Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PELAKSANAAN

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MATERNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS POST NATAL CARE


PADA KLIEN DENGAN MASALAH KEPERAWATAN UTAMA NYERI
MELAHIRKAN DI DESA PAGAGAN DALAM WILAYAH KERJA PUSKESMAS
SOPA’AH

DISUSUNOLEH:

Maulidatul Laily
18023

Politeknik Negeri Madura

Jurusan Kesehatan Prodi D3 Keperawatan


LEMBAR PERNYATAAN
BERSEDIA MENJADI PARTISPAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Ny. D (Inisial)
JenisKel : perempuan
Alamat : Ds. Pagagan
Hubungan dengan pasien : Menyatakan bahwa Mahasiswa

Nama : Maulidatul Laily


Alamat : Ds. Pagagan
Benar-benar telah melaksanakan asuhan keperawatan pada keluarga saya. Saya juga
menyatakan bahwa mahasiswa tersebut selama melakukan perawatan kepada keluarga
saya tidak melakukan tindakan yang:

1. Melanggar protokol pencegahan covid 19


2. Merugikan saya dan keluarga
3. Tidak sopan dan berkomunikasi yang tidakbaik
4. Tindakan lain yang sifatnyanegatif.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untuk digunakan sebagaimana
mestinya.

Pamekasan, 07 Desember 2020


Yang membuat pernyataan

Maulidatul Laily
LEMBAR PERNYATAAN

Saya mahasiswa yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Maulidatul Laily


NIM : 18023
Alamat : Ds. Pagagan

Judul : Laporan Pelaksanaan Praktik Klinik Keperawatan Anak Asuhan


Keperawatan Anak Pada Klien Dengan Masalah Keperawatan
Utama Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Dan Diagnose Medis
Asma Bronchial Di Desa Pagagan Dalam Wilayah Kerja
Puskesmas Sopa’ah

Menyatakan bahwa saya telah melaksanakan praktik klinik keperawatan Gawat Darurat
sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.Saya sampaikan laporan pelaksanaan ini sebagai
bukti nyata pelaksanaan Asuhan Keperawatan yang telah saya lakukan. Saya bersumpah bahwa
laporan ini bukan merupakan karya orang lain kecuali dalam bentuk kutipan yang telah
disebutkan sumbernya.
Demikian pernyataan ini saya buat, jika ada kesalahan yang terbukti sengaja saya buat
saya siap menerima sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Pamekasan, 24 November 2020


Yang membuat pernyataan

Maulidatul Laily

NRP.33411801023
LEMBAR PENGESAHAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Maulidatul Laily

NRP : 33411801023

Kelompok : A4

Judul : Laporan Pelaksanaan Praktik Klinik Keperawatan Anak Asuhan


Keperawatan Anak Pada Klien Dengan Masalah Keperawatan
Utama Bersihan Jalan Nafas Tidak Efektif Dan Diagnose Medis
Asma Bronchial Di Desa Pagagan Dalam Wilayah Kerja
Puskesmas Sopa’ah

Laporan asuhan keperawatan ini bukan merupakan hasil karya orang lain
kecuali yang sudah saya sampaikan dalam bentuk kutipan.

Pamekasan, 24 November 2020

Mahasiswa

Maulidatul Laily

33411801023

Mengetahui pembimbing

Ns. NUR KHALILAH, S.Kep., M.MKes., M.Kes


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Definisi
Persalinan adalah akhir kehamilan dan titik dimulainya kehidupan di luar rahim
bayi baru lahir. Dengan faktor- faktor insensial persalinan, proses persalinan itu sendiri,
kemauan persalinan, adaptasi ibu dan bayi, proses keperawatan baik pada wanita maupun
pada keluarga (Alden, 2004).
Post partum adalah waktu dimana proses penyembuhan dan perubahan, waktu
sesudah melahirkan sampai sebelum hamil, serta penyesuaian terhadap hadirnya anggota
keluarga baru (mitayani, 2009).
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berahir ketika
alat–alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerpenium
dimulai 2 jam setelah melahirkan plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.
Dalam bahasa latin, waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak ini disebut puerperium
yaitu dari kata ‘puer’ yang artinya bayi dan ‘parous’ melahirkan. Jadi puerperium berarti
masa setelah melahirkan bayi. Puerperium adalah masa pulih kembali, mulai dari
persalinan selesai sampai alat–alat kandungan kembali seperti sebelum hamil, sekitar
50% kematian ibu terjadi dalam 24 jam pertama postpartum sehingga pertolongan pasca
persalinan yang berkualitas harus terselenggara pada masa itu untuk memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi (Vivian, 2011).
Jadi, post partum atau masa nifas atau puerperium adalah masa pulih kembali
mulai dari persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti sebelum hamil dan
dimulai setelah 2 jam melahirkan plasenta dan 6 minggu setelahnya.

1.2 Masalah dalam Post Partum


1.) Masalah Traktus Urinarius
Pada 24 jam pertama pasca persalinan, pasien umumnya menderita keluhan miksi
akibat defresi pada refleks aktivitas detrusor yang disebabkan oleh tekanan dasar
vesika urinaria saat persalinan, keluhan ini bertambah berat oleh karena adanya fase
dieresis pasca persalinan, bila perlu retensio urine dapat diatasi dengan melakukan
kateterisasi.
Rortveit, dkk (2003) menyatakan bahwa resiko inkontinensia urine pada pasien
dengan persalinan pervaginam sekitar 70% lebih tinggi dibandingkan section Caesar.
10% pasien pasca persalinan menderita inkkontinensia (biasanya stress inkontinensia)
yang kadang–kadang menetap sampai beberapa minggu pasca persalinan.Untuk
mempercepat penyembuhan keadaan ini dapat dilakukan latihan otot dasar panggul
(Serri, 2009).
2.) Nyeri punggung
Nyeri punggung sering dirasakan pada trimester ketiga kehamilan dan menetap
setelah persalinan pada anak masa nifas. kejadian ini terjadi pada 25% wanita dalam
masa post partum namun keluhan ini dirasakan oleh 50% dari mereka sejak sebelum
kehamilan. Keluhan ini menjadi semakin hebat bila mereka harus merawat anaknya
sendiri (Serri, 2009).
3.) Anemia
Resiko anemia ini dapat terjadi bila ibu mengalami poendarahan yang banyak,apalagi
bila sudah sejak masa kehamilan ada riwayat kekurangan darah. Di masa nifas, anemia
bisa menyebabkan rahim susah berkontraksi. Ini karena darah tidak cukup memberikan
oksigen kedalam rahim. Ibu yang mengidap anemia dengan kondisi membahayakan,
apalagi mengalami perdarahan post partum, maka segera haris diberi transfusi darah.
Jika kondisinya tidak berbahaya maka cukup ditolong dengan pemberian obat–obatan
penambah darah yang mengandung zat besi (Serri,2009).
4.) Masalah Psikologi: defresi masa nifas
Depresi yang terjadi pada masa nifas biasanya dapat dilihat di minggu–minggu
pertama setelah melahirkan, dimana kadar hormone masih tinggi. Gejalanya adalah
gelisah, sedih, dan ingin menangis tanpa sebab yang jelas. Tingkatannya pun
bermacam–macam, mulai dari neurologis, atau gelisah saja yang disertai kelainan
tingkah laku. Situasi depresi ini akan sembuh bila ibu bisa beradaptasi dengan situaasi
yang nyatanya. Defresi masa nifas seharusnya dikenali oleh suami dan juga keluarga.
Gejalanya sama dengan depresi prahaid. Hal ini dikarenanakan pengaruh perubahan
hormonal, adanya proses involusi, dan ibu kurang tidur serta lelah karena mengurus
bayi, dan sebagainya. Depresi juga bisa timbul jika ibu dan keluarganya mengalami
konflik rumah tangga, anak yang lahir tak diharapkan, keadaan sosial ekonominya
lemah, atau trauma karenamengalami cacat Keberadaan bayi tidak jarang justru
menimbulkan “stress” bagi beberapa ibu yang baru melahirkan. Ibu merasa bertanggung
jawab untuk merawat bayi, melanjutkan mengurus suami, setiap malam merasa
terganggu dan sering merasakan adanya ketidak mampuan dalam mengatasi semua
beban tersebut (Serri, 2009).

1.3 Patofisiologi
Dalam masa post partum atau masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun
eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaaan sebelum hamil.
Perubahan-perubahan alat genetalia ini dalam keseluruhan disebut “involusi”. Di samping
involusi terjadi perubahan-perubahan penting lain yakni memokonsetrasi dan timbilnya
laktasi yang terakhir ini karena pengaruh laktogenik hormon dari kelenjar hipofisis
terhadapkelenjar-kelenjar mamae.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post partum, pembuluh-pembuluh darah yang
ada antara anyaman otot-otot uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan
perdarahan setelah plasenta lahir. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks ialah
segera post partum bentuk serviks ialah segera post partum bentuk serviks agak
menganga seperti corong, bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri terbentul semacam
cincin. Perubahan-perubahan yang terdapat pada endometrium ialah timbulnya trombosis,
degerasi dan nekrosis ditempat implantasi plasenta pada hari pertama endometrium yang
kira-kira setebal 2-5 mm itu mempunyai permukaan yang kasar akibat pelepasan desidua
dan selaput janin regenerasi endometrium terjadi dari sisa-sisa sel desidua basalis yang
memakai waktu 2 sampai 3 minggu. Ligamen-ligamen dan diafragma palvis serta fasia
yang merenggang sewaktu kehamilan dan setelah janin lahir berangsur-angsur kembali
seperti sedia kala.
Ada beberapa kelainan atau hambatan pada proses persalinan yang menyebabkan
bayi tidak dapat lahir secara normal/spontan, misalnya plasenta previa sentralis dan
lateralis, panggul sempit, disproporsi cephalo pelvic, rupture uteri, partus lama, partus
tidak maju, pre-eklamsia, distorsia serviks, dan malpresentasi janin. Kondisi tersebut
menyebabkan perlu adanya suatu tindakan pembedahan, yaitu Sectio Caesarea.
Dalam proses operasinya dilakukan tindakan anestesi yang akan menyebabkan
pasien mengalami imobilisasi sehingga akan menimbulkan masalah intoleransi aktivitas.
Adanya kelumpuhan sementara dan kelemahan fisik akan menyebabkan pasien tidak
mampu melakukan aktivitas perawatan diri pasien secara mandiri sehingga timbul
masalah defisit perawatan diri.
Kurangnya informasi mengenai proses pembedahan, penyembuhan, dan
perawatan post operasi akan menimbulkan ansietas pada pasien. Selain itu, dalam proses
pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada dinding abdomen sehingga
menyebabkan terputusnya inkontinuitas jaringan, pembuluh darah, dan saraf-saraf di
sekitar daerah insisi. Hal ini akan merangsang pengeluaran histamin dan prostaglandin
yang akan menimbulkan rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir,
daerah insisi akan ditutup dan menimbulkan luka post operasi yang bila tidak dirawat
dengan baik akan menimbulkan masalah resiko infeksi.
Pathway

Post Partum

Perubahan anggota Luka episiotomi Perubahan status Laktasi Luka episiotomi


keluarga peran
Terputusnya kontinuitas Perdarahan
Kurang informasi
Dukungan keluarga jaringan
kurang Volume sirkulasi
Pengeluaran mediator Kesalahan interpretasi
berkurang
kimia (bradikinin)

Ketidakefektifan Resiko Kekurangan


Reseptor nyeri
Pemberian ASI Volume Cairan

Diteruskan ke thalamus

Aktivitas RAS terangsang


Korteks serebri

Kuman pathogen dari


Nyeri dipersepsikan Klien terganggu
luar

Reaksi jaringan terhadap Nyeri Akut


Sulit tidur
infiltrasi kuman patogen
Efek psikologis
Kurang pengetahuan
perawatan luka Gangguan Pola
Gangguan Eliminasi
Ibu takut berkemih Tidur
Urine
Resiko Infeksi
1.4 Fisiologi Post Partum
1.) Perubahan Fisik pada Post Partum
Pada masa nifas dapat dijumpai tiga kejadian penting, yaitu: involusi
uterus, lochea, dan laktasi.
a. Involusi Uterus
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami
kontraksi dan retraksi akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh
darah besar yang bermuara pada bekas implantasi plasenta. Otot rahim terdiri
dari 3 lapis otot yang membentuk anyaman sehingga pembuluh darah dapat
tertutup sempurna, dengan demikian terhindari dari perdarahan post partum.
Pada involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami proses
proteolitik, berangsur-angsur akan mengecil sehingga  pada akhir kala nifas
besarnya seperti semula dengan berat 30 gram. Proses proteolitik adalah
pemecahan protein yang akan dikeluarkan melalui urine. Dengan penimbunan
air saat hamil akan terjadi pengeluaran urine setelah persalinan, sehingga hasil
pemecahan protein dapat dikeluarkan.

PROSES INVOLUSI UTERI


Involusi Tinggi Fundus Berat uterus
1 2 3
Plasenta lahir Sepusat 1000 gram
7 hari (1 Minggu) Pertengahan pusat simfisis 500 gram
14 hari (2 Minggu) Tak teraba 350 gram
42 hari (6 Minggu) Sebesar hamil 2 minggu 50 gram
56 hari (8 Minggu) Normal 20 gram
(Manuaba, 1999).
1. Lochea
Lochea adalah cairan sisa lapisan endometrium dan sisa dari tempat
implantasi plasenta (Manuaba, 1998).
Pengeluaran lochea dapat dibagi berdasarkan jumlah dan warna sebagai
berikut:
 Lochea rubra (kruenta): 1 sampai 3 hari, berwarna merah dan
hitam, terdiri dari sel desidua, vernik kaseosa, rambut Lanugo, sisa
mekonium, sisa darah.
 Lochea sanguinolenta: 3 sampai 7 hari, berwarna putih bercampur
darah.
 Lochea serosa: 7 sampai 14 hari, berwarna kekuningan.
 Lochea alba: Setelah hari ke-14, berwarna putih.
 Lochea purulenta: Terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah
berbau busuk.
2. Laktasi
Perubahan-perubahan pada kelenjar mamae sudah terjadi sejak dari
kehamilan yaitu proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar alveoli dan
jaringan lemak bertambah keluaran cairan susu jolong dari duktus
laktiferus disebut colostrums berwarna kuning putih susu,
hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam dimana vena
berdilatasi sehingga tampak jelas. Setelah persalinan pengaruh sekresi
estrogen dan progesterone hilang, maka timbul pengaruh hormone
laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang air susu. Pengaruh
oksitosin menyebabkan mioefitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air
susu keluar. Pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir
disebut kolostrum warna kekuningan dan agak kental. Kolostrum kaya
akan protein immunoglobulin yang mengandung antibodi sehingga
menambah kekebalan anak terhadap penyakit dan laktoferin, ASI masa
transisi dihasilkan mulai hari keempat sampai hari kesepuluh, dan ASI
matur dihasilkan mulai hari kesepuluh.

2.) Perubahan Psikososial pada Post Partum


a. Periode Taking In
Pada masa ini ibu pasif dan tergantung, energi difokuskan pada perubahan
tubuh, ibu sering mengulang kembali pengalaman persalinan. Nutrisi tambahan
mungkin diperlukan karena selera makan ibu meningkat. Periode ini berlangsung 1-2
hari setelah melahirkan.
b. Periode Taking Hold
Pada masa ini ibu menaruh perhatiannya pada kemampuannya untuk menjadi
orang tua yang berhasil dan menerima peningkatan tanggung jawab terhadap
bayinya, ibu berusaha untuk terampil dalam perawatan bayi baru lahir. Periode ini
berlangsung 2-4 hari setelah melahirkan.
c. Periode Letting Go
Umumnya terjadi setelah ibu baru kembali ke rumah, ibu menerima tanggung
jawab untuk merawat bayi baru  lahir, ibu harus beradaptasi terhadap otonomi,
kemandirian dan interaksi sosial.

1.5 Pemeriksaan Diagnostik


1. Pemeriksaan Darah Lengkap
Memberikan informasi tentang jumlah dari sel-sel darah merah (RBC),
sel-sel darah putih (WBC), nilai hematokrit (Ht) dan haemoglobin (Hb).
2. Pemeriksaan Pap Smear
Mencari kemungkinan kelainan sitologi sel serviks atau sel endometrium.
3. Pemeriksaan Urine: Urine lengkap (UL)
Pemeriksaan ini mencari kemungkinan terdapatnya bakteri dalam urine
seperti streptokokus.
1.6 Penatalaksanaan Medis
1. Tes Diagnostik
a. Jumlah darah lengkap, hemoglobin/hematokrit (Hb/Ht)
b. Urinalisis: Kadar Urin
2. Terapi
a. Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi anemia\
b. Memberikan antibiotik bila ada indikasi
1.7 Konsep Pengkajian Post Partum
1. Pengkajian
a. Data Umum Klien meliputi: nama klien, usia, agama, status perkawinan,
pekerjaan, pendidikan terakhir, nama suami, umur suami, agama, pekerjaan
suami, pendidikan terakhir suami, dan alamat
b. Anamnesa meliputi: keluhan utama, keluhan saat pengkajian, riwayat penyakit
sekarang, riwayat menstruasi (menarchea, siklus, jumlah, lamanya, keteraturan,
dan apakah mengalami dismenorhea), riwayat perkawinan, riwayat kehamilan dan
persalinan yang lalu, riwayat kehamilan sekarang (ANC).
c. Riwayat persalinan sekarang meliputi:
DAFTAR PUSTAKA

Alden K.R, 2004. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Dialihbahasakan oleh Maria A. Jakarta:
EGC.
Dewi V.N, 2011. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Herdman, T. Hether. 2012. Dignosa Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 2012-2014. Jakarta.
EGC
Hutahean, Serri. 2009. Asuhan Keperawatan dalam Maternitas dan Ginekologi. Jakarta. TIM
Mitayani, 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: Salemba Medika.
Nuraruf, Huda Amin, dkk. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis
dan nanda Nic-Noc Eisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta. MediAction
http://anysimplethings.blogspot.co.id/2015/04/laporan-pendahuluan-post-partum-a.html diakses
pada 05-04-2017
https://gexmirah27.wordpress.com/2013/10/08/laporan-pendahuluan-post-partum/ diakses pada
05-04-2017
https://www.scribd.com/doc/135028734/LAPORAN-PENDAHULUAN-POST-PARTUM-
NORMAL-2-docx diakses pada 05-04-2017

Anda mungkin juga menyukai