Anda di halaman 1dari 23

PERILAKU BIAYA

Model Regresi dan Keputusan Manajemen

Dosen : SUDIRMAN, S.E., M.AK


METODE MEMISAHKAN BIAYA CAMPURAN
MENJADI KOMPONEN BIAYA TETAP DAN
VARIABEL
Minggu lalu kita telah membahas mengenai
pengertian serta cara pengidentifikasian biaya
berdasarkan perilakunya, kita mengambil kesimpulan
bahwa biaya berdasarkan perilakunya dibagi
berdasarkan biaya tetap, biaya variabel dan biaya
campuran. Untuk mengkategorikan biaya sebagai biaya
tetap dan variabel memang tidak terlalu sulit. Tetapi
bagaimana ketika biaya tersebut masuk dalam kategori
biaya campuran? Dimana kita ketahui bahwa biaya
campuran memiliki dua komponen biaya dimana
didalamnya terdapat biaya tetap dan variabel.
Dalam pembahasan kali ini kita akan berfokus pada
bagaimana menghitung biaya tetap dan variabel yang
melekat pada suatu objek biaya. Dimana informasi
yang tersedia biasanya hanyalah jumlah biaya suatu
aktivitas dan jumlah penggunaan aktivitas. Sebagai
contoh, sistem akuntansi biasanya akan mencatat
jumlah biaya keseluruhan aktivitas.
Karena pencatatan akuntansi hanya mengungkapkan
jumlah biaya dan penggunaan biayacampuran
tersebut, jumlah biaya secara keseluruhan perlu
dipisahkan menjadi komponen tetap dan variabel.
Kembali mengingatkan, pentingnya pemisahan dan
pendeteksian biaya tersebut adalah untuk pengmbilan
keputusan manajemen guna mengefesiensikan
penggunaan biaya.
Ada tiga metode yang digunakan secara luas
untuk memisahkan biaya campuran menjadi
komponen biaya tetap dan variabel. Yaitu metode
Tinggi Rendah, Scatterplot dan metode kuadrat
terkecil. Data yang sama akan digunakan untuk
ketiga metode yang akan kita bahas, sehingga
perbandingan antar ketiga metode dapat terlihat.
Data telah diakumulasikan untuk aktivitas
penyetelan di pabrik Reddy Heaters. Manajer
pabrik percaya bahwa waktu penyetelan adalah
penggerak yang baik untuk aktivitas penyetelan
lini produksi.Anggaplah catatan akuntansi pabrik
memperlihatkan biaya dan waktu penyetelan
selama 5 bulan terakhir.
BULAN BIAYA PENYETELAN WAKTU PENYETELAN (JAM)
JANUARI Rp. 1.000 100
FEBRUARI 1.250 200
MARET 2.250 300
APRIL 2.500 400
MEI 3.750 500

Tampilan 3-5
• Metode Tinggi-Rendah
Geometri dasar menjelaskan, bahwa dua titik diperlukan untuk menarik
dan membuat suatu garis. Metode tinggi rendah adalah metode untuk
membuat persamaan suatu garis lurus dengan terlebih dahulu memilih dua
titik (titik tinggi dan titik rendah) yang akan digunakan untuk menghitung
parameter perpotongan dan kemiringan. Perhatikan bahwa titik tinggi dan
rendah ditentukan oleh jumlah tinggi dan rendah variabel bebas. Perlu
diingat bahwa metode ini adalah prediksi saja, tidak menggambarkan yang
sebenarnya. Karena dalam menghitung biaya tetap dan biaya variabel yang
sudah tercampur itu tidak bisa diketahui secara pasti, maka dilahirkanlah
beberapa metode untuk memprediksi keluaran dari biaya tetap dan variabel
tersebut.
Persamaan untuk menentukan biaya variabel
dan biaya tetap per unit adalah dengan metode
tinggi rendah :

Biaya Variabel per unit = (Biaya tinggi-biaya rendah)/ (keluaran tinggi

– keluaran rendah)
Dan
Biaya Tetap = Jumlah biaya titik tinggi – (Biaya Variabel per unit x

Keluaran Tinggi)
Atau

Biaya Tetap = Jumlag Biaya titik rendah – (Biaya variabel per unit x
Dalam kasus Reddy Heaters (perhatikan tmpilan 3-5) , titik
tinggi adalah 500 jam penyetelan dengan biaya sebesar
Rp.3.750. titik rendah adalah 1100 jam dengan biaya
Rp.1.000. setelah titik tinggi dan rendah ditentukan, maka
nilai biaya tetap dan variabel dapat dihitng sebagai berikut.

