Anda di halaman 1dari 25

Bagian Kulit Dan Kelamin Refarat

Fakultas Kedokteran Maret 2017


Universitas Muslim Indonesia

Skabies

Nadya Schelina Sunge


111 2016 2015

Pembimbing:
dr. Nurul Rumila Roem, M.Kes, Sp.Kk
PENDAHULUAN

Skabies berasal dari bahasa latin scabere yang berarti


menggaruk. Skabies adalah penyakit kulit menular yang
disebabkan oleh kutu. Tungau ini, Sarcoptes scabiei, kadang-
kadang dikenal sebagai penyebab gatal pada manusia atau
tungau kudis karena rasa gatal disebabkan ketika tungau
betina hamil dan membuat lubang ke dalam lapisan atas kulit
dan bertelur.
DEFINISI

Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh


infestasi dan sensitasi tungau (mite) Sarcoptes scabiei varian
hominis dan produknya. Ditandai gatal pada malam hari
mengenai sekelompok orang dengan tempat predileksi di
lipatan kulit yang tipis, hangat dan lembab. Gejala klinis
dapat terlihat polimorf tersebar diseluruh badan.
EPIDEMIOLOGI

S. scabiei pertama kali diidentifikasi di awal 1600-an


tetapi tidak diakui sebagai etiologi dari kelainan kulit sampai
1700-an.(3) Skabies adalah masalah di seluruh dunia dan
mempengaruhi semua usia, ras, dan tingkat sosial
ekonomi. Prevalensi bervariasi pada beberapa negara-negara
berkembang dan memiliki tingkat persentase dari 4% hingga
100% dari populasi umum.
ETIOLOGI

Sarcoptes scabiei termasuk filum Arthropoda, kelas Arachnida,


ordo Ackarima, super famili Sarcoptes, penemunya adalah seorang
ahli biologi Diacinto Cestoni (1637-1718). Pada manusia disebut
Sarcoptes scabiei var. Hominis. Selain itu, terdapat S. Scabiei yang
lain, misalnya pada kambing dan babi. (1) (3)
PATOGENESIS

kopulasi
(perkawinan) yang
terjadi diatas kulit Tungau betina yang
telah dibuahi
menggali
terowongan (stratum
korneum)
Telur akan menetas
(3-10 hari) menjadi
larva

larva akan menjadi


nimfa (2-3 hari)
Aktivitas S. Scabiei
di dalam kulit
menyebabkan rasa
gatal
GAMBARAN KLINIS
• Ruam gatal di seluruh badan yang hebat dan memberat di
malam hari, dengan wajah dan leher tidak terpengaruh.
• Lesi kulit primer adalah inflamasi pruritus papula, pustula,
vesikel, dan nodul.
• Temuan patognomonik adalah terowongan, yang mungkin tidak
selalu jelas.
• Terowongan biasanya ditemukan pada tangan dan kaki atau di
sela jari, dan muncul dengan gambaran pendek, bergelombang,
dan garis bersisik abu-abu pada permukaan kulit.
• Gambaran kulit sekunder yang nonspesifik,mungkin ekskoriasi ,
eksema, dan pioderma.(8)
Gambar 2.
Karakteristik distribusi lesi pada
tubuh orang dewasa dengan skabies tipikal8
Papul eritem tipikal pada tangan dan pergelangan tangan8
Terowongan (kanalikuli) pada tangan
Diagnosis dapat dibuat dengan menemukan 2 dari 4 tanda
kardinal sebagai berikut(1)

1. Pruritus nokturna
2. Menyerang manusia secara berkelompok
3. Adanya terowongan (kunikulus)
4. Menemukan tungau, merupakan hal yang paling diagnostic.
Infestasi Skabies Umumnya Dikategorikan Sebagai Tipikal Atau
Atipikal (Berkulit, Keratotik Atau Norwegia)

Skabies Tipikal

Skabies Atipikal
Pemeriksaan Penunjang

Specimen dapat diamati dibawah mikroskop cahaya


dengan pencahayaan yang rendah (Gambar. 6). (10)
Pada kasus atipikal atau ketika pemeriksaan langsung tidak
memungkinkan, biopsi kulit mungkin berpotensi untuk menegakkan
diagnosis (Gambar. 7).

