Anda di halaman 1dari 23

ASKEP PADA KELUARGA

DENGAN ISPA
KELOMPOK 4
SAFRIANI
MIZA AKBAR
WIRDA
Konsep dasar keluarga
Definisi keluarga
Menurut Slameto (2006) keluarga adalah lembaga pendidikan
yang pertama dan utama bagi anak-anaknya baik pendidikan
bangsa, dunia, dan negara sehingga cara orang tua mendidik
anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajar.
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga serta beberapa orang yang berkumpul dan
tinggal di satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Sudiharto, 2007). Sedangkan menurut Mubarak, dkk (2009)
keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu
yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi,
dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu dengan
yang lain.
Tipe keluarga (Sudiharto, 2007)
Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga asal (family of origin)
Keluarga besar (extended family)
Keluarga berantai (social family)
Keluarga duda atau janda
Keluarga komposit (composite family)
Keluarga kohabitasi (cohabitation)
Keluarga inses (incest family)
Keluarga tradisional dan non-tradisional
Fungsi keluarga
Dalam suatu keluarga ada beberapa fungsi keluarga (Mubarak, dkk 2009) yang dapat
dijalankan yaitu sebagai berikut :
Fungsi biologis adalah fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara, dan
membesarkan anak, serta memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
Fungsi psikologis adalah memberikan kasih sayang dan rasa aman bagi keluarga,
memberikan perhatian diantara keluarga, memberikan kedewasaan kepribadian anggota
keluarga, serta memberikan identitas pada keluarga.
Fungsi sosialisasi adalah membina sosialisasi pada anak, membentuk normanorma tingkah
laku sesuai dengan tingkat perkembangan masing-masing dan meneruskan nilai-nilai
budaya.
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembagkan proses interaksi dalam keluarga yang
dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
Fungsi ekonomi adalah mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga saat ini dan menabung untuk memenuhi kebutuhan keluarga dimana yang akan
datang.
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarga termasuk sandang, pangan dan papan.
Fungsi pendidikan adalah menyekolahkan anak untuk memberikaan pengetahuan,
keterampilan, membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya,
mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi
perannya sebagai orang dewasa serta mendidik anak sesuai dengan tingkat
perkembanganya.
Tugas kesehatan keluarga
Menurut Mubarak, dkk (2009) keluarga dapat
melaksanakan perawatan atau pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga, yaitu sebagai
berikut :
Mengenal masalah kesehatan keluarga
Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
Mempertahankan suasana rumah yang sehat
Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Tingkat kemandirian keluarga (Padila, 2012)
Keluarga mandiri adlah keluarga yang mengetahui masalah kesehatan dengan
kriteria :
Keluarga dapat menyebutkan pengertian, tanda dan gejala dari masalah kesehatan
yang ada.
Keluarga dapat menyebutkan faktor penyebab masalah kesehatan.
Keluarga dapat menyebutkan faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan.
Keluarga memiliki persepsi yang positif terhadap masalah keluarga, mau mengambil
keputusan untuk mengatasi masalah.
Masalah kesehatan dirasakan keluarga.
Keluarga dapat menngungkapkan.menyebutkan akibat dari masalah kesehatan
tersebut.
Keluarga dapat membuat keputusan yang tepat tentang penanganan masalah
kesehatan tersebut.
Keluarga mampu menggali dan memanfaatkan sumber daya dan fasilitas yang
diperlukan untuk perawatan.
Keluarga dapat terampil melaksanakan perawatan pada anggota keluarga.
Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang mendukung kesehatan.
Konsep medis ISPA
Definisi
 Pengertian ISPA ISPA merupakan singkatan dari infeksi saluran
pernapasan akut, istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris
Acute Respiratory Infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur
yakni infeksi, saluran pernapasan dan akut (Yudarmawan, 2012),
dengan pengertian sebagai berikut :
Infeksi adalah masuknya kuman atau mikro organisme ke dalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari.
Batas 14 hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk
beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat
berlangsung lebih dari 14 hari (A. Suryana 2005).
Etiologi
 Infeksi saluran pernafasan akut merupakan kelompok penyakit yang
komplek dan heterogen, yang disebabkan oleh berbagai etiologi.
Etiologi ISPA terdiri dari 300 lebih jenis virus, bakteri, riketsia dan
jamur. Virus penyebab ISPA antara lain golongan mikrovirus (termasuk
di dalamnya virus influenza, virus pra-influensa dan virus campak), dan
adenovirus. Bakteri penyebab ISPA misalnya: streptokokus hemolitikus,
stafilokokus, pneumokokus, hemofils influenza, bordetella pertusis dan
karinebakterium diffteria (Arifin, 2009). Jumlah penderita infeksi
pernapasan akut sebagian besar terjadi pada anak. Infeksi pernapasan
akut mempengaruhi umur anak, musim, kondisi tempat tinggal, dan
masalah kesehatan yang ada ( R.Haryono-Dwi Rahmawati H, 2012).
 