Biaya Variabel per unit = (Rp. 3.750 - Rp.1.000) / (500 – 100)


= Rp. 2.750 / 400
= Rp.6,875
Biaya Tetap = Rp. 3.750 – (Rp. 6,875 x 500)
= Rp. 312,50
Jadi data diatas, dimana Rp. 6,875 ada nilai dari biaya variabel per unit dari
aktivitas penyetelan 5 bulan terakhir readdy Heater dan Rp. 312,50 adalah
total biaya tetapnya. Jadi dengan menggunakan metode tinggi rendah kita
bisa memisahkan antara biaya tetap dan biaya variabel pada biaya
campuran tadi.
selain memprediksi biaya tetap dan variabel dengan menggunakan data masa
lalu, kita juga bisa memprediksi berapa total biaya yang akan dikeluarkan untuk
aktivitas kedepan, dengan memasukkan rumus berikut, dengan memasukan data
yang kita peroleh tadi :

Jumlah Biaya = Rp. 312,50 + (Rp. 6,875 x Waktu penyetelan)

Anggaplah, jika untuk bulan juni diharapkan waktu penyetalan sebanyak 350 jam,
rumus biaya diatas akan memprediksi jumlah biaya bulan juni.

Jumlah Biaya = Rp. 312,50 + ( Rp. 6,875 x 350 jam)


= Rp.312,50 + Rp. 2.406,25
= Rp. 2.718,75
Dimana, biaya variabelnya adalah Rp. 2.406,25 dan biaya tetapnya adalah Rp.
312,50.

untuk memahami lebih lanjut menhenai kelemehan dan kenggulan metode tinggi
rendah ini silahkan kalian baca di buku Akuntansi manajemen yang ada atau bisa cari
via googling.
• Metode Scatterplot Biaya
Penyetelan
Metode Scatterplot adalah suato
Rp.4.500
metode penentua persamaan suatu
4.000
garis dengan menggambarkan data 5
dalam suatu grafik. Langkah 3.500

pertama dalam menerapkan 3.000


metode Scatterplot ini adalah 2.500
4
mengumpulkan data dari suatu 2.000 3
kegiatan yang ingin di ukur dimasa 1.500
lalu, dalam hal ini kita kembali 1.000 2
menggunakan data pada tampilan 1
500
3-5 dimana kita mengukur biaya
penyetelan pada Reddy Heaters 100 200 300 400 500
Tampilan 3-6 Waktu Penyetelan
Company. Langkah selanjutnya
masukkan data tersebut kedalam
sebuah grafik.seperti pada tampilan
3-6. Grafik tersebut dinamakan
grafik scatter.
Grafik scatter dapat membantu memberikan pengetahuan
hubungan antara biaya dan penggunaan aktivitas. Setelah
menggambarkan grafiknya kemudian langkah selanjutnya yaitu
memilih dua titik yang dianggap bisa wakili semua data yang
ada, dalam memutuskan hal ini seorang manajer harus
menggunakan intuisi yang tepat untuk menentukan dua titik
yang tepat, salah satu langkah yang biasanya di ambil untuk
memudahkan memilih titik yang tepat adalah menarik garis
linier dari grafik yang ada antara satu titik ke titik yang lain,
atau dengan kata lain menarik garis lurus.
pada tampilan 3-6 ketika kita menarik garis linier atau garis
lurus, titik yang bisa dperoleh adalah (1-3, 1-5, atau 2-4).
Karena ada banyak titik yang linier setelah kita menarik garis,
kita hanya harus memilih dua titik yang dianggap paling
mewakili, pada contoh kali ini kita akan memilih titik 1 dan 3.
Dengan asumsi bahwasanya pilihan garis yang terbaik adalah garis yang melalui titik
1 dan 3, biaya variabel per unit dan biaya tetapnya dapat dihitung dengan cara berikut.
Pertama, karena titik 1 ditunjukkan dengan Biaya dan waktu penyetelan sebesar ( Rp
1.000 dan 100) dan titik 3 biayanya ( 300 dan Rp 2.250).

