Anda di halaman 1dari 15

Sumber-

Kurikulum
SUMBER-SUMBER KURIKULUM

1. Sumber Kurikulum dari Akademis


• Bahan atau materi kurikulum dapat bersumber
dari ilmu pengetahuan tersebut.
• Isi kurikulum diambil dari setiap disiplin ilmu.
• Para pengembang kurikulum memilih materi
mana yang perlu dikuasai oleh anak didik
berdasarkan disiplin ilmu sesuai dengan taraf
perkembangan anak didik serta sesuai dengan
kepentingannya.
2. Sumber Kurikulum dari Individu Siswa
• Menurut Crow ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam
perumusan isi kurikulum dikaitkan dengan siswa, yakni:
1. Kurikulum sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan anak
2. Isi kurikulum sebaiknya mencakup keterampilan, pengetahuan
dan sikap yang dapat digunakan siswa dalam pengalamannya
sekarang dan juga berguna untuk menghadapi kebutuhannya
pada masa yang akan datang.
3. Siswa sebaiknya didorong untuk belajar sendiri dan tidak
sekedar hanya sebagai penerima apa yang diberikan guru.
4. Apa yang dipelajari siswa hendaknya sesuai dengan minat dan
keinginan siswa.
3. Sumber Kurikulum dari Masyarakat
• Sekolah berfungsi untuk mempersiapkan anak didik agar dapat
hidup dimasyarakat. Apa yang dibutuhkan masyarakat harus
menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan isi kurikulum,
terutama dalam hal budaya lokal, nasional dan masyarakat
global.
• Budaya nasional dalam perkembangannya merupakan budaya
yang tidak akan pernah berhenti.
• Perkembangan budaya nasional adalah perkembangan budaya
yang terus-menerus yang selamanya ada dalam status “in the
making” oleh karenanya materi, kurikulum selamanya harus
berubah sesuai dengan kemajuan dan perkembangan
masyarakat.
SUMBER KURIKULUM
(the other references)

1. Budaya : Manusia adalah makhluk yang


berbudaya, hidup dalam lingkungan
budaya, ia harus mempelajari budaya, maka
budaya menjadi sumber utama isi
kurikulum.
• Dikembangkan para pakar, nilai-nilai adat
istiadat, perilaku, benda-benda, dan lain-lain.
2. Anak. Sumber lain penyusunan kurikulum
adalah anak.
• Anak menjadi sumber kegiatan pengajaran, ia
menjadi sumber kurikulum.
• Ada tiga pendekatan terhadap anak sebagai sumber
kurikulum, yaitu
1. kebutuhan siswa,
2. perkembangan siswa, serta
3. minat siswa.
• Jadi, ada pengembangan kurikulum bertolak dari
kebutuhan-kebutuhan siswa, tingkat-tingkat
perkembangan siswa, serta hal-hal yang diminati
siswa.
3. Nilai. Hal lain yang menjadi sumber penyusunan
kurikulum adalah nilai-nilai.
• Beauchampp menegaskan bahwa nilai dapat merupakan
sumber penentuan keputusan yang dinamis.
• Pertanyaan pertama yang muncul dalam kurikulum yang
berdasarkan nilai adalah :
• Apakah yang harus diajarkan di sekolah ? Ini merupakan
pertanyaan tentang nilai.
• Nilai-nilai apakah yang harus diberikan dalam pelaksanaan
kurikulum?
• Nilai-nilai apa yang digunakan sebagai kriteria penentuan
kurikulum dan pelaksanaan kurikulum.
Peter F. Oliva (1992: 28) bahwa pada prinsip
pengembangan kurikulum paling tidak ada 4
(empat) sumber:
1. data empiris (empirical data),
2. data hasil penelitian (experimental data),
3. kisah rakyat (folkfore curriculum) yang
menyangkut tentang keyakinan masyarakat dan
nilai-nilai yang ada di dalamnya, serta
4. pemahaman bersama atau pengertian umum
yang ada dalam suatu masyarakat (common
sense).
 Dari sumber-sumber pengembangan yang dikemukakan Oliva
tersebut, dapat dikategorikan bahwa hanya ada 2 (dua) sumber
yang menjadi prinsip pengembangan kurikulum yaitu ;

1. sumber ilmiah
Sumber ilmiah didapat dari hal-hal maupun data-data dari kegiatan
yang bersifat ilmiah seperti halnya penelitian, data-data empiris
tentang kelemahan dan kekurangan kurikulum sebelumnya,
informasi faktual dan sebagainya.

2. sumber non ilmiah.


Sedangkan sumber non ilmiah didapat dari hal-hal yang bersifat non
ilmiah seperti cerita rakyat, legenda, mitos dan sebagainya yang
telah menjadi keyakinan umum oleh suatu masyarakat dan memiliki
nilai-nilai tertentu di dalamnya.
 Nana Syaodih Sukmadinata dalam bukunya Pengembangan Kurikulum Teori
dan Praktek (2004:33) menyebutkan beberapa sumber pengembangan
kurikulum diantaranya ialah:
a. Kehidupan dan pekerjaan orang dewasa, di mana isi kurikulum disesuaikan
sebagai persiapan anak untuk menjalani kehidupan dan pekerjaan orang
dewasa
b. Budaya masyarakat, termasuk di dalamnya semua disiplin ilmu yang ada
sebagai pengetahuan ilmiah, nilai-nilai, perilaku, benda material dan unsur
kebudayaan lainnya
c. Anak, sebagai pusat atau sumber kegiatan pembelajaran. Perhatian dalam
menyusun pengembangan kurikulum bukan sesuatu yang akan diberikan pada
anak tapi bagaimana potensi yang ada pada anak dapat dikembangkan secara
optimal.
d. Pengalaman penyusunan kurikulum sebelumnya, baik sesuatu yang negatif
maupun hasil evaluasi positif atas pelaksanaan kurikulum sebelumnya.
e. Tata nilai di masyarakat, termasuk nilai-nilai apa saja yang akan diajarkan di
sekolah atau dalam pelaksanaan kurikulum?
f. Kekuasaan sosial-politik tertentu termasuk lembaga, arah kebijakan dan
produk-produk politik berupa peraturan perundang-undangan yang berlaku.
DESAIN KURIKULUM
Terdapat dua sub teori dari teori kurikulum, yaitu desain kurikulum
(kurikulum design) dan rekayasa kurikulum (curriculum engineering)
•Desain kurikulum merupakan suatu pengorganisasian tujuan, isi, serta
proses belajar yang akan diikuti siswa pada berbagai tahap perkembangan
pendidikan.
•Dalam desain kurikulum akan tergambar unsur-unsur dari kurikulum,
hubungan antara satu unsur dengan unsur lainnya, prinsip-prinsip
pengorganisasian, serta hal-hal yang diperlukan dalam pelaksanaannya.
•Dalam desain kurikulum, ada dua dimensi penting, yaitu
(a)substansi, unsur-unsur serta organisasi dari dokumen tertulis kurikulum,
(b)model pengorganisasian dan bagian-bagian kurikulum terutama organisasi
dan proses pengajaran.
Menurut Beauchamp, kurikulum mempunyai tiga karakterisitik, yaitu :
(a) kurikulum merupakan dokumen tertulis,
(b)berisi garis-garis besar rumusan tujuan, berdasarkan garis-garis
besar tujuan tersebut desain kurikulum disusun,
(c) isi atau materi ajar, dengan materi tersebut tujuan-tujuan
kurikulum dapat dicapai.

Ada dua hal yang perlu ditambahkan dalam desain kurikulum.


Pertama, ketentuan-ketentuan tentang bagaimana penggunaan
kurikulum, serta bagaimana mengadakan penyempurnaan-
penyempurnaan berdasarkan masukan dari pengalaman.
Kedua, kurikulum itu dievaluasi, baik bentuk desainnya maupun sistem
pelaksanaannya.
Rekayasa Kurikulum
• Rekayasa kurikulum berkenaan dengan bagaimana
proses memfungsikan kurikulum di sekolah, upaya-
upaya yang perlu dilakukan para pengelola kurikulum
agar kurikulum dapat berfungsi sebaik-baikny.
• Pengelola kurikulum di sekolah terdiri atas :
- para pengawas / penilik dan kepala sekolah,
- pada tingkat pusat adalah Kepala Pusat
Pengembangan Kurikulum Balitbang Dikbud dan para
Kasubdit / Kepala Bagian Kurikulum di Direktorat.
Dengan menerima pelimpahan wewenang dari Menteri atau Dirjen:
- para pejabat pusat merancang, mengembangkan, dan mengadakan
penyempurnaan kurikulum.
- memberi tugas dan tanggun jawab menyusun dan mengembangkan
berbagai bentuk pedoman dan petunjuk pelakasanaan kurikulum.

• Seluruh sistem rekayasa kurikulum menurut Beauchamp mencakup


lima hal, yaitu
(a) arena atau lingkup tempat dilaksanakannya berbagai proses
rekayasa kurikulum,
(b)keterlibatan orang-orang dalam proses kurikulum,
(c) tugas-tugas dan prosedur perencanaan kurikulum,
(d)tugas-tugas dan prosedur implementasi kurikulum, dan
(e) tugas-tugas dan prosedur evaluasi kurikulum.
• Berkaitan dangan teori kurikulum, Beauchamp (hal. 82)
mengemukakan lima prinsip dalam pengembangan teori kurikulum,
yaitu:
1. Setiap teori kurikulum harus dimulai dengan perumusan (definisi)
tentang rangkaian kejadian yang dicakupnya.
2. Setiap teori kurikulum harus mempunyai kejelasan tentang nilai-
nilai dan sumber-sumber pangkal tolaknya.
3. Setiap teori kurikulum perlu menjelaskan karakterisitik dari desain
kurikulumnya.
4. Setiap teori kurikulum harus menggambarkan proses-proses
penentuan kurikulumnya serta interaksi diantara proses tersebut.
5. Setiap teori kurikulum hendaknya menyiapkan diri bagi proses
penyempurnaannya.

Anda mungkin juga menyukai