Anda di halaman 1dari 20

COST

FARMAKOEKONOMI MINIMIZATIO
ANALYSIS
(CMA)
DEBY ZAHRATUL
JANNAH
KHARISMA
YOLANDA
MUNZIR AL FAYID
VENTYA EDITA
MADELYN
5-B
Tujuan :
Seeds

Plants

Weather
A. Pengertian
Teknik yang menentukan intervensi mana yang
lebih murah biayanya berdasarkan studi-studi
terdahulu, walaupun dari segi output (efektivitas) (Cost
belum tentu maksimal (focus pada input).
Minimization
Analysis)
(Cost Minimization Analysis)
 Teknik ini merupakan teknik yang paling sederhana.
 Pendapat kritis analisis cost-minimization hanya digunakan untuk prosedur
hasil pengobatan yang sama.

Metode yang digunakan untuk mengukur dan membandingkan


biaya intervensi medis yang berbeda.

 Digunakan untuk menguji biaya relatif yang dihubungkan dengan


intervensi yang sama dalam bentuk hasil yang diperoleh.
1. Analisis cost minimization digunakan untuk
menguji biaya relative yang dihubungkan
dengan intervensi yang sama dalam bentuk hasil B. Kegunaan
yang diperoleh.
2. CMA digunakan ketika dua intervensi (Cost
telah terbukti untuk menghasilkan sama,
atau serupa.
Minimization
Analysis)
3. Jika dua terapi dianggap setara, maka
hanya biaya intervensi yang perlu
dipertimbangkan
1. Cost minimisasi adalah yang paling
simpel dari semua perangkat
farmakoekonomi C. Kelebihan
2. Membandingkan dua jenis obat yang
sama efikasi dan toleransinya
terhadap satu pasien.
(Cost
3. Suatu perbandingan antar obat
Minimization
dalam kelas farmakologis yang sama Analysis)
4. Kemudahan dalam analisis, dan
interpretasi
1. Asumsi pengobatan dengan hasil
yang ekivalen.
2. Jika asumsi tidak benar, dapat D. Kelemahan
menjadi tidak akurat, pada akhirnya
studi menjadi tidak bernilai
3. Pendapat kritis analisis cost-minimization
(Cost
hanya digunakan untuk prosedur hasil Minimization
pengobatan yang sama
4. Evaluasi ekonomi prospektif,
Analysis)
tidak mungkin menentukkan teknik analisis
karena data nya tidak diketahui
Contoh Perhitungan Analisis Minimalisasi-Biaya
(AMiB) Skenario:
E. Contoh
Onkoplatin adalah agen kemoterapi yang relatif
baru, diberikan secara intravena di suatu rumah
Penggunaan
sakit. Analisis di Bidang
Karena efek mual yang timbul pada kemoterapi ini, Kesehatan
onkoplatin kerap diberikan menurut dua pilihan
cara:
1. Pemberian dosis yang mestinya setiap bulan,
dapat dibagi menjadi setiap 15 hari (2 x
E. Contoh
sebulan) Penggunaan
2. Pemberian dosis setiap bulan, tetapi Analisis di Bidang
dengan penambahan obat antimual Kesehatan
Efektivitas kedua cara pemberian adalah sama.
Tabel Perhitungan AmiB
E. Contoh
Penggunaan
Analisis di Bidang
Kesehatan
1. Biaya rerata onkoplatin relatif sama untuk kedua
cara pemberian.
2. Dosis terbagi, Tidak ada biaya antimual karena
tidak diberikan antimual. E. Contoh
3. Biaya untuk jasa pemberian onkoplatin IV
menjadi dua kali lipat dari pemberian dosis
Penggunaan
lengkap. Analisis di Bidang
4. Biaya untuk jasa klinik dan kunjungan dokter,
menjadi dua kali lipat. Kesehatan
Dengan demikian, biaya total pemberian dosis lengkap
dengan tambahan antimual lebih murah Rp880.000, atau
2,71%, dibanding pemberian onkoplatin dosis terbagi.
ANALISIS MINIMALISASI BIAYA
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK
MEROPENEM DAN
CEFTAZIDIME PADA TERAPI FEBRILE
NEUTROPENIA
Abstrak
 Antibiotik dibutuhkan sebagai salah satu terapi dalam menunjang
keberhasilan terapi febrile neutropenia.
 Menjadikan studi farmakoekonomi diperlukan agar didapatkan terapi
yang efektif dan efisien
 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui antibiotik yang lebih
efisien dari segi biaya, yang digunakan dalam terapi febrile neutropenia
 Penelitian ini merupakan studi observasi analisis, dengan pengambilan
data secara retrospektif yang dilakukan pada bulan Februari 2014,
 Mendapatkan terapi antibiotik meropenem atau ceftazidime.
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun secara statistik tidak
menunjukkan perbedaan bermakna,
 Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu tenaga profesional
kesehatan dalam manajemen terapi febrile neutropenia
Metode
Perhitungan CMA
Pada perhitungan biaya digunakan asumsi tidak ada kenaikan harga dan penurunan daya
beli pasien, dengan formula:

Biaya total = Fixed Cost + Variable Cost

Fixed cost = biaya rawat inap


biaya administrasi,
Variable cost = biaya pengobatan febrile neutropenia,
biaya penunjang terapi, dan
biaya tindakan.
Hasil :
Dari hasil
penelusuran
rekam medik
pasien
Pembahasan
1. Meropenem dan ceftazidime memiliki outcome klinis yang sama yaitu menekan
pertumbuhan bakteri dengan menghambat proses akhir sintesis peptidoglikan
pada dinding sel bakteri sehingga menyebabkan bakteri menjadi lisis.

2. harga satuan antibiotik meropenem yang lebih mahal enam kali lipat
dibandingkan harga satuan antibiotik ceftazidime,

3. Perbedaan harga ini dikarenakan adanya perbedaan perlakuan dan jenis terapi
penunjang pada kedua kelompok terapi antibiotik tersebut.

4. Biaya tindakan merupakan jenis biaya yang dikeluarkan oleh pasien untuk seluruh
tindakan medis yang diterima pasien sejak diagnosis telah ditegakkan
Pembahasan
5. Biaya tindakan kelompok antibiotik meropenem lebih mahal Rp148.325

6. Lama rawat inap juga berperan pada meningkatnya jumlah biaya tindakan yang
dibutuhkan, hal ini terjadi karena lama rawat inap berhubungan erat dengan
kejadian infeksi nosokomial yang akan menyebabkan biaya perawatan
meningkat

7. Dari penelitian ini diketahui bahwa dari segi ekonomi, kelompok terapi antibiotik
ceftazidime lebih murah dalam pelaksanaan terapi febrile neutropenia
dibandingkan dengan antibiotik meropenem, dengan asumsi outcome yang sama.

8. Walaupun antibiotik meropenem mempunyai harga enam kali lebih mahal dari
ceftazidime, tetapi perbedaan harga tersebut tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap total biaya terapi febrile neutropenia.
Kesimpulan :
Walaupun total biaya terapi febrile
neutropenia dengan menggunakan
antibiotik meropenem lebih mahal
dari antibiotik ceftazidime, hasil dari
penelitian ini tidak menunjukkan
adanya perbedaan yang bermakna
antara rata-rata biaya total perawatan
pasien kelompok antibiotik
meropenem dan ceftazidime
THANK YOU
By :
Cost Minimization Analysis

Anda mungkin juga menyukai