K3 PROSES TANNING DAN K3 Yes

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 40

PROSES TANNING DAN DAMPAKNYA K3

PADA LINGKUNGAN KERJA

Dr. Entin Darmawati, M.Si, Apt


PENERAPAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
INDUSTRI
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
(OCCOPATIONAL SAFETY AND HEALTH)
OSH
DAFTAR ISI
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA-PENDAHULUAN

PENDAHULUAN
K3- PENDAHULUAN

Standar Kesehatan dan Keselamatan kerja yang tidak


memuaskan menyebabkan rendahnya produktifitas tenaga kerja,
kualitas kulit yang buruk dan limbah sumber daya yang tidak dapat
dihindari. Peningkatan Standar Occupational Safety and Health
(OSH) bahkan mungkin dilaksanakan di Industri penyamakan kulit
dan pengetahuan tradisional dengan biaya yang sedikit atau tanpa
biaya sama sekali. Banyak solusi sederhana dan biaya rendah yang
dapat diterapkan pada industry kecil dan besar secara signifikans
menyumbang perbaikan produktifias, perbaikan lingkungan, dan
kondisi kerja yang kondusif pada waktuyang bersamaan. Kurangnya
kesadaran dan pengetahuan telah membuat para penyamak,
khususnya di Asia Tenggara, tidak memperbaikisituasi OSH di
industry penyamakan.
K3- PENDAHULUAN

Tujuan UNIDO untuk meluncurkan


Program Regional Pengawasan Pencemaran
Industri Penyamakan Kulit di Asia, dengan
tujuannya adalah untuk membantu Industri
penyamakan kulit di negara-negara Asia
Tenggara untuk memperluas industry
penyamakan kulit tanpa menyebabkan
kerusakan lingkungan. Salah satu sasaran
utama program ini adalah membantu
negara-negara tersebut untuk menjadi sadar
akan standar Kesehatan dan keselamatan
kerja dan menerapkan Tindakan-Tindakan
untuk mencapai hal-hal tersebut.

Gambar 1. Kegiatan Indusri kulit dan dampaknya


K3- PENDAHULUAN- LINGKUP MANUAL MUTU K3

LINGKUP MANUAL
MUTU K3

(1) Keselamatan (2) Keselamatan (3) Perbaikan


Penggunaan dan dalam tempat, (4) Penerapan
Pemeliharaan Penyimpanan dan Organisasi Kerja, Prnsip dasar
Mesin-mesin Dan penggunaan dan Fasilitas manajemen OSH
Peralatan bahan kimia Kesejahteraan

SASARAN K3
INDUSTRI KULIT
K3-POKOK BAHASAN PROSES TANNING DAN DAMPAKNYA
PADA LINGKUNGAN KERJA -OSH

PROSES TANNING
K3- POKOK BAHASAN PROSES PENYAMAKAN (TANNING)
K3- POKOK BAHASAN – PROSES INDUSTRI KULIT DAN
DAMPAKNYA PADA LINGKUNGAN KERJA

OCCUPATIONAL SAFETY
AND HEALTH (OSH)

PENGAWETAN DAN
BEAM HOUSE
PENGGUNAAN TANNING POST TANNING FINISHING
OPERATION (BHO)
KULIT MENTAH (3) (4) (5)
(1) (2)

(1) Batting,
(2) Pikcling,
(3) Dgreasing,
(4) Mineral Tanning
(5) Vegetable
Tanning

Sebelum dilakukan penyamakan kulit dilakukan proses persiapan yaitu


batting, Scudding, pickling, dan degreasing yang terakhir tergantung pada
bahan mentahnya semua proses tersebut terjadi dalam drum.
K3- POKOK BAHASAN – PROSES TANNING-OSH

PROSES TANNING
K3- POKOK BAHASAN – PROSES TANNING-OSH

Dalam Proses Penyamakan (Tanning) kulit yang


tidak tahan lama diubah menjasi kulit yang tahan lama,
Lebih dari 80 persen kulit dihasilkan didunia disamak
dengan krom, sisanya disamak dengan menggunakan
ekstrak tumbuhan atau bahan penyamak laiinya. Bahan-
bahan penyamak mengikat rantai kolagen kulit mentah,
menstabilkannya terhadap degradasi enzim,
meningkatkan ketahanan terhadap bahan kimia dan air
panas menambah kekuatannya, menurunkan kepekatan,
mengisolasi serat, mengurangi kemampuannya untuk
berubah bentuk seperti penciutan volume, area dan
ketebalan. Bermacam-macam Langkah proses
selanjutnya dilakukan pada tahap ini tergantung pada tipe
penyamakan yang diterapkan.
K3- POKOK BAHASAN – PROSES TANNING-OSH

Pada pendahuluan tentang proses produksi kulit yang khas


mununjukan berbagai macam input yang dibutuhkan dan emisi
yang dikeluarkan dari setiap proses, jauh lagi ditunjukan potensi
kecelakaan-keclakaan yang terjadi pada setiap tahap produksi,
sehingga pemikiran-pemikiran bagaimana untuk memperbaiki
kondisi kerja dan standar OSH ditempat kerja dan manajemen
standard OSH di Industri kulit. Karena banyaknya jenis bahan-
bahan kimia dan mesin-mesin yang digunakan Industri
penyamakan kulit diseluruh dunia, maka manual mutu K3 tidak
mungkin menerangkan setiap proses khusus yang ada di Industri
penyamakan kulit.
K3- POKOK BAHASAN – TANNING-OSH

TANNING

Pengikisan Protein Pengasaman Penghilangan


(Batting) (Pickling) Lemak (Degreasing)

MINERAL VEGETABLE
TANNING TANNING

Occupational Safety and Health


(OSH)
K3- POKOK BAHASAN – TANNING-OSH

Sebelum penyamakan
kulit, dilakukan Langkah
persiapan yaitu batting,
Scudding, pickling, dan
degreasing yang terakhir
tergantung pada bahan
mentahnya, semua proses
tersebut terjadi didalam drum.

Gambar 2. Kegiatan Persiapan Drum Tanning


(Tanning)
K3- POKOK BAHASAN – BATTING-OSH

Selama proses bating,


permukaan serat kulit
dilonggarkan lagi dan di
beri peptized sambil
membuang alkali yang
menggembung pada kulit
untuk ditambahkan enzim-
enzim

Gambar 2. Kegiatan Pengikisan Protein


(Batting)
K3- POKOK BAHASAN – PICKLING-OSH

Proses pickling terdiri dari penyesuaian pH kulit


dengan asam untuk mempersiapkan kulit dalam proses
penyamakan, proses pickling yang konvensional
menggunakan asam formiat dan atau asam sulfur seperti
sodium format dan sodium klorida.

Gambar 3. Kegiatan Proses Pengasaman


(Pickling)
K3- POKOK BAHASAN – PROSES DEGREASING-OSH

Proses degreasing, dimana kulit


domba harus dibuang lemaknya
untuk itu kulit mentahnya
diperlakukan dengan bahan
bahan pembasah atau emulsifiers
saja atau Bersama kombinasi
larutan berat. Proses tersebut
biasanya dikerjakan didalam
drum. Metode kedua dilakukan
dengan bantuan larutan klorin
dengan menggunakan mesin dry
cleaning dalam kasus
penyamakan wool.

Gambar 3. Proses Penghilangan


Lemak (Degreasing).
K3- POKOK BAHASAN – PROSES CHROM TANNING-OSH
Setelah sampai di lokasi industri penyamakan kulit, kulit mentah
dibongkar dan disimpan sampai dimulainya proses berikutnya. Dalam kasus
kulit mentah yang digarami dalam keadaan basah, kadang-kadang kulit
mentah tersebut harus dibolak balik. Proses penyimpanan memakan waktu
lama oleh karena itu harus dilakukan penggaraman ulang. Selama
penyimpanandan pembalikan garam, garam yang ada dipermukaan kulit
berjatuhan dilantai.

Gambar 5. Kegiatan Chrom Tanning


K3- POKOK BAHASAN – CHROM TANNING-OSH

PENYAMAKAN KROM (CHROM TANNING)


INPUT,PROSES, EMISI, BAHAYA

INPUTS PROSES EMISI RESIKO KERJA

Air, Enzim, Energi BATTING Bahan Pencemar Iritasi Kulit

Air, garam, asam, Bahan Pembakaran asam,


Fungisida, dan bahan- PICKLING Pencemar(Garam, irritasi kulit, gangguan
bahan lainya pelapis fungisida, uap asam) pernafasan

Bahan pencemar (BOD,


Air, garam, Surfactan, Irritasi kulit, gangguan
dan Energi DEGREASING COD), uap larutan residu
pernafasan
lemak

Bahan Pencemar (cairan Iritasi kulit, gangguan


Air, Chromium sulfat,
TANNING chrome, garam) debu pernafasan, gannguan
Energi
Chrome, kebisingan telinga

Gambar 4. Bagan Proses Penyamakan Khrom dan OSH


K3- POKOK BAHASAN – PROSES VEGETABLE TANNING-OSH
Setelah sampai di lokasi industri penyamakan kulit, kulit mentah
dibongkar dan disimpan sampai dimulainya proses berikutnya. Dalam kasus
kulit mentah yang digarami dalam keadaan basah, kadang-kadang kulit
mentah tersebut harus dibolak balik. Proses penyimpanan memakan waktu
lama oleh karena itu harus dilakukan penggaraman ulang. Selama
penyimpanandan pembalikan garam, garam yang ada dipermukaan kulit
berjatuhan dilantai.

Gambar 5. Kegiatan Proses Penyamakan Nabati (Vegetable Tanning)


K3- POKOK BAHASAN – VEGETABLE TANNING-OSH

PENYAMAKAN NABATI (VEGETABLE TANNING)


INPUT,PROSES, EMISI, BAHAYA

INPUTS PROSES EMISI RESIKO KERJA

Air DEPICKLING Bahan Pencemar Iritasi Kulit

Bronchitis kronis,
Air, bahan penyamak Bahan Pencemar, Debu Allergi kulit,
PRE-TANNING
nabati Dermatitis, iritasi kulit

Irritasi kulit, gangguan


Air, bahan penyamak Bahan pencemar (BOD),
nabati TANNING , Bau, kebisingan
pernafasan, allergi kulit,
gangguan pendengaran

Bahan Pencemar Iritasi kulit, gangguan


Air, Myrobelan, BLEACHING/MY (cairan ,garam) debu, pernafasan, gannguan
Hyposulfit ROBING kebisingan telinga

Gambar 4. Bagan Proses Penyamakan Nabati dan OSH


K3- POKOK BAHASAN – RINGKASAN KECELAKAAN OSH DI AREA
PENYAMAKAN
Setiap tempat kerja selalu memiliki risiko
terjadinya kecelakaan. Besarnya risiko yang
terjadi tergantung dari jenis industri, teknologi
serta upaya pengendalian risiko yang
dilakukan. Seluruh upaya pengendalian risiko
tersebut bertujuan untuk terciptanya
keselamatan kerja. Menurut Undang-Undang
Republik Indonesia No.1 Tahun 1970,
keselamatan kerja adalah setiap tenaga kerja
berhak mendapatkan perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
kesejahteraan hidup dan meningkatkan
produksi serta produktivitas nasional. Setiap
perusahaan wajib untuk memberikan
perlindungan keselamatan dan kesehatan baik
secara fisik maupun mental terhadap pekerja
dan orang lain yang berada dilingkungan
(Suma’mur, 2009).
K3- POKOK BAHASAN – RINGKASAN KECELAKAAN OSH DI AREA
PENYAMAKAN

BAHAYA ERGONOMIC

Bahaya ergonomi yang terdapat pada pekerjaan yang melakukan


pengangkatan bahan baku dari mobil keruang bahan baku secara manual,
pengambilan bahan B3 dan penuangannya, pemindahan material/produk
jadi ke gudang. Dalam penelitian (Artia, 2009) tentang identifikasi bahaya
dan penilaian risiko keselamatan dan kesehatan menyajikan bahwa
pekerjaan manual seperti mengangkat beban dan melakukan secara
berulang-ulang dapat mengakibatkan tegangan tubuh dan Adapun untuk
pengendalian tambahan yang bisa dilakukan adalah : proses pengangkatan
bahan baku secara manual diganti menjadi penggunaan troli, melakukan
pengaturan jam kerja/ istirahat, penyediaan air minum yang dicampur
garam, bekerja sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP),
training prilaku aman bekerja, safety talk, penyediaan kotak P3K,
melakukan pemantauan oleh koordinator produksi, penggunaan APD
secara konsisten seperti sarung tangan, masker dan sepatu safety
K3- POKOK BAHASAN – RINGKASAN KECELAKAAN OSH DI AREA
PENYAMAKAN

BAHAYA FISIK

Bahaya Fisik banyak ditemukan pada pekerjaan bagian proses


penyamakan, Potensi bahaya fisik dapat berupa kebisingan, cuaca kerja maupun
penerangan/pencahayaan.potensi bahayanya yaitu merusak pendengaran, dehidrasi
pada pekerja maupun mengganggu proses produksi. Adapun untuk pengendalian
tambahan yang bisa dilakukan adalah : melakukan kontrol terhadap suhu udara dan
kelembapan ruangan baik didalam maupun diluar ruangan, membuat exhaust fan,
menyediakan air putih yang dicampur garam, pengaturan jam bekerja atau
istirahat, penggunaan pakaian yang nyaman dan longgar, penyediaan kotak P3K,
training prilaku aman bekerja, bekerja sesuai SOP, safety talk, melakukan
pembersihan debu secara manual dengan disapu, disekop, dan dibuang ke
penampungan bila memungkinkan melakukan 7 penangkapan debu dengan dust
collector, melakukan pemantauan oleh koordinator produksi terhadap pekerja,
inspeksi keselamatan dan kesehatan kerja harus dilakukan secara berkala meliputi
pemeriksaan lingkungan kerja, bahan, peralatan dan sistem, sosialisasi mengenai
APD dengan tindakan tegas kepada pekerja, penggunaan APD konsisten seperti
masker, sarung tangan, kaca mata, ear plug dan sepatu
K3- POKOK BAHASAN – RINGKASAN KECELAKAAN OSH DI AREA
PENYAMAKAN
BAHAYA ELEKTRIK/LISTRIK

Faktor Bahaya Elektrik/listrik Bahaya instalasi listrik terdapat pada pekerjaan yang
menggunakan listrik sebagai alat bantu pekerjaan, seperti pada proses tanning Adapun tingkat
potensi bahaya diIndustri Kulit termasuk kedalam tingkat bahaya tinggi. Kapasitas ampere
yang terdapat pada peralatan listrik di area penggunaan mesin-mesin adalah 300 ampere
dengan sistem kelistrikan 3 pha. sistem instalasi listrik gedung menyebutkan dampak dari
kerugian bila instalasi listrik gedung tidak memenuhi standar ialah kebakaran. Kebakaran
tersebut disebabkan oleh kelalaian dan pemakaian listrik yang salah, sehingga berdampak
pada kerusakan material yang cukup besar dan juga dapat menyebabkan hilangnya nyawa.
Adapun untuk pengendalian tambahan yang bisa dilakukan adalah : mengganti instalasi listrik
setiap 20 tahun pemakaian, memasang perlindungan terhadap kabel dan penutup stop kontak,
mengecek dengan rutin kondisi peralatan listrik, inspeksi APAR secara rutin dan inspeksi K3
harus dilakukan secara teratur meliputi pemeriksaan seluruh kondisi lingkungan, membuat
poster yang berhubungan dengan penggunaan perangkat peralatan dan sistem, membuat listrik
yang benar disetiap unit pengoperasian alat, membuat sistem penanggulangan keadaan
darurat, melakukan pekerjaan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), memberi
rambu peringatan 3 seperti pemasangan peringatan “AWAS bahaya listrik!”, menggunakan
perlengkapan APD secara rutin seperti mengunakan perlindungan tangan/sarung tangan,
masker dan sepatu, penyediaan kotak P3K harus terisi lengkap dan pemasangan emergency
shut down gedung
K3- POKOK BAHASAN – RINGKASAN KECELAKAAN OSH DI AREA
PENYAMAKAN

