Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

BAHASA INDONESIA
Membuat Teks Diskusi
OLEH :
Kelompok 7
1.Fitri Dwi Nurlaili (14)
2.Putri Utami (26)
3.Mayrizka Karnila Ayu (18)
4.Nur’Aini Fajilatu S. (22)
VIII - A
SMPN 1 Rejoso
TEKS DISKUSI
1. Pengertian Teks Diskusi
Teks Diskusi adalah tulisan yang mengulas sebuah
masalah (isu) dengan disertai argumen/pendapat baik
yang mendukung  maupun yang menentang isu
tersebut serta diakhiri dengan  simpulan atau
rekomendasi penulis.
2. Struktur Teks Diskusi

Isu (masalah)
Argumen Mendukung
Struktur Argumen
Teks Diskusi Argumen Menentang
Simpulan/saran
3. Contoh Teks Diskusi

Bolehkah anak
mempunyai akun
facebook
1) Isu (masalah)
Saat ini, anak-anak dikelilingi oleh iPad, video game,
dan gadget lain yang membuat mereka bisa terkoneksi
dengan dunia maya. Jejaring sosial yang bertebaran,
misalnya Facebook, memberi stimulus bagi anak untuk
tak mau lepas dari gadget itu. Persoalan bertambah
terkait etis-tidaknya anak-anak memiliki akun Facebook,
dan ini menjadi dilema yang harus segera dipecahkan
oleh para orangtua. Namun, argumen mengenai
kepemilikan akun Facebook jauh lebih sulit. Sebab,
kenyataannya Facebook memiliki kelebihan dan
kekurangan yang perlu dipertimbangkan saat orangtua
hendak membolehkan atau melarang anak membuat
akun jejaring sosial ini.
2) Argumen Mendukung
Saat ini tidak ada yang bisa menyangkal bahwa Facebook
telah mengubah cara interaksi sosial, terutama di kalangan
kaum muda. Facebook memungkinkan anak untuk menjalin
pertemanan dengan banyak orang. Ketika digunakan dengan
cara yang benar, media sosial dapat meningkatkan rasa
percaya diri anak dan membantu mereka mengurangi perasaan
kesepian, terisolasi, dan tidak memiliki teman. Dengan
memiliki profil Facebook, memberikan anak "halaman
rumah" di web, tempat di mana mereka dapat
mengekspresikan diri dan berbicara tentang minat dan
kepentingan mereka. Mereka bisa bergabung dengan
komunitas-komunitas tertentu, dan mencari tahu banyak
tentang bidang-bidang yang membuat mereka tertarik seperti
lingkungan, hewan, seni, atau musik.
Mengelola halaman Facebook mengajarkan anak bagaimana
menulis komentar dan mengunggah foto, atau bagaimana
menavigasi web. Anak dapat menguasai keterampilan media
sosial yang nantinya akan semakin penting ketika usia mereka
bertambah.
Yang tak kalah pentingnya, sebagian besar anak menggunakan
jejaring sosial untuk membahas pekerjaan sekolah. Diskusi
bersama tentang tugas sekolah adalah salah satu alasan terbaik
untuk memperbolehkan mereka mengakses jejaring sosial.
Bahkan, dari hasil studi Profesor Larry D. Rosen dari
California State University mengungkapkan bahwa situs
jejaring sosial juga dapat membantu proses pengajaran antara
guru dengan murid. Facebook juga bisa digunakan untuk
menunjukkan rasa empati kepada teman-teman online mereka.
3) Argumen Menantang
Selain sisi menguntungkan (positif) tersebut, Facebook juga
mempunyai sisi merugikan (negatif). Jejaring sosial memberikan
kebebasan atau ruang untuk mengekspresikan diri dengan
berkomentar. Namun komentar yang dikeluarkan bisa saja
menyinggung orang lain. Kalaupun anak tidak melakukannya, ia
menjadi terbiasa dengan ejekan, olok-olok, web bullying, dan
semacamnya yang ia baca dari status teman. Bisa saja anak
mengganggap hal tersebut sesuatu yang lumrah, lalu
melontarkannya pada orang di lingkungan sekitar. Akibatnya,
terjadi pergeseran nilai tentang kesantunan yang orangtua
tanamkan selama ini. Facebook adalah pintu gerbang dunia
maya. Segala sesuatu, baik hal-hal yang baik maupun yang buruk
dapat terhubung ke akun Facebook anak. Sering kali bukan teman
anak yang memberi pengaruh buruk, melainkan teman-teman dari
temannya.
Hasil studi Profesor Larry D. Rosen dari California State
University juga mengungkap beberapa efek buruk dari
Facebook, termasuk narsisme yang sering menghinggapi
anak yang memakai situs jejaring sosial tersebut,
perilaku antisosial, kecenderungan berperilaku agresif,
dan mudah marah. Studi yang disebutkan oleh Rosen
menyatakan bahwa murid sekolah dan kuliahan yang
membuka Facebook setidaknya 15 menit ketika sedang
belajar, cenderung mendapatkan nilai yang rendah.
4) Simpulan / saran
Melarang anak memiliki akun Facebook bukanlah cara
yang bijak karena bisa saja anak lari ke rumah temannya
atau warnet yang bertebaran dan membuat akun sendiri.
Menggunakan software pengawas juga akan buang-
buang waktu saja. Anak-anak zaman sekarang akan
mudah mencari pemecahannya hanya dalam waktu
hitungan menit. Komunikasi adalah inti dalam menjadi
orangtua. Orangtua harus berbicara atau mendengarkan
anak mereka secara baik.
Apapun keputusan orangtua tentang Facebook, cobalah
untuk membuat keputusan dan kesepakatan bersama
anak sebelum membuat akun.

Anda mungkin juga menyukai