Anda di halaman 1dari 27

KEUTAMAAN & RESIKO KOMPLIKASI

TRANSFUSI DARAH INKOMPATIBILITAS


GOLONGAN DARAH

Melisa Dwi P Rakhmah Nur R


Mira Agustina H Ratna Prihartanti
Miyanda Dwi S Reza Aprianto
Mutiara Putri R Ria Yohana P
Oktinisa R Riana Rizki W
Pokok Pembahasan
 Fungsi dan keutamaan transfusi
 Jenis reaksi transfusi
 Reaksi inkompatibilitas goldar
Transfusi Darah

Pemindahan darah lengkap atau komponen darah dari pendonor


ke resipien. Proses transfusi darah biasanya berlangsung satu hingga
dua jam tergantung komposisi darah yang terima dan berapa banyak
darah yang dibutuhkan.
           Untuk memastikan bahwa transfusi darah tidak akan
menimbulkan reaksi pada resipien maka sebelum pemberian
transfusi, perlu dilakukan pemeriksaan golongan darah ABO dan
Rhesus serta uji silang serasi antara darah donor dan darah resipien.
Meningkatkan kemampuan darah dalam
mengangkut oksigen

Memperbaiki volume darah tubuh

Memperbaiki kekebalan dalam tubuh


Fungsi
Transfusi
Darah
Memperbaiki masalah pembekuan darah
INKOMPATIBILITAS
GOLONGAN DARAH

Suatu kondisi dimana adanya ketidaksesuaian


golongan darah atau rhesus antara seseorang yang
mendonorkan darahnya (pendonor) dengan seseorang
yang menerima sejumlah volume darah (resipien).

Dapat disebabkan oleh dua hal, yang pertama akibat


ketidakcocokan (Inkompatibilitas) golongan darah
ABO saat melakukan transfusi sehingga terjadi
reaksi hemolisis akut dan juga dapat disebabkan
oleh reaksi imunitas antara antigen dan antibody
yang sering terjadi pada ibu hamil dan janin
Ketidaksesuaian ini
mengakibatkan adanya reaksi
penghancuran sel darah merah
donor oleh antibodi resipien Ketidakcocokan dari golongan
darah ibu dengan golongan darah
(Lethal tranfusion reaction).
janin, dimana umumnya ibu
Keadaan ini terjadi karena bergolongan darah O dan
kurang hati-hati dan teliti janinnya bergolongan darah A,
dalam memberikan transfusi atau B, atau AB. Dikarenakan
darah. dalam kelompok golongan darah
O, terdapat antibodi anti-A dan
anti-B (IgG) yang muncul secara
natural, dan dapat melewati
sawar plasenta.
Reaksi Transfusi
Reaksi transfusi adalah suatu komplikasi yang terjadi setelah
dilakukan transfusi darah yang berupa respon imun atau non
imun.

Jenis Reaksi Transfusi

Reaksi transfusi ●
Reaksi yang timbul secara cepat
akut (cepat) dalam 1-2 jam setelah transfusi.

Reaksi transfusi Reaksi transfusi yang terjadi secara lambat


delayed dalam beberapa hari, minggu, bulan setelah


transfusi.
(lambat)
Reaksi transfusi akut (cepat) Reaksi transfusi delayed (lambat)

Imunologik Non imunologik Imunologik Non imunologik


Reaksi
transfusi ●
Imunologik
akut (cepat)
Reaksi Hemolitik Akut

Merupakan reaksi yang disebabkan inkompatibilitas sel darah merah.

1. Reaksi intravaskuler
Hal ini disebabkan karena adanya ikatan komplemen -antibodi igM pada pasien.
Antibodi dalam plasma pasien akan melisiskan sel darah merah pasien yang
inkompatibel.

2. Reaksi ekstravaskuler
Imun antibodi terutama Rh, misalnya pasien Rh negatif yg memiliki anti-D yang
diberikan dari donor Rh positif.

Pasien yang mengalami reaksi hemolitik akut mungkin mengalami  mengeluh rasa
panas di muka (flushing), nyeri di tempat infuse, nyeri dada atau punggung, gelisah,
cemas, mual, atau diare.
Reaksi Alergi
Reaksi alergi terjadi pada 1% dari semua transfusi darah, sering terjadi
pada orang – orang dengan riwayat alergi, dan yang lebih sering lagi pada
orang – orang yang telah banyak mendapat transfusi darah sebelumnya.
Reaksi alergi ini disebabkan oleh adanya antibody dalam tubuh penderita
terhadap protein dalam plasma donor, atau pemindahan alergi dari
donor .

Urtikaria disertai gatal


Demam, sakit kepala dan muntah
Tanda Edema pada muka, bibir, dan kelopak mata
dan Edema laring jarang, namun bila timbul
merupakan komplikasi yang berat
Gejala Dapat timbul gejala – gejala asma bronchial
Jarang terjadi reaksi anafilakik dengan gejala
shok, tetapi bila ada maka tanda awalnya
adalah takikardi, impotensi & sesak nafas.
Reaksi Demam Non Hemolitik (Aloimunisasi)

Reaksi imunologi ini disebabkan rangsangan aloantigen asing yang terdapat


pada eritrosit, leukosit, trombosit dan protein plasma. Bila resipien mendapat
transfusi yang mengandung antigen tersebut maka akan terjadi
pembentukan antibodi sehingga kelak bila mendapat transfusi dapat terjadi
mediasi imunologi. Komplikasi ini hanya terdapat pada pasien yang perlu
berulang-ulang mendapat transfusi atau memerlukan sejumlah darah yang
banyak, sekitar 10 kali transfusi.

Tanda dan Gejala


Demam timbul secara tiba – tiba. Biasanya ½ - 3 jam mulainya transfusi. Suhu
badan sekitar 38° C – 40° C.
Biasanya disertai menggigil, penderita gelisah, sakit kepala dan disertai mual dan
muntah.
Jarang menimbulkan bahaya pada penderita, kecuali bila penderita dengan
keadaan umum buruk.
Reaksi Anafilaksis

Reaksi anafilaktik dapat terjadi pada pasien dengan defisiensi IgA dan
pasien yang memiliki antibodi anti-IgA. Dua tanda klasik reaksi
anafilaktik segera terjadi yaitu gejala hanya setelah beberapa millimeter
darah atau plasma dimasukkan tanpa ada demam. Sitokin dalam plasma
merupakan salah satu penyebab bronkokonstriksi dan vasokonstriksi
pada resipien tertentu.
           
Tanda dan Gejala
Batuk – batuk dengan kesulitan bernafas, disertai bronkospasme.
Mual, muntah terkadang disertai dengan diare dan dengan abdominal
cramps
Penurunan kesadaran, hipotensi, bradikardi, dan shok.
Tampak beberapa saat setelah diberikannya transfusi.
Kerusakan Paru akut akibat Transfusi (Transfusion-Related Acute
Lung Injury = TRALI)

TRALI terjadi bila plasma donor mengandung antibodi leukosit (leuko-


agglutinin) yang tidak cocok dengan leukosit resipien sehingga
antibodi di dalam plasma donor akan bereaksi dengan leukosit
resipien. Diduga aglutinasi dan aktivasi komplemen terjadi dalam
jaringan vaskuler paru, menyebabkan endotel kapiler rusak sehingga
terjadi kebocoran cairan kedalam alveoli.

Tanda Menggigil panas, nyeri dada, hipotensi dan


dan sianosis, sebagaimana umumnya edema
paru, mungkin ada. Pada pemeriksaan
Gejala radiologis nampak edema paru.
Reaksi
transfusi ●
Non Imunologik
akut (cepat)
Reaksi Hemolitik Non Imunologik
Reaksi akibat transfusi yang disebabkan bukan karena reaksi antara
antigen dan antibody, melainkan karena pemberian darah yang telah
mengalami hemolisis atau oleh karena pemberian transfusi bersama –
sama dengan larutan hipotonis.

Penderita gelisah, takut, rasa sesak, mual, munah, sakit pada


region lumbal, kaki dan prekordial.
Menggigil, demam, takikardi dan shok.
Tanda Dapat disusul oliguria dan anuria akibat kegagalan ginjal
dan mendadak.
Gejala Dapat timbul gangguan hemostatis berupa perdarahan yang
abnormal dari vena punksi atau luka operasi.
Nadi meningkat dengan cepat, tekanan darah yang tiba-tiba
menurun serta perdarahan yang sukar diatasi.
Gejala - gejala setelah melewati fase akut yaitu danya ikterus dan
uremia akibat kegagalan ginjal mendadak.
Kelebihan Beban Sirkulasi (TACO)

Terjadinya hipervolemia secara


mendadak akibat transfusi akan
menyebabkan terjadinya bendungan Tanda dan Gejala :
dalam paru yang disusul dengan
sembab paru dan akan tampak gejala – Seperti gejala dekompensasi
gejala dekompensasi jantung
mendadak, edema paru serta
kordis mendadak, timbul selama
hiperhidrosis renalis. Komplikasi transfusi atau segera setelah
dekompensasi kordis merupakan yang transfusi dihentikan.
terpenting karena banyak Penderita sesak, ortopnoe,
menyebabkan kematian. Kemungkinan sianosis, batuk – batuk dengan
terjadinya over transfusi lebih besar dahak kemerah – merahan.
pada penderita – penderita dengan Tekanan vena sentralis
anemia kronis, pada orang tua, anak meningkat.
kecil, dan pada penderita dengan
penyakit paru, jantung dan penyakit
degeneratif.
Emboli Gas
Dapat terjadi pada permulaan transfusi atau yang paling sering pada waktu
transfusi habis dan tak terkontrol oleh petugas. Juga terjadi pada transfusi yang
dipercepat dengan meninggikan tekanan, dengan cara memasukkan udara ke
dalam botol, bisa terjadi juga pada saat pemasangan selang transfusi atau waktu
penggantian botol darah.

Tanda dan Gejala

•Sesak nafas, sianosis dan gelisah


•Takikardi dan tekanan darah menurun
•Pingsan dan dapat disusul dengan kematian.
Keracunan Sitrat
Pasien yag berisiko untuk berkembang menjadi keracunan sitrat atau
deficit kalsium ialah mereka yang mendapat transfusi plasma,
wholeblood, trombosit dengan kecepatan melebihi 100 mL/menit,
atau lebih rendah pada pasien dengan penyakit hati. Dimana hati
tidak bisa mengikuti pemberian yang cepat, tidak bisa memetabolasi
sitrat,mengurangi kalsium yang terionisasi. Hipokalsemia dapat
memicu aritmia jantung.

Tanda dan Gejala

•Tremor
•Perubahan EKG : ST segmen memanjang
Reaksi transfusi
delayed
(lambat)

Imunologik
Reaksi Hemolitik Lambat
Reaksi ini biasanya timbul setelah 3-21 hari setelah transfusi.
Reaksi ini biasanya ringan dan dapat sembuh sendiri. Reaksi ini
terjadi sesudah kemasukan antigen eritrosit, respon
terbentuknya antibodi lambat, puncak reaksi tercapai juga
lambat. Pada reaksi transfusi hemolotik lambat ini, terjadi
kerusakan eritrosit ekstravaskular yang disebabkan oleh adanya
igG alloantibody eritrosit yang tidak bisa dideteksi.

Tanda dan Gejala


Gejala yang timbul dapat berupa Sakit kepala (berdenyut),
sakit pinggang, panas, muka kemerahan, kelesuan yang
hebat, sakit dada, respirasi menjadi cepat dan pendek,
urtikaria, anemia, kadang – kadang hipotensi dan takikardi,
dapat pula mengakibatkan gagal ginjal akut
Sensitisasi imun terhadap antigen Rhesus D

Sensitisasi imun terhadap antibody Rhesus D dapat


menyebabkan hemolisis ekstravaskuler karena bersifat imun.
Hal tersebut terjadi dari transfusi sebelumnya atau
kehamilan.

Tanda dan Gejala

Malaise, ikterus serta demam dijumpai


pada 1:500 pasien yang ditransfusi, biasanya
ringan dan timbul 5-10 hari setelah transfusi.
Syok dan penyulit ginjal jarang terjadi.
Purpura Pasca Transfusi

Merupakan pengembangan trombositopeni yang


mengancam kehidupan, terjadi pada hari ke 5-10 sesudah
transfusi.
Terjadi pada keadaan antibodi trombosit membentuk
respon skunder dan merusak trombosit yang di
transfusikan.

Gejala dan tanda yang timbul adalah


perdarahan dan adanya trombositopenia
berat akut 5-10 hari setelah transfusi yang
biasanya terjadi bila hitung trombosit
<100.000/uL.
Reaksi transfusi
delayed ●
Non Imunologik
(lambat)
Kelebihan Besi ( Iron Overload)

Pasien yang bergantung pada transfusi berulang


dalam jangka waktu panjang akan  mengalami
akumulasi besi dalam tubuhnya (hemosiderosis).

Biasanya ditandai dengan gagal organ (jantung dan


hati).
Reaksi Penularan Infeksi
Infeksi yang berisiko terjadi akibat transfusi adalah
Hepatitis B dan C, HIV, CMV, malaria, sifilis, bruselosis,
tripanosomiasis.

Kontaminasi Bakteri
Kontaminasi bakteri pada eritrosit paling sering disebabkan oleh Yersinia
enterocolitica. Resiko terjadinya kontaminasi tersebut berhubungan langsung
dengan lamanya penyimpanan.

Mikroorganisme tersering :
 Staphylococcus epidermidis , Staphylococcus aureus, Bacillus cereus , Group B
streptococci, E. Coli, Pseudomonas species dan gram negatif lainnya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai