Anda di halaman 1dari 14

PRG

PRODUK REKAYASA
GENETIK
DEFINISI
1. UU 21 TAHUN 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan
Produk Rekayasa Genetik atau organisme hasil modifikasi yang selanjutnya disebut PRG adalah
organisme hidup, bagian-bagiannya, dan/ atau hasil olahannya yang mempunyai susunan genetik
baru dari penerapan bioteknologi modern

2. PP 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik


Produk rekayasa genetik atau organisme hasil modifikasi yang selanjutnya disingkat PRG
adalah organisme hidup, bagian-bagiannya dan/atau hasil olahannya yang mempunyai susunan
genetik baru dari hasil penerapan bioteknologi moderen
Ikan PRG adalah sumber daya ikan dan spesies biota perairan lainnya yang sebagian besar atau
seluruh daur hidupnya berada di air yang dihasilkan dari penerapan teknik rekayasa genetik
Bahan asal ikan PRG adalah seluruh bahan yang dihasilkan dari ikan PRG dan dapat diolah
lebih lanjut bagi keperluan manusia dan keperluan lain.
Hasil olahan bahan asal ikan PRG adalah produk, yang berasal dari bahan asal ikan PRG, yang
diproses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa menggunakan bahan tambahan.
DEFINISI
1. UU 21 TAHUN 2019 tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan
Produk Rekayasa Genetik atau organisme hasil modifikasi yang selanjutnya disebut PRG adalah
organisme hidup, bagian-bagiannya, dan/ atau hasil olahannya yang mempunyai susunan genetik
baru dari penerapan bioteknologi modern

2. PP 21 Tahun 2005 tentang Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik


Produk rekayasa genetik atau organisme hasil modifikasi yang selanjutnya disingkat PRG
adalah organisme hidup, bagian-bagiannya dan/atau hasil olahannya yang mempunyai susunan
genetik baru dari hasil penerapan bioteknologi moderen
Ikan PRG adalah sumber daya ikan dan spesies biota perairan lainnya yang sebagian besar atau
seluruh daur hidupnya berada di air yang dihasilkan dari penerapan teknik rekayasa genetik
Bahan asal ikan PRG adalah seluruh bahan yang dihasilkan dari ikan PRG dan dapat diolah
lebih lanjut bagi keperluan manusia dan keperluan lain.
Hasil olahan bahan asal ikan PRG adalah produk, yang berasal dari bahan asal ikan PRG, yang
diproses dengan cara atau metode tertentu dengan atau tanpa menggunakan bahan tambahan.
Amanat UU 21 tahun 2019 terkait PRG
Pelaksanaan pengawasan dan/ atau pengendalian pemasukan dan pengeluaran
terhadap PRG di tempat pemasukan dan tempat pengeluaran dilakukan secara
integrasi dengan tindakan Karantina
 pasal 4, 7, 9, dan 72
Perbaikan mutu genetik ikan merupakan suatu langkah lanjut dari kegiatan
budidaya ikan yang bertujuan untuk meningkatkan produksi dan produktivitas
suatu komoditas apabila teknologi budidaya sudah optimal diterapkan

Strategi perbaikan mutu genetik dapat dilakukan baik secara


konvensional melalui seleksi dan hibridisasi atau molekuler melalui
rekayasa genetik
Metode PRG
Rekayasa genetik yang pertama kali diterapkan adalah manipulasi set kromosom untuk
menghasilkan klon ginogen yang dapat mempercepat pemurnian galur dan poliploidi
untuk menghasilkan populasi ikan yang memiliki set kromosom lebih dari 2N (diploid).
Aplikasi rekayasa genetik yang kedua adalah manipulasi kelamin untuk memanfaatkan
potensi “sexual dimorphisms” pada pertumbuhan ikan konsumsi dan sifat eksotis pada
ikan hias.
Aplikasi rekayasa genetik yang ketiga adalah transgenik atau DNA rekombinan.
Prinsip teknologi transgenik adalah perubahan secara buatan pada genom akibat
penambahan/pengurangan/ perubahan susunan asli secara rekombinan DNA dengan
cara memindahkan satu atau beberapa gen, dalam potongan DNA asing yang
menjadikan sifat tertentu, dari suatu organisme ke dalam organisme lain.
MANFAAT YANG INGIN DIPEROLEH DARI PRG
Ikan Konsumsi (salmon, nila, udang, patin, mas)
o meningkatkan laju pertumbuhan ikan
o mengatur kematangan gonad
o diferensiasi seks dan sterilitas
o meningkatkan resistensi terhadap patogen
o mengadaptasi ikan terhadap lingkungan baru (freeze resistance),
o merubah karakteristik biokimia dari daging ikan sehingga menciptakan rasa daging yang
diinginkan
o mengubah jalur metabolisme sehingga terjadi efisiensi pakan

Ikan Hias
o Target pada produksi ikan hias adalah berfokus pada penampilan baik bentuk, warna, maupun
resisten penyakit
contoh
Transgenik pada laju pertumbuhan dan konversi pakan
 Insersi growth hormon yang berasal dari ikan “chinook salmon” telah berhasil meningkatkan laju
pertumbuhan dan efisiensi konversi pakan pada ikan Atlantik salmon (Cook et al., 2000).

Transgenik pada nutrisi


 Insersi dengan menggunakan human glucose transporter type I dan rat hexokinase type II telah berhasil
mempengaruhi sistem metabolisme karbohidrat pada ikan rainbow trout (Pitkanen et al., 1999).

Transgenik pada kontrol penyakit


 Transfer gen c-lysozime pada ikan zebra berhasil meningkatkan sintasan dari infeksi Flavobacterium
columnare dan Edwardsiella tarda (Yazawa et al., 2006)
 Transfer gen cecropin B telah berhasil meningkatkan ketahanan terhadap penyakit bakteri pada ikan
Channel catfish
 Pada ikan mas peningkatan ketahanan terhadap penyakit telah dilakukan melalui insersi human
interferon gene (Zhu, 2001)
contoh
Transgenik pada toleransi lingkungan
 Sejumlah spesies ikan-ikan teleostei Arctic dan Antartic dapat bertahan hidup dalam kondisi yang
sangat dingin karena kemampuannya secara genetis untuk menghasilkan protein anti beku
(antifreeze protein, AFP). Gen yang mengkode AFP telah sukses ditransfer ke dalam ikan salmon
Atlantik.
 Selain itu, juga telah dihasilkan spesies Tilapia yang mampu hidup pada suhu dan salinitas yang
tinggi di Afrika Timur.
 Pada ikan goldfish AFP yang berasal dari ocean pout (Macrozoarces americanus) telah berhasil
diintrodukasi melalui mikroinjeksi fase oocytes

Transgenik untuk ikan hias


 ikan zebra dengan menggunakan gen GFP (Green fluoroscent protein), YFP (Yellow fluoroscent
protein), dan RFP (Red fluoroscent protein) yang dapat terlihat pada kondisi cahaya biasa.
 Ikan zebra (Brachydanio rerio) biasanya berwarna perak dengan garis-garis hitam keunguan,
dengan teknologi transgenik dapat memendarkan warna hijau atau merah pada tubuhnya Warna
tersebut diambil dari warna ubur-ubur yang disuntikan ke telur ikan zebra.
Dampak Negatif PRG
?
Kelembagaan PRG sesuai UU No 21 tahun 2005
Komisi Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik, yang selanjutnya disingkat
KKH, adalah komisi yang mempunyai tugas memberi rekomendasi kepada
Menteri, Menteri berwenang dan Kepala LPND berwenang dalam menyusun dan
menetapkan kebijakan serta menerbitkan sertifikat keamanan hayati PRG
Balai Kliring Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik, yang selanjutnya
disingkat BKKH, adalah perangkat KKH yang berfungsi sebagai sarana
komunikasi antara KKH dengan pemangku kepentingan
Tim Teknis Keamanan Hayati Produk Rekayasa Genetik, yang selanjutnya
disingkat TTKH, adalah tim yang diberi tugas membantu KKH dalam melakukan
evaluasi dan pengkajian teknis keamanan hayati serta kelayakan pemanfaatan PRG
Amanat UU No 21 tahun 2005
PRG yang berasal dari dalam negeri ataupun luar negeri yang dikaji atau
diuji untuk dilepas dan/atau diedarkan di Indonesia harus disertai informasi
dasar sebagai petunjuk bahwa produk tersebut memenuhi persyaratan
keamanan lingkungan, keamanan pangan dan/ atau keamanan pakan.
Pemenuhan persyaratan keamanan pangan
dan keamanan pakan meliputi antara lain:
1. metode rekayasa genetik yang digunakan mengikuti prosedur baku yang
secara ilmiah dapat dipertanggungjawabkan kesahihannya;
2. kandungan gizi PRG secara substansial harus sepadan dengan yang non-PRG;
3. kandungan senyawa beracun, antigizi, dan penyebab alergi dalam PRG secara
substansial harus sepadan dengan yang non-PRG;
4. kandungan karbohidrat, protein, abu, lemak, serat, asam amino, asam lemak,
mineral, dan vitamin dalam PRG secara substansial harus sepadan dengan
yang non-PRG;
5. protein yang disandi gen yang dipindahkan tidak bersifat alergen;
6. cara pemusnahan yang digunakan bila terjadi penyimpangan.
KKP
Permen KP No 25/PERMEN-KP/2014 tentang JENIS IKAN BARU YANG AKAN DIBUDIDAYAKAN
Pasal 4
(1) Jenis ikan baru yang akan dibudidayakan berasal dari:
a. ikan hasil domestikasi;
b. ikan hasil introduksi;
c. ikan hasil pemuliaan; dan
d. ikan produk rekayasa genetika.

BAB IV
PELEPASAN
Pasal 8
(1) Setiap jenis ikan baru yang akan dibudidayakan harus mendapatkan
penetapan pelepasan dari Menteri.

Anda mungkin juga menyukai