untuk data sifat fisik batuan
Analisis petrografi dilakukan pada sampel permukaan berjumlah 10 titik yang berada pada satuan
litologi batugamping.
berdasarkan hasil analisis tersebut dengan menggunakan klasifikasi Dunham (1962), didapat 3
jenis klasifikasi batugamping yaitu :mudstone, packstone, dan wackstone. Secara umum
mineralogi dari satuan litologi batugamping mempunyai komposisi antaralain foram bentonik,
mikrit, sparit, kalsit, serta terdapat rongga.Berdasarkan pengamatan petrografi secara
keseluruhan batuan didominasi oleh kandungan sparit sehingga secara mineralogi jika dikaitkan
dengan sifat keteknikan batuan masuk ke dalam kategotri batuan sparitic limestones yang
mempunyai nilai konstanta batuan (mi) sebesar 10.

Analisis geokimia batuan metode XRF dilakukan di Laboratorium Pusat Survei Geologi Badan
Geologi Bandung, dengan menganalisa 10 titik sampel batuan permukaan. Hasil analisis
menghasilkan komposisi dan kandungan berupa senyawa dan unsur kimia yang terdapat dalam
batuan, Hasil analisis ini menunjukkan bahwa pada litologi satuan batugamping mengandung
mineral atau material karbonat diatas 50%, sehingga batuan tersebut termasuk kedalam batuan
sedimen karbonat.
Pemodelan geologi dilakukan menggunakan perangkat lunak Micromine 2016 di Laboratorium Bahan
Galian, Departemen Teknik Geologi, Universitas Gadjah Mada. Tujuan dari pemodelan geologi adalah
untuk mengetahui kondisi geologi bawah permukaan baik 2 dimensi maupun 3 dimensi berdasarkan
data dari masing-masing lubang bor.
Klasifikasi massa batuan yang digunakanadalah klasifikasi Geological Strength Index (GSI) yang
merupakan klasifikasi massa batuan yang digunakan untuk mengestimasi kekuatan massa batuan
pada kondisi geologi yang berbeda melalui deskripsi batuan inti.Pengklasifikasian massa batuan
dilakukan pada 10 titik bor berdasarkan dua parameter, yaitu joint condition (Bieniawski, 1989) dan
Rock Quality Designation (Deere, 1963).
Model GeoteknikModel geoteknik dibangun dari model geologi dan model rockmass. Model geologi
memberikan informasi mengenai kondisi geologi berupa struktur geologi dan satuan litologi,
sedangkan model rockmassmemberikan informasi mengenai kekuatan massa batuan berdasarkan
analisis dan perhitungan sifat fisik dan mekanik batuan dengan metode klasifikasi massa batuan
tertentu, dalam penelitian ini digunakan klasifikasi metode Geological Strength Index (GSI).
Analisis Kestabilan Lereng Analisis kestabilan lereng dilakukan pada sembilan penampang titik
bor, pada masing-masing titik bor dilakukan simulasi sebanyak tiga model geometri dengan tnggi
lereng yang sama yaitu 10 meter, serta lebar jenjang dan sudut kemiringan lereng tunggal yang
berbeda Input parameter data analisis pada software SLIDE diantaranya yaitu :unit weight,
cohesion, phi, UCS, nilai konstanta (s, m, dan a) serta nilai GSI. Nilai Faktor Keamanan (FK) yang
diambil adalah nilai terkecil yangmasih aman atau nilai FK ≥ 1,5 dengan sudut kemeringan lereng
yang paling terjal.
Pada penelitian ini pembuatan desaintambang terbatas hanya sampai pada penentuan batas
akhir penambangan (ultimate pit limit), dikarnakan tidak ada data parameter ekonomi,
sehinggapenentuan ultimate pit limit berdasarkan pada batas wilayah IUP PT. Indocement,
kemudian dari ultimate pit limit ini akan dibuat pit tambang yang menghasilkan keluaran berupa
volume material yang tergali dan cadangan tertambang (mineable reserve). Proses pembuatan
desain pit tambang menggunakan software Vulcan 9.0.2.
Estimasi cadangan dapat diketahui berdasarkan pit tambang yang telah terbentuk dan
dihitung dengan menggunakansoftware Vulcan9.0.2. Jumlah cadangan yang bisa ditambang,
dihitung berdasarkan model cadangan di setiap kemajuan tambang per elevasinya, pada
penelitian ini kemajuan penambangannya sesuai dengan tinggi jenjangnya yaitu per 10 meter.
Berdasarkan model cadangan dan bentuk topografinya, penambangan dapat dimulai pada
elevasi tertinggi 120 meter sampai kedalaman elevasi 40 meter. Model cadangan yang bisa
ditambang dapat dilihat pada gambar 4.5 dan 4.6dengan rekapitulasi volume dan tonasenya
dapat dilihat pada tabel4.6.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai