Anda di halaman 1dari 20

Luaran Pembelajaran

• Mengetahui dan memahami


erythrogram
• Mampu melakukan prosedur
pemeriksaan hematologi eritrosit
secara manual
• Mampu melakukan interpretasi
hasil pemeriksaan hematologi
eritrosit.
Pendahuluan
• Hematologi eritrosit/erythrogram :
pemeriksaan penunjang yang berupa
evaluasi terhadap parameter sel darah
merah.
• Komponen erythrogram: total sel
darah merah, hemoglobin,
hematokrit/PCV, MCV, MCH dan
MCHC.
• Tujuan erythrogram:
• Mengevaluasi kesehatan hewan
• Identifikasi anemia
• Menunjang suatu diagnosa penyakit
• Pengambilan sampel darah
• Melalui vena
• Disimpan dalam vacutainer
EDTA
• Total Sel Darah Merah
• Alat: hemositometer, pipet thoma
eritrosit, cover slip, mikroskop.
• Bahan: Sampel darah, reagen
Hayem (mamalia),
reagen Natt-Herrick
(non-mamalia), tisu.
Prosedur
Sampel Darah

• Diambil menggunakan pipet thoma hingga skala 0.5


• Dibersihkan ujung pipet menggunakan tisu
• Dicampurkan sampel darah dengan reagen hingga
mencapai skala 101
• Dihomogenkan, kemudian dibuang 2-3 tetes dari pipet.
• Diletakkan hemositometer yang telah diberi cover slip
di mikroskop. Dengan perbesaran kecil, cari kamar
hitung. Kemudian, semprotkan larutan darah dan
reagen ke hemositometer.
• Dibiarkan beberapa menit agar sel memenuhi kamar
hitung
• Dihitung jumlah sel darah merah pada 5 kotak di kamar
hitung eritrosit, dengan perbesaran kuat.
Hasil
  • Dihitung jumlah total sel dengan rumus:
Jumlah sel terhitung × kedalaman × total
area yang dihitung × faktor dilusi 
• Kedalaman: 0.1 mm3 (1/10 mm3)
• Total area yang dihitung: 5
• Faktor dilusi: 200

• Perhitungan faktor dilusi:

Figure 2 kamar hitung eritrosit


[kiri] dan pipet thoma eritrosit
[kanan] (Hardian dkk., 2020).
Note :
Area Merah: area yang dihitung pada
perhitungan total eritrosit
Perhitungan Kadar Hemoglobin

• Prinsip: HCL mengubah


hemoglobin menjadi asam hematin
• Alat: hemoglobinometer sahli
• Bahan: sampel darah, HCL 0.1 N,
akuades

Figure 3 hemoglobinometer sahli (Kawthalkar, 2010).


Prosedur
Sampel Darah
• Diisi tabung sahli dengan HCL 0.1 N hingga mencapai
volume terendah (2 g/dL)
• Diambil darah dengan pipet sahli hingga mencapai 20
mikroliter
• Diteteskan darah ke dalam tabung sahli
• Diomogenkan. Diamkan 6-10 menit.
• Diteteskan akuades sambal diaduk hingga warna larutan
sama dengan warna standar
• Dinyatakan hasil dalam satuan gr/dL atau gr/100 ml
Hasil
Perhitungan
Hematokrit/PCV
• Alat: tabung mikrohematokrit, mesin
sentrifus, microhematocrit reader
• Bahan: sampel darah, clay seal.
Prosedur
Sampel Darah
• Sampel darah dimasukkan ke tabung mikrohematokrit
hingga terisi ¾ bagian
• Salah satu ujung tabung mikrohematokrit disumbat
dengan menggunakan clay seal
• Tabung mikrohematokrit dimasukkan ke dalam mesin
sentrifus dengan posisi clay seal menghadap ke luar
• Disentrifus dengan kecepatan 16,000 RPM selama 3-5
menit
• Dibaca dengan menggunakan microhematocrit reader
dan hasil dinyatakan dalam % (persen).

Hasil
Prosedur:
Perhitungan nilai Total Protein
Plasma dan Fibrinogen • Mikrohematokrit dipatahkan untuk
memisahkan bagian plasma dan sel
• Bagian plasma disimpan, bagian sel dapat
dibuang.
• Alat: refractometer/TS-meter • Teteskan plasma pada refractometer dan
• Bahan: mikrohematokrit yang dibaca kandungan total protein. Hasil
sudah disentrifus dinyatakan dalam g/100 mL.
• Pemeriksaan fibrinogen: panaskan
mikrohematokrit utuh pada waterbath selama
2 menit
• Patahkan tabung mikrohematokrit untuk
memisahkan bagian plasma dan sel
• Teteskan plasma pada refractometer dan
dibaca. Hasil dinyatakan dalam g/100mL
• Untuk menentukan nilai total fibrinogen: Hasil
TPP sebelum dipanaskan – Hasil TPP sesudah
dipanaskan
Perhitungan MCV, MCH dan MCHC
• MCV (Mean Corpuscular
Volume): nilai rata-rata
volume eritrosit
• MCH (Mean Corpuscular
Hemoglobin): nilai rata-rata
konsentrasi hemoglobin
pada eritrosit Figure 5 rumus perhitungan MCV, MCH dan MCHC.

• MCHC (Mean Corpuscular


Hemoglobin Consentration):
nilai rata-rata konsentrasi
hemoglobin pada darah.
• Total sel eritrosit, PCV dan hemoglobin
• : Polycythemia, disebabkan oleh overproduksi eritrosit di dalam
tubuh.
• :anemia
• Anemia merupakan tanda gejala penyakit
• Terbagi 2:
• Regenerative: masih ada pembentukan sel
darah baru
• Non-regenrative: tidak ada pembentukan sel
darah baru
• Sel darah merah muda: retikulosit, diamati
pada pemeriksaan ulas darah.
• MCV
• Peningkatan: anemia makrositik
• Penurunan: anemia mikrositik

• MCH dan MCHC


• Peningkatan: anemia hiperkromik
• Penurunan: anemia hipokromik.
Klasifikasi anemia

Parameter Anemia Hipochromic Anemia Hypochromic


erythrogram Anemia Normocytic Normochromic Microcytic Macrocytic

PCV Rendah Rendah rendah

MCV normal rendah tinggi

MCH & MCHC normal rendah rendah


Format Laporan

Anda mungkin juga menyukai