Sarcoptes scabiei Dewasa di terowongan di lapisan atas dari


epidermis (Hematoxylin dan Eosin)
Cara menemukan tungau :
1. Carilah mula-mula terowongan, kemudian pada ujung yang
terlihat papul atau vesikel dicongkel dengan jarum dan
diletakkan diatas sebuah kaca objek, lalu ditutup dan dilihat
dengan mikroskop cahaya.
2. Dengan cara menyikat dengan sikat dan ditampung diatas
selembar kertas putih dan dilihat dengan kaca pembesar.
3. Dengan membuat biopsy irisan. Caranya : lesi dijepit dengan
2 jari kemudian dibuat irisan tipis dengan pisau dan diperiksa
dengan mikroskop cahaya.
4. Dengan biopsy eksisional dan diperiksa dengan pewarnaan
Hematoksilin Eosin.
Diagnosis Banding

Penyakit scabies ini merupakan the greatest imitator,


karena dapat menyerupai banyak penyakit kulit dengan
keluhan gatal. Sebagai diagnosis banding ialah prurigo,
pediulosis korporis, dan dermatitis (1)
Penatalaksanaan

Syarat obat ideal: (1)


1. Harus efektif terhadap semua stadium tungau
2. Harus tidak menimbulkan iritasi dan tidak toksik.
3. Tidak berbau atau kotor dan tidak merusak atau mewarnai
pakaian.
4. Mudah diperoleh dan harga terjangkau.

Cara pengobatannya seluruh anggota keluarga harus diobati


(termasuk yang hiposensitisasi)(1)
REKOMENDASI PENGOBATAN:

5% permethrin cream (Elimite®)


Pengobatan yang dianjurkan untuk kutu skabies adalah
penggunaan topikal dari 5% krim permetrin yang dioleskan
untuk tubuh dari leher ke bawah dalam lapisan tipis. Krim
kemudian harus dicuci 8 sampai 14 jam kemudian. Permetrin
membunuh tungau skabies dan telur. Dua (atau lebih)
aplikasi, masing-masing sekitar seminggu terpisah, mungkin
diperlukan untuk menghilangkan semua tungau, terutama
ketika met scabies berkrusta (Norwegia). Ini adalah
pengobatan pilihan untuk skabies pada anak usia 2 bulan atau
lebih.(2)
PENGOBATAN ALTERNATIF:

• 1% Lindane lotion
• Ivermectin (Stromectol®)
• Crotamiton lotion 10% dan Crotamiton krim 10% (Eurax®,
Crotan®)
• Sulfur presipitatum 6% di petrolatum
Komplikasi

Dapat terjadi impetigo sekunder dan glomerulonefritis post


streptococcal telah dilaporakan komplikasi dari skabies yang
disebabkan pyoderma akibat streptococcus pyogenes. Limfangitis
dan septikemia juga telah dilaporkan pada scabies berkrusta.
Akhirnya, infestasi skabies juga bisa memicu pemfigoid bulosa.(4)
Pencegahan

Siapapun yang didiagnosis dengan skabies, serta


pasangan seksualnya dan orang yang memiliki kontak, kontak
dekat lama dengan orang yang terinfeksi, harus diterapi
untuk mencegah infeksi berlanjut dari skabies. Jika anggota
keluarga/rumah tangga telah diinstruksikan untuk diterapi,
setiap orang harus menerima perawatan diwaktu yang sama
untuk mencegah reinfestasi. (2)
Prognosis

Dengan memerhatikan pemilihan dan cara pemakaian


obat, serta syarat pengobatan dan menghilangkan faktor
predisposisi, antara lain hygiene, serta semua orang yang
berkontak erat dengan pasien harus diobati, maka penyakit
ini dapat diberantas dan prognosis baik. (1)
DAFTAR PUSTAKA
1. Aisah,Siti. Skabies. Ilmu Penyakit Kulit Dan Kelamin Edisi
Ketujuh Cetakan Pertama. Hal 137-140. Jakarta Fakultas
Kedokteran Uniersitas Indonesia. 2015.
2. Georgia Department Of Public Health. Scabies Handbook.
2012.
3. Wolff K,Johnson Ra. Scabies In Fitzpatrick Dermatology In
General Mediine 8th Edition. New York.
4. Karen Wendel, Anne Rompalo. Scabies And Pediculosis
Pubis: An Update Of Treatment Regimens And General
Review. Maryland. Johns Hopkins University School Of
Medicine. Downloaded From Http://Cid.Oxfordjournals.Org/
By Guest On March 18, 2017
5. Wolff K,Johnson Ra. Scabies In Fitzpatrick Color Atlas And
Synopsis Of Clinical Der Matology 7th Edition. New York.
2013
6. Oakley Amanda. Scabies Diagnosis And Management.2014
7. Karen Gunning, Karly Pippitt. Indian Journal Of Clinical Practice,
Vol. 24, No. 3, Pediculosis And Scabies: A Treatment Update.
August 2013
8. Bernadette Kiraly, Md, Pediculosis And Scabies: A Treatment
Update Volume 86, Number 6 . September 15, 2012
9. Los Angeles County Department Of Public Health Acute
Communicable Disease Control Program. Scabies Prevention And
Control Guidelines Acute And Sub-Acute Care Facilities.2009
10.Olivier Chosidow, M.D., Ph.D. Clinical Practice Scabies In The
New England Journal OF Medicine. Paris. Downloaded From
Nejm.Org On March 20, 2017.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai