Keutamaan & Resiko Komplikasi Transfusi Darah Inkompatibilitas Golongan Darah
Keutamaan & Resiko Komplikasi Transfusi Darah Inkompatibilitas Golongan Darah
Reaksi transfusi ●
Reaksi yang timbul secara cepat
akut (cepat) dalam 1-2 jam setelah transfusi.
1. Reaksi intravaskuler
Hal ini disebabkan karena adanya ikatan komplemen -antibodi igM pada pasien.
Antibodi dalam plasma pasien akan melisiskan sel darah merah pasien yang
inkompatibel.
2. Reaksi ekstravaskuler
Imun antibodi terutama Rh, misalnya pasien Rh negatif yg memiliki anti-D yang
diberikan dari donor Rh positif.
Pasien yang mengalami reaksi hemolitik akut mungkin mengalami mengeluh rasa
panas di muka (flushing), nyeri di tempat infuse, nyeri dada atau punggung, gelisah,
cemas, mual, atau diare.
Reaksi Alergi
Reaksi alergi terjadi pada 1% dari semua transfusi darah, sering terjadi
pada orang – orang dengan riwayat alergi, dan yang lebih sering lagi pada
orang – orang yang telah banyak mendapat transfusi darah sebelumnya.
Reaksi alergi ini disebabkan oleh adanya antibody dalam tubuh penderita
terhadap protein dalam plasma donor, atau pemindahan alergi dari
donor .
Reaksi anafilaktik dapat terjadi pada pasien dengan defisiensi IgA dan
pasien yang memiliki antibodi anti-IgA. Dua tanda klasik reaksi
anafilaktik segera terjadi yaitu gejala hanya setelah beberapa millimeter
darah atau plasma dimasukkan tanpa ada demam. Sitokin dalam plasma
merupakan salah satu penyebab bronkokonstriksi dan vasokonstriksi
pada resipien tertentu.
Tanda dan Gejala
Batuk – batuk dengan kesulitan bernafas, disertai bronkospasme.
Mual, muntah terkadang disertai dengan diare dan dengan abdominal
cramps
Penurunan kesadaran, hipotensi, bradikardi, dan shok.
Tampak beberapa saat setelah diberikannya transfusi.
Kerusakan Paru akut akibat Transfusi (Transfusion-Related Acute
Lung Injury = TRALI)
•Tremor
•Perubahan EKG : ST segmen memanjang
Reaksi transfusi
delayed
(lambat)
●
Imunologik
Reaksi Hemolitik Lambat
Reaksi ini biasanya timbul setelah 3-21 hari setelah transfusi.
Reaksi ini biasanya ringan dan dapat sembuh sendiri. Reaksi ini
terjadi sesudah kemasukan antigen eritrosit, respon
terbentuknya antibodi lambat, puncak reaksi tercapai juga
lambat. Pada reaksi transfusi hemolotik lambat ini, terjadi
kerusakan eritrosit ekstravaskular yang disebabkan oleh adanya
igG alloantibody eritrosit yang tidak bisa dideteksi.
Kontaminasi Bakteri
Kontaminasi bakteri pada eritrosit paling sering disebabkan oleh Yersinia
enterocolitica. Resiko terjadinya kontaminasi tersebut berhubungan langsung
dengan lamanya penyimpanan.
Mikroorganisme tersering :
Staphylococcus epidermidis , Staphylococcus aureus, Bacillus cereus , Group B
streptococci, E. Coli, Pseudomonas species dan gram negatif lainnya
TERIMA KASIH