Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN EKONOMI

Tentang
Konten/Isi Kurikulum

Oleh :
Nama : Lisa Wilanda Putri
Nim : 14179047

Dosen Pengampu
Dr. Alwen Betri, M. Pd

MAGISTER PENDIDIKAN EKONOMI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan pendidikan akan seiring sejalan dengan dinamika masyarakatnya,
karena ciri masyarakat selalu berkembang. Terdapat kelompok masyarakat yang berkembang
sangat cepat, tetapi ada pula yang lambat. Hal ini karena pengaruh dan perkembangan
teknologi, komunikasi dan telekomunikasi. Dalam kondisi seperti ini perubahan-perubahan di
masyarakat terjadi pada semua aspek kehidupan. Efek perubahan di masyarakat akan
berimbas pada setiap individu warga masyarakat, pengetahuan, kecakapan, sikap, kebiasaan
bahkan pola-pola kehidupan.
Inovasi Kurikulum adalah suatu pembaharuan atau gagasan yang diharapkan
membawa dampak terhadap kurikulum itu sendiri.kurikulum hanyalah alat atau instrumen
untuk mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran yang ditetapkan. Kurikulum bukan
sebagai tujuan akhir.Seiring dengan perubahan masyarakat dan nilai-nilai budaya, serta
perubahan kondisi dan perkembangan peserta didik, maka kurikulum juga mengalami
perubahan. Perubahan tersebut adalah: Dari sisi bentuk dan organisasi inovasinya berupa
perubahan dari kurikulum 1968 menjadi kurikulum 1975 dan dan kurikulum 1975 menjadi
kurikulum 1975 yang disempurnakan dan dengan lahirnya Undang-Undang No. 2 Tahun
1989 tentang sistem pendidikan riasional maka terjadilah perubahan kurikulum pada tahun
1994, Kemudian berubah menjadi kurikulum KTSP, dan pada tahu 2013 ini perubahan pun
dilakukan menjadi kurikulum 2013.
Kurikulum sebagai suatu rancangan dalam pendidikan memiliki posisi yang strategis,
karena seluruh kegiatan pendidikan bermuara kepada kurikulum. Begitu pentingnya
kurikulum sebagaimana sentral kegiatan pendidikan, maka didalam penyusunannya
memerlukan landasan atau fondasi yang kuat, melalui pemikiran dan penelitian secara
mendalam dan pada dasarnya kurikulum merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa
komponen.“setiap kurikulum biasanya terdiri dari tujuan, isi, strategi / pola belajar-mengajar,
dan evaluasi. Melihat bahwa sangat pentingnya komponen-komponen dalam kurikulum maka
kami akan mencoba membahas tentang “konten/isi kurikulum”.

B. Rumusan Masalah
Dari Latar Belakang masalah tersebut di atas, maka dapat di rumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa konsep konten/isi kurikulum ?
2. Bagaimana kriteria penetapan konten/isi kurikulum?
3. Bagaimana hubungan konten/isi kurikulum dengan tujuan pendidikan?
4. Bagaimana implikasi konten/isi terhadap kurikulum?

BAB II
PEMBAHASAN

1. Konsep konten/isi kurikulum


Konsep konten menurut Saylor dan Alexander (1966:160) adalah: Fakta, observasi,
data, persepsi, klasifikasi, disain dan pemecahan masalah yang telah dihasilkan pengalaman
dan hasil pikiran manusia yang tersusun dalam bentuk ide-ide, konsep, prinsip-prinsip,
kesimpulan, perencanaan dan solusi. Sedangkan menurut Hymen (1973:4) konten merupakan
ilmu pengetahuan (seperti fakta, keterangan, prinsip-prinsip, defenisi), keterampilan dan
proses (seperti membaca, menulis, berhitung, menari, berpikir kritis, berkomunikasi lisan dan
tulisan) dan nilai-nilai (seperti konsep tentang hal-hal baik, buruk, betul dan salah, indah dan
jelek).
Dari dua pengertian yang diajukan, dapat diterima bahwa secara umum konten
kurikulum mencakup tiga komponen utama, yaitu pengetahuan, proses dan nilai-nilai. Namun
ada juga ahli yang membedakan kedua konsep tersebut. John Dewey misalnya, menilai
perbedaan materi dengan ilmu pengetahuan sangat esensil. Bagi ahli yang membedakan
mengartikan bahwa materi atau konten merupakan catatan-catatan tentang pengetahuan
(seperti grafik, simbol, rekaman dll), sedangkan ilmu pengetahuan dipandang sebagai sesuatu
hasil pemahaman dan pengertian tentang catatan-catatan tersebut sebagai akibat interaksinya
dengan pengalaman individu.
Sejalan dengan yang dikemukan, perancang kurikulum yang merancang materi
kurikulum harus menetapkan berdasarkan pertimbangan makna materi tersebut bagi individu.
Penetapan kurikulum tidak hanya dipilih sebagai materi saja, tetapi selalu dipilih sebagai
ilmu pengetahuan (pengetahuan, keterampilan dan ilmu). Isi program kurikulum adalah
segala sesuatu yang diberikan kepada anak didik dalam kegiatan belajar mengajar dalam
rangka mencapai tujuan.Isi kurikulum meliputi jenis-jenis bidang studi yang diajarkan dan isi
program masing-masing bidang studi tersebut.Bidang-bidang studi tersebut disesuaikan
dengan jenis, jenjang maupun jalur pendidikan yang ada.
Isi/materi kurikulum hakikatnya adalah semua kegiatan dan pengalaman yang
dikembangkan dan disusun untuk mencapai tujuan pendidikan. Secara umum isi kurikulum
itu dapat dikelompokan menjadi :
Ø Logika, yaitu pengetahuan tentang benar salah berdasarkan prosedur keilmuan.
Ø Etika, yaitu pengetahuan tentang baik buruk, nilai dan moral
Ø Estetika, pengetahuan tentang indah-jelek, yang ada nilai sejenisnya.
Materi kurikulum pada hakekatnya adalah isi kurikulum yang dikembangkan dan disusun
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
v Materi kurikulum berupa bahan pelajaran terdiri dari bahan kajian atau topik-topik pelajaran
yang dapat dikaji oleh siswa dalam proses pembelajaran
v Mengacu pada pencapaian tujuan setiap satuan pelajaran
v Diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

2. Kriteria Penetapan Konten Kurikulum


a. Signifikansi
Kriteria signifikansi dipakai untuk menetapkan bagian apa dari suatu bidang yang perlu
dimasukkan atau ditekankan.
b. Kebutuhan sosial
Mempertibangkan kebutuhan sosial anak agar mereka memiliki kemampuan untuk
melaksanankan fungsi-fungsi sosial dan meningkatkan nilai-nilai masyarakat. agar berfungsi
sebagai orang dewasa kelak.
c. Kegunaan
Merupakan kriteria yang paling ilmiah jarena diperoleh dari hasil penelitian di lapangan.
Pengetahuan, keterampilan dan sikap seperti apa yang diharapkan masyarakat dari lulusan.
Tujuan pendidikan dan tujuan sekolah dapat pula ditetapkan dengan hasil temuan ini.
d. Minat
Merupakan salah satu usaha untuk membuat kurikulum relevan dengan peserta didik. Hal
yang menjadi minat bagi pelajar perlu dijabarkan untuk menghindari penetapan konsep yang
mungkin tidak sesuau dengan minat mereka seungguhnya

e. Perkembangan manusia
Ini didasarkan pada asumsi bhawa sekolah bukan saja merefleksikan masyarakat, tetappi juga
sebagai alat untuk mencerdaskan dan mengembangkan manusia untuk perubahan sosial.
f. Struktur disiplin ilmu
Kriteria ini didasarkan anggapan bahwa setiap disiplin ilmu mempunyai struktur tersendiri
karena itu materi kurikulum harus mencakup kajian yang menungkinkan anak memahami
struktur bidang ilmu tertentu.
Terdapat beberapa criteria dalam menyusun materi kurikulum.Hilda Taba (1962:267)
kriteria untuk memilih isi materi kurikulum yaitu :
· Materi harus sahih dan signifikan, artinya menggambarkan pengetahuan mutakir.
· Relevan dengan kenyataan social dan kultur agar anak lebih memahaminya.
· Materi harus seimbang antara keluasan dan kedalaman.
· Materi harus mencakup berbagai ragam tujuan.
· Sesuai dengan kemampuan dan pengalaman peserta didik.
· Materi harus sesuai kebutuhan dan minat peserta didik”
· Pengembangan materi kurikulum harus berdasarkan prinsif-prinsif sebagai berikut:
· Mengandung bahan kajian yang dapat dipelajari siswa dalam pembelajaran.
· Berorientasi pada tujuan, sesuai dengan hirarki tujuan pendidikan.
Materi pembelajaran disusun secara logis dan sistematis, dalam bentuk :
a. Teori; seperangkat konstruk atau konsep, definisi atau preposisi yang saling berhubungan,
yang menyajikan pendapat sistematik tentang gejala dengan menspesifikasi hubungan –
hubungan antara variabel-variabel dengan maksud menjelaskan dan meramalkan gejala
tersebut.
b. Konsep; suatu abstraksi yang dibentuk oleh organisasi dari kekhususan-kekhususan,
merupakan definisi singkat dari sekelompok fakta atau gejala.
c. Generalisasi; kesimpulan umum berdasarkan hal-hal yang khusus, bersumber dari analisis,
pendapat atau pembuktian dalam penelitian.
d. Prinsip; yaitu ide utama, pola skema yang ada dalam materi yang mengembangkan
hubungan antara beberapa konsep.
e. Prosedur; yaitu seri langkah-langkah yang berurutan dalam materi pelajaran yang harus
dilakukan peserta didik.
f. Fakta; sejumlah informasi khusus dalam materi yang dianggap penting, terdiri dari
terminologi, orang dan tempat serta kejadian.
g. Istilah, kata-kata perbendaharaan yang baru dan khusus yang diperkenalkan dalam materi.
h. Contoh/ilustrasi, yaitu hal atau tindakan atau proses yang bertujuan untuk memperjelas
suatu uraian atau pendapat.
i. Definisi:yaitu penjelasan tentang makna atau pengertian tentang suatu hal/kata dalam garis
besarnya.
j. Preposisi, yaitu cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya
mencapai tujuan kurikulum.

3. Hubungan Konten Kurikulum dengan Tujuan Pendidikan


Tujuan kurikulum pada hakikatnya adalah tujuan dari setiap program pendidikan yang
akan diberikan pada anak didik dalam perspektif pendidikan nasional, tujuan pendidikan
nasional dapat dilihat secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional, bahwa :
“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab".
Tujuan pendidikan antara lain:
1) Tujuan Institusional (Kompetensi Lulusan)
Adalah tujuan yang yang harus dicapai oleh suatu lembaga pendidikan, contoh : SD, SMP,
SMA

2) Tujuan kurikuler (Standart Kompetensi)


Adalah tujuan bidang studi atau mata pelajaran sehingga mencapai hakikat keilmuan yang
ada didalamnya.
3) Tujuan instruksional (Kompetensi Dasar)
“Tujuan instruksional (Kompetensi Dasar) dirumuskan sebagai kemampuan-kemampuan
yang diharapkan dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan proses belajar mengajar”,
Ø Tujuan instruksional Umum (Indikator Umum) Kemampuan tersebut sifatnya lebih luas dan
mendalam.
Ø Tujuan instruksional khusus (Indikator khusus)
Kemampuan lebih terbatas dan harus dapat diukur pada saat berlangsunganya prose belajar
mengajar.
Sistem adalah: “suatu keseluruhan terpadu yang terdiri dari berbagai elemen yang
masing masing elemen terkait dengan elemen yang lain. Jika pemahaman sistem diatas
dipergunakan melihat kurikulum itu ada sejumlah komponen yang terkait dan berhubungan
satu sama lain untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, dipandang sistem terhadapa
kurikulum, artinya kurikulum itu dipandang memiliki sejumlah komponen-komponen yang
saling berhubungan, sebagai kesatuan yang bulat untuk mencapai tujuan.
Definisi diatas memberikan gambaran bahwa pendekatan sistem dalam
pengembangan kurikulum merupakan bentuk berputar dan dinamis dimana empat komponen
dari suatu model saling berhubungan. Jadi dapat disimpulkan dilihat dari gambar diatas
bahwa anatara satu komponen dengan komponen yang lain mempunyai hubungan erat dan
tidak dapat dipisahahkan .
Dalam komponen kurikulum ada hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan,
yaitu: “a). tujuan yang ingin dicapai, b). materi yang perlu disiapkan untuk mencapai tujuan,
c). susunan materi/pengalaman belajar, d). Organisasi kurikulum dan e). evaluasi apakah
tujuan yang ditetapkan tercapai. Komponen yang satu dengan yang lain saling berkaitan dan
membentuk satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan
Bagan diatas menggambarkan bahwa system kurikulum terbentuk oleh komponen-
komponen yang menyatu menjadi suatu kesatuan system yang menjadikan saling keterkaitan
antara satu komponen dengan komponen lain dan tidak dapat dipisahkan, apabila salah satu
komponen terganggu atau tidak berkaitan maka system kurikulum pun akan terganggu juga.
3.Taksonomi Tujuan Pendidikan
Menurut Bloom, dengan bukunya Taxonomy of Educational Objectives terbitan 1965,
bentuk perilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan kedalam 3 domain,
yaitu:
a. Domain Kognitif
Kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual seperti
mengingat dan memecahkan masalah.Domain kognitif terbagi menjadi 6 tingkatan yaitu;
pengetahuan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisa,
sintesis dan evaluasi.
b. Domain Afektif
Afektif berkenaan dengan sikaf, nilai-nilai dan afresiasi.Domain ini memiliki tingkatan,
yaitu; penerimaan, merespon, menghargai, mengorganisasi dan karakterisasi nilai.
c. Domain Psikomotor.
Psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skill
seseorang. Dan tingkatannya yaitu ; persepsi (perception), kesiapan, meniru(imitation),
membiasakan (habitual), menyesuaikan (adaption) dan menciptakan (organization)”.

4. Implikasi Konten terhadap Kurikulum


Konten atau materi pelajaran sebenarnya merupakan komponen kurikulum yang amat
penting. Konten menyangkut jawaban terhadap pertanyaan, “apakah yang diajarkan?”.
Konten ini seringkali tidak diperhatikan. Artinya, konten seringkali diserahkan saja pada
keputusan guru atau diambil saja dari buku teks yang berlimpah-limpah, tanpa mengaitkan
dengan tujuan pendidikan, tujuan kurikulum atau dengan tujuan instruksional.
Hal yang sama juga terjadi sebelum timbulnya reformasi kurikulum pada tahun 1960,
terutama di Amerika Serikat. Semua orang memberikan perhatian lebih terhadap metode,
media dan strategi yang digunakan dalam belajar, namun kurang memperhatikan isi yang
disampaikan. Oleh karenanya ahli kurikulum harus memahami hakekat dan struktur konten
yang menyangkut apa yang akan diajarkan. Karena konten merupakan elemen kedua yang
penting setelah tujuan untuk menyusun kurikulum.
Kalau dikaji kembali pengertian kurikulum yang sangat berbeda-beda, juga akan
menghasilkan perumusan konten yang berbeda-beda. Sesuai dengan gambaran konsep yang
terkandung di dalam pengertian kurikulum yang diajukan tersebut. Seperti yang telah
ditinjau, ada yang mengartikan kurikulum sebagai mata pelajaran, materi pelajaran atau
judul-judul mata pelajaran. Jika seperi ini, maka rencana tersebut tidak layak lagi disebut
sebagai kurikulum tetapi sebagai judul-judul pokok bahasan.
Secara singkat dapat dilihat bahwa Beaucham menyatakan bahwa kurikum itu sebagai
dokumen yang dipakai sebagai titik tolak perencanaan instruksional, Taba dan Mocdonal
mengartikan sebagai pengalaman belajar dan hasil belajar yang dibimbing dan direncanakan,
yang tidak tertulis, Krug dan Doll mendefenisikan sebagai pengalaman belajar yang
dirancang sekolah dan Tanner dan Tanner mendefenisikan sebagai pengalaman peserta didik.
Berdasarkan pemahaman masing-masing juga menimbulkan kontek yang berbeda-beda.
Implikasi dari pengertian kurikulum tersebut bahwa pengertian kurikulum lebih luas dari
pada dokumen atau rencana kurikulum tertulis saja, tetapi mencangkup juga implementasinya
di dalam kelas untuk dapat ditransformasikan agar menjadi pengalaman belajar yang
direncanakan mencapai tujuan pendidikan dan tujuan pembelajaran.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Makalah konten Kurikulum ini mendeskripsikan secara terperinci tentang komponen
yang harus ada pada setiap kurikulum serta konten/isi kurikulum yang dapat digunankan
untuk proses pembelajaran. Wacana tersebut menyebutkan bahwa dalam kurikulum itu
terdapat beberapa komponen, diantaranya adalah tujuan kurikulum, bahan ajar atau materi
atau isi dari kurikulum tersebut, strategi mengajar atau metode mengajar, media mengajar dan
evaluasi pengajaran serta penyempurnaan pengajaran. Komponen-komponen tersebut saling
berhubungan satu dengan yang lainnya. Setiap komponen mempunyai isi yang sangat penting
sekali bagi kelangsungan kurikulum.
Konten kurikulum merupakan isi yang sudah dirancang dan harus ada di dalam
kurikulum sehingga pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam proses
pembelajaran bisa berjalan dengan baik. Implikasi dari pengertian kurikulum tersebut bahwa
pengertian kurikulum lebih luas dari pada dokumen atau rencana kurikulum tertulis saja,
tetapi mencangkup juga implementasinya di dalam kelas untuk dapat ditransformasikan agar
menjadi pengalaman belajar yang direncanakan mencapai tujuan pendidikan dan tujuan
pembelajaran.

B. Saran
Melihat begitu pentingnya konten/isi kurikulum maka hendaknya dalam penyusunan
kurikulum memperrhatikan kriteria dalam penetapan konten kurikulum tersebut. Sehingga
kurikulum yang sudah dirancang bisa di aplikasikan sebaik-baiknya dan mengandung
konten/isi yang memang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan tujuan pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas, 2003. Standar Kompetensi Bahan Kajian Pelayanan Profesional Kurikulum
Berbasis Kompetensi. Puskur Balitbang, Jakarta.
Didik Sukiyudi, dkk. 2006. Kurikulum dan Pembelajaran. UPI Press, Bandung.
Nana Syaodih Sukmadinata. 1997. Pengembangan Kurikulum. PT. Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Nasution, S. 1994. Dasar-dasar Kurikulum. Bandung: Angkasa.
PP No. 46 Tahun 2008.Tentang Wajib Belajar. CV. Eko Jaya, Jakarta.
Orstein, A and Hunkins, F.P. 1998. Curriculum Fondations Principles and Issues. New
York: Prentice Hall.

Anda mungkin juga menyukai