Anda di halaman 1dari 9

ORGANISASI SEBAGAI POLITIK

Anhar Rahman (202112158)


Kelpin Pontius Aron (202112139)
Princess Sri Amandani (202112102)
Reski Annida (202112103)
Rifna Ramadantiy (202112107)
Riqif Arafah (202112109)
Risna Erlianti (202112111)
Yudhiantara (202112132)
Siti Raudatul Jannah (202112119)
Tio Filus Yano (202112125)
Vera Veronika (202112127)
KELOMPOK V (LIMA)
KELAS P3
ORGANISASI SEBAGAI POLITIK

Organisasi sebagai salah satu entitas sosial juga tidak terlepas dari
politik. Setiap orang dalam organisasi akan menggunakan
taktik dan strateginya masing-masing untuk memperebutkan
sumber daya yang terbatas, baik itu menyangkut distribusi
informasi, kekuasaan, karir maupun penghargaan lainnya.
Miles (1980; dalam Siswanto, 2007) mendefinisikan politik
organisasi sebagai proses yaitu setiap aktor atau kelompok
dalam organisasi membangun kekuasaan untuk mempengaruhi
penetapan tujuan, kriteria atau proses pengambilan keputusan
organisasi dalam rangka
memenuhi kepentingannya.
Kepentingan-kepentingan itu sendiri menurut
Miles (1980; dalam Siswanto, 2007) adalah:

Kepentingan pekerjaan yaitu kepentingan yang terkait


dengan tugas seseorang sesuai kedudukan dan jabatan
yang diembannya

Kepentingan karir, yaitu masa depan seseorang dalam organisasi


atas posisi dan jabatan yang lebih baik, terakhir

Kepentingan ekstramural, yang terdiri dari kepribadian, sikap,


nilai, keyakinan dan komitmen di luar pekerjaan yang
semuanya akan membingkai pola perilaku seseorang baik
menyambut pekerjaan maupun karir
Asumsi Dasar Organisasi Sebagai Politik
 Organisasi adalah koalisi yang terdiri dari berbagai individu dan
kelompok dengan berbagai kepentingan.
 Dalam organisasi selalu ada potensi perbedaan menyangkut
kepribadian, keyakinan, kepentingan, sikap, persepsi, dan minat
dari para anggotanya.
 Kekuasaan memainkan peranan penting dalam memperebutkan
sumber daya.
 Tujuan organisasi, pengambilan keputusan dan proses
manajemen lainnya adalah hasil dari bargaining, negosiasi, dan
brokering dari berbagai faksi peserta.
 Karena keterbatasan sumber daya dan setiap aktor berebut
kepentingan, maka konflik adalah wajar (natural) dalam
kehidupan organisasi.
Aktivitas Politik Dalam Organisasi
• Perilaku politik biasanya muncul pada saat ada ketidakpastian, sumber daya yang
langka, unit-unit (individual dan kelompok) memiliki kepentingan yang terkonflik
dan saat anggota-anggota organisasi memiliki kekuasaan (power) yang hampir sama.
• Perilaku politik yang muncul dalam bidang sumber daya manusia, seperti pada saat
penilaian kinerja, seleksi personel, dan keputusan kompensasi (Ferris dan Kacmar,
1992.
• Aktivitas politik biasanya tidak sama pada tahap hidup organisasi yang berbeda.
Menurut Greenberg dan Baron (1997) ada tiga tahapan dalam organisasi yang
memiliki perilaku politik yang berbeda-beda. Tahap pertama, saat organisasi baru
berdiri, pendiri organisasi memperoleh kekuasaan politik dengan menunjukkan ide
mereka kepada para bawahannya. Kedua, tahap pertumbuhan organisasi, anggota
organisasi cenderung terpisah-pisah karena kekomplekan tugas sehingga
menciptakan adanya kepentingan yang berbeda-beda dan dapat menimbulkan
konflik. Ketiga, saat pertumbuhan organisasi mengalami penurunan,
anggota-anggota merasa tidak aman akan pekerjaannya dan memerlukan tindakan
politik untuk mendapatkan kekuasaan dalam pengendalian organisasi.
Konflik dan Kepentingan dalam Organisasi
Organisasi mempunyai tujuan, sedangkan individu dan kelompok juga
mempunyai tujuan, dengan demikian didalam organisasi sarat dengan
kepentigan-kepentingan. Kepentingan kepentingan ini biasa
memunculkan konflik antara organisasi, indvidu maupun kelompok.
Supaya organisasi tetap efektif dalam suasana pencapian tujuan tersebut diperlukan
kekuasan. Kekuasan ini disini ditujukan untuk meminimalkan rentang perbedaan
kepentingan. Dalam kontek seperti ini organisasi bisa berperilaku demokratis atau
bahkan dictator juga bisa berbentuk birokrat maupun teknokrat. Organisasi pada
akhirnya memerlukan politik tertentu untuk mencapai tujuannya. Selanjutnya
masalah kekuasaan menjadi isu strategis dalam berorganisasi karena dengan
kekuasaan yang cukup pimpinan maupun manajer akan bisa meyusun aturan main
dalam organisasi yang bisa disepakati oleh semua pihak dan bisa digunakan
sebagai alat kontrol agar organisasi bisa berjalan secara lebih efektif.
Organisasi Sebagai Sistem Pemerintahan

Organisasi berasal dari kata Yunani organon, dan istilah Latin organum
yang berarti alat, bagian, anggota atau badan.
Dalam arti luas pemerintahan merupakan semua aparatur/alat
perlengkapan negara dalam rangka menjalankan segala tugas dan
kewenangan/kekuasaan negara, baik kekuasaan eksekutif, legislatif,
yudikatif.
Pemerintahan dalam arti sempit, yaitu aparatur/alat kelengkapan negara
yang hanya mempunyai tugas dan kewenang-an/ kekuasaan eksekutif
saja, dengan kata lain pemerintahan dalam arti sempit ini tidak lain ialah
hanya pemerintah.
Dari definisi organisasi dan pemerintahan diatas dapatlah disimpulkan bahwa
definisi dari organisasi pemerintahan :
1. Badan adalah sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai suatu
atau beberapa tujuan tertentu baik sebagai eksekutif, legislatif maupun
yudikatif.
2. Bagan atau struktur adalah gambaran secara skematis tentang
hubungan-hubungan kerja sama dari orang-orang yang terdapat dalam
rangka usaha untuk mencapai suatu tujuan yang berada di dalam
lembaga-lembaga pemerintahan.
3. Organisasi yang memiliki hierarki kewenangan, tugas dan fungsi
sebagimana diatur oleh peraturan perundang-undangan baik secara
struktural maupun fungsional dalam lembaga-lembaga pemerintahan yang
tujuannya adalah mengimplementasikan tujuan dari negara untuk rakyatnya.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai