نيملسمل ةعامج ىلإ قيرطلا Menuju Jama'atul Muslimin: Hussain Ali bin Muhammad bin Ali Jabir, MA
نيملسمل ةعامج ىلإ قيرطلا Menuju Jama'atul Muslimin: Hussain Ali bin Muhammad bin Ali Jabir, MA
2 18 1431رمضان
Muqaddimah
3 18 1431رمضان
Tentang Penulis
Ustadz Hussain bin Muhammad bin Ali Jabir merupakan
seorang magister lulusan Qism Al-Hadits (Fakultas Hadits)
dari Al Jami’ah Al Islamiyah di Madinah yang merupakan
lambang da’wah salafiyah di bawah bimbingan Dr. Mahmud
Ahmad Mira.
Untuk mendapatkan gelar magisternya, Ustadz Hussain
menulis disertasi yang kemudian dipertahankan hingga
akhirnya diperoleh derajat imtiyaz (excellent). Disertasi inilah
yang kemudian diformat ulang menjadi bentuk buku pada
tahun 1987 dan kemudian diberi judul Ath Thariq ila Jama’atil
Muslimin (Menuju Jama’atul Muslimin).
Ustadz meninggal di usia 40an, tidak lama setelah
merampungkan buku ini.
4 18 1431رمضان
Muqaddimah
Meski kekhilafahan kesultanan Utsmaniyah tidak
sepenuhnya mencerminkan (melambangkan) moralitas
Islam secara keseluruhan, keruntuhannya tetap menjadi
pukulan politik yang menyakitkan, karena bagaimanapun
institusi ini pernah menjadi simbol Supremasi Islam sebagai
rahmatan lil alamin di muka bumi. Harapan akan
kembalinya sebuah pemerintahan Islami tetap menjadi
cita-cita umat ini karena dilandasi oleh isyarat Rasulullah
dalam Hadist yang diriwayatkan oleh ahmad dan Baihaqi
bahwa Umat muslim akan hidup dalam lima periode.
[Salim Segaf al-Jufri]
5 18 1431رمضان
Periode Ummat Islam
1. Periode Nubuwwah, yaitu masa kaum muslimin hidup
bersama Rasulullah
2. Periode Khilafah atas Minhaj Nubuwwah, yang terwakili
masa Khulafaur Rasyidin yang berlangsung ± 30 tahun
3. Mulkan a’dhon, periode penguasa yang suka menindas
meski pola pemerintahannya didasarkan pada sistem
pemerintahan Islam
4. Mulkan Jabbariyyah, dimana kaum muslim tertindas dalam
pemerintahan penguasa sekuler (zaman sekarang)
5. Khilafah ’ala manhaj nubuwwah, kembalinya pemerintahan
islam yang sesuai dengan al Qur’an dan As-Sunnah
6 18 1431رمضان
Bagian 1
Haikal Jama’atul Muslimin
(Struktur Organisasi JM)
Bagian ini membahas mengenai urgensi wujudnya Jama’atul Muslimin
secara konsepsional berdasarkan tinjauan Syari’at Islam dan syarat
eksistensi JM, diantaranya:
1. Ummah
2. Syuro
3. Imamah
7 18 1431رمضان
Haikal Jama’atul Muslimin
mah
Ummah
8 18 1431رمضان
Makna Jama’ah
Dalam Al-Mu’jam al-Wasith, menurut bahasa Jamaah diartikan
sebagai ”Sejumlah besar manusia”, atau ”sekelompok manusia
yang berhimpun untuk mencapai tujuan yang sama”.
Menurut syari’at adalah:
1. Jama’ah adalah para penganut Islam apabila bersepakat
atas suatu perkara, dan para pengikut agama lain
diwajibkan mengikuti mereka
2. Masyarakat umum dari penganut islam
3. Kelompok ulama mujtahidin
4. Jamaah ialah Jama’atul Muslimin apabila menyepakati
seorang Amir*
5. Para sahabat Rasulullah secara khusus
9 18 1431رمضان
Urgensi Jama’atul Muslimin
Jama’atul Muslimin mempunyai kedudukan yang mulia
dan luhur dalam syari’at Islam. JM merupakan ikatan
yang kokoh yang bila ia hancur maka akan hancur pula
ikatan-ikatan Islam lainnya, pasif hukum-hukumnya,
hilang syiar-syiarnya, dan berpecah belah umatnya.
Jama’ah ini (JM) adalah jama’ah yang diperintahkan
oleh Al Qur’an dan As Sunnah untuk dijaga, dipelihara
kesatuannya, dilindungi keutuhannya, dan dicegah dari
setiap ancaman dan rongrongan yang akan merusaknya.
10 18 1431رمضان
Adakah Jama'atul Muslimin di
dunia sekarang ini?
11 18 1431رمضان
Alasan Ketiadaan JM
Hadits Rasulullah Saw kepada Hudzaifah Al Yaman yang memberitahukan akan
datangnya suatu zaman kepada umat Islam, di mana JM tidak muncul di tengah
kehidupan umat Islam.
Adanya beberapa pemerintahan yang memerintah umat Islam. Padahal dalam Islam
tidak mengakui selain satu pemeirntahan yang memerintah umat Islam. Bahkan
Islam memerintahkan umat Islam agar membunuh penguasa kedua secara.
Langsung. Imam Nawawi menjelaskan apabila ada seorang khalifah yang dibai’at
setelah ada seorang khalifah, maka bai’at pertama itulah yang sah dan wajib ditaati.
Sedangkan bai’at kedua dinyatakan bathil dan diharamkan taat kepadanya.
Hadits shahih yang memberitahukan datangnya berbagai fitnah yang menimpa
umat Islam sejak Rasulullah Saw wafat sampai hari kiamat.
Dari Umamah al-Bahil, dari Rasulullah Saw, beliau bersabda, “Sendi-sendi Islam akan
runtuh satu demi satu; setiap kali satu sendi runtuh, akan diikuti oleh sendi
berikutnya. Sendi Islam yang pertama kali runtuh adalah pemerintahan, dan yang
terakhir adalah shalat”(Ahmad).
Puluhan ayat dan hadits yang menganjurkan persatuan dan keutuhan umat Islam,
dan memerintahkan membunuh setiap orang yang berusaha merusak peraturan
dan kesatuan tersebut. Namun yang terjadi justru sebaliknya. Umat Islam
senantiasa berpecah belah dalam berbagai kelompok yang justru menyulut
pertengkaran dan permusuhan dalam tubuh umat Islam sendiri.
12 18 1431رمضان
Makna Ummah
Ummah dapat ditafsirkan secara bahasa maupun
geografis
Ummah adalah syarat mutlak adanya Jama’atul
Muslimin.
Ummah adalah setiap jama’ah yang disatukan oleh
sesuatu hal; suatu agama; satu zaman; atau satu tempat.
Baik faktor pemersatu itu dipaksakan atau berdasarkan
atas pilihan. [al-Mufradat fi gharibil Qur’an]
Setiap bumi kaum muslimin adalah buminya & ia
berkewajiban menegakkan hukum Allah diatasnya
sehingga menjadi darul ‘adl
13 18 1431رمضان
Ummah – Jama’ah
Ummat/Ummah identik dengan masyarakat umum, dan
ummat ini memilih para wakilnya di Majlis Syura,
sementara Majelis Syura identik dengan Jama’atul Ulama
atau ahlul aqdi wal hilli di dalam umat. Majelis Syura
menyepakati/memilih seorang amir untuk menjadi
khalifah kaum Muslimin secara umum.
14 18 1431رمضان
Darul Islam (Negara Islam)
Negara Islam adalah negara yg dikuasai oleh kekuasaan
negara keadilan (darul ‘adl), yaitu negara yg menegakkan
Islam dan melindungi hukum2nya serta dipimpin oleh
seorang khalifah pemegang imamah ‘uzhma.
Batas2 politis bagi ummat Islam saat ini tidak dapat
dianggap sebagai darul ‘adl, karena pemerintahan yg
menguasai negeri2 tersebut tidak dapat dikatakan sebagai
pemerintahan Islam. Darul Islam tetapi bukan darul ‘adl
15 18 1431رمضان
Karakteristik Ummah
Uluhiyah & Rububiyah serta ‘asma wa shifat
Aqidah bersifat komprehensif dan menyeluruh.
Pemisahan antara ubudiyah dan aspek lain dinilai
sebagai sebuah kesesatan & penyesatan serta
bertentangan dengan aksiomatika Islam yang hanif.
Manhaj ummat Islam bersifat rabbani secara murni
Kesempurnaan manhaj
Prinsip pertengahan dan keadilan pada semua
problematika [Sayyid Quthb]
16 18 1431رمضان
Unsur Kesatuan Ummat Islam
Kesatuan aqidah
Kesatuan Ibadah
Kesatuan adat & perilaku
Kesatuan sejarah
Kesatuan bahasa [Bahasa Arab]
Kesatuan jalan
Kesatuan dustur
Kesatuan pimpinan
18 18 1431رمضان
Hukum Syuro
Mengingat kedudukan syuro dalam Al-Quran dan As-
Sunnah, disamping peranannya yang amat besar dalam
mewujudkan sistem pemerintahan, memadukan
masyarakat dan memudahkan urusan rakyat dengan
tepat, maka para ulama menegaskan bahwa hukum syuro
adalah wajib bagi para pemimpin umat Islam di setiap
zaman dan tempat.
19 18 1431رمضان
Kaidah Syuro Menurut Umar
Ahli syuro adalah orang berilmu dan menguasai
permasalahan
Membagi manusia dalam syuro menurut siapa yang lebih
dulu ber-Islam
Menyuruh bermusyawarah dengan orang2 yang berhak
mengambil keputusan sehingga permasalahan tidak
diputuskan secara individu/mengikuti keinginan individu
Meminta pendapat dalam masalah2 hukum & peradilan,
jika keadaan menuntut demikian
Wajib mengambil & mengikuti pendapat mayoritas
sepanjang tidak bertentangan dengan dalil2 yang qath’i
20 18 1431رمضان
Syarat-syarat Anggota Syuro
1. Paling menguasai Al-Qur’an & As-Sunnah
2. Terpelihara akhlaqnya
3. Mempunyai kafa’ah yang cukup dalam bidangnya
4. Meminta pendapat orang2 yg terpercaya dari kalangan ahli
ilmu (Bukhari)
5. Bertaqwa, amanah & takut pada Allah (al-Qurthuby)
6. Bijaksana & mampu mencegah/mengingatkan Amir/Imam
7. ‘Adalah yang meliputi: Islam, berakal, merdeka, laki-laki,
dam baligh (al-Mawardi)
8. Berilmu, cerdas dan bijaksana (al-Mawardi)
9. Memiliki ilmu untuk permasalahan yang di-syuro-kan (al-
Mawardi)
21 18 1431رمضان
Posisi Syuro
Lambang pengambil kebijakan tertinggi ummah
Menyelesaikan permasalahan yang tidak ada nashnya
atau terkait muamalat
Mengedepankan Sunnah Rasul
Mendengarkan mayoritas walaupun tidak mutlak,
seperti demokrasi. Mayoritas syuro akan tunduk
dihadapan syari’at
Manifestasi political will ummat Islam
Dorongan menuju syuro level global
22 18 1431رمضان
Imamah ‘Uzhma
Imam menurut bahasa ialah setiap orang yang dianut oleh suatu
kaum, baik mereka berada di jalan yang lurus ataupun sesat.
Sedangkan menurut para ahli tafsir ialah kepemimpinan umum
dalam agama dan dunia sebagai pengganti (khalifah) dari Nabi
saw, atau yang juga disebut Imamah kubra. Sedangkan imam
sholat, imam masalah hadits atau fiqih disebut imamah sughra.
Prioritas untuk mewujudkan & memelihara imamah, bukan
siapa yang menjadi imam
Mengangkat Imam, Ibnu Hazm mengutip kesepakatan semua
pihak dari Ahli Sunnah, Murji’ah, Syi’ah dan Khawarij atas
wajibnya megangkat imam. Dalam hal ini kewajiban
mengangkat imam merupakan kewajiban kolektif umat Islam,
atau fardhu kifayah.
23 18 1431رمضان
Syarat-syarat Imam [al-Mawardi]
‘adalah, berikut semua persyaratannya
Ilmu yang dapat mengantarkan pada ijtihad dalam
berbagai kasus hukum
Sehat panca indera, sehingga dapat mengetahui secara
langsung
Tidak memiliki cacat yang dapat menganggu kinerjanya
Memiliki pandangan yang dapat membawa kebaikan
rakyat
Memiliki keberanian dan kegigihan untuk melindungi
kawan dan memerangi lawan
Quraisy [ikhtilaf tetapi yang rajih adalah tidak harus]
24 18 1431رمضان
Maqashidul Khash JM
1. Pembentukan pribadi2 muslim – binaa’ al-fard al-
Muslim
2. Pembentukan rumah tangga muslim – binaa’ al-usrah
al-Muslimah
3. Pembentukan masyarakat muslim – binaa’ al-
mujtama’ al-Muslim
4. Penyatuan ummat Islam – tauhidul ummah al-
Islamiyah
25 18 1431رمضان
Maqashidul ‘Aam JM
1. Pengabdian seluruh manusia pada Rabb yang Esa
2. ‘Amar Ma’ruf Nahi Munkar
3. Intisyarud da’wah (menyebarkan da’wah) kepada
semua manusia
4. Menghapuskan fitnah di muka bumi
5. Memerangi seluruh manusia sehingga mereka
bersaksi dengan persaksian yg benar (syahadatain)
26 18 1431رمضان
Sarana
Maqashid Khash
Wajib mengembalikan media massa, pengajaran, ekonomi dan alat-
alat negara lainnya kepada Islam
Menghancurkan semua unsur kemunafikan dan kefasikan di dalam
umat
Mempersiapkan umat Islam sebaik-baiknya sehingga sesuai dengan
tuntutan zaman
Maqashid ‘Aam
Menjelaskan prinsip-prinsip Islam kepada semua manusia melalui
segala media
Menuntut semua manusia agar masuk Islam
Menuntut semua negara tunduk kepada ajaran-ajaran Islam
Mengumunkan jihad bersenjata dan terus menerus sampai
mencapai kemenangan.
27 18 1431رمضان
Bagian 2
ath-Thariq ila Jama’atil Muslimin
(Jalan Menuju JM)
Bagian ini membahas mengenai:
1. Hukum Islam
2. Langkah-langkah Penerapan
28 18 1431رمضان
Jalan untuk Merealisasikan Jama’atul
Muslimin adalah dengan Menerapkan
Hukum-hukum Islam Secara Syumul
29 18 1431رمضان
Integralitas Hukum Islam
Sejak da’wah Islam di bawah pimpinan Rasulullah saw
mulai digelar di Mekkah, turunlah pengarahan-
pengarahan Rabbani secara bertahap sesuai dengan
keperluan jama’ah dan tuntutan yang dihadapi jama’ah.
Sehingga penerapannya pun dilakukan secara bertahap.
Namun pada kondisi saat ini, dimana pengarahan-
pengarahan Rabbani dan Nabawiyah sudah turun secara
sempurna, penerapan bertahap ini tidak bisa
dilaksanakan. Setiap muslim dan jama’ah Islam dituntut
melaksanakan seluruh pengarahan Rabbani dan sunnah
Nabawiyah secara utuh tanpa pengurangan.
30 18 1431رمضان
Implementasi Hukum Islam
Penerapan hukum Islam dapat disesuaikan dengan waktu
dan kondisi, dengan syarat individu atau jama’ah tersebut
meyakini semua hukum Islam dan keberlangsungannya.
Contoh seorang muslim yang belum akhil baligh tidak
sama dengan muslim yang telah baligh, atau seorang
muslim yang sedang dalam perjalanan mendapatkan
keringanan pada hal tertentu.
31 18 1431رمضان
Langkah di Jalan Menuju JM
Berkata ustadz Al-Maududi mengatakan bahwa ” Di
antara sunnatullah di atas bumi ini adalah, bahwa
dakwah (Islam) ini diperjuangkan oleh orang-orang
yang senatiasa memeliharanya dan mengatur
urusannya.”
Ustadz Hasan Al-Banna mengatakan ”Dakwah ini wajib
dibawa oleh suatu jamaah yang memepercayainya dan
berjihad di dalamnya.”
Ustadz Sa’id hawwa mengatakan, ”satu-satunya
penyelesaian iaalah harus tegaknya jamaah.” Serta
berbagai tanggapan para pemikir-pemikir islam lainnya
32 18 1431رمضان
Rambu-rambu Siroh Nabi dalam
Menegakkan JM
1. Menyebarkan prinsip dakwah. Dalam tahap ini
Rasulullah menempuh dua jalan yaitu:
a) Kontak Pribadi (Ittishal Fardi)
b) Kontak Umum (Ittishal Jama’i)
Mengumpulkan manusia dalam suatu jamuan makan
di rumahnya kemudian menyampaikan prinsip
dakwah kepada mereka
Mengumpulkan manusia pada suatu tempat lalu
didakwahi
Pergi ke tempat pertemuan-pertemuan manusia
Ke berbagai negara menyampaikan dakwah
Mengirim surat ke kapala suku dan raja
33 18 1431رمضان
Rambu-rambu Siroh Nabi dalam
Menegakkan JM
2. Rambu Pembentukan Dakwah. Kadang-kadang dalam
pembinaan pembinaan jamaah dipakai cara kontak
pribadi, kontak umum, atau kedua-duanya. Rasulullah
menempuh cara tertentu dalam kondisi tersebut dengan:
a) Takwin (kadriasasi) dalam tahapan sirriyyah
b) Takwin (kaderisasi) pada tahapan ’Alaniyah
c) Takwin dalam tahapan sirriyyah dan ’Alaniyah
34 18 1431رمضان