Anda di halaman 1dari 12

Beberapa prespektif pendekatan

terhadap pancasila

Disusun oleh :
Mellisa Kasim (20201010100108)
Fasfahis Sophal Jamil (20201010100082)
Fathatul Fuadiyah (20201010100118)
Tisa Tiara Astri (20201010100122)
Pendekatan Filsafat
FILSAFAT (philosophia)
• Philo, Philos Philein, = Cinta/pecinta/mencintai
• Sophia = kebijakan, kearifan, hikmah, hakikat
kebenaran

“Cinta pada kebijakan atau kebenaran yang


hakiki”
Berpikir sedalam-dalamnya terhadap sesuatu secara
metodik, sistematik, menyeluruh dan universal untuk
mencari hakikat sesuatu.
Ada tiga hal yang mendorong
manusia untuk berfilsafat yaitu:

1. Keheranan, rasa heran itu akan mendorong


untuk menyelidiki.
2. kesangsian atau keraguan, sikap ini sangat
berguna untuk menemukan titik pangkal yang
kemudian tidak disangsikan lagi.
3. kesadaran akan keterbatasan, manusia jika
menyadari bahwa dirinya sangat kecil dan
lemah terutama bila dibandingkan dengan alam
sekelilingnya.
Ciri-ciri berpikir filsafat :
• Bersifat keritis
• Bersifat terdalam
• Bersifat konseptual
• Koheren
• Bersifat konperhensif
• Bersifat universal
• Bersifat sepekulatif
• Bersifat sistematis
• Bebas dan bertanggung jawab
Pendekatan Sejarah
Sejarah Pancasila tidak dapat dipisahkan dengan sejarah bangsa
Indonesia itu sendiri mulai dari masa kejayaan bahwa Indonesia
merdeka yang kemudian mengalami penderitaan akibat ulah
kolonialisme hingga bangsa Indonesia berhasil meproklamasikan
kemerdekaan.

Peristiwa yang mempunyai peran penting terhadap pancasila :


1. Perjuangan bangsa indonesia melawan bangsa Belanda.
2. Perjuangan sebelum tahun 1900.
3. Perjuangan setelah tahun 1900.
4. Perjuangan bangsa indonesia setelah merdeka.
Pendekatan Hukum
pancasila merupakan suatu pokok dari dasar
hukum yang berlaku di Indonesia.
pancasila dari sudut pandang hukum boleh
dikatakan bahwa pancasila merupakan nilai-
nilai pokok dari hukum itu sendiri, karena
hukum yang ada di indonesia berpatokan pada
pancasila yang merupakan ideologi dari
bangsa indonesia.
Sila Pertama
Berbunyi:
“Ketuhanan Yang Maha Esa”
• Percaya akan adanya Tuhan Yang Maha Esa serta
menjalankan perintah dan menjauhi larangan-Nya sesuai
dengan kepercayaan masing-masing.
• Saling menghormati pemeluk agama lain.
• Memiliki toleransi antar umat beragama.
• Tidak memaksakan kehendak antar umat beragama.
• Tidak mencemooh atau mengejek kepercayaan orang
lain
Sila Kedua
Berbunyi:
“Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”
• Semua rakyat Indonesia memiliki hak yang sama di mata
hukum, agama, masyarakat dan lainnya.
• Tidak ada perbedaan antara ras satu dengan yang lainnya
antar sesama rakyat Indonesia.
• Sikap tenggang rasa dan saling tolong menolong harus
diutamakan.
• Nilai kemanusiaan antar rakyat Indonesia harus dijunjung
tinggi.
• Saling menghargai pendapat masing-masing.
Sila Ketiga
Berbunyi:
“Persatuan Indonesia”
• Menggunakan bahasa persatuan Indonesia antar
daerah.
• Memperjuangkan nama harum bangsa Indonesia.
• Cinta kepada tanah air Indonesia.
• Mengutamakan persatuan dan kesatuan daripada
kepentingan pribadi.
• Berjiwa patriotisme dimanapun berada.
Sila Keempat
Berbunyi:
“Kerakyatan Yang di Pimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan
Dalam Permusyawaratan Perwakilan”
• Pemimpin bangsa Indonesia haruslah bijaksana.
• Kekeluargaan harus diutamakan.
• Kedaulatan bangsa ada di tangan rakyat.
• Kebijaksanaan dalam mengambil solusi.
• Keputusan yang diambil harus berdasarkan musyawarah
sampai mencapai kesepakatan bersama.
• Tidak memaksakan kehendak orang lain.
Sila Kelima
Berbunyi:
“Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
• Perilaku yang adil harus diterapkan baik di bidang
ekonomi, sosial dan politik.
• Hak dan kewajiban setiap orang harus dihormati.
• Perwujudan keadilan sosial bagi bangsa Indonesia.
• Tujuan rakyat Indonesia yang adil dan makmur.
• Mendukung kemajuan dan pembangunan negara
Indonesia.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai