Anda di halaman 1dari 8

JIWA NASIONALISME

SEORANG PENATA
ANESTESI
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan yang berjudul Issue dan trend yang meliputi jiwa nasionalisme seorang penata anestesi.
Saya menyadari, bahwa laporan yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa,
maupun penulisannya. Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa mendatang.
Semoga laporan ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan
peningkatan ilmu pengetahuan.
Terimakasih.

Purwokerto, 24 Januari 2021

Penulis
PEMBAHASAN
 Peraktik Penata Anestesi
Terdapat 3 pilar pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan :
1. Etik
2. Hukum
3. Disiplin
 Dasar hukum penyelenggaraan pekerjaan penata anestesi
1. Undang-undang No 36 Tahun 2009 Tentang kesehatan
2. Undang-undang No 13 Tahun 2014 Tentang tenaga kesehatan
3. Permenkes 18 Tahun 2016 tentang penyelenggaraan pekerjaan penata anestesi (Mencabut
permenkes 31 Tahun 2013 tentang penyelenggaraan pekerjaan perawat anestesi)
4. Permenkes 519/Menkes/Per/III/2011 tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan
anestesiologi dan terapi intesif dirumah sakit.
ISI
Kesehatan merupakan hak dasar yang mempengaruhi semua aspek kehidupan
Kesehatan juga merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus
diwujudkan dengan cita-cita bangsa indonesia dalam pancasila undang undang dasar
Hak atas pelayanan kesehatan yang merupakan hak setiap orang dalam kaitannya dengan hubungan
hukum kedokteran, merupakan hak pasien
Hukum kesehatan, yakni cabang ilmu hukum yang mengatur hal-hal yang khusus tentang kesehatan
dan dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kedokteran melalui
consensus para ahli yang mengikatnya dari norma etika profesi dan merupakan kebiasaan sebagai
sumber hukum dibamdingkan dengan peraturan hukum yang bersifat hukum.

Undang- undang 36 Tahun 2009 tentang kesehatan menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan
sehat , baik secara fisik mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap oranguntuk
hidup produktif secara sosial dan ekonomis. UU 36 tahun 2009 disahkan oleh presiden Dr. H. Susilo
Bambang Yudhoyono pada tanggal 13 Oktober 2009.
PENGERTIAN PENATA ANESTESI
Penata Anestesi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan
dibidang keperawatan anestesi atau penata anestesi sesuai dengan
ketentuanketentuan peraturan perundang-undangan. (Permenkes No.
18 tahun 2016).
Setiap orang yang telah lulus pedidikan perawat anestesi sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan. (PMK No. 31 tahun 2013)
Tenaga keperawatan yang telah menyelesaikan pendidikan dan ilmu
keperawatan anestesi. (PMK No.519 tahun 2011)
Pengertian dan Tujuan sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat kompetensi kepada
penata anestesi yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi,
berlaku selama 5 tahun diperoleh sesuai dengan ketentuan .
Pengertian dan Tujuan registrasi adalah catatan resmi terhadap penata anestesi yang telah
memiliki sertifikat kompetensi dan telah mempunyai kualifikasi tertentu lainnya serta diakui
secara hukum untuk menjalankan praktik dan pekerjaan profesinya.
Penata anestesi yang sudah memiliki sertifikat kompetensi dapat memperoleh surat tanda
registrasi (STR) sebagi bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada penata
anestesi, yang bertujuan memberikan perlindungan hukum dalam melaksanakan praktik
keprofesiannya.

Undang Undang No 13 tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan


Bahwa tenaga kesehatan memiliki peranan penting untuk meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat agar masyarakat mampu untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat sehingga akan
terwujud derajat kesehatan yang setinggi tingginya sebagai investasi bagi pembangunan
sumberdaya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi serta sebagai salah satu
unsur kesejahtraan umum sebagaimana dimaksud dalam pembukaan UUD Negara
Republik Indonesia 1945
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil laporan diatas dapat simpulkan tentang profesi penata anestesi yang terkait dengan
penerapan jiwa nasionalisme. Disimpulkan pendidikan keperawatan keperawatan anestesiologi lulus dengan
sesuai peraturan perundang-undangan, harus mempunyai proses pemberian sertifikat kompetensi kepada
penata anestesi yang dilakukan secara sistematis dan objektif melalui uji kompetensi.
Brerlaku selama 5 tahun di peroleh dengan ketentuan, pencatatan harus resmi agar diakui secara hukum untuk
menjalankan praktik dan keperjaan profesi, dapat memperoleh surat tanda registrasi (STR) sebagai bukti
tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada penata anestesi, yang bertujuan memberikan perlindungan
hukum dalam melaksanakan praktik keprofesiannya.
Asas profesionalitas adalah asas yang mengutamakan keahlian yang berlandaskan kode etik dan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Seorang menyatakan penata anestesi jika telah lulus pendidikan perawatan anestesi, yang telah dilampirkan
(Permenkes no 18 tahun 2016), (PMK no 31 tahun 2013), (PMK no 519 tahun 2011).
Dalam memenuhi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kesehatan serta kebutuhan
pelayanan kesehatan mentri menetapkan jenis tenaga kesehatan lain dalam setiap kelompok.
SUMBER
• http://itekes-bali.ac.id/prodi_detail/div-keperawatan-anestesiologi13
810_390792_ASPEKLEGAL(IBUDORCE)-converted.pdf
• https://intra.dpmpt.gunungkidulkab.go.id/uploads/dokumen/7f31b5c
4bca649438cbd77cdaa2eebe2_PMK_No._18_ttg_Izin_dan_Penyeleng
garaan_Praktik_Penata_Anestesi_.pdf
• https://www.jogloabang.com/pustaka/uu-36-2009-kesehatan

Anda mungkin juga menyukai