Anda di halaman 1dari 83

FAKTOR PEMBATAS EKOSISTEM

PERAIRAN AIR TAWAR

Harmin Adijaya Putri, S.Si., M.Sc.


designed by tinyPPT.com
• Faktor Pembatas adalah bahan atau faktor penting yang
dalam keadaan minimum dapat mempengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan suatu organisme.
• Menurut Samingan,T.(1994), untuk dapat bertahan dan hidup
di dalam keadaan tertentu suatu organisme harus memiliki
bahan-bahan penting yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangbiakan.

• Faktor lingkungan menjadi faktor pembatas, baik itu abiotik


maupun biotik.
• Pengertian tentang faktor lingkungan sebagai faktor pembatas
kemudian dikenal sebagai Hukum faktor pembatas, yang
dikemukakan oleh F.F Blackman 
“jika semua proses kebutuhan tumbuhan tergantung pada
sejumlah faktor yang berbeda-beda, maka laju kecepatan suatu
proses pada suatu waktu akan ditentukan oleh faktor yang
pembatas pada suatu saat”

designed by tinyPPT.com
FAKTOR PEMBATAS DAN
TOLERANSI DALAM
EKOSISTEM

Hukum Minimum
Liebig ( 1840 )

/
Hukum toleransi
helford
Keseimbangan S
( 1913 )

Konsep Gabungan
Faktor Pembatas

ai Faktor
Syarat Sebag
Pengatur

r
Faktor Fisik Sebagai Fakto
Pembatas

Indikator Ekologi
designed by tinyPPT.com
1. Minimum “Liebig” :

• Pada keadaan yang kritis, bahan bahan pendukung


kehidupan suatu organisme yang tersedia dalam jumlah
minimum bertindak sebagai faktor pembatas.

• Justus Liebig (1840) menemukan hasil tanaman tidak


ditentukan oleh unsur hara N,P, K yang diperlukan
dalam jumlah banyak tetapi oleh mineral seperti
magnesium yang diperlukan dalam jumlah sedikit oleh
tanaman. Temuan ini dikenal sebagai Hukum
Minimum Liebig.

• Bukan hanya unsur hara N,P,K yang dapat bertindak


sebagai faktor pembatas, tetapi materi kimiawi lainnya
seperti oksigen, fosfor untuk proses pertumbuhan dan
reproduksi.

designed by tinyPPT.com
• Permasalahan dalam hukum minimum :

a. Hukum minimum hanya berperan dengan baik


untuk materi kimia yang diperlukan untuk
pertumbuhan dan reproduksi
b. Tidak mempertimbangkan faktor lainnya seperti
suhu dan cahaya
c. Tidak memperhitungkan interaksi berbagai
unsur hara dan faktor-faktor lingkungan
d. Hukum ini berlaku hanya dalam kondisi
keseimbangan yang dinamis atau steady state

designed by tinyPPT.com
• Hukum minimum Liebig telah diterapkan pada
program pengendalian lingkungan terhadap
organisme.
• Namun, hukum minimun Liebig hanya dapat
diterapkan pada habitat atau ekosistem dengan
arus energi dan materi yang masuk seimbang
dengan yang keluar.
• Fosfor merupakan faktor pembatas bagi organisme
perairan. Meningkatnya nutrien seperti nitrogen
dan fosfor diperairan disebut proses eutropikasi.

designed by tinyPPT.com
2. Hukum Toleransi “Shelford”

• Kegagalan suatu organisme dalam


mempertahankan hidupnya dapat ditentukan
oleh kekurangan atau kelebihan (kuantitatif dan
kualitatif) beberapa faktor yang mendekati batas
toleransinya.

• Bukan hanya dalam jumlah sedikit atau rendah


yang bersifat membatasi tetapi juga dalam
jumlah yang berlebihan atau tinggi.

• Kisaran minimum merupakan batas toleransi


digambarkan sebagai Hukum Toleransi Shelford
(1913). Dengan mengetahui kisaran toleransi
suatu organisme dapat diketahui keberadaan dan
penyebaran (distribusi) organisme tersebut.

designed by tinyPPT.com
• Dengan mengetahui kisaran toleransi suatu organisme
dapat diketahui keberadaan dan penyebaran
(distribusi) organisme tersebut.

• Bukan hanya dalam jumlah sedikit atau rendah yang


bersifat membatasi tetapi juga dalam jumlah yang
berlebihan atau tinggi.

designed by tinyPPT.com
Beberapa asas tambahan terhadap Hukum Toleransi
dapat dinyatakan sebagai berikut :

• Bila keadaan tidak optimum untuk suatu faktor, maka batas


toleransi terhadap faktor ekologi yang lain dapat dikurangi.
• Organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang lebar bagi
satu faktor dan kisaran yang sempit untuk faktor yang lain.
• Sering ditemukan bahwa organisme di alam sebenarnya tidak
hidup pada kisaran optimum dengan faktor fisik tertentu
Dalam keadaan demikian beberapa faktor lain ditemukan
mempunyai arti yang lebih besar.
• Organisme dengan kisaran toleransi yang luas untuk semua
faktor wajar kalau memiliki penyebaran yang paling luas.
• Periode reproduksi biasanya merupakan periode yang gawat
bila faktor lingkungan bersifat membatasi.

designed by tinyPPT.com
Istilah yang digunakan dalam
menggambarkan kisaran toleransi :

 steno : sempit dan eury : lebar


 stenothermal ? eurythermal (temperatur)
Telur ikan stenothermal trout /salvelinus (0
-12 oC), optimum 4%
Telur katak eurythermal (0 - 30 oC).
 stenohaline - euryhaline (salinitas)
Ikan salmon euryhaline (tawar - laut),
ikan mas stenohaline (tawar)
 stenophagik - euryphagik (makanan)
Kelinci stenophagik (rumput),
kambing euryphagik (rumput, perdu, semak
dll).

designed by tinyPPT.com
3. Konsep Gabungan Faktor Pembatas

• Dengan menggabungkan konsep hukum minimum dan


konsep toleransi, maka dapat dipahami konsep faktor
pembatas (limiting factor).

• Faktor pembatas (limiting factor) dapat diartikan


sebagai keadaan yang mendekati atau melampaui
ambang batas toleransi suatu kondisi.

• Faktor pembatas suatu organisme mencakup kisaran


minimum atau maksimum dari faktor-faktor abiotik
suatu ekosistem.
Misal :Suhu, cahaya, pH yang terlalu rendah
(minimum) atau terlalu tinggi (maksimum).

designed by tinyPPT.com
• Faktor pembatas suatu organisme mencakup
kisaran minimum atau maksimum dari faktorfaktor
abiotik suatu ekosistem. Misal : Suhu, cahaya, pH
yang terlalu rendah (minimum) atau terlalu tinggi
(maksimum).

• Suatu organisme mempunyai toleransi yang besar


terhadap suatu faktor yang konstan, maka faktor
itu tidak merupakan pembatas. Sebaliknya bila
mempunyai toleransi tertentu terhadap suatu
faktor yang bervariasi dalam lingkungan, dapat
menjadi faktor yang membatasi

designed by tinyPPT.com
• Bagi organisme dengan kisaran toleransi yang lebar
(eury) terhadap faktor abiotik X yang relatif konstant
bukan merupakan faktor pembatas, sehingga
organisme tersebut dapat hadir dalam jumlah
banyak.

• Sebaliknya, bagi organisme dengan toleransi yang


sempit (steno) terhadap faktor abiotik (Y) yang selalu
berubah akan menjadi faktor pembatas sehingga
akan hadir dalam jumlah sedikit.
Contoh : oksigen

designed by tinyPPT.com
• Contohnya Kandungan O2 di udara dalam jumlah
banyak dan konstan bukan merupakan faktor
pembatas organisme darat.
• Sebaliknya, kandungan O2 terlarut di perairan,
terdapat dalam jumlah sedikit dan jumlahnya selalu
berubah-ubah, menjadi faktor pembatas bagi
organisme yang hidup di perairan.

• contoh : konsep faktor pembatas dengan


membandingkan telur-telur ikan trout dan telur-
telur kodok. Telur-telur ikan trout berkembang
antara 00C dan 120C dengan optimum 40C
sedangkan telur-telur kodok antara 00C dan
300C dengan optimum 220C. Jadi telur-telur
ikan trout adalah stenothermal dan telur-telur
kodok eurythermal.

designed by tinyPPT.com
Kondisi faktor pembatas dan faktor regulasi

• Ekosistem daratan : temperatur, sinar, dan air


• Ekosistem perairan laut : temperatur, sinar, dan kadar
garam

• Ekosistem perairan tawar :


Danau : temperatur, sinar, dan kadar oksigen terlarut
Sungai : kecepatan arus

• Periodisasi faktor fisik (kondisi) :


Organisme mampu mengatur cara hidupnya menanggapi
kondisi periodik; adanya koaksi dan seleksi alami maka
seluruh komunitas akan terkondisikan pada periodisasi
tersebut.

• Contoh : Fotoperiodisasi ---- pertumbuhan dan


pembungaan, migrasi burung

designed by tinyPPT.com
4. Syarat sebagai Faktor Pengatur

• Faktor lingkungan yang penting dalam setiap


ekosistem berbeda beda seperti :
1. di darat: sinar, suhu dan air;
2. di laut: sinar, suhu dan salinitas;
3. di perairan tawar: kandungan oksigen.

• Faktor lingkungan tidak hanya sebagai faktor


pembatas (negatif) tetapi juga menjadi faktor
menguntungkan (positif) bagi organisme yang
mampu menyesuaikan diri.

designed by tinyPPT.com
• Organisme mampu mencapai keadaan homeostatis
dikarenakan mampu memanfaatkan faktor
perubahan lingkungan yang berkala dengan cara
mengatur waktu kegiatannya sehingga memperoleh
keuntungan dari lingkungannya

• Photoperiode merupakan pengatur waktu untuk


memulai proses fisiologis yang menghasilkan :
• pertumbuhan dan pembungaan pada tanaman
• penimbunan lemak, penggantian bulu, migrasi, dan
perkembangbiakan pada mamalia
• diapause pada serangga

designed by tinyPPT.com
• Contoh : Di gurun, panjang hari dan datangnya
hujan sangat tidak terduga, maka tumbuhan
gurun dimanfaatkan sebagai faktor pengatur
dengan cara menghasilkan biji-biji yang
mengandung hormon penghambat
perkecambahan, biji dapat tetap hidup dalam
tanah bertahun-tahun setelah hujan lebat.

designed by tinyPPT.com
5. Faktor Fisik Sebagai Faktor Pembatas

A. Suhu
B. Radiasi
C. Arus dan Tekanan Air
D. Ph
E. Konsentrasi Gas Pernapasan
F. Konsentrasi garam biogenik
G. Kekeruhan, Warna Dan Bau
H. Unsur Hara

designed by tinyPPT.com
A. SUHU

• Saat kritis umumnya terjadi pada batas atas


toleransi organisme.

• Variasi suhu sangat kecil di perairan dibandingkan


daratan, dan biota air umumnya mempunyai kisaran
toleransi yang lebih sempitdaripada organisme darat.

• Suhu sering membatasi zonasi dan stratifikasi biota


baik perairan maupun daratan.

designed by tinyPPT.com
• Walaupun variasi suhu dalam air tidak sebesar di
udara, hal ini merupakan faktor pembatas utama,
karena organisme akuatik seringkali mempunyai
toleransi yang sempit (stenotermal).

• Maka, walaupun terjadi populasi panas yang


sedang oleh manusia, akibatnya dapat amat luas.
Perubahan suhu menyebabkan pola sirkulasi yang
khas dan stratifikasi, yang amat mempengaruhi
kehidupan akuatik.

• Daerah perairan yang cukup luas dapat


mempengaruhi iklim daerah daratan di sekitarnya.

designed by tinyPPT.com
B. Radiasi cahaya matahari

• Penetrasi cahaya seringkali dihalangi oleh zat yang


terlarut dalam air, membatasi zona fotosintesa,
dimana habitat akuatik dibatasi oleh kedalaman.

• Kekeruhan, terutama bila disebabkan oleh lumpur


dan partikel yang dapat mengendap, seringkali
penting sebagai faktor pembatas. Sebaliknya, bila
kekeruhan disebabkan oleh organisme, ukuran
kekeruhan merupakan indikasi produktivitas.

• Radiasi cahaya matahari merugikan karena cahaya


matahari langsung akan merusak atau membunuh
protoplasma.

designed by tinyPPT.com
• Cahaya matahari mempunyai dua fungsi yang
saling berlawanan, di satu pihak radiasi cahaya
matahari menguntungkan karena sebagai sumber
energi bagi proses fotosintesa. Dilain pihak,
radiasi cahaya matahari merugikan karena
cahaya matahari langsung akan merusak atau
membunuh protoplasma.

• Dari segi ekologi, bagi kehidupan organisme yang


penting radiasi adalah kualitas sinar (panjang
gelombang dan warna) dan intensitas cahaya
(lama penyinaran), karena laju fotosintesa akan
bervariasi sesuai dengan perbedaan panjang
gelombang yang ada.

designed by tinyPPT.com
C. Arus dan tekanan air.

• Arus air tidak hanya mempengaruhi


konsentrasi gas dalam air, tetapi juga
secara langsung sebagai faktor
pembatas.

• Misal perbedaan organisme sungai dan


danau sering disebabkan oleh arus yang
deras pada sungai. Tumbuhan dan
binatang di sungai harus mampu
menyesuaikan diri terhadap arus baik
secara morfologis dan fisiologis.

designed by tinyPPT.com
D. pH

• Yaitu log negt dan kepekaan ion H yang terlepas


dalam larutan mempunyai pengaruh besar
terhadap kehidupan tumbuh2an dan hewan air.

• pH 5-8 hidup normal.

designed by tinyPPT.com
E. Konsentrasi gas pernapasan

• Berbeda dengan lingkungan laut


konsentrasi oksigen dan karbon dioksida
sering kali terbatas pada lingkungan
perairan
• DO dan CO2 terlarut

designed by tinyPPT.com
F. Konsentrasi garam biogenik

• Nitrat dan fosfor sampai batas tertentu tampaknya


terbatas jumlahnya hampir pada semua ekosistem air
awar. Dalam air danau dan aliran air dengan kesadahan
rendah, kalsium dan garam-garam lain juga tampaknya
terbatas. Kecuali pada beberapa mata air mineral, bahkan
pada air dengan kesadahan tertinggi hanya mempunyai
kadar garam atau salinitas kurang dari 0,5%,
dibandingkan dengan 30-37% dalam air laut.

• Dua ciri lain dari air tawar dapat mempengaruhi umlah


dan distribusi dari jenis yang ada (atau kekayaan kualitas
biota). Karena habitat air tawar seringkali terisolasi satu
dari yang lain oleh daratan dan lautan, organisme dengan
penyebaran rendah melewati halangan ini mungkin telah
gagal untuk mapan ditempat-tempat yang tidak sesuai.

designed by tinyPPT.com
• Ikan terutama menadi subek dari pembatasan ini ;
aliran air, misalnya walaupun hanya beberapa kilometer
jaraknya didaratan tetapi karena terisolasi oleh air,
mungkin daerahnya (niche) ditempati oleh jenis yang
berbeda. Sebaliknya, kebanyakan organisme kecil
seperti ganggang, udang, protozoa dan bakteri
mempunyai kemampuan penyebaran yang tinggi.

• Oranisme air tawar mempunyai persoalan tertentu untuk


dipecahkan dalam hubungan dengan pengaturan
tekanan osmose (osmoregulasi). Karena konsentrasi
garam dalam cairan tubuh atau sel lebih besar daripada
lingkungan air tawar (yaitu disebut cairan hipertonik),
maka air cenderung masuk ke dalam tubuh secara
osmosis bila selaputnya (membran) dapat ditembus air
(permeabel), atau kadar garam akan menjadi tinggi bila
membran relatif tidak permeabel.

designed by tinyPPT.com
G. Kekeruhan, Warna, dan Bau

• Kekeruhan disebabkan oleh partikel-partikel tanah,


partikel bahan organik dan biota renik maka kecerahan
air menjadi rendah

• Warna air ditentukan warna senyawa atau bahan


terlarut dan melayang di dalam air misal warna coklat
dan kekeruhan tinggi,kecerahan rendah maka banyak
terdapat partikel tanah

• Bau disebabkan oleh bau dari senyawa atau materi dan


gas-gas.

designed by tinyPPT.com
G. Unsur Hara

• Pada umumnya, nitrogen dan fosfor merupakan faktor


pembatas, terutama fosfor, karena kaitannya dengan
unsur struktural organisme. Terdapat 10 unsur esensial
untuk tumbuhan, yaitu:

1. Untuk fotosynthesis : Mn, Fe, Cl, Zn, dan V


2. Untuk metabolisme nitrogen : Mo, B, Co, dan Fe
3. Untuk fungsi metabolisme lain : Mo, B, Co, Cu, Si

designed by tinyPPT.com
6. Indikator Ekologi

• Seringkali faktor-faktor tertentu dapat dengan tepat


menentukan organisme yang ditemukan di suatu
daerah. Atau sebaliknya kita dapat menentukan
keadaan lingkungan fisik dengan menggunakan
organisme yang ditemukan pada suatu daerah.

• Hal ini disebut dengan indikator ekologi/ indikator


biologi.

designed by tinyPPT.com
• Hal yang harus diingat jika kita memakai
indikator ekologi adalah :

1. Umumnya organisme steno merupakan


indikator yang lebih baik dari pada
organisme eury.
2. Species yang besar merupakan indikator
yang lebih baik daripada species yang
lebih kecil, karena organisme yang besar
mempunyai biomassa lebih stabil.

designed by tinyPPT.com
Strategi Manusia Mengurangi Faktor Pembatas
Ekosistem

• penggunaan pupuk alami untuk bercocok tanam


dan tidak menggunakan bahan kimia berbahaya
bagi tanah.
• Tidak membuang sampah sembarangan
terutama di sungai
• mengatasi masalah tentang penebangan pohon
liar terkhusus hutan
• pengolahan kembali limbah industri

designed by tinyPPT.com
KUIS :

1.Pengertian factor pembatas


2.Sebutkan Hukum atau asas dalam factor
pembatas ekosistem
3.Perbedaan hukum minimum liebig dan toleransi
Shelford
4.Sebutkan contoh indicator ekologi dalam perairan
tawar dan perairan laut.
5. tuliskan contoh organisme yang bersifat steno
dan eury dalam toleransi
designed by tinyPPT.com
Ekosistem Air Tawar,
Estuaria dan Laut

designed by tinyPPT.com
Ekosistem Air Tawar

designed by tinyPPT.com
Ekosistem Air Tawar

• Ekosistem air tawar merupakan salah satu


ekosistem perairan yang memiliki ciri kadar
garam yang rendah.

• Ekosistem air tawar cenderung muncul atau


dibentuk dari sumber air di bawah tanah.

designed by tinyPPT.com
Ekosistem air tawar ini memiliki ciri-ciri
tertentu antara lain:

• Pada wilayah tersebut tidak terdapat


variasi suhu yang mencolok.
• Kecenderungan penetrasi terhadap
cahaya sangat kurang yang
dipengaruhi oleh cuaca juga iklim.
• Tumbuhan yang banyak dijumpai pada
ekosistem yang satu ini adalah jenis
ganggang.
• Organisme yang hidup di dalam
ekosistem ini umumnya telah
mengalami fase adaptasi.
• Kadar garam sangat rendah

designed by tinyPPT.com
1. Ekosistem Lentik (Tenang)

Ekosistem air tenang ini mencakup beberapa


ekosistem antara lain danau dan juga rawa.
Untuk danau dibagi ke dalam 4 wilayah yakni:

1.Wilayah Litoral. Titik ini adalah wilayah danau


yang dangkal dimana cahaya menembus
kedalaman air secara optimal. Suhu airnya
lumayan hangat sebab berdekatan dengan
tepi danau. Pada wilayah ini diketemukan
tumbuhan air dengan akar dimana bagian
daunnya mencuat ke permukaan air.

designed by tinyPPT.com
2. Wilayah Limnetik. Adalah wilayah danau yang
agak jauh dari tepi danau namun airnya masih
bisa ditembus oleh cahaya matahari. Wilayah
danau yang satu ini banyak dihuni oleh
fitoplankton juga ganggang dan cynobakteri.

3. Wilayah Profundal. Merupakan wilayah danau


dengan tingkat kedalaman yang tinggi dan
biasa disebut wilayah afotik. Wilayah ini
banyak dihuni cacing juga beragam jenis
mikroba.

4. Wilayah bentik. Daerah ini berada di titik


paling dasar dari danau dan di tempat ini
terdapat beragam bentos juga sisa organisme-
organisme yang telah mati.

designed by tinyPPT.com
designed by tinyPPT.com
2. Ekosistem Lotik (Mengalir)

Contoh  sungai,
artinya sebagai suatu badan air
dimana air tersebut mengalir ke
suatu titik yang lebih rendah.

Air pada sungai mengandung


sedikit makanan dan sedimen.

Aliran air pada sungai membuat


komposisi oksigen di dalam
airnya lebih tinggi.

designed by tinyPPT.com
Organisme yang mendiami sungai sedikit terbatas jika
dibandingkan dengan danau, hal ini disebabkan oleh
airnya yang mengalir sehingga menyulitkan organisme
semacam plankton untuk berdiam diri di dalamnya.

Sungai sendiri dibagi ke dalam 3 wilayah yakni sungai,


anak sungai dan wilayah hilir.

Masing-masing area tersebut dihuni oleh jenis ikan yang


berbeda. Misalnya saja pada anak sungai dijumpai ikan-
ikan air tawar kecil, sedangkan pada hilir sering dijumpai
ikan lele juga ikan gurame. Untuk sungai dengan ukuran
yang besar bisa juga ditemukan adanya buaya, ular juga
kura-kura.

designed by tinyPPT.com
Bagian-bagian sungai

designed by tinyPPT.com
Ekosistem Estuaria

designed by tinyPPT.com
• Estuaria adalah suatu perairan semi tertutup yang
berada di bagian hilir sungai dan masih
berhubungan dengan laut, sehingga memungkinkan
terjadinya percampuran antara air tawar dan air laut
(Dahuri, 2004).

• Merupakan daerah pertemuan massa air asin dan


air tawar, yang secara periodik berubah-ubah
karena adanya percampuran. Percampuran ini
menyebabkan zona lingkungan dikawasan muara
sungai sangat labil.

• Walaupun demikian kawasan ini merupakan daerah


yang sangat produktif karena input nutrient dari
daratan yang dibawa oleh aliran sungai (Thoha,
2007).

designed by tinyPPT.com
Tipe Estuaria

• Berdasarkan pada sirkulasi air dan stratifikasi airnya


estuaria terbagi atas 3 tipe yaitu:

1. Estuaria berstratifikasi sempurna/nyata,

• cirinya adanya batasan yang jelas antara air tawar dan


air laut/asin.
• Air tawar dari sungai merupakan lapisan atas dan air
laut menjadi lapisan bawah. Terjadinya perubahan
salinitas dengan cepat dari arah permukaan ke dasar.
• Estuaria ditemukan didaerah-daerah dimana aliran air
tawar dan sebagian besar lebih dominan daripada
intrusi air laut yang dipengaruhi oleh pasang surut,
• contoh: muara Missisipi, Amerika.

designed by tinyPPT.com
2. Estuaria berstratifikasi sebagian/parsial
• (paling umum di jumpai).
• Aliran air tawar dari sungai seimbang dengan air
laut yang masuk melalui air pasang.
• Percampuran air dapat terjadi karena adanya
turbulensi yang berlangsung secara berkala oleh
pasang surut,
• contoh: Teluk Chesapeaks, Amerika.

3.Estuaria campuran sempurna atau estuaria


homogen vertikal.
• Dijumpai di lokasi-lokasi dimana arus pasang surut
sangat dominan dan kuat, sehingga air estuaria
tercampur dan tidak terdapat stratifikasi.

designed by tinyPPT.com
Sifat Fisik Estuaria

1. Salinitas

• Estuaria memiliki peralihan (gradien) salinitas


yang bervariasi, terutama tergantung pada
permukaan air tawar dari sungai dan air laut
melalui pasang surut.

• Variasi ini menciptakan kondisi yang menekan


bagi organisme, tetapi mendukung kehidupan
biota yang padat dan juga menyangkal predator
dari laut yang pada umumnya tidak menyukai
perairan dengan salinitas yang rendah.

designed by tinyPPT.com
2. Substrat

• Sebagian besar estuaria didominasi oleh substrat


berlumpur yang berasal dari sedimen yang dibawa
melalui air tawar (sungai) dan air laut.
• Sebagian besar partikel lumpur estuaria bersifat
organik, bahkan organik ini menjadi cadangan makanan
yang penting bagi organisme estuaria (Efrieldi, 1999).

designed by tinyPPT.com
3. Suhu

• Suhu air di estuaria lebih bervariasi daripada


diperairan pantai didekatnya. Hal ini terjadi karena di
estuaria volume air lebih kecil, sedangkan luas
permukaan lebih besar.
• Dengan demikian pada kondisi atmosfer yang ada,
air estuaria lebih cepat panas dan lebih cepat dingin.
Penyebab lain terjadinya variasi ini ialah masuknya
air tawar dari sungai.
• Air tawar di sungai lebih dipengaruhi oleh perubahan
suhu musiman daripada air laut. Suhu estuaria lebih
rendah pada musim dingin dan lebih tinggi pada
musim panas daripada perairan pantai sekitarnya.

designed by tinyPPT.com
4. Pasang surut
Arus pasang-surut berperan penting sebagai
pengangkut zat hara dan plankton. Disamping itu
arus pasang-surut juga berperan untuk
mengencerkan dan menggelontorkan limbah yang
sampai ke estuaria.

5. Sirkulasi air
Selang waktu mengalirnya air dari sungai
kedalam estuaria dan masuknya air laut melalui
arus pasang-surut menciptakan suatu gerakan
dan bermanfaat bagi biota estuaria, khususnya
plankton yang hidup tersuspensi dalam air.

designed by tinyPPT.com
6. Kekeruhan air

• Karena besarnya jumlah partikel tersuspensi dalam


perairan estuaria, air menjadi sangat keruh,
kekeruhan tertinggi terjadi pada saat aliran sungai
maksimum.
• Kekeruhan minimum di dekat mulut estuaria dan
makin meningkat ke arah pedalaman atau hulu.
• Pengaruh ekologi dari kekeruhan adalah penurunan
penetrasi cahaya secara mencolok.
• Selanjutnya hal ini akan menurunkan fotosintesis
dan tumbuhan bentik yang mengakibatkan turunnya
produktivitas.

designed by tinyPPT.com
7. Oksigen (O2)
• Masuknya air tawar dan air laut secara teratur
kedalam estuaria bersama dengan pendangkalan,
pengadukan, dan pencampuran air dingin biasanya
akan mencukupi persediaan oksigen di dalam
estuaria.
• Karena kelarutan oksigen dalam air berkurang
dengan naiknya suhu dan salinitas, maka jumlah
oksigen dalam air akan bervariasi sesuai dengan
variasi parameter tersebut di atas.

8. Penyimpanan Zat Hara


• Peranan estuaria sebagai penyimpan zat hara
sangat besar.
• Pohon mangrove dan lamun serta ganggang lainya
dapat mengkonversi zat hara dan menyimpannya
sebagai bahan organik yang akan digunakan
kemudian oleh organisme hewani.

designed by tinyPPT.com
Biota Estuaria
1. Komposisi Fauna
Di perairan estuaria terdapat 3 komponen fauna yaitu:
fauna laut, fauna air tawar dan fauna payau.
Fauna Laut :
a. Stenohalin  terbatas kemampuannya dalam
mentolelir perubahan salinitas (tolerirr
salinitas kecil)
Sea Anemon (Metridium marginatum)
Kerang (Mytilus edulis), Starfish (Asterias)

b. Euryhalin kemampuan untuk mentolerir kisaran


salinitas yang luas.
- Polychaeta (Nereis diversicolor)
- Crustacea (Carnius maenas, Gammarus locusta)
- Molusca (Alderia modesta)
- Kepiting/ Crab (Eriocheir sinensis)

designed by tinyPPT.com
• Jumlah spesies organisme yang mendiami estuaria
jauh lebih sedikit jika dibandingkan dengan
organisme yang hidup di perairan tawar dan laut.

• Hal ini disebabkan oleh fluktuasi kondisi lingkungan,


sehingga hanya spesies yang memiliki kekhususan
fisiologi yang mampu bertahan hidup di estuari

designed by tinyPPT.com
Komponen Flora
• Selain miskin dengan jumlah fauna
estuaria juga miskin dengan flora.

• Keruhnya perairan estuaria


menyebabkan hanya tumbuhan yang
mencuat yang dapat tumbuh
mendominasi, mungkin terdapat
padang rumput laut (Zosfera
thalassia, Cymodocea) selain di
tumbuhi oleh alga hijau dari Genera
Ulva, Entheromorpha dan
Chadophora.

designed by tinyPPT.com
• Estuaria berperan sebagai perangkap nutrien
(nutrient trap) yang mengakibatkan semua
unsur-unsur esensial dapat didaur ulang oleh
bermacam kerang, cacing dan oleh detritus
atau bekteri secara berkesinambungan
sehingga terwujud produktivitas primer yang
tinggi.

designed by tinyPPT.com
Ekosistem Laut

designed by tinyPPT.com
• Ekosistem air laut/ ekosistem bahari
merupakan ekosistem perairan yang
memiliki tingkat salinitas yang tinggi dan
daerahnya sangat luas.

• Dalam ekosistem laut terdapat


perbedaan suhu antar lapisan. Lapisan
atas umumnya akan berasa lebih hangat
dibangingkan dengan lapisan laut bawah.
Adapun kedua lapisan ini dipisahkan oleh
lapisan yang disebut termoklin.

designed by tinyPPT.com
Ciri- ciri Ekosistem Air Laut

• Mempunyai variasi suhu, yakni perbedaan


suhu antara bagian permukaan laut dengan
bagian dalam atau kedalaman air laut.

• Memiliki tingkat salinitas yang tinggi, yakni


semakin mendekati garis khatulistiwa maka
salinitas semakin tinggi.

designed by tinyPPT.com
Zona Secara horisontal :

• Secara umum, bagian- bagian dari ekosistem air laut ini


dilihat dari jarak dari pantai dan juga kedalamannya.

1. Zona litoral
• Zona litoral ini juga disebut sebagai zona pasang surut,
yakni merupakan zona yang paling atas atau paing
dangkal dari lautan.
• Zona litoral ini merupakan zona dari laut yang berbatasan
langsung dengan daratan. zona litoral ini juga merupakan
zona yang terendam ketika air laut mengalami pasang,
dan akan terlihat seperti daratan ketika air laut surut.
• Di zona litoral ini, kita akan menemukan banyak hewan
atau sekelompok hewan, diantaranya adalah bintang laut,
udang, kepiting, bulu babi, hingga cacing laut.

designed by tinyPPT.com
2. Zona neritic

• Zona neritik ini disebut juga dengan ekosistem pantai pasir


dangkal.
• Zona neritik ini merupakan bagian dari laut yang  mempunyai
tingkat kedalaman sekitar 200 meter, sehingga masih dapat
ditembus oleh cahaya matahari hingga ke bagian dasar.
• zona neritik ini merupakan zona yang banyak dihuni oleh
berbagai jenis tumbuhan ganggang lalu atau rerumputan laut
dan juga berbagai jenis ikan.
• Di zona neritik ini kita akan menemukan suatu ekosistem
lainnya yang lebih kecil, yakni ekosistem terumbu karang,
ekosistem pantai batu, dan ekosistem pantai lumpur.
• Ketiga ekosistem tersebut disebut juga sebagai jenis- jenis
dari ekosistem pantai pasir dangkal atau zona neritik ini.

designed by tinyPPT.com
3. Zona oseanik
• zona oseanik merupakan zona yang paling dalam
dari ekosistem air laut.
• Zona oseanik ini merupakan wilayah ekosistem air
laut yang lepas, yang kedalamannya sangat dalam.
• Zona oseanik ini dibedakan menjadi dua macam,
yakni zona basial/ bathyal dan juga zona abisal.
• Zona batial merupakan zona yang memiliki
kedalaman sekitaran 200 hingga 2000 meter,
mempunyai keadaan yang remang- remang karena
cahaya matahari yang masuk hanya sidkit sekali.
• Di zona ini kita tidak bisa menemukan produsen
karena hanya dihuni oleh nekton.

designed by tinyPPT.com
Sementara zona abisal merupakan zona yang
memiliki kedalaman yang lebih jauh lagi yakni
lebih dari 2000 meter, merupakan zona yang
sama sekali tidak dapat ditembus oleh cahaya
matahari. Zona ini dihuni oleh binatang-
binatang predator, detrivitor atau pemakan sisa
organisme, dan juga pengurai.

Secara umum, air  di zona oseanik ini tidak


dapat bercampur dengan dengan air di
permukaan air laut, hal ini karena keduanya
memiliki perbedaan suhu. Batas dari kedua
bagian ini dinamakan daerah termoklin.

designed by tinyPPT.com
Berdasarkan Intensitas Cahaya :

Zona fotik, yakni merupakan zona yang mudah ditembus


cahaya matahari dan mempunyai kedalaman air kurang dari
200 meter. Di zona fotik ini kita akan menemui organisme
yang melakukan fotosintesis.

Zona twilight, yakni zona yang mempunyai kedalaman air


antara 200 hngga 2000 meter. Di zona ini, cahaya matahari
yang masuk hanya sedikit, oleh karena itu bersifat remang-
remang.

Zona afotik, merupakan zona yang tidak dapat ditembus


cahaya matahari sama sekali, yakni di kedalam lebih dari
2000 meter.

designed by tinyPPT.com
Zona Secara Vertikal :

1. Pelagik  permukaan laut


2. Epipelagik  berada di antra permukaan hingga
kedalaman sekitar 200 meter.
3. Mesopelagik daerah dengan kedalaman antara 200
- 1000 meter.
4. Batiopelagik  daerah jerang benua yang
mempunyai kedalaman 200 hingga 2500 meter.
5. Abisalpelagik  daerah yag mempunyai kedalaman
4000 meter.
6. Hadal pelagik  daerah laut yang paling dalam
dimana kedalaman lebih dari 6000 meter.

designed by tinyPPT.com
Pembagian Ekosistem Air Laut

designed by tinyPPT.com
1. Suhu
Suhu merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan
organisme karena suhu mempengaruhi baik aktivitas metabolisme
maupun perkembangbiakan dari organisme-organisme tersebut.
Perubahan suhu disebabkan oleh berbagai macam faktor diantaranya
yaitu intensitas cahaya matahari yang diterima dan kedalaman air.
Semakin dalam perairan, suhu akan semakin rendah atau dingin. Hal
ini diakibatkan karena kurangnya intensitas matahari yang masuk
kedalam perairan.

Suhu mengalami perubahan secara perlahan-lahan dari daerah pantai


menuju laut lepas. Umumnya suhu di pantai lebih tinggi dari daerah
laut karena daratan lebih mudah menyerap panas matahari sedangkan
laut tidak mudah mengubah suhu bila suhu lingkungan tidak berubah.
Di daerah lepas pantai suhunya rendah dan stabil.

designed by tinyPPT.com
Permukaan - 200 meter cenderung hangat, hal ini
dikarenakan sinar matahari yang banyak diserap oleh
permukaan. Sedangkan pada kedalaman 200-1000 meter
suhu turun. Pada kedalaman melebihi 1000 meter suhu air
laut relatif konstan dan biasanya berkisar antara 2 – 4 oC
(Sahala Hutabarat,1986).

Suhu secara tidak langsung juga mempengaruhi kehidupan


flora dan fauna laut, naiknya suhu air akan menimbulkan
akibat seperti menurunkan jumlah oksigen terlarut di dalam
air, meningkatkan kecepatan reaksi kimia, mengganggu
kehidupan ikan dan hewan air lainnya, dan apabila batas
suhu yang mematikan terlampaui maka ikan dan hewan air
lainnya mungkin akan mati (Kristanto, 2002).

designed by tinyPPT.com
2. Kekeruhan/ Kecerahan

Tingkat kecerahan/kekeruhan yang berbeda pada laut selain


disebabkan oleh penetrasi cahaya yang masuk juga diakibatkan
oleh tanaman yang hidup di dasarnya seperti alga yang terdapat
pada laut merah, dan endapan atau sedimen yang terbawa didalam
air. Seperti warna coklat yang merupakan endapan yang terbawa
aliran air sehingga membuat warnanya nampak keruh. Penetrasi
cahaya sering kali dihalangi oleh zat yang terlarut dalam air karena
sifat air laut yang mengandung sejumlah besar partikel dalam
suspensi yang sering di sebut dengan kekeruhan.

Kekeruhan tinggi mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis


karena penetrasi cahaya matahari terhalang oleh partikel-partikel
yang disebabkan oleh kekeruhan tersebut. Intesitas cahaya
mempengaruhi pola sebaran organisme.

designed by tinyPPT.com
3. Kecepatan Arus

Arus mempunyai pengaruh positif maupun negatip terhadap kehidupan


biota perairan.

Arus dapat mengakibatkan menurunnya jumlah jaringan-jaringan jasad


hidup yang tumbuh di daerah itu dan partikel-partikel dalam suspensi
dapat menghasilkan pengikisan. Di perairan dengan dasar lumpur,
arus dapat mengaduk endapan lumpur-lumpuran sehingga
mengakibatkan kekeruhan air dan mematikan hewan air.

Manfaat dari arus bagi banyak biota adalah menyangkut penambahan


makanan bagi biota-biota tersebut dan pembuangan kotoran-
kotorannya. Untuk jenis algae yang kekurangan zat-zat kimia dan CO2
dapat dipenuhi dengan adanya sirkulasi air. Sedangkan bagi hewan air,
CO2 dan produk-produk sisa dapat disingkirkan dan O2 tetap tersedia.

designed by tinyPPT.com
4. Gelombang

Secara ekologis gelombang paling penting di daerah pasang surut


(perairan dangkal). Di bagian laut agak dalam pengaruhnya menurun,
dan di perairan oseanik ia mempengaruhi pertukaran udara.

Gelombang ditimbulkan oleh angin, pasang-surut dan kadang-kadang


oleh gempa bumi dan gunung meletus (dinamakan tsunami).

Gelombang mempunyai sifat penghancur. Biota yang hidup di daerah


pasang surut harus mempunyai daya tahan terhadap pukulan
gelombang. Gelombang dengan mudah menjebol alga-alga dari
substratanya.

designed by tinyPPT.com
designed by tinyPPT.com
Faktor Kimia

1. Salinitas
Keanekaragaman salinitas dalam air laut akan mempengaruhi jasad-
jasad hidup akuatik melalui pengendalian berat jenis dan keragaman
tekanan osmotik. Jenis-jenis biota air ditakdirkan untuk mempunyai
hampir semua jaringan-jaringan lunak yang berat jenisnya mendekati
berat jenis air laut biasa, sedangkan jenis-jenis yang hidup di dasar
laut (bentos) mempunyai berat jenis yang lebih tinggi daripada air laut
di atasnya. Salinitas dapat menimbulkan tekanan-tekanan osmotik.

Umumnya, kandungan garam dalam sel-sel biota laut cenderung


mendekati kandungan garam dalam kebanyakan air laut. Jika sel-sel
tersebut berada di lingkungan dengan salinitas yang berbeda maka
suatu mekanisme osmoregulasi diperlukan untuk menjaga
keseimbangan kepekatan antara sel dan lingkungannya.

designed by tinyPPT.com
2. Oksigen Terlarut (DO)

Oksigen terlarut diperlukan oleh hampir semua bentuk kehidupan


akuatik untuk proses pembakaran dalam tubuh. Sumber oksigen
terlarut dari perairan adalah dari udara di atasnya dan proses
fotosintese. Air yang tidak mengandung oksigen terlarut jarang
terdapat disamudera. Oksigen dihasilkan oleh proses fotosintesa dari
tumbuh-tumbuhan air dan fitoplankton dan diperlukan untuk
pernafasan bagi biota air.

Menurunnya kadar oksigen terlarut dapat mengurangi efisiensi


pengambilan oksigen oleh biota laut, sehingga dapat menurunkan
kemampuan biota tersebut untuk hidup normal dalam lingkungannya.
Kadar oksigen terlarut di perairan Indonesia berkisar antara 4,5 dan
7.0 ppm.

designed by tinyPPT.com
3. Unsur Hara (Nutrien)

Dalam pertumbuhan dan perkembangannya, fitoplankton


membutuhkan banyak unsur nutrien. Menurut Michael (1985), fosfat
dan nitrogen merupakan unsur hara makro yang dimanfaatkan oleh
fitoplankton sebagai nutrien sehingga dapat menjadi faktor pembatas
bagi pertumbuhan fitoplankton di perairan.

Umumnya kekurangan fosfat dalam laut akan mempengaruhi proses


fotosintesa dan pertumbuhan yang sama besarnya. Adapun nitrat yang
dapat digunakan untuk menentukan tingkat kesuburan perairan laut.
Perairan oligotropik memiliki kandungan nitrat 0 - 0,1 mg/liter, perairan
mesotropik sebesar 0,1 - 0,5 mg/liter dan perairan eutropik 0,5 - 5
mg/liter (Wetzel, 1982).

designed by tinyPPT.com
Keberadaan masing-masing organisme dalam
lingkungan laut dapat memberikan informasi
kualitas lingkungan di mana biota tersebut hidup.

Semakin beraneka jenis biota dan jumlah yang


banyak ditemukan dalam perairan dapat
mengindikasikan bahwa kualitas lingkungan
tersebut masih baik.

designed by tinyPPT.com
designed by tinyPPT.com
TERIMA KASIH

designed by tinyPPT.com
TUGAS KELOMPOK

Faktor-faktor pembatas dari ekosistem beserta


studi kasusnya
1. Ekosistem Danau
2. Ekosistem Sungai
3. Ekosistem Estuari
4. Ekosistem Laut
5. Ekosistem Terumbu Karang
6. Ekosistem Lamun
7. Ekosistem intertidal
8. Ekosistem Mangrove

designed by tinyPPT.com
Zoel.173@gmail.com

1. Pendahuluan
Latar Belakang
Tujuan
2. Metodologi Penelitian
Alat dan Bahan
Metode Penelitian
3. Hasil dan Pembahasan (Rantai makanan)
4. Kesimpulan
Daftar Pustaka
Lampiran

designed by tinyPPT.com
TINYPPT TINYPPT
Design template and Design template and
background for presentation background for presentation
in MS PowwerPoint in MS PowwerPoint

01 03

02 04
TINYPPT TINYPPT
Design template and Design template and
background for presentation background for presentation
in MS PowwerPoint in MS PowwerPoint

designed by tinyPPT.com

Anda mungkin juga menyukai