Anda di halaman 1dari 20

Kerajaan Demak


Mutiara Fajri
Helmy Pradita
Fathkurohman
Sephia Recha Mitsu
Muhammad Jaya Wijaya
Kerajaan Demak

Kerajaan Demak adalah Kerajaan Islam pertama di Jawa yang didirikan oleh
Raden Patah pada tahun 1478. Kesultanan ini sebelumnya merupakan
keadipatian (kadipaten) vazal dari kerajaan Majapahit, dan tercatat menjadi
pelopor penyebaran agama Islam di pulau Jawa dan Indonesia pada
umumnya. Kesultanan Demak tidak berumur panjang dan segera mengalami
kemunduran karena terjadi perebutan kekuasaan di antara kerabat kerajaan.
Pada tahun 1568, kekuasaan Kesultanan Demak beralih ke Kesultanan Pajang
yang didirikan oleh Jaka Tingkir. Salah satu peninggalan bersejarah
Kesultanan Demak ialah Mesjid Agung Demak, yang diperkirakan didirikan
oleh para Walisongo. Lokasi ibukota Kesultanan Demak, yang pada masa itu
masih dapat dilayari dari laut dan dinamakan Bintara (dibaca "Bintoro"
dalam bahasa Jawa), saat ini telah menjadi kota Demak di Jawa Tengah.
Periode ketika beribukota di sana kadang-kadang dikenal sebagai "Demak
Bintara". Pada masa sultan ke-4 ibukota dipindahkan ke Prawata (dibaca
"Prawoto").
Letak Kerajaan Demak

Secara geografis Kerajaan
Demak merupakan
kerajaan yang berada di
daerah Jawa Tengah. Letak
Kerajaan Demak sangat
strategis dari segi
pertanian dan
perdagangan. Demak dulu
terletak di tepi selat antara
Pegunungan Muria dan
Jawa. Sebelumnya selat itu
lebar dan mampu dilayari
kapal dagang Dari
Semarang menuju
Rembang
Silsilah Kerajaan

Kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah. Raden Patah memiliki lima orang anak yakni Pati
Unus, Pangeran Sekar Seda Lepen, Sultan Trenggana, Raden Kanduwuran dan Raden
Pamekas. Dari kelima orang anaknya yang pernah menjabat sebagai raja adalah Pati Unus,
Pangeran Sekar Seda Lepen dan Sultan Trenggana.
Sejarah

Raja pertama yang bertahta di Kerajaan Demak ialah Raden Patah
yang memiliki gelar yaitu Senapati Jumbung Ngabdurrahman
Panembahan Palembang Sayidin Panatagama. Di tahun 1507, Raden
Patah akhirnya digantikan oleh seorang putranya yang bernama Pati
Unus. Sebelum dia menjadi Raja, Pati Unus sudah pernah dalam
memimpin armada laut kerajaan Demak untuk menyerang Portugis
yang ada di Malaka. Namun, usaha Pati Unus tersebut masih
mengalami kegagalan. Berkat keberaniannya dalam menyerang
Portugis yang ada di Malaka tersebut, akhirnya Pati unus dijuluki
sebagai Pangeran Sabrang Lor. Di tahun 1521, Pati Unus wafat dan
tahtanya digantikan oleh adiknya memiliki nama Trenggana. Di masa
kekuasaan dari Sultan Trenggan, kerajaan Demak mulai mencapai
puncak kejayaannya
Sejarah

Sesudah berkuasa, kemudian Sultan Trenggana mulai meneruskan
upaya dalam menahan pengaruh dari Portugis yang tengah
berusaha untuk menjalin kerjasama bersama kerajaan Sunda atau
Pajajaran. Ketika itu, Raja Samiam yang berasal dari kerajaan Sunda
telah memberikan izin untuk membangun kantor dagangnya di
Sunda Kelapa. Oleh nya itu, Sultan Trenggana akhirnya
mengeluarkan utusan yaitu Fatahillah atau Faletehan untuk bisa
mencegah supaya Portugis tak menguasai wilayah Sunda Kelapa
dan Banten. Sunda Kelapa adalah wilayah kekuasaan Kerajaan
Sunda. Pada saat itu, Portugis mendirikan benteng yang ada di
Sunda Kelapa. Namun, kerajaan Demak tak senang dengan adanya
kehadiran orang-orang Portugis tersebut. Akhirnya, Fatahillah
kemudian sukses dalam mengalahkan Portugis.
Sejarah

Banten dan Cirebon akhirnya dapat dikuasai oleh Fatahillah
bersama pasukannya. Berkat jasanya ini, untuk mengenang
kemenangan tersebut maka Sunda Kelapa mulai diganti menjadi
Jayakarta di tanggal 22 Juni 1527. Dan itu membuat Sultan
Trenggana menjadi Raja terbesar yang ada di Demak.
Pasukan Demak mulai terus bergerak mengarah ke pedalaman
dan berhasil dalam menundukkan beberapa wilayah yang berada
di Timur. Daerah-daerah yang masih memiliki corak Hindu dan
Buddha yang ada di Jawa Timur kemudian satu persatu
dikalahkan yakni Wirosari dan Tuban pada tahun 1528, Madiun
pada tahun 1529, Lamongan, Blitar, Pasuruan dan Wirosobo pada
tahun 1541 sampai dengan 1542. Mataram, Madura dan Pajang
pun jatuh didalam kekuasaan kerajaan Demak.
Sejarah

.Untuk dapat memperkuat kedudukannya maka Sultan
Trenggana menikahkan putrinya bersama dengan Pangeran
Langgar yang menjadi Bupati Madura. Selanjutnya, Putra
Bupati Pengging yaitu Tingkir juga diambil sebagai menantu
Sultan Trenggana dan diangkatlah dia menjadi Bupati di
Pajang.
Di tahun 1546, Sultan Trenggana akhirnya wafat di medan
pertempuran ketika melakukan penyerangan di Pasuruan.
Sejak wafatnya Sultan Trenggana, maka Kerajaan Demak
dilanda persengketaan dalam memperebutkan kekuasaan
yang ada di kalangan keluarga kerajaan.
Sejarah

Pengganti Sultan Trenggana ialah Pangeran Mukmin atau
Pangeran Prawoto sebagai putra tertua dari Sultan
Trenggana akan tetapi Pangeran Prawoto kemudian
dibunuh oleh Arya Penangsang yaitu Bupati Jipang.
Selanjutnya, tahta kerajaan Demak akhirnya diduduki oleh
Arya Penangsang. Akan tetapi keluarga kerajaan tidak
menyetujui atas naik tahtanya Arya Penangsang menjadi
Raja. Berkat bantuan dari pangeran Hadiwijaya atau Jaka
Tingkir maka keluarga kerajaan berhasil dalam
mengalahkan Arya Penangsang. Sejak saat itulah, kerajaan
demak akhrinya dipindahkan ke wilayah Pajang.
Masa Kejayaan

Dibawah kekuasaan Sultan Trenggono kekuasaan Kerajaan Demak menjadi
hebat. Sultan Trenggano berhasil menguasai Sunda Kelapa setelah merebutnya
dari Kerajaan Padjajaran. Raja Demak ini juga berhasil menghalau pasukan
Portugis pada tahun 1527. Pada tahun yang sama berhasil menguasai Tuban,
Surabaya dan Pasuruan. Pada tahun 1529 meluaskan kekuasaan dengan
menaklukkan Madiun. Tahun 1545 menguasai Malang dan Blambangan.
Pada tahun 1546, Sultan Trenggono meninggal saat penaklukkan di
Panarukan. Sultan Trenggono memanggil para panglima perang untuk
membahas taktik. Pada saat itu pasukan Sultan Trenggono sudah mengepung
Panarukan selama tiga bulan tetapi belum berhasil merebut kota. Saat itu putra
Bupati Surabaya yang berusia 10 tahun ikut dalam rapat. Saat itu Sultan
Trenggono tidak terlalu diperhatikan oleh anak tersebut. Sultan Trenggono
pun marah dan memukulnya. Secara refleks anak tersebut mengambil pisau
dan menikam Sultan Trenggono.
Masa Kejayaan

Sepeninggal Sultan Trenggono. Kerajaan Demak diperintah oleh
Raden Mukmin. Raden Mukmin dalam memerintah tidak terlalu
memiliki keahlian politik. Bahkan cenderung sebagai ahli
agama. Oleh karena itu Banten, Cirebon, Surabaya dan gresik
lepas dari Kerajaan Demak dan membangun kerajaan sendiri.
Raden Mukmin memiliki ambisi meluaskan kekuasaan ayahnya
tapi sangat sulit karena pengetahuan politiknya yang kurang.
Sehingga pada saat itu pusat kerajaan dipindahkan ke Prawata.
Makanya beliau lebih dikenal dengan sebutan Sunan Prawoto.
Dipindahkannya pusat pemerintahan ini maka mulailah masa
Demak Prawata
Masa Keruntuhan

Masa kehancuran Kerajaan Demak bermula ketika
pengangkatan Raden Mukmin sebagai sunan ditentang oleh
Pangeran Sekar. Pemberontakan tidak dapat dihindari.
Dalam peperangan melawan Raden Mukmin, Pangeran
Sekar dibunuh oleh Raden Mukmin. Peristiwa itu terjadi di
sekitar sungai selepas Pangeran Sekar melaksanakan sholat
jum’at. Oleh karena peristiwa itu Pangeran Sekar disebut
Sekar Sedo Lepen yang artinya Sekar yang gugur di sungai.
Pada tahun 1549 Raden Mukmin beserta istri tewas
terbunuh oleh anak Pangeran Sekar yaitu P. Arya
Penangsang
Masa Keruntuhan

 Arya Penangsang pun naik tahta dan menjadi Raja Demak 5
Pengikut Arya Penangsang juga membunuh Pangeran Hadiri
seorang adipati jepara. Akibat tindakannya itu Arya Penangsang
tidak disukai oleh para adipati.
Sponsors LinkPada tahun 1554 terjadilah Pemberontakan
dilakukan oleh Adipati Pajang Joko Tingkir (Hadiwijoyo) untuk
merebut kekuasaan dari Arya Penangsang. Dalam Peristiwa ini
Arya Penangsang dibunuh oleh Sutawijaya, anak angkat Joko
Tingkir. Dengan terbunuhnya Arya Penangsang sebagai Raja
Demak ke 5, maka berakhirlah era Kerajaan Demak. Joko Tingkir
memindahkan Pusat Pemerintahan ke Pajang dan mendirikan
Kerajaan Pajang.
Kehidupan Ekonomi

Kerajaan Demak sudah menjadi salah satu bandar pelabuhan yang
ada di Nusantara, Demak memiliki peran yang sangat begitu
penting didalam kehidupan perekonomian antarpulau. Demak
mempunyai peran yang penting sebab memiliki daerah pertanian
yang lumayaan luas dan menjadi penghasil bahan makanan
seperti beras. Selain itu, perdagangannya juga semakin meningkat.
Komoditas yang banyak diekspor yaitu Lilin, Madu dan Beras.
Barang-barang tersebut kemudian diekspor ke Malaka melewati
Pelabuhan Jepara. Kegiatan perdagangan Maritim tersebut telah
menyebabkan kerajaan demak memperoleh keuntungan sangat
begitu besar. Banyak kapal yang berlalu lalang pada kawasan laut
jawa dalam memasarkan komoditasnya tersebut.
Kehidupan Politik

Kerajaan Demak dimulai dari pendirinya yakni Raden Patah. Dengan
gelarnya Senapati Jumbung Ngabdurrahman Panembahan Sayidin
Panatagama Kerajaan Demak diperintahnya. Sistem Kerajaan Demak
Kesultanan atau Kerajaan yang menganut Agama Islam. Setelah
wafat Raden Patah digantikan oleh Pati Unus. Pati Unus sendiri
dulunya adalah panglima armada laut Kerajaan Demak.
Dengan berani beliau menyerang Portugis yang ada di Malaka.
Meskipun gagal beliau mendapat julukan Pangeran Sebrang Lor
karena sangat pemberani. Pati Unus yang wafat kemudian digantikan
oleh adiknya bernama Sultan Trenggana. Pada saat di bawah
pemerintahan Sultan Trenggana Kerajaan Demak mengalami masa
kejayaan
Kehidupan Sosial dan Budaya

Pada kehidupan sosial dan budaya di masyarakat
kerajaan Demak sudah berjalan dengan teratur.
Kehidupan budaya dan sosial masyarakat yang ada di
Demak sudah teratur sesuai dengan hukum Islam sebab
pada dasarnya Demak ialah tempat berkumpulnya para
Wali Sanga. Adapun hasil kebudayaan dari kerajaan
Demak yang berhubungan dengan Islam dan hingga saat
ini masih berdiri kokoh ialah Masjid Agung Demak.
Masjid tersebut adalah lambang kebesaran kerajaan
Demak yang menjadi kerajaan Islam di Indonesia.
Kehidupan Sosial dan Budaya

Masjid Agung Demak, selain memiliki banyak ukir-ukiran yang
menunjukkan ciri-ciri Islam juga mempunyai keistimewaan yakni
terdapat salah satu tiangnya terbuat dari kumpulan sisa-sisa
kayu bekas pada pembangunan masjid yang akhirnya disatukan.
Selain Masjid Agung Demak, Sunan Kali juga menjadi peletak
atas dasar-dasar perayaan Sekaten yang ada dimasa Kerajaan
Demak. Perayaan tersebut diadakan oleh Sunan Kalijaga dalam
menarik minat masyarakat agar bersedia untuk masuk Islam.
Sekaten tersebut kemudian menjadi sebuah tradisi atau
kebudayaan yang secara terus menerus dipelihara hingga saat
ini, terutama yang ada didaerah Cirebon, Yogyakarta dan
Surakarta
Peninggalan Kerajaan

 Masjid Agung Demak
 Pintu Bledek
 Soko Tatal atau Soko Guru
 Bedug dan Kentongan Masjid Agung Demak
 Situs Kolam Wudhu Masjid Demak
 Maksurah-Maksurah
 Dampar Kecana
 Piring Campa
Kesimpulan

Kerajaan Demak merupakan kerajaan Islam pertama yang berdiri
di Pulau Jawa. Penyebaran Agama Islam dimulai salah satunya
melalui Kerajaan Demak. Tidak bisa dipungkiri bahwa pengaruh
kerajaan Demak sangatlah tinggi. Para Raja turun tangan
langsung dalam penyebaran Agama Islam. Baik dengan
meluaskan wilayah atau memerangi Kerajaan Hindu lainnya.
Tak hanya itu saja peran Wali Songo juga menjadi pendorong
Kerajaan Demak bisa tetap bertahan. Meskipun akhir dari
Kerajaan Demak diwarnai perebutan kekuasaan namun
pengaruhnya memang sangat besar bagi Islam. Bahkan
peninggalan paling berpengaruh yakni Masjid Agung Demak
bernilai filosofis sangat tinggi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai