Senyawa Bioaktif Invertebrata Laut
Senyawa Bioaktif Invertebrata Laut
sedangkan laut terasa asin lagi pahit agar tidak merusak udara yang
meliputi bumi dan agar keadaan airnya tidak berubah karena air laut itu
diam tidak mengalir maka dengan dijadikan asin menghalanginya untuk
berubah dan agar hewan yang hidup disana (ikan) lebih indah dan lebih
nikmat.
Invertebrata Laut
1. Porifera
2. Coelenterata / Cnidaria
3. Ctenohora
4. Annelida
Porifera
Spons adalah salah satu biota laut yang menghasilkan senyawa bioaktif. Senyawa
bioaktif yang dihasilkan oleh spons laut telah banyak diketahui manfaatnya. Manfaat
tersebut antara lain adalah sebagai antibakteri,antijamur, antitumor, antivirus,
antifouling dan menghambat aktivitas enzim.
Senyawa antibakteri telah diisolasi dari spons laut jenis: Discodermia
kiiensis, Cliona celata, lanthella basta, lanlhellcr ardis, Psammaplysila purpurea,
Phakelia flabellata.
Senyawa antijamur telah diisolasi dari spons laut jenis: Jaspis sp, Jaspis johnstoni,
Geodia sp.
Senyawa anti tumor/anti kanker telah diisolasi dari spons laut jenis: Aplysina
fistularis, A. Aerophoba.
Senyawa antivirus telah diisolasi dari spons laut jenis: Cryptotethya crypta, Ircinia
variabilis.
Senyawa sitotoksik diisolasi dari spons laut jenis: Axinella cannabina, Epipolasis
kuslumotoensis, Spongia officinalis, Igernella notabilis, Tedania ignis, Axinella
verrucosa, Ircinia sp.
Senyawa antienzim tertentu telah diisolasi dari spons laut jenis: Psammaplysilla
purea.
Aplikasi
Spons laut merupakan hewan laut yang mengandung senyawa bioaktif diketahui
mempunyai aktivitas antibakteri. Antibakteri diperlukan untuk mengobati infeksi
yang disebabkan oleh bakteri. Contoh beberapa bakteri yang dapat menyebabkan
infeksi diantaranya Staphylococus aureus dan Escherchia coli.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh Arsita Mokodompit, Lintje
Boekoesoe, Moh. Adam Mustapa beliau menyatakan bahwa spons laut menunjukkan
adanya daya hambat dan dan aktifitas antibakteri yang kuat pada bakteri gram positif
Staphylococus aureus dan gram negatif Eschercia coli dibuktikan dengan pengujian
efektifitas antibakteri menggunakan metode Kirby-Bauer, yaitu dilakukan dengan
mengukur zona hambat di sekeliling cakram kertas.
Berdasarkan hasil yang diperoleh, hasil uji efektifitas antibakteri spons laut
(Porifera: Demospongiae) dimulai pada konsentrasi 15%, 35% dan 55% dengan
diameter rata-rata 15,67 mm, 17,67 mm dan 19,67mm pada bakteri Staphylococus
aureus serta 20,3 mm, 21,67 mm dan 22 mm untuk Escherchia coli. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa Spons dapat diaplikasikan sebagai antibakteri gram positif
Staphylococus aureus dan gram negatif Eschercia coli.
Coelenterata / cnidaria
2. Scyphozoa
Ubur-ubur adalah sejenis binatang laut yang termasuk dalam kelas
Scyphozoa. Tubuhnya berbentuk payung berumbai, dapat membuat gatal pada
kulit bila tersentuh. Bereproduksi secara aseksual dan seksual. Contoh spesiesnya:
Chrysaora fruttescens
3. Anthozoa
Anthozoa berarti hewan yang bentuknya seperti bunga atau hewan bunga,
yang meliputi anemon lautserta hewan-hewan karang. Anthozoa hidup sebagai
polip. Contoh spesies: Anemon laut
Jenis / golongan senyawa bioaktif
Ctenophora adalah salah satu filum hewan invetebrata. Anggota filum ini
menyerupai hewan ubur-ubur walaupun secara klasifikasi berbeda
filum.Awalnya, Ctenophora dikelompokkan dengan Cnindria dalam filum
Coelenterata. Akan tetapi setelah disadari adanya perbedaan menyebabkan
spesies Ctenophora ditempatkan pada filum yang terpisah. Saat ini terdapat
kurang lebih 150 spesies.
Klasifikasi
Memiliki tubuh bersegmen (beruas-ruas yang mirip dengan cincin) dan memiliki
otot.
Bersifat tripoblastik selomata, simetri bilateral, dan metameri
Mempunyai sistem pencernaan sempurna (mulut, kerongkongan, perut otot,
tembolok, usus, dan anus).
Tubuh dilapisi dengan kutikula tipis dan lembab
Sistem respirasi melalui permukaan kulit dan berlangsung difusi
Sistem saraf berupa ganglion otak dan tali syaraf yang tersusun dari tangga tali.
Sistem peredaran darah annelida adalah tertutup dengan tersusun dari pembuluh
darah yang mempunyai hemoglobin
Sistem ekskresinya berupa nefridia atau nefrostom
Sifat kelamin annelida adalah hermaprodit, jadi reproduksi secara generatif
dengan cara konjugasi, dan secara vegetatif dengan fragmentasi/ generasi
(mempunyai daya regenerasi yang tinggi)
Klasifikasi Annelida
Filum Annelida dibagi ke dalam tiga kelompok utama berdasarkan jumlah relatif
“rambut” yang terbuat dari kitin (seta) pada tubuh mereka, yaitu:
• Polychaeta: Cacing yang memiliki jumlah seta banyak per segmen. Setiap segmen
tubuh memiliki sepasang tonjolan berdaging disebut parapodia yang menopang
banyak seta. Contoh: cacing yang hidup di laut, seperti cacing palolo.
• Oligochaeta: Cacing yang memiliki jumlah seta sedikit per segmen. Contoh:
cacing tanah.
• Hirudinea: Cacing yang tidak memiliki seta dan memiliki alat penghisap. Cacing
ini menghasilkan zat anti koagulan (anti pembekuan darah) dan anti
pembengkakan. Contoh: lintah.