Anda di halaman 1dari 15

Central Sterile and Supplies

Department (CSSD)
KELOMPOK A2:
AYU KHOIRULNISAH (611610003)
BENEDICTUS KAREL (611610004)
DIMAS ADE SETYAWAN (611610005)
EDWARD HARTONO (611610006)
ELVIN FEBRIYANTI HARDY (611610007)
ELVINA AGUS HADINATA (611610008)
Pengertian

Central Sterile Supply Department (CSSD) adalah suatu bagian di rumah


sakit yang menyelenggarakan proses pencucian, disinfeksi, pengeringan,
pengemasan, dan sterilisasi terhadap semua bahan yang digunakan dalam
keadaan steril (Rachman, 2006).
Peraturan CSSD

Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
2. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehaan.
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit.
4. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi Rumah Sakit Kelas B, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2004.
5. Pedoman Instalasi Pusat Sterilisasi (CSSD) di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik Indonesia
tahun 2009.
Kondisi CSSD di Indonesia vs Internasional

Indonesia Internasional

Menurut lembaga riset dan pelatihan yang bergerak pada business intelligence and clinical excellence Dalam perancangan atau pengembangan kembali layanan sterilisasi, perencanaan dan desain
yaitu novia strategie, pada studi harus dilaksanakan oleh para ahli yang relevan termasuk mereka yang terlibat dalam
kasusnya layanan rumah sakit khususnya pada CSSD rumah sakit, perlu meningkatkan kinerja pemrosesan barang medis yang dapat digunakan kembali, dan teknik pengendalian infeksi.
kepemimpinan yang lebih optimal. Masih Lokasi CSSD dan area persediaan steril harus jauh dari jalur lalu lintas utama. Lokasi yang
banyaknya temuan masalah di CSSD, yaitu kurangnya kinerja kepemimpinan pada CSSD rumah sakit,
ideal harus dekat dengan ruang operasi dengan bagian khusus atau mengangkat dari ruang
standar praktek kerja yang tidak konsisten, pemantauan kualitas yang tidak memadai, kurangnya
kebijakan dan prosedur yang benar, tidak konsisten pada pendidikan
operasi ke area dekontaminasi. Idealnya, desain CSSD harus memiliki hambatan fisik yang
serta kompetensi tenaga kesehatan di CSSD rumah sakit (Novia Strategies, 2014) memisahkan area kotor dan bersih di ruang pemrosesan ulang. Namun, jika ini tidak
memungkinkan, ruangan yang sama dapat digunakan, asalkan:
Ada demarkasi yang jelas pada area bersih dan kotor
· Udara bergerak dari area bersih ke area kotor (tekanan positif di sisi bersih dan tekanan negatif di area
dekontaminasi)
· Area bersih dan kotor terpisah fasilitas penyimpanan
· Ada fasilitas kebersihan tangan yang memadai (desinfeksi dan cuci) Benda-benda kotor tidak pernah
bersinggungan dengan instrumen yang bersih, disterilkan, atau didesinfeksi tingkat tinggi dan barang-
barang lainnya
· Pintu-pintu tetap tertutup di ruang pemrosesan untuk meminimalkan kontaminasi debu dan untuk
menghilangkan lalat
· Ada peralatan pemrosesan ulang yang terpisah untuk setiap area
· Staf di CSSD harus bekerja di area yang bersih atau kotor dan tidak pernah di keduanya
Denah ruangan

Tata ruang Instalasi Sterilisasi Sentral dengan otoklaf 1 pintu


Denah ruangan

Tata ruang Instalasi Sterilisasi Sentral dengan otoklaf 2 pintu


Kriteria Ruangan CSSD

Luas ruangan instalasi sterilisasi sentral


Hubungan Tekanan dan Ventilasi secara umum dari area tertentu di rumah sakit
Parameter CSSD

Jenis-jenis indikator sterilisasi


1) Indikator mekanik
Indikator mekanik adalah bagian dari instrument mesin sterilisasi seperti gauge, table, dan indikator suhu maupun tekanan yang menunjukkan
apakah alat sterilisasi bekerja dengan baik. Kegunaan indikator mekanik untuk pengukuran temperature dan tekanan, yang merupakan fungsi
penting dari sistem monitoring sterilisasi.
2) Indikator kimia
Indikator kimia adalah indikator yang menandai terjadinya paparan sterilisasi (misalnya uap panas atau gas etilen oksida) pada objek yang
disterilkan, dengan adanya perubahan warna.
3) Indikator biologi
Indikator biologi adalah sediaan berisi populasi mikroorganisme spesifik dalam bentuk spora yang bersifat resisten terhadap
beberapa parameter yang terkontrol dan terukur dalam proses sterilisasi tertentu. Pinsip kerjanya dengan mensterilkan spora hidup
mikroorganisme yang non patogenik dan sangat resisten dalam jumlah tertentu. Bila selama poses sterilisasi spora-spora tersebut terbunuh,
maka dapat diasumsikan bahwa mikroorganisme lainnya juga ikut terbunuh dan benda yang kita sterilkan bisa disebut steril
Metode Penentuan Parameter CSSD

