Anda di halaman 1dari 38

GUIDING PRINCIPLE

SPIRITUALITAS CAROLUS
BORROMEUS
Sejarah Awal Hadirnya Kongregasi CB
di Indonesia
TUHAN

Iman yang Dalam

Kasih yang bernyala


GPCB
bagi sesama • Ketulusan Hati

• Kerelaan Berkorban

• Ketegaran/Ketangguhan

• Makna Penderitaan
GP CB
Pelayanan kesehatan
merupakan salah satu cara untuk mewariskan:
Semangat awal Pendiri Kongregasi
yang perlu tetap dihidupi sebagai:
INSPIRASI, PEGANGAN, MOTIVATOR
bagi siapapun yang ikut
terlibat dalam pelayanan kesehatan
bersama suster-suster CB
I CARE

CORE
GPCB COMPETENCI

PELAYANAN ES/NILAI INTI


PELAYAN

KESEHATAN KESEHATAN

SPIRITUALITAS
BUNDA ELISABETH
1. IMAN YANG DALAM
1. Iman Yang Dalam
 Kita percaya bahwa Allah menghendaki agar
semua orang mengalami kehidupan secara
utuh-penuh / holistik (bdk. Yoh 10:10a).
 Kepercayaan yang mendasar akan campur
tangan Allah dalam kehidupan manusia. Allah
selalu hadir dan melibatkan diri dalam
kehidupan kita.
Iman Yang Dalam
Upaya Pokok menghayati
“ Iman Yang Dalam “
a. Mengembangkan sikap penuh syukur dan harapan.
b. Mewujudkan sikap kerendahan hati dengan menyadari
kita hanyalah alat di tangan Tuhan.
c. Mengembangkan semua talenta yang ada untuk karya
pelayanan kesehatan.
d. Menciptakan semangat rekonsiliasi: damai dengan
diri sendiri, sesama dan Tuhan.
e. Memfasilitasi pelayanan pastoral yang efektif
sesuai dengan kebijakan Gereja setempat.
f. Menciptakan pelayanan yang
memperhatikan keseimbangan antara
kemajuan teknologi dan kepercayaan pada
penyelenggaraan Tuhan.
g. Mewujudkan kemampuan untuk memaknai
penderitaan, sakit dan kematian.
Sebelum Pandemi Memfasilitasi pelayanan pastoral
030623/wid-21/spritualitas-EG
Situasi Pandemi
2. Cinta Kasih Tanpa Syarat dan Berbela rasa
 Mengutamakan keselamatan manusia
seutuhnya
 Api cinta kasih berbelarasa yang menjiwai
seluruh pelayanan dan semua kebijakan

030623/wid-21/spritualitas-EG
Cinta kasih tanpa syarat & berbela rasa
 Rela dan siap sedia
 Penuh perhatian dan
pengertian
 Bertenggang rasa
 Bermurah hati
 Terbuka untuk berdialog
 Bersikap empati
Upaya Pokok menghayati
“ Cinta Kasih Tanpa Syarat & Berbelarasa’’
a. Menumbuhkan dan mengembangkan semangat cinta kasih tanpa syarat dan
berbelarasa dalam seluruh aspek pelayanan dan pembelajaran
b. Menyediakan fasilitas dan mekanisme untuk terwujudnya sikap-sikap cinta kasih
tanpa syarat dan berbelarasa (misalnya; kebijakan, reksa rohani, dan pelatihan)
yang menunjang pelayanan.
c. Mengupayakan agar mereka yang kita layani dan yang bekerja sama dengan kita
dapat merasakan sikap empati dan keramah-tamahan kita
3. HORMAT TERHADAP HIDUP DAN MARTABAT MANUSIA

Hidup manusia sudah


semestinya dihormati,
dilindungi dan dipelihara dengan
layak sejak konsepsi sampai
akhir kehidupan.
Hormat terhadap hidup dan martabat manusia
 Pasien dilayani
sebagai subjek
 Mendengarkan
harapan dan
menanggapi
kebutuhan pasien
 Menumbuhkan
semangat hidup
Hormat Terhadap Hidup dan Martabat Manusia
1. Penghormatan manusia sejak konsepsi sampai kematian dan menjamin tidak
dihentikannya kehidupan
2. Mengkomunikasikan kebijakan lembaga tentang hak dan kewajiban
3. Memperhatikan kesejahteraan karyawan sesuai kemampuan lembaga
4. Menjamin privacy dan confidentiality
5. Melaksanakan peran advokasi dan informed consent melalui proses yang benar
6. Mengembangkan budaya berdialog
7. Menciptakan suasana kegembiraan, kedamaian, dan saling menghormati dalam
komunitas pelayanan
8. Menciptakan ruang gerak untuk berkembangnya pemberdayaan dan pemandirian
mereka yang dilayani
9. Memelihara ekosistim dalam lingkungan hidup disekitar pelayanan kesehatan kita
Hormat terhadap hidup ...

Alam yg terluka

Alam yg terluka
UNSUR 4.
Keberpihakan Pada Yang Miskin, Tersisih, Berkesesakan Hidup dan
Menderita Karena Ketidak-adilan

1.Melaksanakan mekanisme pelayanan yang mengutamakan mereka


yang miskin, tersisih, berkesesakan hidup dan menderita karena
ketidak-adilan mendapatkan pelayanan yang layak
2.Mengupayakan keberpihakan pada kaum perempuan yang
menderita karena ketidak-adilan
3. Memfasilitasikan pelayanan kesehatan yang mencakup aspek
jasmani, psikologis, sosial, ekonomi, moral dan spiritual
4.Menciptakan kebijakan yang mempertimbangkan kebutuhan semua pihak
(pengembangan lembaga, kesejahteraan karyawan, dan pasien tidak mampu)
dalam pemanfaatan sisa hasil kegiatan operasional
5.Mengembangkan pelayanan yang menjangkau masyarakat yang luas yang
disesuaikan dengan kemampuan institusi.
LGBT
5. KETULUSAN HATI

030623/wid-21/spritualitas-EG
5. KETULUSAN HATI
Melayani dengan sikap
terbuka, gembira, ramah,
sederhana dan berani
menanggung resiko demi
mereka yang kita layani.

24
Ketulusan Hati
Dengan semangat
ketulusan hati,
menjalankan tugas
dengan setia, tekun,
sepenuh hati
bertanggung jawab,
dan gembira.
Tercermin dalam
melayani tanpa
membeda-bedakan
suku, agama,
golongan, warna kulit,
latar belakang
pendidikan, status
ekonomi dan sosial.
25
Upaya pokok menghayati
“Ketulusan hati”
1. Melaksanakan pelayanan
dalam semangat
kegembiraan, kesederhanaan,
keramahan dan keterbukaan
2. Menciptakan kebersamaan
dan suasana persaudaraan
yang tulus, saling
mendukung dan
mempercayai

26
6. Kerelaan Berkorban Demi Sesama yg Dilayani
Bentuk pengorbanan
terungkap dalam keberanian
untuk menanggung akibat
dari pelayanan, baik berupa
pemberian diri secara fisik,
psikologi, materi, waktu dan
kerelaan menjadi sahabat
bagi mereka yang menderita.

28
Upaya pokok mewujudkan “Kerelaan
berkorban demi sesama yang dilayani”
• Mengembangkan keberanian
menanggung risiko dalam pelayanan
• Mengupayakan semakin
berkembangnya kerelaan untuk
memberi diri (waktu, tenaga, pikiran,
dan materi)
• Mengembangkan kemampuan
untuk menangkap makna
pengorbanan dalam pelayanan
7. Ketangguhan dan Ketegaran Dalam
Menanggapi Tantangan Jaman
• Menghadapi tantangan, kesulitan
dan penderitaan dengan
ketangguhan, ketegaran dan
ketabahan.
• Sikap hidup yang melawan
arus:Kemudahan, kemewahan, budaya
instan, kenikmatan dengan jalan pintas,
membuat kita cenderung menghindari
tantangan, kesulitan dan penderitaan.

Rela berproses: dengan


mengikuti SOP
Ketangguhan dan ketegaran dalam menanggapi tantangan jaman ...

 Membangun daya tahan dan


daya juang yang tinggi disertai
semangat optimistis dan
berpengharapan.
 Terbuka terhadap ide-ide baru,
kreatif dalam mengembangkan
tradisi nilai-nilai awal dan
mampu menciptakan
mekanisme yang fleksibel
untuk menghadapinya.

31
Ketangguhan dan ketegaran dalam menanggapi tantangan jaman ...

Menciptakan semangat
kerja keras sebagai mitra
Tuhan dalam karya
penyelamatan-Nya

Mengembangkan
kesediaan dan kesabaran
untuk berproses dalam
pelayanan  bagaimana
dengan “mental instant”

32
Upaya pokok mewujudkan “Ketangguhan dan
ketegaran dalam menanggapi tantangan jaman”

Membuka diri
terhadap
perkembangan ilmu
dan tehnologi disertai
sikap kritis dan
realistis

33
Ketangguhan dan ketegaran dalam menanggapi tantangan jaman ...
.

• Mengembangkan sikap
setia dan tetap bertekun
dalam cinta kasih Allah
sampai mati

• Mengembangkan sikap
mengutamakan yang
dilayani

35
Usaha Pokok Demi Perwujudan
Makna Penderitaan
1. Mengembangkan sikap setia dan tetap
bertekun dalam menjawab cinta kasih
Allah sampai mati
2. Mengembangkan ketekunan dan
kesabaran dalam menemani pasien
penyakit terminal, pasien yang
membutuhkan waktu lama untuk proses
penyembuhan
Memperdalam iman dan
harapan kepada Tuhan

Mewujudkan kemampuan
untuk memaknai
penderitaan, sakit dan
kematian

37
Thank
you

Anda mungkin juga menyukai