Anda di halaman 1dari 9

TETANUS

ASUHAN KEPERAWATAN
tanda utama kekakuan otot (spasme) tanpa
disertai gangguan kesadaran. Gejala ini bukan
disebabkan oleh kuman clostridium tetani,
tetapi akibat toksin (tetanospasmin) yang
dihasilkan kuman
clostridium tetani
1. Bakteri ini bersifat patogen
dan berbahaya karena
mengeluarkan racun yang
disebut tetanospasmin
2. Racun ini bersifat
neurotoksin, yang akan
menyerang daerah saraf tepi
(perifer) pada manusia dan
menyebabkan kejang otot.
Racun ini juga dapat
menghancurkan sel darah
merah dan leukosit.
STADIUM

1. TRISMUS (3 CM) TANPA KEJANG TRONIK


UMUM MESKIPUN DIRANGSANG.
2. TRISMUS (3 CM ATAU LEBIH KECIL)
DENGAN KEJANG TRONIK UMUM BILA
DIRANGSANG.
3. TRISMUS (1 CM) DENGAN KEJANG TRONIK
UMUM SPONTAN.
PATOFISIOLOGI
PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
1) Antitoksin: antitoksin 20.000 Iu/
1.M/5 hari. pemberian baru diberikan
setelah dipastikan tidak ada reaksi
hipersensitivitas.
2) Anti kejang (antikonvulsan)
2. Fenobarbital (luminal): 3 x 100 mg/1.M.
Untuk anak diberikan mula-mula 60-100
mg/1.M lalu dilanjutkan 6x30 mg/hari
(max. 200mg/hari).
3. Klorpromasin: 3x25 mg/1.M/hari. Untuk
anak-anak mula-mula 4-6 mg/kg BB.
4. Diazepam: 0,5-10 mg/kg BB/1.M/4 jam, dll.
PENATALAKSANAAN
1. Merawat dan membersihkan luka sebaik-
baiknya,
2. Diet TKTP. Pemberian tergantung
kemampuan menelan. Bila trismus,
diberikan lewat sonde parenteral.
3. Isolasi pada ruang yang tenang, bebas dari
rangsangan luar.
4. Menjaga jalan nafas agar tetap efisien.
5. Mengatur cairan dan elektrolit.
DIAGNOSA KEP
• Kejang berhubungan dengan penyebaran toksic clostridium tetani di system
saraf di otak
• Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi sputum.
• Pola nafas tidak teratur berhubungan dengan jalan nafas terganggu akibat
spasme otot pernafasan.
• Hipertermi berhubungan dengan efek toksin (bakterimia).
• Gangguan rasa percaya diri berhubungan dengan kesulitan berbicara.
• Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kondisi lemah.
• Resiko ketidakseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan intake
yang kurang daan oliguria.
• Konstipasi berhubungan dengan penurunan gerak peristaltic usus.
• Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan spasme otot
pengunyah.

Anda mungkin juga menyukai