Anda di halaman 1dari 12

SISTEM IMUN

Kelompok 1

 Atika Nurya Febrianti (11519145)  Gabriel Mathew Djarapi (12519529)


 Dian Triindah (11519763)
 Mayang Evatri Hanjani (13519626)
 NurMaharani (14519921)
 Dinda Zhafira (11519867)
 Tiara Nurulita Wahyu (16519356)
DEFINISI
• Imunitas adalah kemampuan tubuh untuk melawan
penyakit agar terhindar dari penyakit tersebut .
PERAN SISTEM KEKEBALAN TUBUH
 Pertahanan melawan mikroba
 Pertahanan melawan pertumbuhan sel tumor
 membunuh pertumbuhan sel tumor
 Homeostasis
 Penghancuran sel-sel abnormal atau mati (mis. sel darah merah
atau putih mati, kompleks antigen-antibodi)
GAMBARAN UMUM SISTEM KEKEBALAN TUBUH

Sistem Imun

Bawaan Adaptif
(Non Spesifik) (Spesifik)
JENIS IMUNITAS NON SPESIFIK – PERTAHANAN I
• Kulit
• Membran mukosa
• Sekresi
JENIS IMUNITAS NON SPESIFIK – PERTAHANAN
II
• Sel darah putih fagositik
• Protein antimikroba
• Respons peradangan
JENIS IMUNITAS SPESIFIK – PERTAHANAN III
• Limfosit
• Antibodi
RESPON ANTIBODI DI DALAM TUBUH
• Respon Primer
Kontak pertama sel B limfosit & sel T limfosit dengan antigen. Sel B
akan membutuhkan waktu beberapa hari untuk menjadi sel plasma
yang akan memproduksi antibodi & sel B memori
• Respon Sekunder
Apabila antigen yang sama menginfeksi tubuh, sel B memori cepat
mengenali antigen & membelah menjadi sel B plasma, sehingga
tubuh menjadi imun terhadap antigen tersebut
KELAINAN IMUNITAS
o Atopi
Suatu kondisi dimana tubuh memiliki respon imun yang berlebihan terhadap
beberapa zat-zat asing yang berpotensi dikenali tubuh sebagai musuh
o Alergi
Reaksi antigen dengan antibodi atau sel T yang melebihi normal sehingga
menimbulkan gejala sakit dan kerusakan sel tubuh
o Autoimun
Sistem imunitas menyerang sel tubuh sendiri. Contoh penyakit auto imun
adalah Lupus, Rhematoid Arthritis, dll
PSIKOLOGI MEMPENGARUHI SISTEM IMUN
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh para pakar sistem saraf di University of
Massachusetts Medical School dan University of Virginia, disebutkan bahwa hasrat atau
kecenderungan seseorang untuk bersosialisasi mungkin saja dipengaruhi oleh sistem
kekebalan tubuh yang terdapat di sistem saraf pusat. Penelitian ini dilaksanakan melalui
sebuah uji laboratorium terhadap tikus.
Untuk melawan patogen, sel limfe akan melepaskan sebuah molekul protein yang
membentuk sistem imun bernama interferon gamma. Untuk menguji pengaruh molekul ini
terhadap pola perilaku tikus, para peneliti menyumbat saluran protein interferon gamma.
Ketika tersumbat, tikus yang menjadi subjek penelitian menunjukkan perilaku hiperaktif 
dan menjadi tidak tertarik untuk bersosialisasi atau bergabung dengan tikus-tikus lainnya.
Saat peneliti membuka kembali saluran tersebut, tikus itu pun kembali menunjukkan
perilaku yang normal dan mau bersosialisasi lagi.
Bagaimana dengan manusia?
Saat ini memang belum ada penelitian yang mempelajari sistem imun
dan dampaknya terhadap kecenderungan sosial seseorang. Namun,
ahli saraf di seluruh dunia telah berhasil melihat kemiripan antara
struktur otak tikus dengan manusia. Selain itu, para peneliti yang
menerbitkan studinya dalam jurnal internasional Nature ini
berpendapat bahwa seperti halnya tikus, manusia juga merupakan
makhluk sosial. Untuk bertahan hidup, manusia perlu bersosialiasi.
Inilah mengapa tubuh mengembangkan daya tahan tersendiri yang
bisa menangkal penularan virus, bakteri, dan penyakit yang mungkin
dibawa oleh orang lain.
Seperti yang dilaporkan oleh MNN, Jonathan Kipnis sebagai salah
seorang kepala penelitian ini mengungkapkan bahwa tubuh manusia
senantiasa menjadi medan pertempuran antara patogen dan sistem
kekebalan tubuh. Maka, sebagian kepribadian Anda bisa saja
dipengaruhi oleh sistem kekebalan tubuh.  
Lagipula, berbagai gangguan sistem saraf yang menyebabkan
masalah pada pola bersosialisasi seperti autisme, dementia,
dan penyakit skizofrenia memang menunjukkan sistem kekebalan
tubuh yang lemah pada tubuh penderitanya. Banyak juga penelitian
yang sudah membuktikan bahwa kebahagiaan seseorang sangat
bergantung pada kondisi kesehatannya secara keseluruhan.
Berarti, bisa disimpulkan bahwa pola perilaku (termasuk
kecenderungan bersosialisasi) yang diatur oleh sistem saraf pusat
pada otak sangat erat kaitannya dengan kekebalan tubuh
seseorang.

Anda mungkin juga menyukai