BAHAYA BAHAN KIMIA

Faktor Bahaya Kimia Bahaya penggunaan Bahan B3 terdapat pada pekerjaan


yang menggunakan bahan yang beracun, mudah terbakar dan mudah meledak
apabila penggunaan tidak benar akan menyebabkan tidak aman dapat memicu
terjadinya ledakan bahkan kebakaran. Menurut (Ike, 2012) dalam analisis potensi
risiko keselamatan kecelakaan kebakaran dan ledakan tergolong cukup tinggi.
Adapun pengendalian tambahan yaitu: (1) Melakukan 8 program pemeliharaan
dengan mengecek dengan rutin kondisi penyimpanan Bahan kimia B3dan
paparannya (2) Melakukan kegiatan dalam penanggulangan keadaan darurat (3)
Melakukan pekerjaan sesuai SOP (4) Memberikan rambu peringatan (5)
Memberikan rambu peringatan K3 seperti bahaya Keracunan, kebakaran, dan
Toksis (6) Inspeksi K3 harus dilakukan secara teratur meliputi pemeriksaan seluruh
kondisi lingkungan, bahan dan peralatan (7) Penyediaan kotak P3K (8)
Menggunakan APD masker dan Jas Praktek/pelindung pakaian.
K3- POKOK BAHASAN – RINGKASAN KECELAKAAN OSH DI AREA
PENYAMAKAN

BAHAYA BIOLOGI

Faktor Bahaya biologi bisa disebabkan oleh bakteri, jamur maupun


virus. Berdasarkan penelitian (Della, 2012) tentang analisis risiko
keselamatan dan kesehatan kerja di penyamakan kulit . Menyebutkan
bahaya biologi berpotensi menimbulkan infeksi akibat kerja seperti bakteri
dan virus. Adapun pengendalian tambahan yaitu: menyediakan beberapa
gelas disetiap penyediaan air minum, dimana menyediakan gelas umum
dan khusus. Khusus yaitu untuk pekerja yang memiliki penyakit
tertentu/batuk/TBC supaya tidak menularkan kepada pekerja yang lainnya,
pemberian label pada gelas khusus dan umum dan melakukan pengecekan
kesehatan terhadap pekerja.
K3- POKOK BAHASAN – RINGKASAN KECELAKAAN OSH DI AREA
PENYAMAKAN

PROSES TANNING

PENYEBAB
KECELAKAAN PRAKTEK
KECELAKAAN

Penanganan bahan tanpa


Penerapan enzim selama
Allergi kulit, irritas menggunakan perlengkapan
PROSES BATING
perlindungan personal

Bisul ditangan dan hidung Terkena bubuk khron,


paparan garam, fungisida Tanpa menggunakan
tersumbat perlengkapan APD
PROSES PICKLING

Kulit terbakar Paparan asam digunakan Tanpa menngunakan masker


PROSES PICKLNG dan APD

Pemeliharaan mesin yang


Kebisingan mesin
Kerusakan Pendengaran buruk (Drum, mesin
PROSES TANNING
fleshing), dan Tanpa APD
K3- POKOK BAHASAN – RINGKASAN KECELAKAAN OSH DI AREA
PENYAMAKAN

PROSES TANNING

PENYEBAB
KECELAKAAN PRAKTEK
KECELAKAAN

Debu chrome, uap asam Tidak menggunakan kaca mata


Iritasi kulit PROSES TANNING pelindung selama pencampuran
asam, tanpa APD

Gas hydrogen sulfit Bahan pencemar dari proses


Keracunan Gas PROSES TANNING limimg/deliming dan pickling
tidak terkontrol, APD

Gangguan pernafasan Debu (Wattle, ekstrak Tanpa menngunakan masker


(penyakit asma) myrabelan) /APD,d Ventilasi buruk pada
PROSES TANNING crushing, Penyimpanan Bahan

Lantai licin dan kotor,


Jatuh terkena bagian mesin
Luka penggerak paddle dan drum
PROSES TANNING
tidak terkunci dan Tanpa APD
K3- POKOK BAHASAN – RINGKASAN KECELAKAAN OSH DI AREA
PENYAMAKAN

PROSES TANNING

PENYEBAB
KECELAKAAN PRAKTEK
KECELAKAAN

Instalasi Listrik buruk dalam Kabel/kawat terbuka yang


Tersengat listrik kondisi lembah, korosif berada pada dan sekitar
PROSES TANNING penggerak utama, stater

Ekstrak wattle dan Penanganan api secara


Risiko Kebakaran myrobalan terbuka dan ceroboh didekat
PROSES TANNING Gudang penyimpanan barang
K3- POKOK BAHASAN – RINGKASAN KECELAKAAN OSH DI AREA
PENYAMAKAN –RAMBU-RAMBU K3

Rambu K3
adalah tanda informasi yang
bersifat himbauan, peringatan,
maupun larangan. Ditujukan untuk
mengendalikan, mengatur, dan
melindungi keselamatan dan
kesehatan para pekerja dan orang
lain yang berada di tempat kerja.
Rambu K3 menjadi bagian penting
dari penerapan SMK3 di
perusahaan/industry penyamakan
kulit.
K3- POKOK BAHASAN – RINGKASAN KECELAKAAN OSH DI AREA
PENYAMAKAN –RAMBU-RAMBU K3 DAN SIMBOL K3
K3- POKOK BAHASAN – RINGKASAN KECELAKAAN OSH DI AREA
PENYAMAKAN –RAMBU-RAMBU K3 DAN SIMBOL K3
K3- POKOK BAHASAN – RINGKASAN KECELAKAAN OSH DI AREA
PENYAMAKAN –RAMBU-RAMBU K3 DAN SIMBOL K3
K3- POKOK BAHASAN – RINGKASAN KECELAKAAN OSH DI AREA
PENYAMAKAN –RAMBU-RAMBU K3 DAN SIMBOL K3
KESIMPULAN
1.Hasil identifikasi dan penilaian basic risk (risiko awal) yang dilakukan di Industri kulit
memiliki 126 risiko, diantaranya risiko Low/dipertimbangkan sebanyak 8 risiko (6%),
sedangkan untuk medium/direncanakan sebanyak 57 risiko (45%), 9 untuk high/mendesak
sebanyak 60 risiko (48%) dan extreme/segera sebanyak 0 risiko (0%). Risiko dari aspek
keselamatan, kesehatan dan lingkungan meliputi konsleting/kebakaran, ledakan, luka bakar,
tertimpa material, terbentur, dehidrasi, gangguan pendengaran, gangguan pernafasan (batuk),
sakit pinggang, iritasi mata, pencemaran lingkungan oleh limbah B3 dan limbah padat.
Sumber bahaya berasal dari bahaya fisik, bahaya listrik, bahaya kimiawi, bahaya lingkungan
dan bahaya ergonomi.
2. Hasil identifikasi dan penilaian risiko dengan pengendalian tambahan didapatkan risiko
yang berada pada kategori low/dapat diterima sebanyak 65 risiko (51%), kategori
medium/direncanakan sebanyak 60 risiko (48%), kategori high/mendesak 1 risiko (1%),
kategori extreme/segera tidak ada (0%). Rata-rata risk reduction setelah menambahkan
pengendalian di industry kulit adalah 21%. 2. Pengendalian risiko yang dilakukan oleh
berjalan cukup baik hanya saja pengendalian tersebut harus diimbangi dengan kesadaran tiap
individu untuk konsisten melaksanakan setiap kegiatan sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP) dan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
TUGAS MINGGU 3

Petunjuk Soal: Jawablah dengan singkat dan jelas pertanyaan 2 soal


dibawah ini:

•Bagaimana Cara anda menerapkan K3 di Industri Kulit ?


•Bagaimana Cara mengatasi K3 Di Proses Tanning (Proses
penyamakan krom dan Proses penyamakan nabati) untuk
mengurangi kecelakaan ?

Selamat Belajar
DAFTAR PUSTAKA

• Artia, 2009. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko Keselamatan dan


Kesehatan Kerja Tahun 2009 di Unit Utility PT. SK. Keris Banten.
Semarang: Universitas Negeri Semarang AS/NZS 4360 : 2004 Risk
Management Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. 2018. Data
Kecelakaan Kerja. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
Ketenagakerjaan. Cross,
• Jean et.al. (2004). OHS Risk Management Handbook. Australia:
Standards Australia International Ltd. Della,
• Gusani. 2012. Analisis Risiko Keselamatan Dan Kesehatan Kerja di
Penyamakan Kulit X Tahun 2012. Tugas Akhir.
• Universitas Indonesia Direktorat Bina Kesehatan Kerja. 2014. Data
Kecelakaan Kerja. Kementrian Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai