Anda di halaman 1dari 9

Penyebab Sinkop

Penyebab sinkop dapat secara luas diklasifikasikan menjadi tiga kategori:


A. Sinkop Autonom  (80% dari kasus anak-anak dengan sinkop)
Sinkop neurokardiogenik
• didahului dengan adanya kehilangan kesadaran, yang pada gilirannya diikuti oleh pemulihan yang cepat.
• pada neurokardiogenik muncul episode khas yakni prodrome dimana pasiem hampir selalu didahului dengan
adanya kehilangan kesadaran, yang pada gilirannya diikuti oleh pemulihan yang cepat.
• Kejadian sinkop sendiri seperti yang telah dijelaskan sebelumnya yakni didahului oleh gejala khas (gejala
prodorm) pusing atau pusing dan mual. Ini hampir selalu terjadi ketika anak berdiri tegak.

Prodrome  usually associated with some precipaty events and it may include dizziness or light
headedness, a sense of being warm or cold, pallor, nausea, abdominal pain, sweating, palpitation, visual
blurring, poor hearing and hearing strange sounds.
Patofisiologi Sinkop Neuro Kardiogenik
C. Sinkop Non-Kardiac
• Sinkop Non-Kardiac terjadi kurang dari 10% kasus anak anak dengan sinkop.
• Ini Termasuk penyebab neurogenik seperti kejang.
• Penting untuk dicatat bahwa hipoksia serebral dapat menyebabakan gerakan kejang bahkan
selama NKS yang disebut sebagai sinkop kejang.
• Orang awam sering menyalahartikan sebagai epilepsi.
berikut beberapa petunjuk yang dapat membedakan sinkop kejang dengan kejang yang lain :

1. Prodrome dan presinkop  adalah khas sinkop kejang dan sangat tidak biasa dalam kejang sebenarnya

2. Menggigit lidah  jarang terjadi pada sinkop kejang dan jika ada biasanya di ujung lidah tidak di sisi

lidah seperti saat epilepsi

3. Inkontinensia  biasanya tidak terjadi pada sinkop konvulsif tetapi sering terjadi pada kejang sebenarnya.

4. Gerakan konvulsif  biasanya pleomorfik pada sinkop sedangkan gerakan konvulsif akan berirama dan

seragam dalam kejang.

5. Durasi  Episode ini hampir selalu berlangsung kurang dari satu menit dalam sinkop sementara kejang

yang sebenarnya hampir selalu lebih lama.


dibutuhkan anamnesis yang cermat yang dapat mengungkapan penyebab terjadinya sinkop. Terdapat
Lima poin yang sangat penting bahwa masing-masing dicatat

1) Waktu kejadian
2) Aktvitas pencetus kejadian
3) Gejala yg terkait
4) Postur saat kejadian
5) Riwayat Keluarga
Sensitivitas Indikator Klinis Sinkop
• Tes skrining riwayat keluarga yang abnormal, sinkop selama latihan, pemeriksaan fisik abnormal, dan
kelainan EKG memiliki sensitivitas 100% untuk mendiagnosis sinkop jantung.
Skenario ilustarasi kasus

Seorang anak laki-laki berusia 13 tahun dibawa ke UGD oleh guru pendidikan jasmani pada sore
musim panas setelah ia pingsan di akhir jam istirahat di sekolah. Bocah itu bermain sepakbola di
sekolah dan di akhir sesi pergi minum air bersama teman-temannya. Sambil menunggu gilirannya,
dia membungkuk ke bangku di belakang dan jatuh pingsan. Dia pulih dalam semenit. Bocah itu ingat
merasa pusing tetapi kemudian hanya bisa ingat bangun dikelilingi oleh gurunya. Pemeriksaan
fisiknya benar-benar normal. Orang tuanya tiba setengah jam kemudian setelah diperingatkan oleh
otoritas sekolah. Mereka mengkonfirmasi bahwa bocah itu tidak memiliki riwayat medis masa lalu
yang signifikan dan tidak ada riwayat keluarga SUD (Sudden Unexpected Death). Keluarga itu pergi
menonton film larut malam pada hari sebelumnya dan bocah itu tidur kurang dari 5 jam. Diagnosis
klinis NKS dibuat. Keluarga itu diyakinkan dan modifikasi gaya hidup disarankan. Dia kemudian
boleh keluar rumah sakit (KRS) tanpa pemeriksaan lebih lanjut.
Seorang anak perempuan berusia 9 tahun dirujuk ke klinik rawat jalan kami dari neurologi pediatrik
untuk evaluasi sinkop berulang. Dia telah didiagnosis sebagai kejang parsial kompleks. Namun,
karena episode tidak membaik dengan pengobatan, evaluasi kardiologi disarankan. Para orang tua
memberikan gambaran rinci tentang 2 episode sebelumnya. Suatu ketika dia membawa seember
pakaian penuh menaiki tangga dan jatuh di tangga atas. Selama episode lain, dia menari bersama
saudara perempuannya di depan televisi ketika dia tiba-tiba pingsan. Kedua episode jelas terjadi saat
aktivitas puncak. Pada pemeriksaan, tanda-tanda vitalnya normal. Namun dia memiliki gelombang
para-sternal grade II dan bunyi jantung kedua sangat keras, EKG menunjukkan bukti hipertrofi
ventrikel kanan dengan pola regangan. Ekokardiogram mengkonfirmasi diagnosis hipertensi arteri
paru yang parah. Ada beberapa tanda bahaya pada riwayat dan pemeriksaan fisik untuk dievaluasi
lebih lanjut penyebab sinkop jantung.
Kesimpulan
• Sinkop adalah gambaran klinis umum pada anak
• Ada tiga kelompok penyebab, Sinkop autonom, sinkop cardiac (jantung), sinkop non-cardiac
termasuk penyebab neurologis (misalnya sinkop kejang).
• Walaupun sinkop neuro-kardiogenik (80%) adalah penyebab tersering, penyebab jantung
berkontribusi pada subset kecil tetapi penting pada pasien .
• Anamnesis terperinci dan pemeriksaan fisik bersama dengan EKG cukup untuk mengidentifikasi
semua kasus sinkop yang memerlukan evaluasi lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai