Anda di halaman 1dari 8

GREEN ACCONTING

Kelompok 2 :
• Sindy Firantia Dewi (C10170240)
• Sri Rubitania Khoerunisa (C10170244)
• Dwi Putri Aningrum (C10170282)
Pengertian Green Accounting

Green Accounting merupakan praktek


menggabungkan prinsip-prinsip
pengelolaan lingkungan dan konservasi
ke dalam praktek pelaporan yang
meliputi analisa biaya dan manfaat

Green Accounting mengukur dampak


aktivitas manusia pada system ekologi dan
sumber daya bumi,bukan hanya mengukur
efek finansial dari aktivitas tersebut.
Sejarah dan Perkembangan Green Accounting
Denmark membuat Perancis mengembangkan
perhitungan cadangan sistem akuntansi untuk menilai
energi dan peng secara kuantitatif dan kualitatif
hematannya karena keadaan dan perubahan atas SDA
krisis minyak 2000
Norwegia
mengembangkan
statistic
sebagai alat bantu 1900 1997
untuk pengukuran
SDA
Kementerian Lingkungan
Hidup
1973 1980 Jepangmengeluarkan
Environmental
accounting guideliness
PBB mengeluarkan Global
1970 Reporting Initiative (GRI),
IASC mengembangan konsep
tentang prinsip-prinsip akuntansi yang merupakan panduan
internasional yang meliputi pelaporan perusahaan
pengembangan akuntansi untuk mendukung
lingkungan pembangunan
berkelanjutan.
Penerapan Green Accounting di Indonesia

Pada tahun 1994, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) PSAK No.1 dan PSAK No.57 belum mengatur
menyusun suatu standar pengungkapan akuntansi secara rinci hal-hal apa saja yang wajib
lingkungan dalam (PSAK) No. 32 tentang akuntansi diungkapkan dalam pelaporan suatu entitas
kehutanan dan PSAK No. 33 tentang akuntansi bisnis. Sehingga pengungkapan pelaporan atas
pertambangan umum. Namun pada perkembangan dampak lingkungan di Indonesia masih berifat
akuntansi sukarela.
PSAK tersebut ditarik dan diganti dengan PSAK No.1
dan PSAK No. 57.
Konsep Model Green Accounting

1
Lean Green
mencoba untuk menjadi bagian social yang baik, tetapi
tidak fokus pada publikasi untuk menciptakan produk/
jasa yang ramah lingkungan

2
Defensive Green
berusaha untuk meningkatkan brand image dan mengatasi
kerusakan, menyadari bahwa segmen industri ramah
lingkungan adalah penting dan menguntungkan.

3 Shaded Green
menginvestasikan dalam jangka panjang, menyeluruh proses industri
yang ramah lingkungan yang membutuhkan komitmen tinggi
terhadap keuangan dan non keuangan

4 Extreme Green
produk yang ramah lingkungan diintegrasikan secara
penuh ke dalam bisnis dan proses siklus daur ulang
produk perusahaan ini.
Tujuan Green Accounting
Mendorong pertanggungjawaban entitas dan meningkatkan transparansi lingkungan

Membantu entitas dalam menetapkan strategi untuk menanggapi isu lingkungan


hidup dalam konteks hubungan entitas dengan masyarakat

Memberikan citra yang lebih positif

Mendorong konsumen untuk membeli produk hijau sehingga entitas memiliki


keunggulan pemasaran yang lebih kompetitif dibandingkan entitas yang tidak
melalukan pengungkapan

Menunjukan komitmen entitas terhadap usaha perbaikan lingkungan hidup

Mencegah opini negatif publik


Standar Akuntansi Berwawasan Lingkungan

Peraturan mengenai akuntansi mengenai biaya lingkungan :


 PSAK 1 mengenai Penyajian Laporan Keuangan
 PSAK 33 mengenai Akuntansi Pertambangan Umum
 PSAK 57 mengenai Provisi, Kontijensi Liabilitas dan Kontijensi Aset
 PSAK 25 mengenai Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi dan Korelasi
Kesalahan
 PSAK 64 mengenai Eksplorasi Mineral
 PSAK 5 mengenai Segmen Operasi
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai