SKS = 3 (2 – 1)
PENDAHULUAN
Pengertian Limbah
Limbah : hasil buangan (sisa) suatu kegiatan (proses)
yang tidak diperlukan lagi dan menimbulkan
dampak negatif terhadap lingkungan
Limbah : barang buangan, tidak laku dijual, menjijikan,
keberadaannya tdk dikehendaki
Limbah : produksi yang tidak terpakai keberadaanya
saat ini dan masih menjadi biang
permasalahan.
Dulu : dianggap tidak memiliki nilai ekonomis
Sekarang : sumberdaya
• Limbah ternak/peternakan yaitu; sisa buangan
dari suatu kegiatan usaha peternakan ;
pemeliharaan ternak, RPH,pengolahan produk
ternak.
• Limbah peternakan selain mengganggu
lingkungan sekitar, juga menimbulkan bibit
penyakit.
• Secara umum bentuk limbah dapat berupa gas,
debu,cair, dan padat.
• Di antara berbagai jenis limbah , ada yang
bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal
sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(Limbah B3)
• Limbah B3
Setiap bahan sisa suatu kegiatan proses
produksi yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun karena sifat
(toxicity, flammability, reactivity, dan
corrosivity) serta konsentrasi atau
jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat merusak,
mencemarkan lingkungan, atau
membahayakan kesehatan manusia
(BAPEDAL , 1995)
BENTUK LIMBAH TERNAK
*Limbah Padat (solid waste)
Semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam
fase padat (feces ternak, embrio, atau isi rumen ,
sisa pakan, bulu, kerabang telur, kuku, tanduk).
*Limbah Cair: (liquid waste)
Semua limbah yang berbentuk cairan atau dalam
fase cairan ( urine, lemak, darah dari pemotongan,
air dari pencucian alat-alat).
*Limbah Gas: (gaseous waste)
Semua limbah berbentuk gas atau dalam fase gas.
*Kombinasi
KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK
Karakterisitik Limbah Ternak
• Diperlukan dalam merancang sistem
pengolahan limbah
• Meliputi : Sifat Fisik, Kimia, dan Biologi
VARIABEL YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGUKUR/EVALUASI KARAKTERISTIK
LIMBAH
Variabel Unit
1. Jumlah limbah Kg/hari
2. Kelembaban persen
3. BOD5 Mg/l
4. Zat padat total Kg/hari
5. Zat padat tersuspensi Kg/hari
6. Zat padat terlarut Kg/hari
7. Nitrogen total Mg/l sebagai N
8. Amoniak Mg/l sebagai N
9. Fosfor Mg/l sebagai P
10. pH
Bahan Padat
Inputs Outputs
Feed Meat
Nutrients Milk
Hay
Mineralization
Plant Uptake
NO3 - Leaching
KARAKTERISTIK LIMBAH TERNAK
Dipengaruhi :
a. Unit produksi: padat, semipadat, cair
b. Kandang :
Lantai keras : terakumulasi diatas lantai
kelembaban dan konsistensinya
merupakan fungsi dari umur kotoran dan
pemaparan terhadap lingkungan
• Bila kandang beratap : kelembaban limbah
ternak akan dipengaruhi kemiringan lantai,
ventilasi, temperatur, dan kelembaban udara.
Drainase baik, ventilasi baik, iklim panas
Limbah bentuk padat (mudah untuk
dikumpulkan)
Drainase buruk, ventilasi buruk
Limbah bentuk cair/semi padat
c. Umur dan Spesies
• Limbah ternak ruminansia ≠ Limbah
ternak non-ruminansia
d. Ukuran Ternak
• Ternak besar ≠ Ternak kecil
• Produksi limbah ternak : ± 7-8% BB
e. Bedding Material
jerami, tatal, serbuk gergaji
digunakan untuk alas kandang
(menyerap air)
sebaiknya tidak disatukan dengan
kotoran
Limbah peternakan dan pertanian dapat digolongkan
ke dalam dua kelompok besar yaitu : limbah padat
dan limbah cair (limbah gas dalam jumlah kecil)
• Limbah cair :
adalah limbah yang dapat mengalir bebas
(free- flowing) melalui saluran drainase.
• Limbah padat :
adalah limbah yang tidak
dikeluarkan/dibuang melalui
cerobong/saluran/drainase atau tidak dapat
mengalir dengan sempurna.
• Jenis limbah akan mempengaruhi proses
pengelolaan :
a. LIMBAH CAIR
• limbah organic terlarut : perlakuan secara
biologis, land disposal
• Limbah anorganik terlarut : land disposal,
perlakuan secara fisik dan kimia
• Limbah organik tersuspensi : sedimentasi,
perlakuan secara biologis, pengendapan
secara kimiawi, land disposal.
• Limbah anorganik tersuspensi :
sedimentasi, land disposal, dan
perlakuan secara kimiawi.
b. LIMBAH PADAT
• Limbah organik : insinerasi,
pembuatan kompos, land
disposal, dehidrasi, conditioner tanah,
pakan ternak
• Limbah anorganik : land disposal
c. LIMBAH GAS
• Langsung : CH4, Bau
• Tidak Langsung : NH3, H2S
Bau disebabkan oleh suatu kelompok nyawa radikal yang disebut
osmophores (APCA, 1997). yaitu:
• CHO- Aldehydes
• CH2OH- Carbinols
• CO-2 Carbonyls
• COOH- Carboxyls
• OH- Hydroxyl compounds
• SH- Sulphydryls
RH % 85 85 75 - 85 75
Zat padat total Kg/hari 7-12 3,0 – 4,7 0,5 – 0,97 0,03
Volatile
Kg/hari 5,9 – 10,2 2,6 0,35 – 0,8 0,02-0,022
pH 7,3 7,5-8,5
Sifat air limbah yang harus diketahui:
• Volume aliran
• Konsentrasi organik
• Sifat-sifat khusus
• Toksisitas
BOD5
BOD rendah ; COD tinggi bahan
organik yang tidak dapat diurai secara
biologis atau berupa bahan beracun
MENGUKUR KADAR ORGANIK DALAM
AIR LIMBAH
1. Biochemical Oxygen Demand (BOD)
• BOD merupakan salah satu parameter yang
digunakan untuk mengukur beban
pencemaran oleh limbah organik (cair).
• Suatu karakteristik yang menunjukkan jumlah
oksigen terlarut yang diperlukan oleh
mikroorganisme (biasanya bakteri) untuk
mengurai atau mendekomposisi bahan organik
dalam kondisi aerobik (Umaly dan Cuvin, 1988)
• Suatu ukuran jumlah oksigen yang digunakan
oleh populasi mikroba yang terkandung dalam
perairan sebagai respon terhadap masuknya
bahan organik yang dapat diurai (May, 1996)
Beberapa alasan BOD digunakan sebagai
parameter kualitas limbah
(1) BOD penting untuk mengetahui perkiraan jumlah
oksigen yang akan diperlukan untuk menstabilkan
bahan organik yang ada secara biologi;
(2) Untuk mengetahui ukuran fasilitas unit pengolahan
limbah;
(3) untuk mengukur efisiensi suatu proses perlakuan
dalam pengolahan limbah; dan
(4) untuk mengetahui kesesuaiannya dengan batasan
yang diperbolehkan bagi pembuangan air limbah.
Prinsip pengukuran BOD
• Mengukur kandungan oksigen terlarut awal
(DOi) dari sampel segera setelah pengambilan
contoh
• Kemudian mengukur kandungan oksigen
terlarut pada sampel yang telah diinkubasi
selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu
tetap (20oC) yang sering disebut dengan DO5.
• Selisih DOi dan DO5 (DOi – DO5) merupakan
nilai BOD yang dinyatakan dalam miligram
oksigen per liter (mg/L).
• Karena melibatkan mikroorganisme (bakteri)
sebagai pengurai bahan organik, maka analisis
BOD memerlukan waktu yang cukup
• Oksidasi biokimia adalah proses yang lambat.
Dalam waktu 20 hari, oksidasi bahan organik
karbon mencapai 95 – 99 %, dan dalam waktu
5 hari sekitar 60 – 70 % bahan organik telah
terdekomposisi (Metcalf & Eddy, 1991).
• Limahari inkubasi adalah kesepakatan umum
dalam penentuan BOD BOD5
• Bahan organic yang dapat didekomposisi yang
digunakan oleh bakteri sebagai bahan
makanannya.
• BOD dapat juga ditentukan dengan
menggunakan waktu inkubasi yang berbeda,
asalkan dengan menyebutkan lama waktu
tersebut dalam nilai yang dilaporkan (misal
BOD7, BOD10) agar tidak salah dalam
interpretasi atau memperbandingkan.
• Standar temperatur inkubasi dalam
perhitungan BOD adalah 20oC.
• Temperatur 20oC adalah nilai rata-rata
temperatur sungai beraliran lambat di daerah
beriklim sedang (Metcalf & Eddy, 1991)
• Kelemahan : temperatur perairan tropik
(misal :Indonesia) umumnya berkisar antara
25 – 30oC
• Dengan temperatur inkubasi yang relatif lebih
rendah bisa jadi aktivitas bakteri pengurai juga
lebih rendah dan tidak optimal sebagaimana
yang diharapkan.
Persyaratan Pengukuran BOD
– Bebas dari bahan racun yang dapat
membunuh mikroorganisme
– pH harus sesuai
– Temperature harus sesuai
– Cukup tersedia nutrisi yang
dibutuhkan oleh mikroorganisme
– Terdapat sejumlah populasi
organisme
Chemical Oxygen Demand (COD)
LUMPUR (SLUDGE)
Bila tidak dikelola dapat menimbulkan masalah
terutama bila mengandung B3 atau gas
SUMBER LIMBAH
• Rumah tangga
• Hotel dan restoran
• Rumah makan
• Industri
• Pertanian
• Peternakan
• Tempat rekreasi
• Perkantoran
KOMPOSISI LIMBAH PETERNAKAN
Berdasarkan jenis ternaknya terdapat 5 macam
limbah pupuk kandang (pukan) yang berasal dari
kambing/domba, sapi/kerbau, ayam, babi dan
kuda. Masing-masing memiliki karakteristik
kandungan hara berbeda.
Pukan mengandung unsur hara makro: N, P O2 5
Air Limbah
Bahan padat
Air (99,9%)
(0,1%)
Organik
Protein (65%) Anorganik
Karbohidrat (25%) garam dan mineral
Lemak (10%)
PERUBAHAN SIFAT AIR
Fisik akan berubah spt; suhu, kekeruhan, warna,
bau,rasa dan benda padat
Kimia (organik) akan berubah spt; protein,
karbohidrat, lemak, fenol dll.
Kimia (anorganik) akan berubah spt; pH, Klorida,
Kebasaan, Sulfur, Logam berat, Metan, Nitrogen,
Fosfor, Gas. BOD (biological oxygen
demand),COD (Chemical oxygen demand),TOD
(Total oxygen demand),DO(dissolved oxygen),TSS
(Total suspended solid),TDS (Total dissolved solid)
Biologis akan berubah spt; bakteri patogen (Coli),
tumbuhan dan protista
MANFAAT/DAMPAK POSITIF LIMBAH
PETERNAKAN
Pertumbuhan
populasi
Pendapatan Permintaan
Limbah
per kapita barang dan jasa
Pertumbuhan meningkat meningkat
Teknologi
industri
b.Pencemaran Lingkungan : Masuknya makhluk
hidup, benda mati, energi dan/atau komponen
lain ke dalam lingkungan, dan/atau perubahan
di dalam sistem lingkungan akibat aktivitas
manusia atau alam yang mengakibatkan
penurunan kualitas lingkungan sampai tingkat
tertentu sehingga lingkungan tersebut tidak
lagi dapat melakukan fungsinya dengan baik
c. Bahan pencemar : setiap substansi yang bila
ditambahkan di atas takaran tertentu akan
merusak atau menurunkan kualitas lingkungan.
Pengelolaan:
Ku
an
ali
ng
tas
tu
Lin
un
gk
Ke
un
ga
n
Produksi
Permintaan
Tidak elastis
Pendapatan
Produksi Harga produk Peternak tidak
tidak stabil Tidak pasti pasti
Inflasi
d. Perubahan Pemasokan sumberdaya dan
Teknologi
ketergantungan terhadap impor : protein
hewani pakan perubahan harga
naikpendapatan peternak turun- biaya
pengelolaan limbah berkurang
Teknologi tinggi biaya. Sikap Masyarakat
e. Kepedulian masyarakat terhadap lingkungan
meningkat pengelolaan limbah ternak harus
lebih baik
PARADIGMA LIMBAH
• PARADIGMA LAMA : limbah merupakan suatu
bahan buangan yang tidak memiliki nilai
ekonomis salah satu faktor PENGHAMBAT
perkembangan teknologi pengolahan limbah.
• PARADIGMA BARU : limbah (khususnya limbah
organik, merupakan suatu bahan baku suatu
produksi, baik dalam menghasilkan pupuk,
energi, maupun sebagai bahan baku pakan
ternak PERLU DIMASYARAKATKAN
• Limbah ternak sebagian besar
merupakan bahan organik yang
dapat terurai oleh mikroorganisme
menjadi senyawa sederhana melalui
suatu proses yang disebut
BIOKONVERSI.
• Karbohidrat, protein dan lemak dalam
persenyawaan kompleks akan terurai
menjadi senyawa sederhana
PAKAN TERNAK
KOMPOS, BIOGAS
BIOKONVERSI
• Daur hidup mahkluk hidup di alam berlangsung melalui tahapan-
tahapan yang panjang
• Daur tersebut terdiri dari dua arah yaitu: biosintesa dan biolisa yang
diartikan sebagai Biokonversi
• Setiap organisme mempunyai daur hidup yang berbeda-beda ditinjau
dari waktu maupun wujud
• Kelangsungan jalannya daur hidup antara biota satu dengan lainya
saling berhubungan dan saling mempengaruhi dan merupakan suatu
biosfir.
• Contoh : rumput dimakan ternak, ternak membuang feces dan urine
dimanfaatkan biota tanah sambil megubahnya menjadi pupuk yang
dapat dikonsumsi oleh akr rumput
• Biokonversi berlangsung secara simultan untuk mencapai
keseimbangan
• Adanya fluktuasi (karena iklim dan lingkungan) dapat mempengaruhi
proses biokonversi sehingga mempengaruhi terjadi keseimbangan
tsb.
• Biokonversi pada masa sekarang dianggap penting dalam rangka
memenuhi kebutuhan manusia yang terus meningktat baik secara
kualitatif maupu kuantitatif.
• Kebutuhan tersebut dapat berupa kebutuhan pangan, papan,
sandang dan energi.
• Tahun 2000 penduduk dunia lebih 8 milyar dan tahun 2100
mencapai 11 milyar. Manusia dituntut untuk giat berusaha dalam
mencari berbagai sumber atau cara untuk menanggulangi masalah
kebutuhan tersebut.
• Menggalakkan hasil samping maupun limbah untuk kebutuhan
manusia, diperlukan suatu proses biokonversi. Proses ini
berangsung secara enzimatis oleh mikroba.
• Hasil samping maupun limbah yang tadinya kurang/tidak
bermanfaat/ tidak dapat digunakan langsung, maka melalui proses
biokonversi akan menjadi lebih bermanfaat.
• Hasil biokonversi dapat berupa protein sel tunggal, yang mempunyai
sifat maupun bentuk fisiknya tergantung dari sumber limbah
tersebut, yaitu dari nabati ataupun hewan
• Feces maupun isi rumen dari ternak umumnya bersifat nabati.
• Transformasi mikrobial, merupakan proses mengubah suatu
senyawa menjadi produk lain yang berguna dan memiliki nilai
tambah dengan memanfatkan peristiwa biologi dari mikroba atau
enzim.
• Fermentasi anaerobik feces ternak menarik perhatian banyak pihk,
karena feces melimpah di lokasi peternakan.Penerapan ini
menguntungkankan karena lokasi peternakan terhindar dari bau,
polusi dan efektif sebagai cara mencegah kerumunan lalat.
Selanjutnya sisa bahan organik yang tidak terfrementasi masih
bermanfaat untukenyuburkan tanah bahkan jika perlu dapat
dikembalikan pada ternak sebagai bagian dari ransumnya.
• Limbah tanaman juga dapat diproses dengan cara fermentasi
anaerobik.
• Teknologi biokonversi yang menghasilkan metana hanya dipusatkan
pada kotoran ternak saja. Mekanisme reaksi sama juga dengan yang
berlangsung dalam alat pencernaan manusia dan hewan ternak.
Karena waktunya singkat fermentasi anaerobik dalam alat
pencernaan tidak bersifat intensif. Fermentasi anaerobik jumlah sel
yang berperan relatif kecil dibandingkan substrat yang dipakai.
KONVERSI SUATU PRODUK BIOMASSA
1. Perlakuan fisik dan kimia (meningkatkan daya
cerna 45 -68%)
2. Menggunakan mikroba (di rumen sapi,
kerbau,kambing dan domba). Dpt juga
dilakukan di luar tbh hewan melaui proses
fermentasi, bila mikroba berada dan tercampur
dgn substrat maka produknya “produk biomassa
mikrobial”(PBM), bila peoduk dipisah dari
substrat maka hasil panennya merupakan
Protein Sel Tunggal (PST)
3. Menggunakan hewan/ternak itu sendiri
UPAYA MENGURANGI LIMBAH
• Mengintegrasikan usaha ternak dgn beberapa
usaha lainnya (strategi produksi bersih)
• Penggunaan suplemen pakan
• Perlu kebijakan pemerintah membentuk suatu
peternakan yg berkelanjutan dan ramah
lingkungan
• Skala usaha yg optimal, memberikan
keuntungan yg lebih besar
PENGENALAN PRODUKSI BERSIH
* Pencegahan polusi (pollution prevention) yang sering juga dikenal
dengan nama lain waste minimization, ataupun produksi bersih,
lebih memfokuskan perhatian dari pengolahan dan pembuangan
limbah menjadi mengarah kepada penghilangan atau pengurangan
produk samping yang tidak diinginkan pada proses produksi.
1 Penerapan Konsep Reduce, Reuse, Recyle (3 R), merupakan dasar dari berbagai
uaha dalam mengurangi limbah dan mengoptimalkan proses produksi
Reduce=menggunakan input lebih sedikit, limbah lebih sedikit, berarti
mengurangi penggunaan bahan-bahan yang bisa merusak lingkungan.
Reuse=pemakaian kembali sisa produksi
Recycle=mendaur ulang sampah untuk menjadi pupuk
2 Recovery= perolehan kembali, sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar berasal
dari penggunaan produk , sehingga didapatkan nilai samping dari nilai jual
utama. Buangan industri menjadi masukan untuk proses industri lainnya.
3 Product Energi( Renewable Energi)=pengelolaan limbah menghasilkan energi
yg dapat digunakan sebagai sumber energi alternatif yang bersifat renewable
(biogas)
Dampak lingkungan dari lumpur yg dikeluarkan dari digester biogas yaitu;
penurunan COD sebesar 90% dari kondisi awal, dan perbandingan BOD/COD
sebesar 0,37 lebih kecil dari kondisi normal limbah cair BOD/COD= 0,5.
BOD=Biological Oksigen Demand
COD=Chemical Oksigen Demand
4 New product = dari limbah dapat dihasilkan Fine Compost yg dapat digunakan
utk tanaman dan sawah, sehingga sawah menghasilkan padi dan jerami untuk
pakan sapi, kolam ikan mengahasilakn ikan dan lumpur kolam untuk pembuatan
kompos sehingga tidak ada limbah yg terbuang langsung ke lingkungan.
102
PRODUKSI BERSIH(CLEANER PRODUCTION)
Pengelolaan limbah yang kurang baik akan menjadi masalah serius pada
usaha peternakan sapi perah. Sebaliknya bila limbah ini dikelola dengan baik
dapat memberikan nilai tambah.
104
Upaya memadukan tanaman, ternak dan ikan di lahan per-tanian memiliki
manfaat ekologis dan ekonomis. Laju pertumbuhan produktivitas usaha pertanian
merupakan interaksi di antara berbagai faktor yang ada dalam sistem usahatani.
Sebagai upaya bagi peningkatan sistem usahatani diperlukan teknologi alternatif
untuk memperbaiki produkti-vitas lahan dan meningkatkan pendapatan petani,
antara lain melalui teknologi sistem usaha peternakan yang menerapkan konsep
produksi bersih.
Produksi bersih tidak hanya menyangkut proses produksi, tetapi juga menyangkut
pengelolaan seluruh daur hidup produksi, yang dimulai dari pengadaan bahan
baku dan pendukung, proses dan operasi, hasil produksi dan limbahnya sampai ke
distribusi serta konsumsi. Semua industri di seluruh dunia semakin menyadari
keuntungan yang dapat diperoleh dari produksi bersih dan mereka telah
mengembangkan program tersebut di perusahaannya.
105
106
Strategi produksi bersih yang telah diterapkan di berbagai negara
menunjukkan hasil yang lebih efektif dalam mengatasi dampak
lingkungan dan juga memberikan beberapa keuntungan Bapedal
(1998), antara lain
a). Penggunaan sumberdaya alam menjadi lebih efektif dan efisien;
b). Mengurangi atau mencegah terbentuknya bahan pencemar;
c). Mencegah berpindahnya pencemaran dari satu media ke media
yang lain;
d). Mengurangi terjadinya risiko terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan;
e). Mengurangi biaya penaatan hukum;
f). Terhindar dari biaya pembersihan lingkungan (clean up);
g). Produk yang dihasilkan dapat bersaing di pasar internasional;
h). Pendekatan pengaturan yang bersifat fleksibel dan sukarela.
107
Berdasarkan permasalahan dan konsep
produksi tersebut, maka penelitian ini
perlu dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui manfaat daur hidup sistem
usahatani tersebut dan mengetahui
berapa besar zat pencemar yang
dihasilkan dapat diminimisasi.
108
Salah satu kegiatan yang dilakukan dalam sistem usaha peternakan adalah
penambahan probiotik starbio pada pakan sebelum diberikan kepada sapi
perah.
Tahapan pengelolaan limbah , yaitu :
(1) Penambahan starbio (bioaktivator) pada pakan sapi, sehingga mikroorganisme yang ada
dalam starbio akan menguraikan protein, karbohidrat dan lemak yang ada dalam pakan
dengan sempurna, sehingga mudah diserap dan dicerna oleh ternak;
(2) Proses sedimentasi awal (Bak I), merupakan pengelolaan secara fisik. Dengan proses ini
diharapkan terjadi pemisahan antara limbah padat dan limbah cair;
(3) Limbah, kemudian dialirkan ke Bak II. Pada bak ini limbah akan mengalami proses
sedimentasi ke-2 yaitu proses sedimentasi yang waktunya diperpanjang (Extended
Aeration);
(4) Selanjutnya limbah ditampung pada Bak III. Bak ini ditanami dengan eceng gondok
(Eichornia crassipes) untuk membantu menguraikan limbah cair tersebut, sehingga
mengurangi zat-zat pencemar yang ada dalam limbah cair; dan
(5) Limbah padat yang sudah mengendap diangkat ke atas pelataran dan dibiarkan
mengering. Selanjutnya diangkut ke tempat pengomposan untuk diproses menjadi
pupuk organik/kompos.
109
Analisis Karakteristik Limbah Cair Usaha Peternakan Sapi Perah
Hasil analisis karakteristik limbah cair pada keluaran masing-masing bak (I, II
dan III) menunjukkan bahwa hampir semua parameter kualitas limbah yang
diamati mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Hasil pemeriksaan kualitas limbah cari sapi perah di CV. Lembah Hijau
Multifarm, Solo terutama pada bak III (Bak Pengelolaan akhir) menunjukkan
bahwa pH, TDS, Nitrit & Nitrat masih berada di bawah baku mutu limbah cair
golongan I. NH3-N masih berada di bawah baku mutu limbah cair golongan II.
Sedangkan TSS, BOD, COD, & H2S masih berada di bawah baku mutu limbah
cair golongan IV.
Hal ini sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Lingkungan Hidup : KEP-
51/MENLH/10/1995 tentang baku mutu limbah cair. Hal ini berarti kualitas
limbah cair sapi perah tersebut relatif masih baik dan belum mencemari
lingkungan, karena belum melewati batas maksimum yang diperbolehkan.
110
Keragaan analisis ekonomi dari
masingmasing usahatani yang
dilakukan dalam sistem
usahatani terpadu .
Analisis ekonomi tersebut
memberikan keuntungan yang
cukup signifikan, karena
mempunyai B/C ratio yang lebih
besar dari satu. B/C Ratio
terkecil diperoleh pada usaha
budidaya padi sawah yang
berarti keuntungan yang
diperoleh dari usaha ini relatif
kecil, jika dibandingkan dengan
usaha lainnya.
111
KESIMPULAN
1.Sistem pengelolaan limbah mulai dari awal produksi, proses produksi dan
akhir produksi dapat memberikan nilai tambah bagi limbah pertanian,
sehingga limbah tersebut dapat dimanfaaatkan oleh masing-masing usahatani
yang ada.
3.Kualitas limbah cair sapi perah di CV. Lembah Hijau Multifarm, Solo relatif
masih baik, artinya belum melewati batas maksimum yang diperbolehkan.
112
113
Peraturan Perundangan
1. Modifikasi Pakan :
- pakan dengan kecernaan tinggi
- suplementasi enzim, probiotik dll.
2. Manajemen Perkandangan :
- menjaga sanitasi
- cukup ventilasi
- mengusahakan suhu dan kelembaban ideal
- membangun biofilter
3. Meningkatkan nilai guna limbah dengan
manajemen yang baik
Penanganan Feses
1. Pupuk kandang : memiliki keseimbangan N dan P yang baik
2. Kompos
3. Bahan pakan ruminansia : serat kasar, NPN
4. Bahan karbon aktif berbentuk butiran (granular activated carbon
5. Menerapkan sistem pertanian terpadu