Biaya Variabel per unit = (Biaya titik 3 – Biaya Titik 1) / ( waktu titik 3 dan waktu titik 1)
= (Rp 2.250 – Rp 1.000) / (300 – 100)
= Rp 1.250/200
= Rp 6,25
Jadi, biaya variabel per jam penyetelan adalah Rp 6,25. Dengan menggunakan biaya variabel
per unit langkah selanjutnya adalah menghitung komponen biaya tetapnya. Kita bisa
menggunakan titik 3 maupun titik 1. perhatikan contoh berikut :

Jika menggunakan titik 3


Biaya Tetap = Rp 2.250 – (Rp 6,25 x 300)
= Rp 375
Atau, jika menggunakan titik 1
Biaya Tetap = Rp 1.000 – ( Rp 6,25 x 100)
= Rp 375
Seperti yang dijelaskan sebelumnya kita juga bisa menggunakan titik 1 dan 5 atau
titik 2 dan 4, jika kalian menggunakan alternatif yang lain ini, hasilnya tidak akan sama
dengan jika kalian menggunakan titik 1 dan 3, tetapi pilihan angka apapun tadi
hasilnya tidak akan salah. Yang kita ingin ketahui disini adalah estimasi biaya variabel
per unit dan biaya tetapnya, jadi ketepatan dalam memilih garis dan titik akan
mempengaruhi ketepatan dalam prediksi biaya variabel per unit dan biaya tetap yang
menghampiri kejadian sebenarnya.
Selanjutnya, setelah mengetahui biaya Variabel per unit dan juga biaya tetapnya,
kita bisa menggunakan nilai tadi untuk menghitung jumlah biya yang akan terjadi
dimasa depan jika waktu penyetelan juga berubah. Adapun rumusnya sebagai berikut :
Jumlah Biaya = Biaya Tetap + ( Biaya Variabel per unit x waktu penyetelan )

Sebagai contoh, anggaplah pada bulan ke 6 atau bulan juni, diharapkan waktu
penyetelan 350 jam, berapa biaya untuk 350 jam penyetelan?
Jumlah Biaya = Biaya Tetap + ( Biaya Variabel per unit x waktu penyetelan )
= Rp 375 + ( Rp 6,25 x 350)
= Rp 2.562,50
Sebagai penjelasan, dari rumus jumlah biaya tadi, diperoleh hasil biaya tetap Rp 375
dan biaya Variabel Rp 2.187,50.
Kembali untuk memahami keunggulan dan kelemahan dari
metode scatterplot ini silahkan baca buku akuntansi
manajemennya atau dengan metode googling.
• Metode Kuadrat Terkecil
Kembali kita akan membahas suatu konsep tentang suatu
garis yang paling sesuai dengan titik titik yang ditunjukkan dalam
grafik scatter. Kita akan menjadikan grafik scatter sebagai suatu
alat ukur untuk menarik garis yang paling sesuai. Apa yang
dimaksud paling sesuai? Secara intuitif, garis paling sesuai
adalah garis dimana titik-titik data berada paling dekat
dengannya.
Dengan metode kuadrat terkecil (methode of least squares)
menguadratkan setiap deviasi, dan menjumlahkan deviasi
tersebut sebagai ukuran kedekatan keseluruhan. Rumus metode
kuadrat terkecil untuk mencari total biaya adalah sebagai
berikut.
•  
Y = a + (bX)
dimana:
Y = Total biaya
a = Biaya tetap
b = Biaya variabel
X = Tingkat aktivitas (output)
n = Jumlah data
dalam mencari a dan b kita bisa menggunakan formulasi manual
atau regresi komputer. Adapun rumus untuk mencari a dan b adalah
sebagai berikut.

a
Dalam metode kuadrat terkecil ini kita kembali kan
menggunakan data Reddy Heaters,data sebelumnya
telah dilengkapi sesuai format dari metode kuadrat
terkecil,adapun hasilnya adalah sebagai berikut.