Tanda dan gejala
Tanda dan gejala penyakit infeksi saluran pernafasan dapat berupa batuk, kesulitan
bernafas, sakit tenggorokan, pilek, demam dan sakit kepala. Sebagian besar dari gejala
saluran pernapasan hanya bersifat ringan seperti batuk, kesulitan bernapas, sakit
tenggorokan, pilek, demam dan sakit kepala tidak memerlukan pengobatan dengan
antibiotik. Namun sebagian anak yang menderita radang paru (pneumonia), bila infeksi
paru ini tidak diobati dengan anti biotik akan menyebabkan kematian (Fuad, 2008).
 
Pencegahan (Rahmawati, Dwi & Hartono, 2012)
Berhati-hati dalam mencuci tangan dengan melakukannya ketika merawat anak yang
terinfeksi pernapasan.
Anak dan keluarga diajarkan untuk menggunakan tisu atau tangannya untuk menutup
hidung dan mulutnya ketika batuk/bersin.
Anak yang sudah terinfeksi pernafasan sebaiknya tidak berbagi cangkir minuman, baju
cuci atau handuk.
Peringatan perawat : untuk mencegah kontaminasi oleh virus pernapasan, mencuci
tangan dan jangan menyentuh mata atau hidungmu.
Mencegah anak berhubungan terlalu dekat dengan saudaranya atau anggota keluarga
lainnya yang sedang sakit ISPA. Tindakan semi isolasi mungkin dapat dilakukan seperti
anak yang sehat tidur terpisah dengan dengan anggota keluarga lainyang sedang sakit
ISPA.
Upayakan ventilasi yang cukup dalam ruangan / rumah.
Hindari anak dari paparan asap rokok
Pengkajian
Pengumpulan data
Identitas keluarga
Nama : Tn. C
Pendidikan : SMP
Umur : 45 tahun
Pekerjaan : Nelayan
Agama : Islam
Alamat : RT 1 RW 10 Percut
Suku : Jawa
 
Data anggota keluarga yang hidup
Hubung
an Pendidi Imunisa
No. Nama L P Umur KB
kelu kan si
arga
1. Ny. M P Istri 44 tahun SD - -
2. An. K L Anak 23 tahun SMP Imunisa -
si
3. An. Y L Anak 19 tahun SMA Imunisa -
si
4. An. A L Anak 14 tahun SD Imunisa -
si
5. An. A L Anak 10 tahun Tidak Imunisa -
seko si
lah
Tipe keluarga
Jenis tipe keluarga
Keluarga Tn. C merupakan tipe keluarga nukleus family karena terdiri dari ayah, ibu dan anak.
 
Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut
Masalah yang terjadi pada keluarga Tn. C adalah An. Y anggota keluarga Tn. C sedang sakit.
Sudah ± 3 minggu anak mengalami batuk dan pilek, keluarga sudah membeli obat ke warung
atau apotik terdekat dengan rumahnua namun sampai saat ini anak belum sembuh juga.
 
Suku bangsa (etnis)
Latar belakang etnis keluarga atau anggota keluarga
Keluarga Tn. C termasuk dalam suku jawa dan beranggapan bahwa berbagi kepada sesama dalam
hal apapun itu baik.
 
Tempat tinggal keluarga
Tn. C mengatakan sebagian besar masyarakat yang didaerahnya adalah etnis jawa dan area
tempat tinggal Tn. C bersifat homogen.
 
Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi, pendidikan
Tn. C mengatakan kegiatan lingkungan yang masih diikuti oleh keluarga dan masih berkaitan
erat dengan nilai etnis diantaranya arisan, wiritan, sunatan bagi anak laki-laki, dll.
 
Kebiasaan-kebiasaan diet dan berbusana
Keluarga Tn. C menggunkan pola busana modern yaitu menggunakan kemeja, celana panjand
maupun celana pendek. Pola diit keluarga masih menganut nilai tradisional maupun nilai
modern.
Struktur kekuasaan keluarga tradisional atau modern
Pengambilan keputusan dalam keluarga adalah kepala keluarga tetapi sebelumnya melalui
keputusan bersama istrinya.
 
Bahasa yang digunaka dirumah
Bahasa yang digunakan sehari-hari oleh keluarga Tn. C adalah bahasa indonesia. Keluarga
mengatakan tidak ada hambatan komunikasi khususnya penggunaan bahasa.
Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi
Keluarga mengatakan tidak mau membawa anak berobat ke puskesmas karena jauh dari tempat
tinggalnya.
 
Agama dan kepercayaan yang memengaruhi kesehatan
Seluruh anggota keluarga anggota Tn. C menganut agama Islam. Anggota keluarga aktif dalam
kegiatan keagamaan dilingkungannya seperti mengikuti pengajian dimesjid. Keluarga
mengatakan penyakit merupakan takdir yang digariskan ileh yang maha kuasa dan akan selalu
mengupayakan kesembuhan. Tidak ada nilai-nilai keyakinan yang bertentangan dengan
keyakinan.
 
Status sosial ekonomi keluarga
Ny. M mengatakan pendapatan keluarganya cukup untuk membiayai kebutuhan sehari-hari.
Suaminya yang bekerja sebagai nelayan menghasilkan pendapatan Rp 850.000/bulan.
Kebutuhan yang dikeluarkan meliputi pengeluaran untuk kebutuhan hidup sehari-hari, biaya
sekolah anak, dan listrik. Keluarga hanya memiliki kulkas dan TV saja.
 
Aktivitas rekreasi keluarga
Keluarga mengatakan jika ada waktu liburan, keluarga biasanya menonton TV dirumah dan
mendengarkan lagu-lagu daerah, kadang-kadang pergi bersama ke rumah sanak saudara.
Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
Ny. M mengatakan anak pertama berusia 23 tahun, saat ini belum mendapatkan
pekerjaan dan anak hanya bisa membantu kedua orang tuanya untuk menjual
ikan hasil tangkapan ayahnya, sehingga dalam keluarga ini orangtua sudah
memikirkan anaknya untuk ke tahap dengan melepas anak ke masyarakat.
 
Pola kebiasaan sehari-hari
Pola makan keluarga
Keluarga Tn. C memiliki frekuensi makan yang baik yaitu makan 3x sehari
dengan menu nasi + lauk + sayur. Pemilihan bahan makanan baik, memilih
sayur, daging/ikan segar. Cara pengolahan makanan beras kurang baik, keluarga
Tn. C mencuci beras >3x lalu dimasak, cara pengolahan sayur kurang baik
karena dirajang dulu baru dicuci kemudian dimasak. Penyimpanan makanan
juga kurang baik, diletakkan diatas meja tidak ditutup. Pola Istirahat dan Tidur
 Pola istirahat dan tidur
Setiap anggota keluarga Tn. C mempunyai waktu istirahat yang baik, pada siang
hari tidur hanya 1 jam dan pada malam hari tidur 8 jam.
 
Pola aktivitas keluarga
Anggota keluarga Tn. C tidak pernah melakukan aktivitas fisik. Anggota
keluarga Tn.M juga jarang melakukan rekreasi bersama karena sibuk dengan
pekerjaannya.
Aspek kesehatan lingkungan
Tn. C mengatakan status rumah yang sedang ditinggali adalah rumah milik
sendiri. Rumah terdiri dari teras rumah, ruang tamu, 2 kamar tidur, dapur kamar
mandi. Lantai rumah keramik, tembok permanen, kuat dan melindungi suhu
dingin maupun gangguan keamanan yang lain. Penataan perabotan dalam rumah
terkesan kurang rapi. Rumah tampak gelap, ventilasi dan pencahayaan tiap
ruangan dirumah kurang baik, terdapat banyak lawa-lawa diventilasi jendela dan
banyak baju yang bergantung dirumah. Keluarga mengatakan tidak mengerti
syarat rumah sehat. Dapur terkesan kurang bersih dan cukup sempit, sumber air
bersih dari sumur gali selongsong. Jarak sumur dan jamban sekitar 7 m. Alat
masak lengkap dan bersih karena tiap selesai dipakai. Keluarga mengatakan
mereka memiliki kandang ternak bebek. Saat pengkajian, kandang ternak tampak
kotor, jarak rumah dengan kandang ternak kurang baik >10 m karena terletak
disamping rumah. Keluarga mengatakan pembuangan air limbah keluarga ke
tanah dibelakang rumah. Banyak sampah dipembuangan air limbah keluarga.
 
Struktur keluarga
Komunikasi keluarga dilakukan secara terbuka, bahasa yang dipakai setiap hari
adalah bahasa indonesia, keluarga tidak memiliki kesulitan bahasa dalam
penerimaan pesan. Pengendalian keluarga adalah Tn. C sebagai kepala keluarga,
keputusan diambil oleh kepala keluarga melalui musyawarah dan seluruh anggota
keluarga dan tidak ada permasalahan dalam anggota keluarga. Norma keluarga
berkaitan dengan kesehatan adalah keluarga mengatakan biasanya jika anggota
keluarga sakit, hanya membeli obat ke warung atau apotik dan dirawat dirumah.
No. Sign sympton Etiologi Problem

1. Ds : Ketidakmampua Ketidakefektifan
- Ny. M mengatakan bahwa An. Y saat ini sedang batuk dan pilek sudah 3 minggu. n keluarga bersihan jalan
Ny. M sudah membeli obat diapotik dan diminum tetapi belum juga sembuh. mengenal napas An. Y
- Ny. M mengatakan kalau anak batuk biasanya diberi jeruk nipis campur kecap, masalah
kadang dibiarkan juga sampai batuk tidak datang lagi. ISPA
- Ny. M mengatakan jika anak tidak dapat menahan batuk dimalam hari dan pagi
hari.
Do :
- An. Y tampak sesak dan sulit mengeluarkan dahaknya.
- An. Y tampak lemas.
- Tampak mengeluarkan ingus dari hidung.
- Pada pemeriksaan auskulasi terdengar ada suara tambahan dan ronchi basah.
- RR : 24 x/i
2. Ds : Kurang Kurang
- Keluarga mengatakan biasanya jika anggota keluarga sakit, hanya membeli obat informasi pengetahuan
ke warung atau apotik dan dirawat dirumah. keluarga
- Keluarga mengatakan tidak pernah mendengar tentang penyakit yang tentang
mengganggu pernapasan atau penyakit ISPA. pencegahan
- Keluarga mengatakan tidak mengetahui penyakit yang terjadi pada anak. penyakit ISPA
Do :
- Keluarga tampak bingung saat ditanya tentang penyakit ISPA.
- Keluarga tampak banyak bertanya tentang penyakit anaknya.
- Keluarga tidak mau membawa anak berobat ke puskesmas karena jauh dari
tempat tinggalnya.
No. Sign sympton Etiologi Problem

3. Ds : Keluarga tidak Ketidakmampuan


- Keluarga mengatakan tidak mengerti syarat rumah sehat. memanfaatk keluarga
- Keluarga mengatakan pembuangan air limbah keluarha ke tanah dibelakang an memodifikasi
rumah. pemeliharaa lingkungan
Do : n
- Jarak sumur dan jamban sekitar 7 m. lingkungan
- Perabotan dan alat masuk dapur tampak berantakan. rumah
- Rumah tampak gelap dan pencahayaan tiap ruangan dirumah kurang baik.
- Baju banyak yang bergantung.
- Banyak sampah dipembuangan air limbah keluarga.
- Jarak rumah ke kandang ternak kurang baik >10 m.
- Kandang ternak tampak kotor.
Prioritas masalah
No. Kriteria Perhitungan Skor
1.
  
Sifat masalah : aktual 3
/3 x 1 1
Kemungkinan masalah dapat diubah : mudah 2
/2 x 2 2
Potensial untuk dicegah : tinggi 1
3
/3 x 1
Menonjolnya masalah : ada masalah dan harus segera ditangani 1
2
/2 x 1
Total 5
2. Sifat masalah : aktual 3
/3 x 1 1
Kemungkinan masalah dapat diubah : mudah 2
/2 x 2 2
Potensial untuk dicegah : cukup /3
2
2
/3 x 1
Menonjolnya masalah : masalah ada tapi tidak perlu ditangani /2
1
1
/2 x 1
Total 3 7/ 6
3. Sifat masalah : aktual 3
/3 x 1 1
Kemungkinan masalah dapat diubah : sebagian 1
/2 x 2 /2
1

Potensial untuk dicegah : cukup /3


2
2
/3 x 1
Menonjolnya masalah : masalah ada tapi tak perlu ditangani 1
/2 x 1 /2
1

Total 2 2/ 3
Diagnosa keperawatan
Ketidakefektifan bersihan jalan napas An. Y berhubungan data ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah ISPA yang ditandai dengan Ny. M mengatakan bahwa An.
Y saat ini sedang batuk dan pilek sudah 3 minggu. Ny. M sudah membeli obat
diapotik dan diminum tetapi belum juga sembuh. Ny. M mengatakan kalau anak
batuk biasanya diberi jeruk nipis campur kecap, kadang dibiarkan juga sampai batuk
tidak datang lagi. Ny. M mengatakan jika anak tidak dapat menahan batuk dimalam
hari dan pagi hari. An. Y tampak sesak dan sulit mengeluarkan dahaknya. An. Y
tampak lemas, tampak mengeluarkan ingus dari hidung, pada pemeriksaan auskulasi
terdengar ada suara tambahan dan ronchi basah, RR : 24 x/i.
Kurang pengetahuan keluarga tentang pencegahan penyakit ISPA berhubungan
dengan kurang informasi yang ditandai dengan keluarga mengatakan biasanya jika
anggota keluarga sakit, hanya membeli obat ke warung atau apotik dan dirawat
dirumah. Keluarga mengatakan tidak pernah mendengar tentang penyakit yang
mengganggu pernapasan atau penyakit ISPA. Keluarga mengatakan tidak mengetahui
penyakit yang terjadi pada anak. Keluarga tampak bingung saat ditanya tentang
penyakit ISPA. Keluarga tampak banyak bertanya tentang penyakitnya. Keluarga tidak
mau membawa anak berobat ke puskesmas karena jauh dari tempat tinggalnya.
Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan berhubungan dengan keluarga
tidak memanfaatkan pemeliharaan lingkungan rumah yang ditandai dengan keluarga
mengatakan tidak mengerti syarat rumah sehat. Keluarga mengatakan pembuangan
air limbah keluarha ke tanah dibelakang rumah. Jarak sumur dan jamban sekitar 7 m.
Perabotan dan alat masuk dapur tampak berantakan. Rumah tampak gelap dan
pencahayaan tiap ruangan dirumah kurang. Baju banyak yang bergantung. Banyak
sampah dipembuangan air limbah keluarga. Jarak rumah ke kandang ternak kurang
baik <10 m, kandang ternak tampak kotor.
Evaluasi
Masalah
Diagnosa
keper
No. keperaw Sasaran Tujuan Intervensi keperawatan
awata Kriteria Standar
atan
n

1. Gangguan Ketidakefekti An.Y Setelah 1. Kaji pengetahuan tentang Respon Keluarga


jalan fan anggota dilakukan ISPA verbal mampu
napas bersihan keluarga tindakan 2. Beri motivasi keluarga tentang mengat
jalan Tn.C keperawa untuk mengemukakan penyakit asi
napas An. tan pendapatnya tentang ISPA. penyaki
Y keluarga ISPA. t ISPA.
berhubun Tn. C 3. Diskusikan bersama
gan data dapat keluarga mengenai
ketidakm mengenal pengertian penyebab dan
ampuan penyakit gejala ISPA.
keluarga ISPA. 4. Bimbing keluarga untuk
mengenal menjelaskan ulang
masalah pengertian penyebab
ISPA. tanda dan gejala ISPA.
5. Beri reinforcement positif
atas jawaban yang
diberikan.
Evaluasi
Masalah Diagnosa
No. keperawa keperaw Sasaran Tujuan Intervensi keperawatan
Kriteria Standar
tan atan

2. Kurang Kurang Keluarga Setelah 1. Kaji tingkat pengetahuan Respon Keluarga


pengetahu pengetah Tn. C dilakukan keluarga tentang penyakit verbal mampu
an tentang uan tindakan ISPA. tentang menceg
penyakit. keluarga keperawatan 2. Beri penjelasan tentang  pemanfa ah
tentang keluarga di penyakit ISPA. atan penyakit
pencega harapkan : 3. Motivasi keluarga dalam fasilitas ISPA.
han keluarga mengambil keputusan untuk pelayana
penyakit mampu membawa An. Y ke n
ISPA memanfaatkan posyandu atau ke kesehata
berhubu fasilitas puskesmas. n.
ngan kesehatan. 4. Beri kesempatan kepada
dengan keluarga untuk bertanya
kurang tentang hal yang belum
informas dimengerti.
i. 5. Berikan pujian atas
kemampuan keluarga.
Masalah
No
keper Diagnosa Sasara
. Tujuan Intervensi keperawatan
awata keperawatan n Kriteria Standar
n

3. Lingkung Ketidakmampua Keluarg Setelah 1. Kaji  pengetahuan klien tentang Respon Keluarga
an n keluarga a melakuka pengertian sanitasi lingkungan. verbal mampu
yang memodifikasi Tn. n 2. Beri penyuluhan tentang tentang melakukan
kotor lingkungan C tindakan kesehatan lingkungan dan syarat- syarat- kebersihan
dan berhubungan keperawat syarat rumah sehat. syarat rumah dan
tidak dengan an 3. Diskusikan dengan keluarga rumah lingkungan
sehat. keluarga keluarga penyakit yang ditimbulkan karena sehat dan dengan baik.
tidak Tn. C lingkungan yang kotor. lingkunga
memanfaatka mampu 4. Motivasi keluarga untuk n yang
n menjaga memelihara dan menciptakan sehat.
pemeliharaan kebersiha lingkungan rumah yang sehat.
lingkungan n 5. Motivasi keluarga untuk menata
rumah. lingkunga perabotan rumah tangga dengan
n rumah. baik.
6. Berikan kesempatan kepada
keluarga menanyakan hal yang
belum dimengerti
7. Berikan reinforcement pada hasil
diskusi dengan keluarga.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai