Kelompok 2 :
• Sindy Firantia Dewi (C10170240)
• Sri Rubitania Khoerunisa (C10170244)
• Dwi Putri Aningrum (C10170282)
Pengertian Green Accounting
Pada tahun 1994, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) PSAK No.1 dan PSAK No.57 belum mengatur
menyusun suatu standar pengungkapan akuntansi secara rinci hal-hal apa saja yang wajib
lingkungan dalam (PSAK) No. 32 tentang akuntansi diungkapkan dalam pelaporan suatu entitas
kehutanan dan PSAK No. 33 tentang akuntansi bisnis. Sehingga pengungkapan pelaporan atas
pertambangan umum. Namun pada perkembangan dampak lingkungan di Indonesia masih berifat
akuntansi sukarela.
PSAK tersebut ditarik dan diganti dengan PSAK No.1
dan PSAK No. 57.
Konsep Model Green Accounting
1
Lean Green
mencoba untuk menjadi bagian social yang baik, tetapi
tidak fokus pada publikasi untuk menciptakan produk/
jasa yang ramah lingkungan
2
Defensive Green
berusaha untuk meningkatkan brand image dan mengatasi
kerusakan, menyadari bahwa segmen industri ramah
lingkungan adalah penting dan menguntungkan.
3 Shaded Green
menginvestasikan dalam jangka panjang, menyeluruh proses industri
yang ramah lingkungan yang membutuhkan komitmen tinggi
terhadap keuangan dan non keuangan
4 Extreme Green
produk yang ramah lingkungan diintegrasikan secara
penuh ke dalam bisnis dan proses siklus daur ulang
produk perusahaan ini.
Tujuan Green Accounting
Mendorong pertanggungjawaban entitas dan meningkatkan transparansi lingkungan