Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN KRITIS PROSES

KEPERAWATAN PADA AREA


KEPERAWATA KRITIS
 

 
OLEH :
 
Indah Nur Imamah
Ahmad Taufik
Ratu Kardina
 
 
 
 
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
2018
PENDAHULUAN

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan republic Indonesia nomor


10 tahun 2015 tentang standar pelayanan keperawatan rumah sakit
Pasal 2 disebutkan bahwa Pengaturan Standar Pelayanan
Keperawatan di Rumah Sakit Khusus bertujuan untuk meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan di rumah sakit khusus dan rumah sakit
umum yang memiliki pelayanan keperawatan kekhususan yang
disusun berdasarkan kompetensi dan kewenangan perawat dengan
memperhatikan keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan
hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
pengalaman, perkembangan masa kini dan masa yang akan datang .
Data mortalitas di ruang icu masih tinggi hasil penelitian
yudhata (2014) didapatkan jumlah kematian pasien
ICU di RSUP Dr. Kariadi Semarang pada periode Juli –
Desember 2014 adalah 81 orang dari total 493 pasien. Pasien
kritis membutuhkan perawatan kompleks sehingga
membutuhkan perawat terlatih dan kompeten

Dalam kepmenkes 1239/2001 tentang praktik keperawatan


pasal 15 dan 16 disebutkan bahwa seorang perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan harus meliputi pengkajian,
penetapan diagnose keperawatan, perencanaan, melaksanakan
tindakan keperawatan sampai evaluasi, baik di ruang
perawatan maupun ruangan khusus (kritis).
Tujuan
1. Tujuan umum
Mendeskripsikan Proses keperawatan pada area
keperawatan kritis

2. Tujuan khusus
a. Mengklasifikasikan Proses keperawatan pada
area keperawatan kritis
b. Membentuk pendapat mengenai proses keperawatan
pada area keperawatan kritis
c. Menentukan Proses keperawatan pada area
keperawata kritis
Asuhan keperawatan dilakukan dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan
yang merupakan metode ilmiah dan panduan
dalam memeberikan asuhan keperawatan yang
berkualitas guna mengatasi masalah pasien.
Langkah-langkah yang harus dilakukan
meliputi pengkajian, masalah/diagnose
keperawatan, rencana tindakan dan evaluasi
(kemenkes, 2006)
PENGKAJIAN

Pengkajian keperawatan pada pasien kritis merupakan tahap awal yang


sangat penting untuk mentukan rencana keperawatan berikutnya
mengingat kondisi pasien yang belum stabil.

Ada beberapa model pengkajian yang telah dikembangkan, antara lain


model pengkajian dari the Nort Coast Area Health Service yang
mengelompokkan menurut sistim tubuh,
Functional Health Pattern yang dikembangkan oleh Lewis (2000),
Pengkajian kritis yang dikembangkan oleh Bemis (2001) dan model
pengkajian lainnya.
1. Pengkajian
sebelum pasien TUJUAN
datang (pre arrival)

Sebelum pasien akan 1. Untuk persiapan


dikirim, dilakukan penerimaan pasien
pengkajian meliputi saat datang di icu
identitas pasien, 2. Agar saat pasien
diagnose, tanda vital, datang di icu, semua
alat bantu invasive yang peralatan yang
dipakai, modus ventilasi dibutuhkan tersedia
mekanik yang sedang dan siap digunakan
dipakai bila pasien 3. Persiapan dokter
mengunakan ventilator. spesialis terkait yang
harus dihubungi
PENGKAJIAN
1. Pengkajian segera (quick assessment)
Pengkajian segera setelah pasien tiba di ICU meliputi ABCDE yaitu Airway,
breathing, circulation, drugs (obat-obatan yang saat ini dipakai termasuk apakah
alergi terhadap obat atau makanan tertentu) dan equipment (adakah alat yang
terpasang pada pasien.
Perawat penerima pasien segera menilai dan melakukan kajian kondisi pasien saat
itu kemudian perawat melakukan serah terima, hal-hal yang terkait dengan pasien
dan mencatat pada lembar observasi.
2. Pengkajian lengkap (comprehensive assessment)
 Pengkajian riwayat kesehatan lalu, riwayat social, riwayat psikososial dan
spiritual serta pengkajian fisik dari sistem tubuh (sistem neurologi, respirasi,
kardiovaskuler, renal, gartrointestinal, endokrin, hematologic dan immunologi
serta integument) dan pengkajian resiko jatuh menggunakan humty dumty, pada
anak, skala morse pada dewasa dan geriatric pada lansia. pengkajian nyeri juga
dapat dilakukan pada area kritis.

 Hasil penelitian Prawesti, Ibrahim, Nursiswati (2016) menyebutkan bahwa


Behavioural pain scales (BPS) dan Critical pain observation tools (CPOT)
adalah alat penilaian nyeri yang dapat digunakan dalam menilai rasa sakit dan
meningkatkan manajemen nyeri pada pasien kritis. CPOT lebih mudah
digunakan dan aplikatif karena memiliki defnisi operasional yang jelas
3. Pengkajian berkelanjutan (on going assessment)

Kontinuitas monitoring kondisi pasien setiap 1-2 jam pada saat kritis,
selanjutnya sesuai kondisi pasien. Hal-hal yang dikaji meliputi tanda-tanda
vital, hemodinamik, alat-alat yang dipakai pada saat masuk icu .
Kriteria hasil ditetapkan untuk
mencapai tujuan dari tindakan
Penetapan
keperawatan yang
masalah/diagnose
diformulasikan berdasarkan
keperawatan
pada kebutuhan klien yang
dapat diukur dan realistis

(craven & himle, 2000).

Contoh diagnose keperawatan yang sering muncul pada intensif


care adalah :
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif (RC : Sepsis)
2. Gangguan pertukaran gas : Airway-Obstruction (RC :
Acidosis (metabolic Respiratory)
3. Pola nafas tidak efektif (RC : Hypoxemia)
4. Gangguan perfusi jaringan (RC : Hypoxemia)
5. Nyeri Akut (RC : Syok Neurogenik)
6. gangguan intergritas kulit/jaringan (RC : Sepsis)
7. Resiko jatuh
PERENCANAAN

MERUMUSKAN
RENCANA TINDAKAN : Kriteria Hasil :
TUJUAN :
1. tetapkan tehnik dan 1. Menggunakan
1. berfokus pada pasien
prosedur yang akan
2. jelas dan singkat
digunakan Kata Kerja Yang
3. dapat diukur dan Tepat
2. mengarah pada tujuan
diobservasi
yang akan dicapai 2. Dapat
4. realistis
3. realistis Dimodifikasi
5. ada target waktu
4. disusun berurutan da 3. Spesifik
6. melibatkan peran
nada rasionalnya
serta masyarakat
Melaksanakan Tindakan Keperawatan

Tindakan keperawatan dapat dalam bentuk observasi,


tindakan prosedur tertentu, tindakan kolaboratif dan
pendidikan kesehatan dalam tindakan perlu ada
pengawasan terus menerus terhadap kondisi klien
termasuk evaluasi perilaku.
EVALUASI

Evaluasi dapat dilakukan setiap akhir


tindakan peberian asuhan yang disebut
sebagai evaluasi proses dan evaluasi hasil
yang dilakukan untuk menilai keadaan
kesehatan klien selama dan pada akhir
perawatan. Evaluasi dicatat pada catatan
perkembangan klien.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai