Anda di halaman 1dari 8

JOURNAL READING

A Review of Scabies: An Infestation More than Skin Deep

PEMBIMBING : Oleh :
dr. Rini A. C Saragih, Sp.KK May Renny Raja Gukguk
Diesmi Gracia Debora Daeli
Elisa Putri

KEPANITERAAN KLINIK SMF KULIT DAN KELAMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN
RS MURNI TEGUH MEMORIAL HOSPITAL MEDAN
2020
Pendahuluan
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi oleh
Sarcoptes Scabiei. Wabah skabies sering terjadi di lokasi padat
penduduk. Secara global, prevalensi skabies cukup tinggi di
negara tropis. Jurnal ini menjelaskan cara mendiagnosis dan
mengobati scabies.

Siklus hidup tungau skabies

Tungau Betina Bertelur → Telur → Larva → Dewasa


Presentasi klinis
Erupsi kulit yang sangat gatal,
tdd: Papul, Nodul, Vesikel.

Masa inkubasi: untuk kasus


Fase sensitisasi terhadap antigen primer 3-6 minggu. Untuk
skabies 1 bulan setelah kasus primer kasus berulang 1-2 hari
dan butuh waktu hingga 6 minggu
untuk tanda dan gejala hilang. Terbentuk burrow namun sulit
terlihat karena gatal hingga pasien
Predileksinya meliputi sela jari, menggaruk dan burrow rusak.
pergelangan tangan, aksila, lipatan paha,
Tanda khas dari scabies adalah gatal yang
bokong, alat kelamin dan payudara
menetap dan semakin parah pada malam
(wanita). Pada bayi dan anak-anak:
hari.
telapak tangan, telapak kaki, dan wajah.

Pada kasus yang jarang, dapat terjadi scabies berkrusta dengan jutaan tungau berbeda dengan scabies biasa yang memiliki 10-15 tungau. Biasanya terjadi
pada pasien yang mengalami imuno supresi seperti HIV, keganasan dan usia lanjut, dengan tanda klinis dermatosis hiperkeratotik yang biasanya muncul
pada telapak tangan dan kaki dan lipatan-lipatan tubuh, limfadenopati, limfadenopati menyeluruh, eosinophilia dan peningkatan IgE.
Diagnosa

Diagnosa skabies ditegakkan secara klinis dengan:


• ruam yang sangat gatal terutama pada malam hari
• riwayat kontak dengan pasien skabies.
• serpiginous burrows yang dapat dilihat dengan mata
telanjang.

Untuk pemeriksaan lebih lanjut dengan:


• dermatoscope dengan hasil jet with contrail,
• videodermatoscopy dan reflectance confocal
microscopy untuk menginspeksi tungau lebih detail
lagi.
Komplikasi
Penatalaksanaan Skabies

• Pengobatan tidak boleh dibatasi hanya untuk mereka yang didiagnosis skabies secara
“klinis” atau “terkonfirmasi”.
• Terapi topikal lini pertama yang diberikan adalah permethrin 5% (krim) dan ivermectin
oral.
• Obat-obat yang sering digunakan pada beberapa negara
 sulfur in paraffin 5-10%
 benzyl benzoate 10-20%
 Gamma benzena hexaklorida 1% (lindane)
 Krotamiton 10% (eurax)
• Resiko resistensi permethrin dan ivermectrin membuat kemungkinan munculnya agen
baru atau bahkan vaksin skabies
 Moxidectin
 Fluazuron
 Fluralaner
Kesimpulan
Skabies merupakan suatu kondisi yang dapat diobati,
namun kondisi ini dapat tetap berlanjut meluas dan
menyebabkan rasa tidak nyaman. Pengembangan tes
diagnosis yang akurat dapat meningkatkan
kenyamanan dan kemudahan terapi. Peningkatan
pemahaman dan kontrol tentang wabah tetap menjadi
prioritas dalam mencapai diagnosis berdasarkan
IACS: untuk mengurangi dampak skabies pada
populasi manusia secara global.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai