Kel 4. PPT Konsep Pendekatan Konseling Behaviour
Kel 4. PPT Konsep Pendekatan Konseling Behaviour
KONSELING
BEHAVIOUR/BEHAVIORAL
NAMA ANGGOTA KELOMPOK:
1. Nur Alfiani Umami (P17311193005)
2. Nikmatul Khoiriyah (P17311193014)
3. Chamellia Rheznandya (P17311193018)
4. Aurelia Putri Islamay (P17311193022)
5. Dila Trisna Wiyati (P17311193026)
6. Efira Nawangsari (P17311193040)
Pengertian Konseling Behaviour
Konsep pendekatan yang menekankan pada perilaku spesifik, yaitu
perilaku yang memang berbenturan dengan lingkungan dan diri klien.
Bidan (konselor) menekankan pada teknik dan prosedur untuk
memfasilitasi perubahan perilaku klien dengan cara memodifikasinya
hingga perilaku klien berubah.
Bidan lebih berperan sebagai model bagi klien daripada kualitas hubungan
konseling.
Juga merupakan konsep mengenai perilaku individu yang berlandaskan
teori belajar yang berfokus pada tingkah laku individu untuk membantu
klien dalam mempelajari tingkah laku baru dan memecahkan masalahnya.
Konsep Dasar Pendekatan Konseling
Behaviour
• Perilaku manusia merupakan hasil belajar, sehingga dapat
diubah dengan memanipulasi dan mengkreasi kondisi-kondisi
belajar.
• Pada dasarnya manusia itu memiliki kecenderungan untuk
berprilaku positif atau negatif karena merujuk kepada konsep
behavioristik bahwa kepribadian manusia dibentuk oleh
lingkungan di mana ia berada.
Asumsi Perilaku Bermasalah
1. ASSESMENT
• Konselor mendorong klien untuk mengemukakan keadaan yang
benar-benar dialaminya pada waktu itu. (kesuksesan dan
kegagalannya, kekuatan dan kelemahannya, pola hubungan
interpersonal, tingkah laku penyesuaian, dan area masalahnya)
• Assesment diperlukan untuk mengidentifikasi motode atau teknik
mana yang akan dipilih sesuai dengan tingkah laku yang ingin
diubah.
2. GOAL SETTING (Tujuan Konseling)
• Konselor dan klien mendifinisikan masalah yang dihadapi klien
• Klien mengkhususkan perubahan positif yang dikehendaki sebagai hasil konseling
• Konselor dan klien mendiskusikan tujuan yang telah ditetapkan klien :
• Apakah merupakan tujuan yang benar-benar dimiliki dan diinginkan klien
• Apakah tujuan itu realistic
• Kemungkinan manfaatnya
• Kemungkinan kerugiannya
• Konselor dan klien membuat keputusan apakah melanjutkan konseling dengan
menetapkan teknik yang akan dilaksanakan, mempertimbangkan kembali tujuan
yang akan dicapai, atau melakukan referal.
4. TECHNIQUE IMPLEMENTATION
• Menentukan dan melaksanakan teknik konseling yang digunakan
untuk mencapai tingkah laku yang diinginkan yang menjadi tujuan
konseling.
5. EVALUATION TERMINATION
• Melakukan kegiatan penilaian apakah kegiatan konseling yang telah
dilaksanakan mengarah dan mencapai hasil sesuai dengan tujuan
konseling.
6. FEEDBACK
• Memberikan dan menganalisis umpan balik untuk memperbaiki
dan meningkatkan proses konseling.
TELAAH JURNAL
Judul : PENDEKATAN BEHAVIORAL: DUA SISI MATA PISAU
Penulis: Arga Satrio Prabowo, Wening Cahyawulan
Publikasi/penerbit:
Tanggal telaah : 08 Februari 2020
Tujuan penelitian: Pendekatan behaviour ini bertujuan memodifikasi tingkah laku maladaptif sehingga
menekankan pada pembiasaan adaptif.
Hasil penelitian : Behaviour adalah suatu pandangan ilmiah tentang tingkah laku manusia yang
bertujuan untuk memodifikasi tingkah laku maladaptif sehingga menekankan pada pembiasaan adaptif.
Kesimpulan penelitian: Pendekatan konseling behaviour adalah satu pendekatan konseling yang
mempunyai manfaat signifikan. Tetapi, di antara manfaat-manfaat tersebut ada beberapa kerugian yang
diakibat oleh pendekatan konseling behaviour. Seperti, konseli tidak memahami siklus pemecahan
masalah yang seharusnya dipahami karena pendekatan konseling behaviour tidak melibatkan
pemahaman diri konseli secara utuh.
Judul : STRATEGI MEWUJUDKAN KEHARMONISAN DALAM KELUARGA
Penulis : Sestuningsih Margi Rahayu
Publikasi/penerbit:
Tanggal telaah : 08 Februari 2020
Tujuan penelitian: Untuk memfasilitasi komunikasi pikiran dan perasaan antar anggota
keluarga, membantu anggota-anggota keluarga belajar dan menghargai secara emosional bahwa
dinamika keluarga adalah kait-mengait di antara anggota keluarga serta penghapusan tingkah
laku yang maladaktif.
Hasil penelitian : Pendekatan konseling behavioral adalah konseling tingkah laku atau strategi
yang digunakan dalam mewujudkan keharmonisan keluarga, penggunaan strategi ini dilihat
berdasarkan fenomena masalah yang dihadapi klien.
Kesimpulan penelitian: Dalam hal ini konselor lebih berperan sebagai guru yang membantu
klien melakukan teknik-teknik modifikasi perilaku yang sesuai dengan masalah atau tujuan yang
hendak dicapai. Pendekatan ini dilaksanakan dalam lima tahap yaitu assessment, goal setting,
teknik implemention, evaluasi termination dan feedback.
Judul : KONSEP BEHAVIORAL THERAPY DALAM MENINGKATKAN RASA
PERCAYA DIRI PADA SISWA TERISOLIR
Penulis: Dyesi Kumalasari
Publikasi/penerbit:
Tanggal telaah : 08 Februari 2020
Tujuan penelitian : Membuktikan bahwa konseling behavioral tidak hanya mengatasi masalah
yang bersifat permukaan saja, tetapi juga mengatasi masalah-masalah yang mendalam, bahkan
dapat mengubah perilaku dalam jangka panjang.
Hasil penelitian : Konselor behavioral bersama konseli bersepakat menyusun urutan prosedur
pengubahan perilaku yang akan diubah, dan selanjutnya konselor menstimulasi perilaku konseli.
Therapy behavioral ini merupakan terapi diberbagai eksperimen mampu mengatasi masalah-
masalah konseli yang mengalami berbagai hambatan.
Kesimpulan penelitian: Konselor lebih berperan sebagai guru yang membantu klien melakukan
teknik-teknik modifikasi perilaku yang sesuai dengan masalah, tujuan yang hendak dicapai.
Teknik-teknik tersebut diantaranya: Latihan Asertif, Desentsitisasi Sistematis, Terapi Implosif
dan kontrak perilaku.
Judul : KONSEP SPIRITUAL PARENTING DENGAN PENDEKATAN KONSELING
BEHAVIORISTIK DALAM MEMBENTUK MORAL ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Penulis: Sri Hartati
Publikasi/penerbit:
Tanggal telaah : 08 Februari 2020
Tujuan penelitian: Pendekatan behaviour ini bertujuan untuk membantu orang tua dalam membentuk
moral anak usia sekolah dasar.
Hasil penelitian : Sejatinya pendidik utama anak adalah keluarga. Namun tidak sedikit kita jumpai
beberapa orang tua yang justru mengabaikan tumbuh kembang anak, baik itu karena alasan
pekerjaan, kepentingan pribadi atau bahkan kurangnya penghargaan terhadap keberadaan anak. Hal
ini akan memicu perkembangan moral anak yang kurang baik karena tidak adanya rasa kekeluargaan
dan kasih sayang yang seharusnya ia dapatkan di masa kecilnya.
Kesimpulan penelitian: Konsep spiritual parenting merupakan salah satu alternatif praktis bagi orang
tua dalam mendidik moral anak guna meraih masa depan yang lebih baik. Peran keluarga sangat
penting kehadirannya bagi perkembangan psikologis anak. Karena keluarga merupakan sumber
primer dalam menentukan tingkat kecerdasan dan intelektualitas anak, baik dari sisi moral, etika,
estetika, akhlak, sosial, dan emosional.
PEMBAHASAN JURNAL
DAN KONSEP TEORI KESIMPULAN