Anda di halaman 1dari 22

ASD

KELOMPOK 1
Puput Dwi Rahayu
Oky Winarni
Sisca Yunita
Evi Kurniawati
Anatomi Jantung
Fisiologi
ASD?
Definisi
ASD adalah pembukaan
atau adanya lubang di dinding
(septum) antara dua ruang atas
jantung (atrium) merupakan
salah satu anomali jantung
kongenital lebih umum muncul
saat dewasa. Defek septum
atrium ditandai dengan cacat di
septum interatrial
memungkinkan aliran balik
vena paru dari atrium kiri
kembali ke atrium kanan.
Etiologi
Defek septum atrium (ASD) adalah gangguan
jantung bawaan yang disebabkan oleh malformasi
spontan septum interatrial.
Epidemiologi
Tiga jenis utama dari defek septum atrium (ASD)
sebanyak 20-40% dari penyakit jantung bawaan
terjadi pada saat dewasa yaitu:
1. Ostium sekundum
2. Ostium primum
3. Sinus venosus
Jenis kelamin dan demografi yang berkaitan
dengan usia lebih banyak menyerang perempuan
dari pada laki-laki, dengan rasio 2:1
Patofisiologi
Manifestasi klinis

Gejala yang terjadi dapat dimulai setiap saat


setelah lahir sampai masa kanak-kanak.
1. Kesulitan bernapas (dispnea).
2. Infeksi pernapasan sering pada anak-anak.
3. Merasakan detak jantung (palpitasi) pada
orang dewasa.
4. Sesak napas saat beraktivitas (Larry A, 2016).
Gejala akan timbul jika pasien mengalami ASD besar dan usia
diatas empat puluh tahun
1. Kelelahan saat beraktivitas.
2. Nyeri dada.
3. Palpitasi.
4. Nafas dalam dan dangkal.
5. Pusing.
6. Pingsan.
7. Bising sistolik tipe ejeksi.
8. Regurgritasi mitral.
9. Sulit menyusu jika terjadi pada bayi.
10.Gangguan pertumbuhan (Juniartha, 2012).
Komplikasi
Risiko endokarditis infektif ada selama 6 bulan
pertama setelah operasi. Komplikasi berikut juga
terkait dengan Atrial Septal Defect (ASD):
1. Gagal jantung kongestif
2. Aritmia
3. Hipertensi pulmonal
4. Sianosis
5. Embolisasi paradoks
6. Stroke
7. Endokarditis infektif
Komplikasi berikut secara khusus terkait dengan
penggunaan perangkat transkateter oklusi:
1. Perangkat embolisasi dan malposisi
2. Pasimplantasi aritmia
3. Pembentukan trombus
4. Perforasi jantung
5. Perangkat erosi
6. Peningkatan kadar troponin jantung I
7. Sisa pirau
8. Komplikasi lain termasuk efusi perikardial, serangan
iskemik transien, dan kematian mendadak
Penatalaksanaa
1. Obat-obatan
2. Pembedahan.
3. Bedah indikasi dan kontraindikasi
4. Perawatan bedah (standar kriteria, prnutupan
transkateter perkutan, pasca oprasi, tindak
lanjutan)
Pemeriksaan penunjang
1. Radiografi
2. Mri
3. CT scan
4. Ultrasonografi
5. Angiografi
6. Ekg
• Pemeriksaan labolatorium
Tidak ada tes darah laboratorium khusus ditunjukkan
dalam hasil pemeriksaan defek septum atrium (ASD).
Studi laboratorium rutin harus dilakukan pada pasien
yang menjalani intervensi untuk ASD, seperti berikut:
1. Hitung darah lengkap.
2. Jenis.
3. Profil metabolik atau kimia.
4. Studi koagulasi (waktu protrombin [PT] dan
diaktifkan waktu parsial tromboplastin [aPTT])
Asuhan Keperawatan ASD
• Pengkajian
1. Identitas pasien (nama, umur, jenis kelamin,
suku/bangsa/negara, agama pekerjaan)
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit dahulu
5. Riwayat penyakit keluarga
6. Sistem yang dikaji
a. Pola aktivitas dan latihan: keletihan/kelelahan,
b. Pola persepsi dan pemeriksaan kesehatan: riwayat
hipertensi, penyakit katup jantung dll.
c. Pola mekanisme koping dan toleransi terhadap stress:
ansietas, khawatir, takut, stress yang berhubungan dengan
penyakit.
d. Pola nutrisi dan metabolik: anoreksia, pembengkakan
ekstremitas bawah/edema dll.
e. Pola persepsi dan konsep diri: kelemahan dll.
f. Pola peran dan hubungan dengan sesama: penurunan peran
dalam aktivitas dan keluarga.
• Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan penunjang
1. Radiografi
2. Mri
3. CT scan
4. Ultrasonografi
5. Angiografi
6. Ekg
• Diagnosa keperawatan
1. Penurunan curah jantung y.b.d defek pada atrium d.d
aritmia, palpitasi, nyeri dada, perubahan EKG.
2. Gangguan pertukaran gas y.b.d peningkatan darah
pulmonal d.d edema paru.
3. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan y.b.d
curah jantung menurun d.d ketidakadekuratan oksigen dan
nutrisi ke jaringan.
4. Intoleransi aktivitas y.b.d curah jantung menurun d.d
keletihan, kelemahan.
5. Hambatan mobilitas fisik y.b.d curah jantung menurun d.d
keletihan, kelemahan.

Anda mungkin juga menyukai