Latar Belakang
Pola asuh orang tua penting membentuk sikap dan
perilaku.
Proses pola asuh ortu meliputi : kedekatan ortu-remaja,
pengawasan ortu dan komunikasi ortu-remaja
Komunikasi ortu-remaja merupakan strategi utama dalam
meningkatkan perilaku seksual remaja yang bertanggung
jawab.
Ortu seharusnya menjadi sumber informasi dan pendidik
utama tentang KRR
Ortu sering mengalami hambatan untuk membicarakan
masalah seks dengan remaja ,dan sebaliknya.
Pengertian komunikasi
Adalah suatu proses pertukaran dan penyampaian
informasi, sikap, pikiran atau perasaan melalui
bahasa, pembicaraan, pendengaran, gerak tubuh atau
ungkapan emosi
Manfaat komunikasi
Meningkatkan pengetahuan dan kewaspadaan
seseorang terhadap isu tertentu dan solusinya
Mempengaruhi persepsi, keyakinan, dan sikap
seseorang
Mempengaruhi seseorang untuk cepat bertindak
Menyangkal mitos dan peersepsi yang salah
dimasyarakat tentang isu tertentu
Komunikasi orang tua – remaja
merupakan komunikasi
interpersonal
Pembicaraan antara kedua fihak berlangsung akrab
Berusaha saling memahami dan terjadi tanya jawab
sehingga terjadi saling pengertian
Masing-masing pihak saling memberikan umpan
balik secara verbal/non verbal dengan terbuka, jujur,
tidak berprasangka sehingga tercapai komunikasi
yang efektif
Tujuan komunikasi yang efektif
orang tua-remaja
Membangun hubungan yang harmonis dengan
remaja
Membentuk suasana keterbukaan dan mendengar
Membuat remaja mau bicara saat ada masalah
Membuat remaja mau mendengar dan menghargai
orang tua dan orang dewasa saat mereka bicaradan
membantu remaja menyelesaikan masalah
Komunikasi dikatakan efektif
(Liliweri)
Dapat memberikan informasi
Mendidik
Menginstruksikan
Mengajak
Menghibur audiense
Unsur-unsur komunikasi
Komunikator yaitu sumber atau orang yang
menyampaikan informasi/pesan pd orang lain
Komunikan yaitu pihak yang menerima dan
memberikan respon terhadap stimulus dari
komunikator
Pesan adalah stimulus yang dikeluarkan oleh
komunikator pada komunikan
Saluran/media bisa komunikasi antar pribadi atau
komunikasi masa
Tujuan mencakup waktu, jangkauan dan target
Hambatan terhadap komunikasi
orangtua-remaja
Orang tua merasa tidak nyaman ketika
membicarakan seks/masalah reproduksi
Orang tua tidak memahami perilaku seksual anak
remajanya
Pengetahuan ortu yang minim tentang isu KRR
Diskusi sering gagal ketika menyangkut isu sensitif,
spt PMS, kematangan seksual
Orang tua menganggap remajanya tidak aktif secara
seksual
Hal-hal yang dilakukan ortu yang
menghambat komunikasi
orangtua-remaja
Lebih banyak berbicara daripada mendengar
Merasa tahu lebih banyak
Cenderung memberi arahan/nasehat
Tidak berusaha mendengar dahulu apa yang
sebenarnya dialami remajanya
Tidak memberi kesempatan remaja untuk
mengemukakan pendapat
Tidak mencoba menerima kenyataan yg dialami
remaja dan memahaminya Merasa putus asa dan
marah karena tdk tahu harus bersikap pada remaja
12 gaya komunikasi orang tua yang
menghambat
1. Memerintah (“jangan mengeluh, kerjakan”)
2. Menyalahkan (“kamu selalu bikin onar”)
3. Meremehkan ( “kamu kan belum pengalaman,
pikirkan saran ibu”)
4. Membandingkan (“raportmu jelek sekali, lihat
adikmu”)
5. Memberi cap ( “seperti anak-anak saja, cengeng”)
6. mengancam ( “awas kalo kamu lakukan lagi”)
7. Menasehati (“sebaiknya kamu berterus terang saja”)
8. Membohongi (“ibu gak punya uang”)
9. Menghibur (“ jangan dipikirkan, nanti juga baikan”)
10. mengkritik(“dasarpemalas, banyak bicara”)
11. Menyindir (“tumben mau nyapu, pasti sebentar lagi
turun hujan”)
12. Menganalisa (“ ah mau kamu aja, sebenarnya teman-
temanmu gak akan pergi kan”)
Ketrampilan (skills) dalam
berkomunikasi dengan remaja
Mengenal kemampuan dan kelemahan yang
dimilikinya
Mengenal diri remaja melalui pemahaman perasaaan
dan bahasa tubuh remaja
Mendengar aktif
Membuat remaja merasa nyaman berbicara tentang
kesehatan reproduksi dengan suasana akrab
Ortu leluasa bicara dg anaknya
Menjadi contoh yang baik (role model)
Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
Menjawab semua pertanyaan secara langsung, jujur
dan sederhana
Bersikap santai, memperlakukan remaja sebagai
teman, terbuka bersedia mendengarkan, tidak mudah
tersinggung
Keberhasilan komunikasi orangtua - remaja
ditentukan oleh beberapa faktor penting, antara lain:
a) kualitas dan kuantitas komunikasi;
b) pengetahuan, keyakinan dan kenyamanan orangtua
tentang topik yang dibicarakan;
c) isi dan pemilihan waktu yang tepat;
d) kualitas hubungan, yaitu kedekatan dan struktur
keluarga;
e) pola asuh mencakup pemantauan dan pengawasan
orangtua; serta
f) pola komunikasi orangtua - remaja (Blake et al.,
2001).
Aspek-aspek Komunikasi
Keterbukaan
Empati: merasakan apa yang dirasakan orang lain
Dukungan : bisa verbal/non verbal
Kepositivan: sikap positif dan menghargai orang lain
Kesamaan: dlm pengalaman dan percakapan