Peralatan pakai ulang yang telah


Preparasi sampel disterilisasikan kemudian
Pegujian cemaran
didistribusikan

Pengujian sterilitas peralatan pakai


Transport swab segera dimasukkan ke
ulang : sampel diuji menggunakan
dalam tabung berisi aqua pro
transport swab steril
injectionum

Media Dianalisi Divalidas


diinkubasikan s i
Hal-hal yang harus diperhatikan saat Produksi

 1. Mesin sterilisasi harus benar-benar disiapkan setiap hari sebelum digunakan. Pembersihan dilakukan


setiap hari. Pembersihan mingguan atauperiodic dilakukan sesuai dengan yang disarankan produsen mesin.
 2. Perbaikan terhadap komponen umum dapat dilakukan oleh RS denganpetugas yang telah mendapat
pelatihan dari supplier alat.
 3. Perbaikan komponen hanya dilakukan oleh pihak supplier dan petugas RS yang berkompeten
 4. Staf teknisi yang terlibat dalam pemeliharaan peralatan CSSD harusterlatih oleh lembaga berwenang atau
pihak pembuat mesin sterilisasi tersebut.
 5. Produsen mesin harus membuat instruksi tertilis untuk pemeliharaan mesin sterilisasi
Tipe-Tipe Sterilisasi di Rumah Sakit

1. Sterilisasi Panas Kering


Proses sterilisasi terjadi melalui mekanisme konduksi panas,dimana panas akan diabsorpsi oleh
permukaan luar dari alat yangdisterilkan lalu merambat ke bagian dalam permukaan sampaiakhirnya
suhu sterilisasi tercapai. Sterilisasi panas kering biasauntuk alat-alat atau bahan dimana steam tidak
dapat berpenetrasisecara mudah atau untuk peralatan yang terbuat dari kaca
2. Sterilisasi Etilen Oksida (EtO)
Metode ini menggunakan suhu rendah. Etilen oksida membunuh mikroorganisme dengan cara bereaksi
terhadap DNA mikroorganisme melalui mekanisme alkilasi. Etilen oksida hanyadigunakan untuk
sterilisasi alat yang tidak dapat disterilkan dengan metode sterilisasi uap/suhu tinggi
3. Sterilisasi Uap
Uap membunuh mikroorganisme melalui denaturasi dankoagulasi sel protein secara reversibel. Untuk
menghasilkan barang steril diperlukan pre-sterilisasi (dekontaminasi dan
pembersihan yang baik, pengemasan yang baik) dan pascasterilisasi (penyimpanan) perlu diperhatikan.
4. Sterilisasi menggunakan Plasma
Plasma secara umum didefinisikan sebagi gas terdiri dari electron,ion-ion, maupun partike-partikel neutral.
Gas plasma suhu rendahterjadi apabilan dalam keadaan dep-vacum gas tertentu distimulasidengan frekuensi
radio atau energi gelombang mikro sehinggatrbentuk plasma. Plasma dari beberapa gas seperti argon,
nitrogen,dan oksigen menunjukkan aktivitas sporosdial
5. Sterilisasi Suhu Rendah Uap Formaldehid
Gas ini membunuh mikroorganisme melalui mekanisme alkilasi.Formaldehid telah lama digunakan untuk
mendisinfeksi ruangan,lemari, maupun instrument-instrumen, namun dalam keadaan tunggal tidak dapat
digunakan untuk sterilisasi alat rentan panas,khususnya dengan lumen kecil, karena daya penetrasinya
yang lemah serta aktivitas sporsidalnya yang sangat lemah. Tapi bila dikombinasikan dengan steam di
bawah tekanan atmosfir, daya penetrasinya meningkat sehingga sterilisasi dapat tercapai denganlebih
cepat
Daftar Pustaka

 Direktorat Bina Pelayanan Penunjang Medik dan Sarana Kesehatan


KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. 2012. Pedoman Teknis Bangunan Rumah Sakit
Instalasi Sterilisasi Sentral (CSSD)
 Depkes RI dan Persatuan Instalasi Pusat Sterilisasi Indonesia (PIPSI), 2009,Pedoman Instalasi Pusat
Sterilisasi (Central Sterile Supply Department/ CSSD) Di Rumah Sakit, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia,Jakarta
 G.D Kunders, Hospitals, Facilities Planning and Management, Tata McGraw Hill, 2004.
 HVAC Design Manual For Hospitals and Clinics, ASHRAE, 2003.
 Santhong, K., Poonsap Soparat, Wanchai Moongtui, Somwang Danchaivijitr,2005, Development of Quality
Indicators for Sterilization Practices ofCentral Sterile Supply Depertment, Journal Med. Association Thai
.Vol.88 (10).
 Novia Strategies, 2014, Case Study: Central Sterile Supply Dept., Improve the Leadership and Efficiency of the
Central Sterile Supply Department’s (CSSD),

Anda mungkin juga menyukai