Definisi
pikirannya. Disamping itu, gejala yang dapat dialami atau dilihat dari dalam (misal
takut yang irrasional) atau dapat dilihat dari luar (misal berkeringat dingin pada
penderita katatonik).
Gejala gangguan mental pada umumnya bersifat kompleks dan merupakan
hasil interaksi antar unsur somatika, psikogenik, dan sosiobudaya. Karena itu, gejala
selalu menunjukkan adanya dekompresi proses adaptasi dan terdapat terutama dalam
pemikiran, perasaan, dan perilaku.
Secara umum, menurut Maramis (1990), pemeriksaan terhadap penderita
gangguan jiwa diperlukan untuk mendapatkan satu atau lebih hal-hal berikut ini:
1. Menemukan dan menilai gangguan jiwa yang ada, yang akan dipakai sebagai
dasar pembuatan dignosis serta menentukan tingkat gangguan pengobatannya
(indikasi pengobatan psikiatri khusus) dan selanjutnya penafsiran prognosisnya
(ramalan hasil atau akibat suatu penyakit yang diderita seseorang).
2. Menggambarkan struktur kepribadian yang mungkin dapat menerangkan riwayat
dan perkembangan gangguan jiwa yang dialami.
3. Menilai kemampuan dan kemauan pasien dalam berpartisipasi secara wajar dalam
pengobatan yang cocok baginya.
Hasil pemeriksaan jiwa pasien yang telah dilakukan, selanjutnya disusun
dalam bentuk laporan, diharapkan dapat menggambarkan keadaan jiwa pasien dalam
arti luas. Karena itu harus mengandung banyak hal tentang aspek kejiwaan
manusia itu sendiri, seperti : afek, emosi, cara berbicara (ucapan), proses berpikir
(bentuk, isi, dan jalan pikiran), kesadaran, psikomotor, persepsi, fungsi kognitif,
termasuk didalamnya persepsi, dan sebagainya. Karena itu pula studi tentang gangguan kejiwaan
juga mencakup tentang gangguan-gangguan dalam aspek tersebut.
Untuk memperoleh data tentang gejala-gejala dalam banyak hal tersebut,
caranya dapat dilakukan dengan tes maupun non-tes. Dengan tes misalnya
melalui tes-tes psikologik (tes intelegensi atau tes kepribadian). Dengan non-tes
misalnya melalui wawancara atau observasi terhadap reaksi-reaksi yang ditampilkan
(yaitu reaksi umum dan sikap badan, ekspresi muka, mata, reaksi terhadap apa
yang
dikatakan dan diperbuat, reaksi otot, reaksi emosi yang tampak, reaksi bicara, wujud
tulisan, dan sebagainya).
Pada pasien yang dalam pemeriksaan menunjukkan perilaku tidak
kooperatif atau tidak mau bicara (diam), bukan berarti gejalanya tidak ada,
sebab tidak kooperatif atau tidak mau bicara itu sendirinsudah merupakan gejala yang
penting dalam pemeriksaan.
Dengan demikian, salah satu tujuan pemeriksaan penderita gangguan jiwa
adalah untuk menemukan gejala-gejala yang ada pada penderita tersebut, pembuatan
diagnosis, pembuatan jenis dan tingkat gangguan yang dialami, pilihan pengobatan
dan sebagainya.
Gejala dasar adalah gejala-gejala yang ada dalam tiap gangguan tertentu,
terutama setelah gangguan tersebut mencapai intensitas tertentu, atau gejala
utama dari suatu gangguan tertentu. Gejala ini penting untuk kepentingan
diagnosis. Sedangkan gejala tambahan adalah gejala-gejala yang belum tentu ada
pada setiap gangguan. Misalnya pada penderita skizophrenia, maka gejala
K lasifikasi G a ng gu a n Ji wa
F3 Ga n gg ua n Suasana Pe r a s a a n (Mood/Afektif)
Kelainan fundamental perubahan suasana perasaan (mood) atau afek, biasanya kearah
depresi (dengan atau tanpa anxietas), atau kearah elasi (suasana perasaan
yang meningkat). Perubahan afek biasanya disertai perubahan keseluruhan tingkat
aktivitas dan kebanyakan gejala lain adalah sekunder terhadap perubahan itu.
F4 Ga n g gua n Neurotik, G a ng gua n Somatoform d a n G a ng gua n Terkait Stres
Kondisi klinis bermakna dan pola perilaku cenderung menetap, dan merupakan
ekspresi pola hidup yang khas dari seseorang dan cara berhubungan dengan diri
sendiri maupun orang lain. Beberapa kondisi dan pola perilaku tersebut berkembang
sejak dini dari masa pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai hasil interaksi
faktor-faktor konstitusi dan pengalaman hidup, sedangkan lainnya didapat pada masa
kehidupan selanjutnya.
F7 Retardasi Mental
Keadaan perkembangan jiwa yang terhenti atau tidak lengkap, yang terutama
ditandai oleh terjadinya hendaya ketrampilan selama masa perkembangan, sehingga
berpengaruh pada tingkat kecerdasan secara menyeluruh. Dapat terjadi dengan atau
tanpa gangguan jiwa atau gangguan fisik lain. Hendaya perilaku adaptif selalu ada.
F8 Ga n gg ua n P e r k e m b a n g a n Psikologis
Gambaran umum
y Onset bervariasi selama masa bayi atau kanak-kanak.
y Adanya hendaya atau keterlambatan perkembangan fungsi-fungsi
yang
berhubungan erat dengan kematangan biologis susunan saraf pusat.
y Berlangsung terus-menerus tanpa remisi dan kekambuhan yang khas bagi banyak gangguan
jiwa.
Pada sebagian besar kasus, fungsi yang dipengaruji termasuk bahasa, ketrampilan
visuo-spasial, koordinasi motorik. Yang khas adalah hendayanya berkurang secara
progresif dengan bertambahnya usia.
F9 Ga n ggu a n Perilaku d a n Emosional dengan Onset Biasanya P a d a M a s a
K anak dan Remaja
Diagnosis Multiaksial
a) Aksis I: