Anda di halaman 1dari 13

ACYANOTIC

CONGENITAL
HEART DEFECT
OLEH :
GEDE ANGGA DHARMADIPUTRA (20190420270)
GERY IRIANTO (20190420271)
Introduction

 Congenital heart defect adalah suatu kelainan pada struktur jantung dan pembuluh
darah jantung. Kelainan ini dapat menyebabkan aliran darah yang melalui jantung
menjadi lambat, mengalir ke arah yang salah, dan juga dapat menyumbat alliran
darah.
 Etiologi congenital heart defect sampai sekarang masih belum diketahui. Namun
ada beberapa faktor resiko yang kemungkinan dapat menyebabkan terjadinya
congenital heart defect yaitu herediter, kelaninan genetic, dan orang tuanya yang
memiliki kebiasaan merokok.
 Cogenital heart defect dapat diklasifikasikan menjadi :

Cyanotic Congenital Heart Acyanotic Congenital Heart


Defect Defect

Cyanotic congenital heart defect suatu


kelainan yg menyebabkan oxygen dalam Acyanotic heart defect tidak mengganggu
darah menyadi rendah sehingga dpt suplai oxygen sehingga jarang di temukannya
menyebabkan sianosis pada kulit, bibir dan sianosis.
kuku.
Tipe-Tipe Congenital Heart Defect

 Ventricullar septal defect (50%)


 Atrial septal defect (22.73%)
 Patent ductus arteriosus
 Pulmonary valve stenosis
 Aortic Valve stenosis
 Coarctation of Aorta
 Atrioventricular septal defect
Sign & Symptom Congenital Heart Defect

 Kegagalan untuk berkembang (61.94%)


 Suara murmur jantung (55.06%)
 Batuk (25.10%)
 Dyspnea (17.40%)
 Pilek (16.19%)
 Demam (12.14%)
 Gejala yang paling umum ditemukan pada pasien acyanotic congenital heart defect adalah
kegagalan untuk berkembang.
 Murmur jantung juga ditemukan pada sebagian besar pasien karena adanya kelainan struktur
katup jantung atau shunt pada septum jantung membuat aliran darah menjadi tidak normal dan
menyebabkan turbulensi yang terdengar seperti murmur jantung.
 Aliran darah yang abnormal ini memungkinkan darah dari sisi kiri jantung mengalir ke sisi kanan
jantung karena perbedaan tekanan antara kedua bagian jantung. Oleh karena itu, volume darah
ventrikel kanan meningkat, dan aliran darah ke paru-paru melalui arteri pulmonalis juga
meningkat. Peningkatan volume darah meningkatkan tekanan arteri paru di mana berkembang
lebih lanjut menjadi hipertensi paru.
 Jika volume melebihi kapasitas maksimumnya maka cairan memasuki ruang interstitial dan
menumpuk di alveoli, itu dapat menyebabkan gejala kesulitan bernafas pada pasien karena
penebalan penghalang untuk pertukaran oksigen. Selain itu, cairan yang tertimbun di paru-paru
mencoba diekskresikan oleh pasien dengan batuk.
 Aliran darah yang tidak normal juga menyebabkan penurunan curah jantung dan
mengembangkan gagal jantung kongestif yang sering ditandai dengan edema.
 Penurunan curah jantung menyebabkan volume darah yang didistribusikan ke seluruh tubuh
menurun, sehingga tekanan darah menurun dan menginduksi aktivasi refleks baroreseptor yang
bertujuan untuk meningkatkan tekanan pembuluh darah agar kembali normal.
 Adanya stimulasi baroreseptor mengaktifkan sistem saraf simpatis yang kemudian menyebabkan
peningkatan denyut jantung yang dialami pasien sebagai palpitasi.
 Tidak hanya mempengaruhi jantung, sistem saraf simpatik juga mengaktifkan efektor kulit
termasuk kelenjar keringat yang memiliki efek meningkatkan sekresi keringat.
 Risiko infeksi pernafasan meningkat pada pasien dengan cacat jantung bawaan acyanotic, hal ini
dapat berkontribusi pada timbulnya pilek sebagai tanda infeksi saluran pernapasan atas dan batuk
sebagai tanda infeksi saluran pernapasan bawah. Malnutrisi juga mempengaruhi sistem kekebalan
tubuh, sehingga meningkatkan risiko infeksi dan memperlambat proses penyembuhan.
Perbedaan Gender Pada Acyanotic
Congenital Heart Defect
 Perempuan diperkirakan memiliki jumlah insiden yang lebih tinggi dibandingkan
dengan laki-laki.
 Hal ini dapat dipengaruhi oleh adanya perbedaan biologis dalam struktur
pembuluh darah, di mana diameter arteri pada perempuan lebih kecil daripada
laki-laki. Kondisi ini meningkatkan risiko disfungsi endotel vaskular, sehingga
berkontribusi terhadap terjadinya hipertensi paru.
Status Pertumbuhan Dari Acyanotic
Congenital Heart Disease
 Keadaan cacat bawaan pada struktur jantung meningkatkan metabolism dan
pengeluaran energi total tubuh, sementara presentasi massa tubuh yang berkurang
cenderung meningkatkan laju metabolisme basal, yang jika tidak ditangani
dengan benar akan memperburuk kondisi kesehatan anak.
 Acyanotic congenital heart disease juga cenderung menyebabkan gagal jantung
kongestif, yang menyebabkan penurunan curah jantung dan retensi air dan garam.
Oleh karena itu, kebutuhan oksigen jaringan tidak terpenuhi secara optimal dan
menyebabkan pertumbuhan anak menjadi terhambat.
 Selain itu, gejala yang dialami oleh anak-anak dengan gagal jantung kongestif seperti dispnea dan
takipnea yang muncul saat makan menyebabkan anak-anak merasa lelah, kehilangan nafsu
makan, dan menyebabkan penurunan jumlah makanan yang dikonsumsi oleh anak-anak.
 Ghrelin menyebabkan penghambatan leptin, jika ada penurunan kadar ghrelin, dapat diprediksi
akan terjadi peningkatan kadar leptin dalam darah. Kedua peptida ini memainkan peran dalam
perkembangan sindrom anoreksia-cachexia pada anak-anak, kondisi metabolisme yang ditandai
oleh anoreksia, keseimbangan energi negatif, penurunan berat badan, dan atrofi otot. Peningkatan
kadar leptin dalam darah juga menyebabkan aktivasi sistem melanokortin, yang kemudian
meningkatkan pengeluaran energi tubuh dan mengurangi nafsu makan.
 Pola pertumbuhan pada pasien acyanotic congenital heart defect dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti jenis cacat jantung bawaan, adanya gangguan pencernaan, dan adanya kelainan
kromosom.
 Tingkat kegagalan untuk berkembang pada anak-anak berbanding lurus dengan ukuran pirau,
oleh karena itu anak-anak dengan kelainan jantung bawaan tanpa pirau dapat menunjukkan pola
pertumbuhan yang normal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai