Anda di halaman 1dari 21

TEORI KEPEMIMPINAN

KELOMPOK 6 KEPEMIMPINAN UNTUK PENGEMBANGAN K


ESEHATAN

1. Clara Nurlailya Putri (1906428695)


2. Nadia Fourina Surya (1906428972)
3. Rangga Errena Rukmana (1906429123)
4. Syifa Nadia Virgin (1906429211)
5. Yeni Sulistyawati Pamungkas (1906429294)
Teori Kontingensi
A FIEDLER’S CONTINGENCY MODEL

B HOUSE’S PATH-GOAL MODEL

C VROOM-YETTON’S MODEL

D CHRIS ARGYRI’S MODEL


A. TEORI FIEDLER
Kontingensi : adalah penyesuaian & dalam bahasa asingnya match leader style to the situation.

“ Fiedler’s Contingency Model is a model designed to diagnose


wheter a leader is task oriented Or relationship oriented and match

the leader style to the situation.

Artinya, pemimpin harus menempatkan dirinya pada sebuah pola kepemimpinan yang
sesuai dengan situasi yang dihadapinya. Fiedler mendesain teori ini bukan hanya
memperhatikan faktor pengikut dan pemimpin saja, namun juga faktor situasi yang
menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan.
DUA HAL PENTING DALAM TEORI FIEDLER

Relationship Oriented Leader


Pemimpin yang memfokuskan diri atau memusatkan
perhatiannya pada usaha untuk membangun relasi
dengan para pengikutnya

Task Oriented Leader


Pemimpin yang berfokus pada tugas dan pekerjaan
yang dilakukannya, artinya apa yang dikerjakannya
harus berhasil.
Faktor Situasi
Model ini menjelaskan bagaimana situasi yang harus dihadapi oleh seorang pemimpin dipengaruhi oleh tiga unsur atau
dapat disebut sebagai variabel situasi. Fiedler menciptakan skala Least Prefered Co- Worker Scale (LPC) untuk meng
ukur gaya kepemimpinannya. Variabel yang diukur dalam situasi adalah

Hubungan pemimpin dengan pengikutnya


01 Tingkat kepercayaan, rasa hormat, rasa percaya diri karena kepemimpinan atasannya, dan kesetiaan.
Jika semua hal tersebut terpenuhi, maka hubungan antara pemimpin dan pengikut pasti akan harmonis .

Struktur pekerjaan yang dihadapi


02 Setiap pengikut memahami sasaran dan tujuan tugas tersebut secara detail. Jika terdapat kendala,
mereka mengetahui penyelesaiannya Pemimpin harus memberikan prosedur kerja yang spesifik serta
batas sebuah solusi harus diambil dalam mengatasi masalah.

Posisi Kekuatan
03 Posisi kekuatan akan tinggi pada saat seorang pemimpin memiliki kekuatan untuk merencakan dan
mengarahkan pekerjaan para pengikutnya, mengevaluasi, dan memberikan penghargaan atau hukuman.
Contoh, apabila hubungan antara pemimpin dan pengikutnya baik, struktur tugasnya
tinggi,dan posisi kekuatannya kuat dan kita ingin kinerja yang tinggi, gaya kepemimpinan
yang cocok adalah task oriented.
Kelebihan teori Fiedler, ada banyak sekali data yang bisa
digali dari kuesioner dalam teori ini, sehingga organisasi
dapat terbantu dalam mengembangkan profil
kepemimpinan internal.

Keterbatasan teori ini salah satunya adalah kurang bisa


menjelaskan apa yang harus dilakukan jika terjadi
ketidakcocokan antara pemimpin dan situasi di tempat
kerja.
B. Teori Path Goal (Robert House)
Your Picture Here

Inti dari teori ini adalah bahwa merupakan


kewajiban dan tugas pemimpin untuk memberikan
informasi, dukungan atau sumber-sumber daya
lain yang dibutuhkan kepada para pengikut agar
mereka bisa mencapai tujuan.
Directive Leadership

PATH GOAL
Pemimpim Supportive Leadership
mempengaruhi persepsi
dari pengikutnya tentang
Participative Leadership
tujuan pekerjaan, tujuan
pengembangan diri, dan
jalur yang dibutuhkan Achievement Oriented Leadership
untuk mencapai tujuan.
FAKTOR – FAKTOR YANG
MENDUKUNG TEORI PATH
GOAL
Menurut teori ini ada dua variabel situasi yang sangat
menentukan efektifitas pemimpin
Karakterist Lingkunga
ikpribadipa ninternalor
rabawahan ganisasi

Letakkendali(locus of control) ●
Strukturtugas

Kesediaanuntukmenerimapengaruh(autho
ritarisme)

Wewenangformal

Kemampuan(abilities) ●
Kelompokkerja
C. Vroom-Yetton’s Model
DEFINISI
Menurut Vroom dan Yetton

Model “partisipasi-pemimpin”
Model kepemimpinan
yang menghubungkan perilaku
berdasarkan banyaknya peran
kepemimpinan dan partisipasi
serta bawahan dalam pengambilan
dengan pengambilan
keputusan
keputusan.
Model Keputusan Vroom Yetton
OTOKRATIS
Pemimpin memecahkan masalah atau membuat
keputusan sendiri dengan menggunakan informasi
KONSELING
yang ada pada diri sendiri
Pemimpin membagi dan .
menyampaikan masalah kepada OTOKRATIS
bawahan yang relevan secara
Pemimpin berhak mendapatkan
individual tanpa mengumpulkan
informasi yang dibutuhkan dari bawahan
mereka kedalam kelompok untuk
kemudian memecahkan masalah.
meminta ide dan saran, tapi
pemimpin berhak menyampaikan atau
keputusan dalam memecahkan
tidak menyampaikan masalah kenapa
masalah tetap pemimpin sendiri
mereka membutuhkan informasi tersebut
yang memutuskan
.
KONSELING
Pemimpin memberi KEPUTUSAN BERSAMA
tanggungjawab kepada bawahan Pemimpin bersama sama dengan
untuk menyeleseikan masalah bawahan menganalisis masalah dan
sendiri memecahkan masalah yang disetujui
. bersama
.
Efektifitas Keputusan

 KUALITAS KEPUTUSAN  KOMITMEN KEPUTUSAN  BATAS WAKTU KEPUTUSAN

Keputusan berkualitas tinggi Penerimaan keputusan oleh Keputusan harus dibuat dalam cara
jika sesuai dengan sasaran bawahan. Partisipasi dalam yang tepat pada waktunya.
organisasi yang dicapai dan keputusan oleh bawahan cenderung Keputusan yang menyimpang dari
informasi yang tersedia untuk menghasilkan kesan batas waktu, berkaitan dengan
komitmen dan rasa memiliki hukuman waktu keputusan (decission
bersama time penalty)
D. Chris Argyris’ Model

“ Pengontrolan suatu manajemen dengan batas kontrol individu yang


minimal atas lingkungan dan dipicu untuk berbuat pasif, tergantung,
serta menjadi bawahan, membuat seseorang bertindak kurang

matang, semua itu menutup kematangan mereka hingga akhirnya benar-
benar menjadi matang dan dewasa. (Miftah Toha, 2003: 253)
Kepemimpinan disesuaikan dengan tingkat kematangan (maturity)
Your Picture Here
 Tipe ini lebih menitikberatkan pada komuikasi satu arah, pemimpin membatasi peranan
bawahan, menunjukan kepada bawahan apa, kapan, dimana pekerjaan tersebut dilaksanakan.
TIPE DIREKTIF
Pemecahan masalah dan pengambilan keputusan menjadi tanggung jawab pimpinan dan
(Telling)
disampaikan kepada bawahan. Tipe ini sering disebut juga dengan tipe telling.

• Pemberian direktif cukup besar serta menetapkan keputusan-keputusan. Komunikasi dua arah,
pemimpin mau mendengarkan keluhan-keluhan dari anak buah dalam pengambilan keputusan.
TIPE KONSULTATIF Namun keputusan tetap ditangan pimpinan.
(Selling)

• Peranan bawahan dan pimpinan dalam pengambilan keputusan seimbang. Komunikasi dua
arah, makin ditingkatkan, pemimpin berpendapat bahwa bawahan memiliki kecakapan dan
pengetahuan yang cukup untuk menyelesaikan tugas.
TIPE
PERTISIPATIF

• Pemimpin mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi dengan bawahan selanjutnya


mendelegasikan pengambilan keputusan kepada bawahannya. Bahkan diberi hak untuk
TIPE DELIGATIF menentukan langkah-langkah bagaimana keputusan dilaksanakan. Bawahan dianggap
memiliki kecakapan dan sangat dipercaya.
Tipe yang paling baik apabila pemimpin dapat menyesuaikan
tipe kepemimpinannya dengan situasi yang dihadapinya
(waktu, tuntutan pekerjaan, kemampuan bawahan, pimpinan,
teman sekerja, kemampuan dan harapan-harapan bawahan,
tujuan organisasi serta tujuan bawahan)
DAFTAR PUSTAKA

Ivancevich, dkk. 2007. Perilaku dan Manajemen Organisasi.


Jakarta : Erlangga.
Nugroho, Yohanes Arianto Budi. 2018. Kepemimpinan untuk
Mahasiswa: Teori dan Aplikasi. Jakarta: Penerbit
Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya
Sagala, Syaiful.2018. Pendekatan dan Model
Kepemimpinan. Jakarta: Prenadamedia Group
Soekarno dan Putong, Iskandar.2015.Kepemimpinan Kajian
Teoritis Dan Praktis.Jakarta: Buku & Artikel Karya
Iskandar Putong
Thoha, Miftah. 2004. Kepemimpinan dalam Manajemen.
Jakarta : Rajawali
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai