Anda di halaman 1dari 26

Pengantar Kimia

Medisinal
By. Dedi Nofiandi, M.Farm, Apt
Sistem Penilaian
 Kehadiran 10 %
 Tugas 20 %
 UTS dan UAS 70 %
Referensi
 Muchtaridi dkk, Kimia Medisisnal Dasar-dasar
dalam perancangan obat, Kencana Jakarta
2018
 Siswandono dan soekardjo, Kimia Medisinal,

airlangga press Surabaya, 2000


 Wilson & Gisvold (1982), Buku teks Kimia

Farmasi dan Medisinal Organik Jilid 1 dan 2


(edisi ke 8) Penerjemah Achmad Mustofa
Fatah, IKIP Semarang.
 dll
Pendahuluan
 Saat ini jumlah industri farmasi di Indonesia hingga
2013 yaitu 206 industri farmasi yang menghasilkan
produksi sebesar 3% dari total produksi seluruh dunia.
Sedangkan pasar farmasi indonesia hanya 0,2% dari
total pasar seluruh dunia.
 Gambaran diatas menunjukkan bahwa industri farmasi

kita mengkwatirkan dan akan terus mengkwatirkan


jika pemerintah tidak mendukung kebijakan
pengembangan bahan baku obat, oleh karena itu
pengembangan industri farmasi indonesia perlu dikaji
lebih dalam, terutama dalam memenuhi kebutuhan
bahan baku dan mengurangi ketergantungan impor.
Lanjutan...
 Sejak 2011, Kemenkes RI mengeluarkan
program pengembangan bahan baku (BBO)
untuk percepatan kemandirian bahan baku
obat.
 Pada tahun 2013 kementrian BUMN
memberikan peluang kepada perguruan tinggi,
BPPT (Badan Pengkajian dan Penerapan
Teknologi) dan LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia) untuk memproduksi BBO sendiri
yang metodenya dapat dipakai oleh industri
Farmasi.
Definisi ilmu Kimia Medisinal
 Burger (1970)
Ilmu pengetahuan yang merupakan cabang
ilmu kimia dan biologi yang digunakan untuk
memahami mekanisme kerja obat, sebagai
dasar adalah dengan menetapkan hubungan
struktur kimia dengan aktivitas biologis obat
serta melibatkan perilaku biomedik melalui
sifat fisik dan kereaktifan kimia senyawa obat
Lanjutan...
 Taylor & Kennewell (1981)
Studi kimiawi senyawa atau obat yang
memberikan efek menguntungkan dalam
sistem kehidupan dan melibatkan studi
hubungan struktur kimia senyawa dengan
aktifitas biologis serta mekanisme cara kerja
senyawa pada sistem biologi dalam usaha
mendapatkan efek pengobatan yang
maksimal dan memperkecil efek samping
yang merugikan.
Lanjutan...
 IUPAC (1974)
Ilmu pengetahuan yang mempelajari
penemuan, pengembangan, identifikasi dan
interpretasi cara kerja senyawa biologi aktif
obat pada tingkat molekul.

Kesimpulan dari semua definisi :


Ilmu yang mempelajari hubungan struktur
kimia suatu senyawa atau obat dengan
aktivitas biologisnya
Tujuan mempelajari Ilmu kimia
medisinal
 Untuk mendapatkan suatu obat baru dengan
mempelajari inti dari obat tersebut yang
disebut parent compound atau mother
compound maupun untuk mengembangkan
obat dengan efek terapi yang lebih besar dan
efek samping yang lebih kecil.
4 pendekatan untuk penemuan obat
baru
1. Dari bahan alam, dikenal dengan random screening
atau penapisan untuk menemukan komponen2
bioaktif
2. Dari obat-obatan yang sudah digunakan,
modifikasi untuk meningkatkan aktivitas atau
untuk menemukan aktivitas yang berbeda
3. Dari senyawa kimia sintesis dan hewan percobaan,
penapisan pustaka kimia dengan penyakit pada
hewan percobaan
4. Dari pendekatan modern untuk mendesain obat,
mendesain obat berdasarkan mekanisme
fisiologinya.
Bagan umum dalam penemuan obat
baru
Isolasi

Senyaw aktif Obat

Studi :
Sintesis farmaklogi,
toksikologi ,
klinik
Desain Obat
HKSA (Hubungan
Kuantitatif
-struktur
aktivitas)
Kimia Medisinal merupakan bidang
multidisiplin
Kimia Medisinal

Bagian Farmakologi Bagian Kimia

Farmakologi - Toksikologi Kimia organik, Kimia


Fisika, Kimia Sintesa,
Kimia Analisa, Kimia
produk alam,
Farmakologi Molekuler,
Biokimia
Sejarah Ilmu Kimia Medisinal
 Sejarah tahun 3000 SM hingga 1860 M
permulaan perkembangan obat dimulai dengan Ch′ang
Shang tahun 2735 SM di china, di mesir tahun 1500 SM
penemuan kertas Ebers papyrus (kertas dari tanaman
air Papyrus), Buku Farmakope mulai diterbitkan pada
tahun 1486 M di Florence, kemudian berkembang ke
Nuremburg 1535 (jerman), Aungsburg (1564 M), Basel
(1561 M) dan london (1618), ilmuwan asal skotlandia
Wiliam Cxulen menulis tentang antispasmodik,
antiseptik, dan antiemetik, Friedrich Hoffman (1660-
1742) mengembangkan obat analgesik, DeQuin
mengembangkan obat narkotik (Opium)
Lanjutan...
 Pertengahan Masehi
pada zaman PD II telah berkembang obat-obat
psikofarmakologi, perkembangan analisis seperti
Spektroskopi, Louis Pasteur (1822-1895) mulai
memperkenalkan ilmu patologi dan parasit sehingga
berkembang obat antibiotik dan antibakteri, Cum-
Brown dan Fraser telah memperkenalkan hubungan
struktur dengan aktivitas obat, Charles Overton
(1987), Hans Horst Meyer (1899) dan Charles Richet
mengembangkan farmakologi tentang Narkotika
dan hubungannya dengan struktur kimia obat.
Periode Modern
 Tabel paradigma penemuan obat dari urutan
historis mulai dari empirik hingga modern.
Lama (empirik) Baru (modern)
Sasaran kerja obat Terbatas Generasi target
baru : Biologi
molekular
Desain Obat Mendalam Pendekatan rasional :
dibantu komputer
Sintesis Satu per satu Kimia Kombinatorial
Evaluasi Lambat High Troughput
screening (HTS),
otomatisasi
Lanjutan...
 Tahun 1940, E. Smissman (bapak kimia medisinal
modern) mengembangkan desain rigiditas (kekauan)
obat sehingga ditemukan hubungan streokimia dengan
aktivitas.
 Corwin Hansch dan Fukui Toshio Fujita (1964) mencoba
menghubungkan antara sifat fisika dan kimia struktur
dan aktivitas obat dengan menggunakan model
persamaan matematika (Persamaan Hammett′s)
 Akhirnya perkembangan ilmu drug-receptor pun mulai
berkembang seiring dengan perkembagan enzim.
Tahap-tahap penemuan obat
1. Berdasarkan jurnal-jurnal Sains farmasi
 Discovery step : tahap identifikasi dan produksi
senyawa aktif baru hasil isolasi atau yang dikenal
dengan lead Compound (senyawa penuntun), Lead
Compounds dapat disentesis dari bahan alam atau
dari proses bioteknologi
 Optimization step : modifikasi struktur lead
Compound dengan memperhatikan toksisitas, potensi
dan selektifitas, pada tahap ini dilakukan HKSA
 Development step : pengembangan prosedur sintesis
skala industri dan modifikasi farmakokinetik dan
sediaan farmasetik dari lead compound yang sesuai
dengan kebutuhan.
Lanjutan...
2. Berdasarkan Patrick and Spencer 2009.
 Memilih penyakit
 Identifikasi target obat (reseptor atau enzim)
 Menetapkan prosedur uji
 Menemukan senyawa aktif penuntun
 HKSA
 Identifikasi farmakofor (susunan 3 dimensi dari atom dalam molekul
obat yang memungkinkan untuk berikatan dengan reseptor yang
diinginkan dan bertanggung jawab dengan respon biologis karena
terikat dengan reseptor)
 Desain obat-optimisasi target interaksi (docking)
 Desain obat –optimisasi yang berhubungan dengan farmakokinetik
 Sintesis dan uji toksikologi serta keamanan
 Produksi skala besar
 Registrasi
 Uji klinik pada manusia
Perjalanan obat dalam tubuh
 Setelah terabsorbsi ke dalam tubuh, obat akan berubah
menjadi tiga bentuk yaitu bentuk aktif, bentuk
transport dan bentuk tak aktif, bentuk aktif artinya
obat akan memiliki efek terapi sedangkan bentuk tak
aktif yaitu obat dalam keadaan tak terikat target.
 Ada dua proses metabolik yang terjadi ketika obat
masuk dalam tubuh yaitu aktivasi metabolik dan
degradasi metabolik, setelah terabsorbsi dan terikat
terikat dengan protein maka terjadilah proses
farmakodinamik dan farmakokinetik dalam tubuh
sehingga obat menghasilkan efek terapi atau efek
samping.
Lanjutan...
 Obat akan berinteraksi dalam tubuh lewat
organ, didalam organ obat berinteraksi di
jaringan, dalam jaringan obat bekerja di sel
secara molekuler. Masuknya obat ke dalam
tubuh melalui 3 fase : fase farmasetika, fase
farmakokinetik dan fase farmakodinamik.
Bagan Perjalanan obat dalam tubuh
Fase-fase estafet utama dalam aksi
obat
a) Fase Farmasetik : disamping molekul obat,
stabilitas obat dalam lambung dan
kelarutannya dalam air, formulasi dan
bentuk sediaan yang digunakan juga sangat
penting, jadi pada proses dispersi molekul
obat yang dipakai dalam bentuk sediaan
menjadi senyawa aktif tersedia untuk di
absorbsi, pada fase ini sangat menentukan
ketersediaan hayati obat dalam tubuh untuk
masuk ke fase berikutnya
Lanjutan...
b) Fase Farmakokinetik : pada fase ini terjadi
absorbsi, distribusi, metabolisme dan eksresi.
Absorbsi molekul obat mengakibatkan
ketersediaan biologis, distribusi konversi metabolik
dapat mengakibatkan bioktivasi/bioanaktivasi dan
ekresi obat. Bersama fase 3 menentukan
konsentrat obat dalam bentuk aktif yang mencapai
jaringan target.
c) Fase Farmakodinamik : pada fase ini terjadi
interaksi antara molekul obat dan reseptor dalam
jaringan target sehingga menimbulkan efek terapi
atau efek samping.
Bagan nasib obat di dalam tubuh
Disintegrasi bentuk
disolusi substansi aktif

Absorbsi, Distribusi,
Metabolisme/biotrasfor
masi, Ekresi

Interaksi obat-reseptor
dalam jaringan
target/reseptor

Efek
Hubungan Ilmu Kimia Medisinal
dengan disiplin

Kimia dan Biokimia Farmasetika dan Biofarmasetika

Kimia Medisinal Farmakologi Internal Medicine

Biologi dan Mikrobiologi Toksikologi dan Patologi


Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai