Pretreatment-Singeing
Pretreatment-Singeing
PENYEMPURNAAN
Sifat dan jumlah kotoran alami yang ada bergantung pada jenis
serat (umumnya serat alam tinggi). Secara umum, serat sintetis
tidak memiliki kotoran alam. Yang ada, adalah aditif atau bahan
kimia yang ditambahkan untuk memfasilitasi proses tertentu
seperti pada proses pertenunan (Sizing) atau anti statik
(pelumasan / pengerjaan antistatik pada pemintalan leleh)
(lubrication/antistatic treatment during melt spinning).
This makes it imperative to understand the science of impurity removal and functions of
various chemicals and auxiliaries used in pretreatment.
COTTON
Constituent Composition of a fibre
Mineral % fraction
Potassium carbonate 44.8
Potassium Chloride 9.9
Potassium sulphate 9.3
Calcium sulphate 9.0
Calcium carbonate 10.3
Magnesium sulphate 8.4
Ferric oxide 3.0
Aluminum oxide 5.0
Colouring Matter
Colored pigments present are
Element %
Fibroin 70-80
Sericin 20-30
Waxy matter 0.4-0.8
Inorganic matter 1.2-1.6
Pigment 0.7
Brushing
Beating
WOL
Sifat Pembakaran yang buruk.
Sensitif terhadap suhu tinggi.
Makanya tidak terkena api yang intens.
Flame (api) tidak diperkenankan menembus kain.
Udara ditiup dari sisi yang berlawanan.
POLYTESTER
Meleleh pada 260-280⁰C, tapi dibakar pada 500 ⁰ C.
Bentuk api normal dilakukan pada permukaan kain.
Jadi, nyala api kuat digunakan untuk pembakaran cepat.
Banyak kain yang sensitif terhadap nyala api langsung, maka posisi pembakar
(burner)harus diatur, yaitu sudut di mana nyala api menyerang kain menjadi penting.
Nyala api bisa diaplikasikan pada kain dengan tiga cara yang berbeda.
1. Tangential singeing
Di sini kain terkena nyala api secara tangensial. Hanya serabut yang menonjol yang
terbakar. Posisi ini sangat cocok untuk kain dengan bobot ringan dan kain yang sensitif
terhadap panas.
2. Singeing ke roller berpendingin air (Singeing on to a water-cooled roller)
Dalam hal ini nyala api menyerang kain pada sudut kanan saat melewati roller yang
didinginkan dengan air. Kontak kain dengan roller berpendingin air memastikan
bahwa suhu kain tidak hawatirkan naik. Nyala api yang intens dengan cepat
mengubah kelembaban di kain menjadi uap. Uap dan udara di celah antar serat ini
memberi bantalan pada penetrasi kain dengan nyala api. Sangat cocok untuk tekstil
sintetis dan campurannya.
3. Singeing ke kain
Di sini, nyala api bisa menembus kain dan membakar serat/bulu yang terdapat pada
permukaan kain. Konfigurasi ini cocok untuk serat selulosa dan kain dengan konstruksi
yang berat
Posisi burner yang berbeda berkenaan dengan jenis kain
4. SISTEM SINGEING
Sistem Singeing dapat dibagi menjadi dua kategori.
LANGSUNG - dimana kain tersebut memiliki kontak langsung dengan sumber
panas. Contohnya adalah - Plate, Rotary Cylinder, Gas singeing. Kain dilewatkan
melalui mesin dalam bentuk lebar terbuka.
Benang tekstil untuk penggunaan benang jahit, dimana resistansi yang disebabkan oleh
serat yang menonjol saat menjahit kecepatan tinggi perlu diturunkan. Gesekan yang tinggi
dapat menyebabkan timbulnya panas , yang menyebabkan kerusakan pada kain dan
seringnya benang pecah.