Anda di halaman 1dari 15

Eksipien pengatur waktu

pelepasan
Disusun oleh:
Kelompok 3
Reza Aditya Pratama 11161020000049
Saila Salsabila 11161020000050
Ade Lia Fitri 11161020000081
Ahmad Baharudin 11161020000086
Siti Khadijah Kartini 11161020000087
Siti Istiqlalila 11161020000092
Muhammad Maftukhin 11161020000094
Farmasi 5BD 2016
Latar Belakang
• Penghantaran obat ke reseptor atau tempat bekerjanya obat sering terhambat dengan
adanya efek samping obat ataupun karena pelepasan obat tidak sesuai pada tempat
kerjanya. Untuk itu, obat dibuat dalam bentuk controlled release atau sediaan lepas
terkendali. Sediaan lepas terkendali ini mengatur pelepasan obat di dalam tubuh
yang dimaksudkan untuk meningkatkan efektifitas obat pada reseptornya.
• Sediaan sustained release atau sediaan lepas lambat merupakan bagian dari bentuk
controlled relese. Sediaan lepas lambat merupakan sediaan yang menyebabkan obat
terlepas ke dalam tubuh dalam waktu yang lama.
• Untuk membuat sediaan lepas lambat ini, dibutuhkan eksipien atau bahan tambahan
yang dapat membuat zat aktif atau obat dapat dilepaskan secara perlahan ke dalam
tubuh. Untuk itu, makalah ini akan membahas mengenai bahan tabahan untuk
membuat sediaan lepas lambat.
Sustained Release
• Sustained release merupakan bentuk sediaan yang dirancang untuk
melepaskan obatnya ke dalam tubuh secara perlahan-lahan atau
bertahap sehingga pelepasannya lebih lama dan memperpanjang aksi
obat (Ansel, 1989).
• Keuntungan sediaan sustained release ini antara lain sediaan tersebut
dapat dikonsumsi dengan tidak begitu sering dibandingkan sediaan
yang diformulasikan untuk lepas segera dengan komposisi obat yang
sama dan sediaan ini dapat lebih terjaga secara terus-menerus dalam
aliran darah.
Eksipien/Bahan Pembantu Pelepasan Sediaan
Sustained Release
1. Etilselulosa
berfungsi sebagai agen penyalut, pengikat tablet, dan peningkat viskositas. Penyalutan dengan
ethylcellulose digunakan untuk modifikasi pelepasan obat, menutupi rasa tidak enak, atau untuk
memberikan stabilitas dalam formulasi.
Mekanismenya sebagai sustained release ialah sebagai berikut: Modifikasi pelepasan sediaan tablet
dapat juga dibuat dengan mengunakan etilselulosa sebagai pembentuk matriks. Etilselulosa
dilarutkan dalam pelarut organic yang dapat digunakan secara tunggal untuk membuat lapisan yang
tidak larut air. Dengan viskositas yang tinggi dapat membuat lapisan yang lebih kuat dan lebih
tahan . Lapisan etilselulosa dapat dimodifikasi untuk mengubah kelarutannya dengan penambahan
hidroksipropil metilselulosa atau plastisizer. Dispersi cair polimer dari etilselulosa seperti Aquacoat
dapat digunakan untuk membuat lapisan etilselulosa tanpa membutuhkan pelarut organic. Dengan
terbentuk lapisan etilselulosa yang terhidrasi, akan mengontrol difusi air selanjutnya ke dalam
metriks. Difusi obat melalui lapisan matriks yang terhidrasi akan mngontrol kecepatan pelepasan
obat. Lapisan matrils terhidrasi akan mengalami erosi sehingga menjadi terlarut. Konsentrasi yang
digunakan dalam tablet salut sustained release adalah 3-20%.
2. Polymethacrylates
digunakan sebagai agen penyalut lapisan film dalam sediaan oral seperti
kapsul dan tablet. Kekuatan hasil penyalutan tergantung dari jenis
polimer yang digunakan, lapisan film yang terbentuk, serta kelarutan
polimer dalam cairan GIT.
Mekanismenya sebagai sustained release ialah sebagai berikut:
Eudragit RL, RS, RD 100, NE 30 D dan NE 40 D merupakan polimer
yang tidak larut dalam air namun akan mengembang pada pH tertentu
dalam cairan pencernaan. Sifat seperti inilah yang digunakan untuk
sediaan sustained release yaitu akan terbentuk kompleks yang tidak
larut dalam air dan akan mengembang pada cairan pencernaan dan akan
terdifusi dan tererosi secara perlahan-lahan.
3. Carnauba Wax
Sebagai stabilizing agent; suspending agent; disintegran tablet dan
kapsul; tablet binder; agen peningkat viskositas. Mekanismenya
sebagai sustained release ialah sebagai berikut:
Carnauba Wax membentuk matriks yang akan mengontrol pelepasan
obat melalui difusi pori dan erosi. Pelepasan obat total dari matriks
ini tidak mungkin terjadi, karena fraksi tertentu dari dosis tersebut
disalut dengan lapisan tipis yang efektif dengan penambahan
surfaktan atau zat pengikat dalam bentuk polimer-polimer hidrofilik
yang mendorong air dan erosi matriks yang berurutan.
4. Carbomer
berfungsi sebagai bioadhesive; Emulsifing Agent; Release-Modifying Agent; Suspending Agent; Tablet Binder;
Viscosity- Increasing Agent. Mekanismenya sebagai Sustained Release ialah sebagai berikut:
Carbopol memiliki temperatur “glass transition” 1050C saat kering, namun ketika ditambahkan air, suhunya
akan menurun secara drastis.
•Ketika polimer kering, zat aktif akan terperangkap dalam “glass-core”.
•Kemudian adanya air akan menembus permukaan eksternal dari matriks polimer-obat, polimer karbomer akan
membentuk sebuah lapisan gelatin dan zat aktif menjadi terperangkap dalam wilayah hidrogel.
•Karbomer bersifat unik karena membentuk “diskrit mikrosfer” dari polimer dan air membentuk saluran kecil
antara mikrogel sebagai sistem yang terhidrasi.
•Pada akhirnya, air memaksa mikrogel berpisah karena adanya tekanan osmotik.
•Kemudian zat aktif dari kompleks obat-mikrogel akan lepas secara kontinu.
Pelepasan ini dipengaruhi oleh kelarutan obat, tingkat hidrasi jaringan polimer karbomer, tingkat “cross-linked”
dan pembengkakan matrix, serta interaksi ionik antara polimer dan obat. Pembengkakan matriks dipengaruhi
oleh pH lingkungan setempat, yang mengakibatkan lepasnya obat.
5. Glyceryl Palmitostearate
berfungsi sebagai bahan biodegradable; coating agent; gelling agent; release modifying
agent; sustained-release agent; diluent tablet dan kapsul; lubrikan tablet dan kapsul;
agen penutup rasa (taste-masking agent).Mekanismenya dalam Sediaan Sustained
Release:
Glyceryl palmitostearate digunakan sebagai pembentuk matriks untuk sediaan sustained
release. Penggunaan Glyceryl palmitostearate sebagai agent pembentuk matriks
sustained release menunjukkan laju absorpsi yang lebih tertahan (lambat), menghasilkan
profil konsentrasi obat dalam plasma yang lebih seragam (Bhagwat, 2009).
Sebagai contoh, dalam suatu percobaan menggunakan Diclofenac calcium alginate
(DCA) beads yang mengandung glyceryl palmitostearate (GPS) yang dibuat dengan
metode ionotropic gelation. Penggunaan GPS dapat meningkatkan ukuran partikel beads
DCA, meningkatkan kemampuan menjerat obat (Diclofenac sodium/DS), ambilan air,
dan Pelepasan DS dari beads. Hal ini disebabkan sifat hidrofobik dari GPS yang dapat
meningkatkan barier untuk mencegah bocornya air dari beads, yang menyebabkan
menurunnya pelepasan obat dari beads (Pongjanyakul, Sungthongjeen, dan
Puttipipatkhachorn, 2006).
6. Hidroksi Propil Metil Selulosa (HPMC)
berfungsi sebagai Agen coating, lapisan film, agen stabilizer, suspending agent, tablet
binder, agen peningkat viskositas. Mekanisme sebagai sustained release ialah sebagai
berikut:
Bahan obat dan bahan tambahan lainnya secara kesatuan diikat dengan polimer hidrofilik
(contoh HPMC) dan kemudian dicetak menjadi bnetuk sediaan. Selama proses pencernaan,
cairan gastrointestinal berpenetrasi ke dalam tablet dan matriks HPMC hidrofilik hidrat.,
yang menyebabkan matriks tersebut mengembang dan berubah bentuk menjadi bentuk
lapisan gel. Lapisan gel tersebut akan mengontrol difusi air ke dalam sistem dan difusi obat
keluar dari sistem. Pada periode yang lama, lapisan tersebut akan pecah dan larut sehingga
air dapat berpenetrasi lebih dalam ke dalam matriks, berubah manjadi lapisan gel yang
baru. Proses ini berlangsung terus-menerus hingga seluruh matriks hidrofilik larut. Matriks
bentuk gel ini secara efektif dapat menjerat bahan aktif dan memperlambat pelepasannya,
yang terjadi dengan proses difusi melalui lapisan gel atau erosi matriks gel itu sendiri.
7. Hydroxyethyl Cellulose (HEC)
berfungsi sebagai coating agent, suspending agent, binder,
thickening agent, viscosity-increasing agent. Mekanismenya
sebagai sustained release ialah:
HEC (polimer matriks) digunakan agar difusi obat masuk ke
dalam fase aqueous-nya berjalan lambat. Hubungan hidrofilik-
hidrofobik digunakan untuk menghasilkan pelepasan obat
yang lebih konstan dan teratur.
8. Natrium Alginat
berfungsi sebagai stabilizing agent; suspending agent; disintegran tablet dan kapsul; tablet
binder; agen peningkat viskositas.
Prinsip golongan pembentuk matriks yang tidak dapat dicerna dan dapat membentuk gel
didalam saluran pencernaan: pelepasan obat dikendalikan melalui penetrasi air, melalui
lapisan yang terbentuk karena hidrasi polimer dan difusi obat melalui polimer yang
terhidrasi. Natrium alginat memiliki mekanisme matriks hidrofilik dan termasuk golongan
pembentuk matriks yang tidak dapat dicerna dan dapat membentuk gel didalam saluran
pencernaan. Sistem matriks hidrofilik mampu mengembang dan diikuti oleh erosi dari
bentuk gel sehingga obat dapat terdisolusi dalam media air. Pada saat komponen hidrofilik
kontak dengan air, maka akan terbentuk lapisan matriks yang terhidrasi. Lapisan inilah
yang akan mengontrol difusi air selanjutnya ke dalam matriks. Difusi obat melalui lapisan
matriks terhidrasi mengontrol kecepatan pelepasan obat. Lapisan matriks terhidrasi akan
mengalami erosi sehingga menjadi terlarut, kecepatan erosi tergantung dari sifat koloid.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai