PENERBIT ERLANGGA
www.erlangga.co.id
Konsep Teoretis APBN dan
Pemerintah
2
Pengertian dan dasar hukum APBN
UUD 1945
pasal 23 ayat 1
3
Fungsi APBN
5
Prinsip penyusunan APBN
ta n Pen
gka ajam
e n i n da n Prio an
P ensi s Pem ritas
fis i
E uktiv i ta ban
gun
Prod an
Me da A ega
pa U N
n
niti zas ra
ia
kbe da
dir
an
rat n
I
Kem
kan
7
Asumsi dasar makro APBN
Pertumbuhan
ekonomi Asumsi dasar makro
adalah indikator utama
Lifting gas Inflasi ekonomi makro yang
digunakan sebagai
acuan dalam menyusun
postur APBN, di mana
Indikator perumusan melibatkan
Nilai tukar
Lifting minyak rupiah pemerintah dan BI
Indonesia terhadap
dolar US melalui rapat
koordinasi intensif
antara pihak
Harga minyak
mentah
Suku bunga pemerintah
SPN 3 bulan
Indonesia
8
Sumber penerimaan negara
Penerimaan
Penerimaan Negara Bukan
negara non-pajak
Pajak (PNBP)
• Penerimaan SDA, pendapatan
bagian laba BUMN, PNBP lainnya
(pendapatan bunga atau
Penerimaan hibah pendapatan pendidikan),
pendapatan Badan Layanan
dari dalam dan Umum
luar negeri 9
Belanja negara
BELANJA PEMERINTAH PUSAT
PEMBIAYAAN
• Belanja • Dana • Pembiayaan
TRANSFER KE DAERAH
pegawai perimbangan Dalam Negeri
• Belanja • Dana otonomi • Pembiayaan
barang dalam khusus Luar Negeri
negeri dan • Dana
luar negeri penyesuaian
• Belanja modal
• Pembayaran
bunga utang
• Subsidi
• Belanja hibah
• Bantuan
sosial
10
Siklus APBN
Pemeriksaan dan
Pelaporan dan
Pertanggungjawaban
Pencatatan APBN
APBN
11
Potret APBN Indonesia
12
Potret data penerimaan dan pengeluaran
APBN Indonesia tahun 1998–2014
Porsi Penerimaan dan Pengeluaran Data Penerimaan dan Pengeluaran APBN Indonesia
Tahun 1998–2014 Tahun 1998–2014
Penerimaan Pajak Penerimaan Non-Pajak Belanja Pusat
Transfer Daerah
Pengeluaran
Penerimaan
Note: Berdasarkan data di atas, perekonomian Indonesia terburuk terjadi pada tahun 1998-1999 akibat melandanya krisis ekonomi di
Indonesia 1998 dan krisis global tahun 2000-2008. Pada tahun 2014, perekonomian cukup stabil namun APBN selalu mengalami defisit yang
13
menyebabkan Indonesia harus berutang banyak ke Lembaga Keuangan Dunia yang membuat semakin membengkaknya utang.
Potret penerimaan pemerintah Indonesia
tahun 1998–2014
Posisi Kuadran Penerimaan Indonesia
Tahun 1998–2014
Gambar di samping mencerminkan
kondisi:
• Tahun 2008 menjadi tahun “THE BEST”
dalam peningkatan realisasi
penerimaan negara karena pengaruh
perkembangan ekonomi (baik global
maupun nasional) serta keberhasilan
dari pelaksanaan kebijakan Pemerintah
di bidang pendapatan negara dan
hibah
Note: Berdasarkan data di atas, kondisi penerimaan dari sektor perpajakan yang paling tinggi growth dan share-nya adalah pada tahun 2008,
15
yang berada di kuadran I sehingga menyumbang cukup besar bagi penerimaan negara.
Analisis penerimaan non-pajak
Note: Berdasarkan data di atas, kondisi penerimaan non-pajak yang paling tinggi growth dan share-nya adalah pada tahun 2006, 2008, 2010,
2011 yang berada di kuadran I, di mana kontribusi terbesar berasal dari Minyak Bumi dengan nilai tertinggi pada tahun 2013 yang 16
menyumbang sebesar 129.339.
Potret pengeluaran pemerintah Indonesia
tahun 1998–2014
Posisi Kuadran Pengeluaran APBN
Tahun 1998–2014
Gambar di samping mencerminkan
kondisi:
17
Analisis pengeluaran belanja pusat
18
Analisis pengeluaran transfer daerah
Note: Berdasarkan data di atas, pengeluaran daerah tertinggi growth dan share-nya terjadi pada tahun 2008 yang berada di kuadran II dana
perimbangan yang setiap tahunnya meningkat dan dana otonomi daerah. Pengeluaran daerah terendah growth dan share-nya terjadi pada 19
tahun 1999, 2002, 2003, 2004, dan 2005, yang semuanya berada di kuadran III akibat imbas dari pemberlakuan otonomi daerah.
Kebijakan untuk menopang perbankan
nasional selama krisis
Kebijakan
Kebijakan Rekapitalisasi
Kebijakan BLBI Penjaminan Bank Bank
20
Proyeksi total penerimaan dan pengeluaran belanja
negara Indonesia tahun 1998–2014 (berlanjut)
21
Proyeksi total penerimaan dan pengeluaran belanja
negara Indonesia tahun 1998–2014 (lanjutan)
Ʃ 𝑌 1.659 .874,091
𝑎= = =97.639 .65241
𝑛 17
Ʃ 𝑌𝑡 28.231.763,396705
𝑏= = =17.120,53572
Ʃ 𝑡2 1.649
Jadi, persamaan linearnya adalah:
Ŷ =97.639 .65241+17.120,53572(𝑡)
Ramalan penerimaan dan pengeluaran belanja negara di Indonesia pada tahun
2045 (di mana tahun 2045 merupakan periode ke-79) adalah:
(t)
(79)
+ 1.352.522,322
1.450.161,974
Artinya, jumlah penerimaan dan pengeluaran belanja negara Indonesia pada tahun
2045 adalah Rp1.450.161,974 miliar. 22
Proyeksi total penerimaan pada APBN
Indonesia tahun 2045 (berlanjut)
Proyeksi Total Penerimaan pada APBN Indonesia
Tahun 2045
23
Proyeksi total penerimaan pada APBN
Indonesia tahun 2045 (lanjutan)
Ʃ 𝑌 12.176 .404
𝑎= = =716.259,0588
𝑛 17
Ʃ 𝑌𝑡 91.378 .250
𝑏= = =55.414,34203
Ʃ 𝑡2 1.649
Jadi, persamaan linearnya adalah:
Ŷ =716.259,0588+55.414,34203(𝑡)
Ramalan penerimaan pada APBN Indonesia tahun 2045 (di mana tahun 2045
merupakan periode ke-79) adalah:
(t)
(79)
+ 437.773,302037
5.093.992,08
25
Proyeksi total pengeluaran pajak pada
APBN Indonesia tahun 2045 (lanjutan)
Ʃ 𝑌 13.209 .004
𝑎= = =777.000,2352
𝑛 17
Ʃ 𝑌𝑡 100.726 .190
𝑏= = =61.083,1959
Ʃ 𝑡2 1.649
Jadi, persamaan linearnya adalah:
Ŷ =777.000,2352+61.083,1959(𝑡)
Ramalan pengeluaran APBN Indonesia tahun 2045 (di mana tahun 2045 merupakan
periode ke-79) adalah:
( t)
(79)
5.602.572,7113
27
Proyeksi total penerimaan pajak pada
APBN Indonesia tahun 2045 (lanjutan)
Ʃ 𝑌 8.783 .864
𝑎= = =516.697,88
𝑛 17
Ʃ 𝑌𝑡 69.252.973,4
𝑏= = =41.996,95
Ʃ 𝑡2 1.649
Jadi, persamaan linearnya adalah:
Ŷ =516.697,88+41.996,95(𝑡 )
Ramalan penerimaan pajak pada APBN Indonesia tahun 2045 (di mana tahun 2045
merupakan periode ke-79) adalah:
( t)
(79)
3.834.456,93
Artinya, jumlah penerimaan pajak pada APBN Indonesia tahun 2045 adalah
Rp3.834.456,93 miliar. 28
Proyeksi total penerimaan non-pajak pada
APBN Indonesia tahun 2045 (berlanjut)
Proyeksi Total Penerimaan Non-Pajak pada APBN Indonesia
Tahun 2045
29
Proyeksi total penerimaan non-pajak pada
APBN Indonesia tahun 2045 (lanjutan)
Ʃ 𝑌 3.100 .114,4
𝑎= = =182.359,67
𝑛 17
Ʃ 𝑌𝑡 26.986 .230,6
𝑏= = =16.365,21
Ʃ 𝑡2 1.649
Jadi, persamaan linearnya adalah:
Ŷ =182.359,67+16.365,21(𝑡)
Ramalan penerimaan non-pajak pada APBN Indonesia tahun 2045 (di mana tahun
2045 merupakan periode ke-79) adalah:
( t)
(79)
1.475.211,26
Artinya, jumlah penerimaan non-pajak pada APBN Indonesia tahun 2045 adalah
Rp1.475.211,26 miliar. 30
Proyeksi total pengeluaran belanja pusat
pada APBN Indonesia tahun 2045 (berlanjut)
Proyeksi Total Pengeluaran Belanja Pusat pada APBN Indonesia
Tahun 2045
31
Proyeksi total pengeluaran belanja pusat
pada APBN Indonesia tahun 2045 (lanjutan)
Ʃ 𝑌 9.122 .051
𝑎= = =536.591,24
𝑛 17
Ʃ 𝑌𝑡 67.627 .483
𝑏= = =41.011,21
Ʃ 𝑡2 1.649
Jadi, persamaan linearnya adalah:
Ŷ =536.591,24+41.011,21(𝑡)
Ramalan pengeluaran belanja pusat pada APBN Indonesia tahun 2045 (di mana
tahun 2045 merupakan periode ke-79) adalah:
(t)
(79)
885,59
3.776.476,83
Artinya, jumlah pengeluaran belanja pusat pada APBN Indonesia tahun 2045
adalah Rp3.776.476,83 miliar. 32
Proyeksi total pengeluaran transfer daerah
pada APBN Indonesia tahun 2045 (berlanjut)
Proyeksi Total Pengeluaran Transfer Daerah pada APBN Indonesia
Tahun 2045
33
Proyeksi total pengeluaran transfer daerah
pada APBN Indonesia tahun 2045 (lanjutan)
Ʃ 𝑌 4.088 .399
𝑎= = =240.494,05
𝑛 17
Ʃ 𝑌𝑡 33.097 .405
𝑏= = =20.071,19
Ʃ 𝑡2 1.649
Jadi, persamaan linearnya adalah:
Ŷ =240.494,05+20.071,19(𝑡 )
Ramalan pengeluaran transfer daerah pada APBN Indonesia tahun 2045 (di mana
tahun 2045 merupakan periode ke-79) adalah:
(t)
(79)
1.826.118,06
Artinya, jumlah pengeluaran transfer daerah pada APBN Indonesia tahun 2045
adalah Rp1.826.118,06 miliar. 34
Terima Kasih