Anda di halaman 1dari 12

TATALAKSANA

STATUS EPILEPTIKUS
.
Diazepam
• Golongan benzodiazepine
• Bersifat lipofilik tinggi sehingga obat memasuki otak dengan cepat,
tetapi setelah 15-30 menit obat akan didistribusikan kembali ke area
lain di tubuh yang mengurangi efek klinisnya.
• Side effect : drowsiness, ataxia, fatigue, nausea, slurred speech,
impaired memory, retension urin, constipation, skin rash
Midazolam
• Golongan benzodiazepin
• Mekanisme kerja midazolam dalam mengatasi kejang adalah
berikatan dengan reseptor benzodiazepine streospesifik pada saraf
gamma aminobutyric acid (GABA) pada SSP (system Limbik dan
Formatio reticularis).
• Pemberian obat secara buccal > permukaan yg luas, vaskularisasi yg
baik utk mencapai sirkulasi sistemik sehingga tidak melewati
metabolism di hati, memiliki ekspresi enzim yg rendah sehingga lebih
banyak obat yg diabsorbsi daripada didegradasi.
• Side effect : headache, vomiting, nausea, cought, drowsiness, hiccups,
oversedation
• Side effect on injection : pain, swelling, redness, stiffness, blood clots,
and tenderness.
• Dosis Midazolam buccal sesuai usia:
- Usia 6-12 bulan > 2,5 mg
- Usia 1 - 5 tahun > 5 mg
- Usia 5-9 tahun > 7,5 mg
- Usia 10 tahun ke atas > 10 mg
FENITOIN/PHENYTOIN (DILANTIN)
• Golongan anti convulsant/anti epileptic
• Menghentikan aktivitas kejang dan mencegah kekambuhan kejang
• Side Effect : headache, nausea, vomiting, constipation, dizziness,
drowsiness, nerveousness, and swelling.
• Dosis : 15-20 mg/kgIV dosis tunggal (jika perlu dapat memberikan
dosis tambahan 5-10 mg/kg) 10 menit setelah dosis pemuatan.
Phenobarbital
• Antikonvulsant golongan barbiturate
• Bekerja sebagai agonis reseptor GABA
• Side effect : drowsiness, headache, dizziness, nausea, vomiting,
sedation, cognitive dissonens.
• Fenobarbital diberikan dengan dosis 20 mg/kg BB dengan kecepatan 1
mg/kg. BB/menit, diberikan > 5-10 menit.
• Onset terapi fenobarbital 10-20 menit dengan lama efek terapi 1-3
hari
Kejang teratasi, perlukah Rumatan?
• Fenitoin dosis 5-10 mg/kg BB per hari dibagi dua dosis atau
fenobarbital 3-5 mg/kg BB per hari
Untuk :
• pasien yang berisiko tinggi untuk kembali mengalami kejang, misalnya
pada peningkatan tekanan intrakranial atau infeksi SSP
Terapi SE refrekter
• SE refrakter : SE yang tidak terkontrol setelah pemberian benzodiazepin
ditambah fenitoin dan fenobarbital (Ismael et all., 2016).
• Umumnya terjadi pada kasus ensefalitis, kejang dengan penyebab
simtomatik atau penyakit degenerative.
• obat anestesi IV atau barbiturat meliputi midazolam, propofol dan
phenobarbital.
• Pengobatan dipertahankan hingga 12-24 jam, diturunkan secara bertahap.
• Pertahankan sampai 72 jam apabila masih kejang.
• Penanganan harus lebih intensif dan monitoring dengan
elektroensefalografi(EEG)
Terapi Non-Farmakologi
• Terapi diet ketogenik sangat dianjurkan untuk penderita epilepsi,
pertamakali diperkenalkan pada tahun 1920. Diet ketogenik merupakan
diet rendah gula dan protein namun mengandung lemak yang tinggi.
• Komposisi nutrisi yang terdapat dalam diet ketogenik menyebabkan
pembakaran lemak yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kadar
keton dalam darah.
• Kelemahan dari terapi diet ini adalah sering terjadi gangguan
pencernaan seperti mual dan diare, malnutrisi dan pembentukan batu
saluran kemih karena diet ini seringkali mengandung asam urat tinggi.
• Terapi diet ini dapat menurunkan kejadian kejang sebesar 25-50 %.
Kesimpulan
• Terapi awal dengan Evaluasi tanda vital :
A : Airway
B : Breath
C : Circulation

• Diazepam IV dosis 0,2 – 0,5 mg/kg BB (maksimal 10 mg) dengan kecepatan 2


mg/menit, kemudian observasi, jika terjadi kejang lagi berikan :
- Fenitoin Dosis 20 mg/kg BB diencerkan dalam 50 ml NaCl 0,9% dalam waktu 20
menit.
- Fenobarbital dosis 20 mg/kg BB dengan kecepatan 1 mg/kgBB/menit, diberikan > 5-
10 menit

Anda mungkin juga menyukai