Anda di halaman 1dari 7

Pengetahuan Apriori dan Pengetahuan Aposteriori

Menurut Aristoteles, A lebih dulu dari B jika dan hanya jika B tidak
bisa ada tanpa A. dengan pembedaan itu, berarti A lebih dulu dari B
jika dan hanya jika kita tidak bias mengetahui B jika kita tidak
mengetahui A.
Pengetahuan Apriori
Istilah apriori secarah harfiah berarti “dari yang dulu atau sebelum”.

Menurut Leibniz, mengetahui realita secara apriori adalah mengetahuinya dengan


mengenakan sebab pada realitas itu. Jadi, mengetahui secara apriori adalah dengan
memahami apa yang menjadi sebabnya, apa yang menimbulkan dan memungkinkan hal
itu ada/terjadi. “kebenaran apriori, atau kebenaran yang berasal dari akal budi”.
Kebenaran apriori dapat dibuktikan dengan melihat keterkaitannya dengan proposisi yang
sama.
Proposisi Apriori
Proposisi apriori adalah proposisi yang kebenarannya bisa diketahui
lepas dari pengalaman. Tanpa pengalaman apa pun kita bisa
mengetahui proposisi ini. Artinya proposisi ini dapat dibuktikan
kekeliruannya atau dibuktikan sebagai salah hanya dengan
mengandalkan akal budi, tanpa harus merujuk pada pengalaman apa
pun. Dengan kata lain, kebenaran dari suatu proposisi apriori diketahui
hanya dengan mengkaji proposisi itu sendiri.
Misalnya, proposisi apriori berbunyi: Kerusuhan akhir-akhir ini disebabkan
oleh kesenjangan sosial. Premisnya, kesenjangan sosial menyebabkan
sebagian besar warga yang miskin merasa dirugikan, merasa tidak adil,
dan karena itu tidak dapat menerima kenyataan sosial seperti itu.
Akibatnya kalau kenyataan sosial itu tidak diperbaiki, mereka akan
berontak untuk mengubah kenyataan sosial itu dengan mengadakan
demonstrasi atau berbagai kerusuhan sosial. Karena kenyataan sosial
sekarang ini tidak banyak berubah, bisa dipastikan bahwa kerusuhan yang
terjadi akhir-akhir ini disebabkan oleh kesenjangan sosial. Apakah betul
demikian? Secara apriori betul, tapi secara empiris, aposteriori, belum
tentu. Contoh lain adalah ramalan Marx mengenai revolusi proletar. Atau
pula, proposisi bahwa pasar bebas akan merugikan kelompok kecil.
Dengan kata lain, proposisi apriori menyuguhkan pembuktan
kebenarannya sendiri. Kebenaran berasal dari proposisi itu sendiri.
Pengetahuan Aposterirori
Istilah Aposteriori secarah harfiah berarti “dari apa yang sesudahnya”.

Menurut Leibniz, mengetahui realitas secara aposteriori berarti


mengetahuinya berdasarkan apa yang ditemukan secara aktual di dunia
ini, yaitu melalui pancaindra, dari pengaruh yang ditimbulkan realitas
itu dalam pengalaman kita. “kebenaran aposteriori atau kebenaran
yang berasal dari fakta”, kebenaran aposteriori hanya bisa dilihat
sebagai benar berdasarkan pengalaman.
Proposisi Aposteriori
Proposisi Aposteriori adalah proposisi yang kebenarannya hanya bisa
diketahui dengan merujuk pada pengalaman tertentu. Contohnya,
kerusuhan akhir-akhir ini didalangi oleh pihak ketiga. Kebenarannya
hanya bisa dibuktikan dengan mengajukan pihak ketiga sebagai
dalangnya, dengan berbagai bukti yang dipercaya.

Anda mungkin juga menyukai