Bulan Y X XY X² Y²
Januari 1,000 100 100,000 10,000 1,000,000
Februari 1,250 200 250,000 40,000 1,562,500
Maret 2,250 300 675,000 90,000 5,062,500
April 2,500 400 1,000,000 160,000 6,250,000
Mei 3,750 500 1,875,000 250,000 14,062,500
Setelah data10,750
Jumlah ∑ disiapkan,
1,500 kita 3,900,000
kemudian550,000
memasukkan
27,937,500

data tersebut kedalam rumus untuk mencari a (Biaya


tetap) dan b (Biaya Variabel).
1.
•    b

 
𝑅𝑝3.900.000∗5−𝑅𝑝1.500∗𝑅𝑝10.750
¿
𝑅𝑝550.000∗5−(𝑅𝑝1.500)²
 
= Rp 6,75

2. a

= Rp 125
Selain cara manual tadi formulasi kuadrat terkecil
juga bisa diperoleh dengan penggunaan program
regresi, salah satunya kita bisa gunakan microsoft excel
untuk menghitungnya. Penjelasan mengenai program
regresi secara komputerisasi bisa kalian lihat di,
https://
www.youtube.com/watch?v=JkF3fYrAh84&t=72s
disitu akan dijelaskan step by step mengenai
program regresi.walaupun data yang digunakan
berbeda, yang menjadi point dari video tersebut
adalah langkah-lngkah program regresi, selanjutnya
anda bisa aplikasikan dengan data yang ada pada reddy
heaters.
Rumus kuadrat terkecil tadi telah menemukan nilai dari a (biaya tetap)
dan b (biaya Variabel), jadi biaya tetap untuk penyeteal dalam lima bulan
terakhir adalah Rp 125 dan biaya variabel per unitnya adalah Rp. 6,75.
Jadi rumus Biaya untuk biaya penyetalan, jika digambarkan dalam
persamaan adalah sebagai berikut :

Total Biaya Penyetelan = Rp. 125 + (Rp 6,75 x Waktu Penyetelan)

Sebagai contoh, anggap saja, waktu penyetelan pada bulan juni


diharapkan 350 jam, berapa total biaya penyetelannya?
Total Biaya Penyetelan = Rp 125 + (Rp 6,75 x Waktu Penyetelan)
= Rp 125 + (Rp 6,75 x 350 jam)
= Rp 125 + Rp 2.362,5
= Rp 2.487,5
Karena rumus kuadrat terkeci (biaya regresi) adalah garis yang paling
sesuai, rumus ini seharusnya memprediksi biaya penyetelan lebih baik.
Dimana kita peroleh, biaya tetap sebesar Rp 125 dan biaya variabel
Adapun hasil dari penghitungan tadi jika
digambarkan didalam grafik lalu ditarik garis lurus
maka hasilnya seperti pada tampilan 3-7. grafik ters
Adapun hasil dari penghitungan tadi jika digambarkan didalam
grafik lalu ditarik garis lurus maka hasilnya seperti pada tampilan
3-7.
Reddy Heters
4,000 Tampilan 3-7
3,500 f(x) = 6.75 x + 125
R² = 0.94
3,000
2,500
Reddy Heters
Axis Title
2,000
Linear (Reddy Heters)
1,500
1,000
500
-
50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550
Axis Title
• Penilaian Manajerial
Pertimbangan manajerial merupakan hal yang sangat penting
dalam menentukan perilaku biaya. Sejauh ini pertimbangan
manajerial merupakan metode paling luas digunakan. Banyak manajer
menggunakan pengalaman dan observasi terhadap hubungan biaya
pada masa lampau untuk menentukan biaya tetap dan variabel. Tetapi
tidak jrang juga manajer menggunakan perhitungan matematis untuk
melakukan penilaian dan pengukuran, apapun metode yang
digunakan pada dasarnya itu akan membantu manajemen puncak
dalam pengambilan keputusan, jadi semakin tepat penilaiannya maka
keputusan yang di ambil untuk perusahaan akan semakin baik.
Dalam hal ketiga metode yang kita bahas sebelumnya masing
masing memiliki kelemahan dan kelebihannya masing masing.
Diharapkan dalam melakukan penilain, manajer kiranya menggunakan
data yang akurat dengan pemilhan metode yang di anggap paling
tepat dalam membantu proses pengambilan keputusan.
Selanjutnya, apa yang kita pelajari ini adalah
bagaimana memberikan pengetahuan kepada
mahasiswa mengenai metode pengukuran suatu
biaya dan metode pemisahan atau penilaian biaya
tetap dan biaya variabel guna pengambilan
keputusan.
Keputusan seperti apa, yaaa keputusan dalam
mengelolah penggunaan biaya dari suatu
perusahaan.
TERIMA KASIH
TETAP SEMANGAT
BACA DAN PAHAMI MAKSUD DARI
MATERI INI

Anda mungkin juga menyukai