Anda di halaman 1dari 18

Selulitis Orbita

Dwi Kristanto Wongso - 07120120095


Anatomi Orbita

Tampakan anterior tulang-tulang orbita kanan


Anatomi Orbita

Tampakan medial dinding tulang orbita kiri


Definisi
Selulitis orbita adalah infeksi dari jaringan lunak
dibelakang septum orbita yang seringkali disebabkan
oleh infeksi polimikrobia, termasuk anaerob.
Epidemiologi
Anak  Laki-laki : perempuan = 2:1
Dewasa  Tidak ada perbedaan jenis kelamin maupun rasial

Era pre-antibiotik: 17% meninggal, 20% buta


Era post-antibiotik: 4% buta
Etiologi
Penyebaran terkait sinus
Sejauh ini penyebab paling umum
Paling sering sekunder dari sinusitis etmoid
Paling banyak menyerang anak-anak dan dewasa muda
Patogen: S. pneumoniae, H. influenza, S. aureus & MRSA

Penyebaran dari struktur sekitar seperti


dakriosistitis, dan infeksi wajah tengah atau dental.
Infeksi dental  sinusitis maxillaris intermedia  selulitis
orbita
Etiologi
Post-traumatik
Umumnya berkembang dalam 48-72 jam setelah cedera yang
menembus septum orbita.
Pada beberapa kasus, gejala klinis yang tipikal dapat
tersamarkan oleh laserasi atau hematoma karena cedera.

Post-surgikal pada pembedahan orbita, lakrimal, strabismus


dan vitreoretinal
Manifestasi Klinis
Presentasi: Onset cepat dari demam, lemas, dan tanda-
tanda orbita

Tanda-tanda orbita:
Kelopak mata merah, bengkak, hangat, nyeri
Proptosis
Terbatasnya pergerakan okular
Tanda disfungsi N. II (eg. Diplopia, penurunan visus) pada
kasus-kasus lanjut
Manifestasi Klinis

Proptosis, optalmoplegia, edema & eritema kelopak mata


Patofisiologi
Sinusitis
Sinusitis

Infeksi
Infeksi

Trauma / Benda
asing
Trauma / Benda Hematogen
asing Hematogen
Diagnosis
Anamnesis & pemeriksaan fisik:
Riwayat infeksi atau trauma
Tanda-tanda inflamasi lokal pada mata maupun sistemik

Laboratorium: WBC (leukositosis) & CSF apabila terdapat


tanda-tanda meningeal & serebral

CT Scan:
Membedakan selulitis orbita & preseptal
Terdapat elevasi lokal & homogen pada orbita yang terletak
bersebelahan dengan sinus yang opak
Diagnosa Banding
Pseudotumor orbita
Onset lebih lambat, gejala klinis lebih ringan. Teraba massa pada
palpasi , pada selulitis teraba fluktuasi bila terjadi abses. Hasil
histopatologi  pseudotumor.

Oftalmopati tiroid
Gejala yang mencolok ialah retraksi kelopak mata atas. Pada USG
& CT scan terlihat pembesaran otot ekstraokular.

Trombosis sinus kavernosus


Mungkin terjadi bilateral tetapi pada selulitis orbita hampir
selalu unilateral. Penurunan visus terjadi hebat dengan tidak
adanya reflek pupil dan disertai papiledema.
Komplikasi Selulitis Orbita
Abses sub- Abses
Okular Intrakranial
periosteal orbita

Disepanjang Banyak pada


Peningkatan
Meningitis dinding post-trauma /
TIO
medial orbita surgikal

CRVO / CRAO Abses otak

Trombosis
Neuritis optik sinus
kavernosus
Tatalaksana
Antibiotika segera bahkan sebelum patogen diidentifikasi
3rd gen. sefalosporin (eg. Cefotaxime, ceftriaxone)
obat resisten  - lactamase (eg. Nafcillin, imipinen, piperacillin)
Pemberian vancomycin, metronidazole & levofloxacin pada
pasien hipersensitivitas penicillin

Pemeriksaan fungsi N.II secara berkala

Konsultasi ke Sp. THT-KL (dekongestan nasal, vasokonstriktor)


Tatalaksana
Intervensi pembedahan perlu dipertimbangkan apabila:
Terapi dengan antibiotik tidak responsif
Terjadi penurunan visus
Terbentuk abses periorbita atau subperiosteal
diperlukan biopsi diagnostik untuk kasus-kasus atipikal
Prognosis
Sebelum ketersediaan
antibiotik: 17% kematian & 20%
kebutaan

Setelah ketersediaan antibiotik:


11% kebutaan

Terbentuk abses orbita atau


sub-periosteal: 7 – 9%
Daftar Pustaka
1. Riordan-Eva P., Cunningham Jr. E.T.. Vaughan & Asbury's General Ophthalmology, 18th ed. New York:
McGraw Hill Medical; 2011. 

2. Chaudhry IA, Shamsi FA, Elzaridi E, Al-Rashed W, Al-Amri A, Al-Anezi F, Arat YO, Holck DE. Ophthalmology.
2007 Feb; 114(2):345-54.

3. Ilyas S.H., Yulianti S.R.. Ilmu Penyakit Mata, 5th ed. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2015.

4. 4. Kanski J.J.. Clinical Ophthalmology, 4th ed. Glasgow: Reed Educational & Professional Publishing; 1999.

5. Harrington J. N.. Orbital Cellulitis. http://emedicine.medscape.com/article/1217858-overview#a4 (accessed


06 February 2017).

6. Bag/SMF Ilmu Penyakit Mata. Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Mata, 3rd ed. Surabaya:
Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo Surabaya; 2006.

7. Intracranial abscess as a complication of subperiosteal abscess of the orbit. Hartstein ME, Steinvurzel
MD, Cohen CP. Ophthal Plast Reconstr Surg. 2001 Nov; 17(6):398-403. 

8. Endoscopic sinus surgery for orbital subperiosteal abscess secondary to sinusitis. Bhargava D, Sankhla D,
Ganesan A, Chand P. Rhinology. 2001 Sep; 39(3):151-5.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai