K3 PROSES TANNING DAN K3 Yes
K3 PROSES TANNING DAN K3 Yes
K3 PROSES TANNING DAN K3 Yes
PENDAHULUAN
K3- PENDAHULUAN
LINGKUP MANUAL
MUTU K3
SASARAN K3
INDUSTRI KULIT
K3-POKOK BAHASAN PROSES TANNING DAN DAMPAKNYA
PADA LINGKUNGAN KERJA -OSH
PROSES TANNING
K3- POKOK BAHASAN PROSES PENYAMAKAN (TANNING)
K3- POKOK BAHASAN – PROSES INDUSTRI KULIT DAN
DAMPAKNYA PADA LINGKUNGAN KERJA
OCCUPATIONAL SAFETY
AND HEALTH (OSH)
PENGAWETAN DAN
BEAM HOUSE
PENGGUNAAN TANNING POST TANNING FINISHING
OPERATION (BHO)
KULIT MENTAH (3) (4) (5)
(1) (2)
(1) Batting,
(2) Pikcling,
(3) Dgreasing,
(4) Mineral Tanning
(5) Vegetable
Tanning
PROSES TANNING
K3- POKOK BAHASAN – PROSES TANNING-OSH
TANNING
MINERAL VEGETABLE
TANNING TANNING
Sebelum penyamakan
kulit, dilakukan Langkah
persiapan yaitu batting,
Scudding, pickling, dan
degreasing yang terakhir
tergantung pada bahan
mentahnya, semua proses
tersebut terjadi didalam drum.
Bronchitis kronis,
Air, bahan penyamak Bahan Pencemar, Debu Allergi kulit,
PRE-TANNING
nabati Dermatitis, iritasi kulit
BAHAYA ERGONOMIC
BAHAYA FISIK
Faktor Bahaya Elektrik/listrik Bahaya instalasi listrik terdapat pada pekerjaan yang
menggunakan listrik sebagai alat bantu pekerjaan, seperti pada proses tanning Adapun tingkat
potensi bahaya diIndustri Kulit termasuk kedalam tingkat bahaya tinggi. Kapasitas ampere
yang terdapat pada peralatan listrik di area penggunaan mesin-mesin adalah 300 ampere
dengan sistem kelistrikan 3 pha. sistem instalasi listrik gedung menyebutkan dampak dari
kerugian bila instalasi listrik gedung tidak memenuhi standar ialah kebakaran. Kebakaran
tersebut disebabkan oleh kelalaian dan pemakaian listrik yang salah, sehingga berdampak
pada kerusakan material yang cukup besar dan juga dapat menyebabkan hilangnya nyawa.
Adapun untuk pengendalian tambahan yang bisa dilakukan adalah : mengganti instalasi listrik
setiap 20 tahun pemakaian, memasang perlindungan terhadap kabel dan penutup stop kontak,
mengecek dengan rutin kondisi peralatan listrik, inspeksi APAR secara rutin dan inspeksi K3
harus dilakukan secara teratur meliputi pemeriksaan seluruh kondisi lingkungan, membuat
poster yang berhubungan dengan penggunaan perangkat peralatan dan sistem, membuat listrik
yang benar disetiap unit pengoperasian alat, membuat sistem penanggulangan keadaan
darurat, melakukan pekerjaan sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP), memberi
rambu peringatan 3 seperti pemasangan peringatan “AWAS bahaya listrik!”, menggunakan
perlengkapan APD secara rutin seperti mengunakan perlindungan tangan/sarung tangan,
masker dan sepatu, penyediaan kotak P3K harus terisi lengkap dan pemasangan emergency
shut down gedung
K3- POKOK BAHASAN – RINGKASAN KECELAKAAN OSH DI AREA
PENYAMAKAN
BAHAYA BIOLOGI
PROSES TANNING
PENYEBAB
KECELAKAAN PRAKTEK
KECELAKAAN
PROSES TANNING
PENYEBAB
KECELAKAAN PRAKTEK
KECELAKAAN
PROSES TANNING
PENYEBAB
KECELAKAAN PRAKTEK
KECELAKAAN
Rambu K3
adalah tanda informasi yang
bersifat himbauan, peringatan,
maupun larangan. Ditujukan untuk
mengendalikan, mengatur, dan
melindungi keselamatan dan
kesehatan para pekerja dan orang
lain yang berada di tempat kerja.
Rambu K3 menjadi bagian penting
dari penerapan SMK3 di
perusahaan/industry penyamakan
kulit.
K3- POKOK BAHASAN – RINGKASAN KECELAKAAN OSH DI AREA
PENYAMAKAN –RAMBU-RAMBU K3 DAN SIMBOL K3
K3- POKOK BAHASAN – RINGKASAN KECELAKAAN OSH DI AREA
PENYAMAKAN –RAMBU-RAMBU K3 DAN SIMBOL K3
K3- POKOK BAHASAN – RINGKASAN KECELAKAAN OSH DI AREA
PENYAMAKAN –RAMBU-RAMBU K3 DAN SIMBOL K3
K3- POKOK BAHASAN – RINGKASAN KECELAKAAN OSH DI AREA
PENYAMAKAN –RAMBU-RAMBU K3 DAN SIMBOL K3
KESIMPULAN
1.Hasil identifikasi dan penilaian basic risk (risiko awal) yang dilakukan di Industri kulit
memiliki 126 risiko, diantaranya risiko Low/dipertimbangkan sebanyak 8 risiko (6%),
sedangkan untuk medium/direncanakan sebanyak 57 risiko (45%), 9 untuk high/mendesak
sebanyak 60 risiko (48%) dan extreme/segera sebanyak 0 risiko (0%). Risiko dari aspek
keselamatan, kesehatan dan lingkungan meliputi konsleting/kebakaran, ledakan, luka bakar,
tertimpa material, terbentur, dehidrasi, gangguan pendengaran, gangguan pernafasan (batuk),
sakit pinggang, iritasi mata, pencemaran lingkungan oleh limbah B3 dan limbah padat.
Sumber bahaya berasal dari bahaya fisik, bahaya listrik, bahaya kimiawi, bahaya lingkungan
dan bahaya ergonomi.
2. Hasil identifikasi dan penilaian risiko dengan pengendalian tambahan didapatkan risiko
yang berada pada kategori low/dapat diterima sebanyak 65 risiko (51%), kategori
medium/direncanakan sebanyak 60 risiko (48%), kategori high/mendesak 1 risiko (1%),
kategori extreme/segera tidak ada (0%). Rata-rata risk reduction setelah menambahkan
pengendalian di industry kulit adalah 21%. 2. Pengendalian risiko yang dilakukan oleh
berjalan cukup baik hanya saja pengendalian tersebut harus diimbangi dengan kesadaran tiap
individu untuk konsisten melaksanakan setiap kegiatan sesuai dengan Standar Operasional
Prosedur (SOP) dan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD).
TUGAS MINGGU 3
Selamat Belajar
DAFTAR PUSTAKA