Karakteristik Fisik
Padatan
• pH
o pH yang sesuai dengan kehidupan makhluk hidup berada pada rentang 6-9.
Perairan yang baik memiliki rentang pH antara 6-8 (air tawar) dan 8,1-8,4 (air
laut)
o Asam seperti asam sulfat dapat menyebabkan iritasi bagi mata, korosi
o Basa seperti soda kaustik pada konsentrasi 25 ppm dapat membuat ikan mati,
kerapuhan, mengganggu pembentukan flok, merusak vegetasi
o Perubahan pH dapat mempengaruhi kelarutan logam-logam beracun
• Nitrogen
o Merupakan salah satu kebutuhan nutrien yang diperlukan oleh makhluk hidup
o Apabila kandungan nitrogen di dalam air berlebih, eutrofikasi akan terjadi
o H2S ini dapat dioksidasi lebih lanjut secara biologis menjadi asam sulfat yang
bersifat korosif
• Minyak dam Lemak (oil and grease)
o Merupakan parameter yang meliputi lemak, minyak, lilin, dan senyawa-
senyawa yang terkait
o Jika senyawa minyak dan lemak tidak dihilangkan dari air limbah, senyawa ini
dapat mengganggu dengan cara:
▪ Membentuk lapisan di permukaan air
▪ Mencegah penetrasi sinar
▪ Menjadi racun bagi beberapa ikan tertentu
▪ Bahaya kebakaran
• Bahaya Berbahaya dan Beracun
o Bahan B3 meliputi logam berat (ferrous dan non-ferrous) dan zat kimia
o Logam berat mencakup Al, Sb, As, Ba, Be, Cr, Co, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg,
Mo, Ni, Se, Ag, Ti, V, Zn
o Logam berat ini bersifat racun dalam konsentrasi rendah terhadap makhluk
hidup
o Senyawa kimia yang beracun meliputi pestisida, sianida, sulfida, fenol, dsb
Karakteristik Kimiawi (Organik)
• BOD (Biochemical Oxygen Demand)
o Merupakan parameter yang dapat mengukur konsentrasi senyawa organik di
dalam air limbah (walaupun tidak langsung)
o Secara umum BOD adalah pengukuran terhadap banyaknya oksigen yang
digunakan mikroorganisme untuk mendekomposisi materi organik
o BOD dilakukan dengan menguji sampel air dengan membiarkan pada suhu
konstan 20°C selama 5 hari
o Perairan yang baik memiliki nilai BOD 1-2 ppm
.
o Prosedur tes BOD (Henze, dkk, 1995)
o Keuntungan tes BOD
▪ Menentukan kebutuhan oksigen yang akurat yang diperlukan untuk
pengolahan biologis
▪ Menentukan ukuran unit IPAL
▪ Menentukan efisiensi proses pengolahan
▪ Menentukan batas baku mutu air pengolahan limbah
o Keterbatasan tes BOD
▪ Waktu yang diperlukan untuk tes ini cukup panjang (5 hari, 20 hari)
▪ Membutuhkan pretreatment apabila limbahnya mengandung senyawa
racun
▪ Hanya mengukur senyawa organik yang biodegradable
▪ Uji ini tidak memiliki validitas stoikiometrik
o Kurva BOD
• Di dalam air limbah terdapat berbagai jenis mikroorganisme seperti virus, bakteri,
jamur, protozoa, nematoda, dll
• Tujuan dari pengujian mikrobial adalah untuk mendeteksi bakteri-bakteri patogen
yang dapat mengganggu kesehatan manusia. Namun, bakteri pembuat penyakit ini
tidak mudah diidentifikasi
• Tes yang digunakan untuk menentukan kontaminasi umumnya menggunakan
mikroorganisme coliform
Pengantar
• PP No. 82 tahun 2001 → perlu dilakukan upaya-upaya perlindungan dan pengelolaan
sumber daya air
• Air limbah industri → jika tidak diolah dengan benar akan mencemari lingkungan
sekitar
• Adanya baku mutu air limbah → kualitas efluen air limbah industri harus memenuhi
baku mutu yang telah ditetapkan
• Oleh karena itu, dibutuhkan penerapan teknologi pengolahan air limbah yang tepat
Parameter Kualitas
Baku Mutu Air Limbah
• Metoda lain dalam penggolongan adalah melihat pada proses yang terjadi, yaitu:
o Proses Fisika
o Proses Kimia
o Proses Biologi (secondary treatment)
o Proses Termal
• Pengelompokkan karakteristik kontaminan dalam air limbah → membuat checklist
karakteristik air limbah
• Penentuan proses pengolahan air limbah yang tepat dengan mempertimbangkan aspek
ekonomis, teknis, operasi, dan lingkungan
• Melakukan studi kelayakan dan percobaan skala lab atau pilot jika perlu
• Diagram garis besar penentuan teknologi pengolahan air limbah industri
Garis Besar
Pengolahan Awal
• Penyaringan (screening)
o Memisahkan padatan berukuran besar
o Mengurangi beban organik air limbah
• Penangkapan minyak dan lemak
o Menghindari terganggunya aktivitas bakteri dalam pengolahan biologis
o Menghindari penyumbatan aliran
• Bak ekualisasi
o Menyamakan debit dan konsentrasi air limbah sehingga pengolahan biologis
dapat berjalan efektif
o Mengatur pH dan penambahan nutrisi bagi aktivitas mikroba dalam
pengolahan biologis
• Secara umum, tahap pra pengolahan dapat mengurangi konsentrasi parameter BOD
(Biochemical Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) hingga 35%,
serta parameter minyak-lemak sebesar 65%
Pengolahan Primer (Primary Treatment)
• Merupakan pengolahan air limbah dengan menggunakan prinsip fisika dan kimia
• Teknologi pengolahan primer yang digunakan adalah pengendapan (primary
sedimentation). Pengendapan diperlukan untuk memperlambat aliran air limbah
sehingga dapat mengendapkan padatan-padatan yang tidak tersaring seperti pasir,
kerikil, sisik ikan, serpihan daging ikan, dll
• Padatan-padatan tersebut dipisahkan agar tidak mengganggu tahap selanjutnya seperti
menyumbat pipa dan merusak peralatan
• Tahap pengendapan juga dapat dibantu dengan menggunakan bahan kimia berupa
koagulan dan/atau flokulan, bila kandungan total padatan tersuspensi (total suspended
solid, TSS) dari air limbah sangat tinggi
• Dengan menggunakan teknologi pengolahan primer, kandungan TSS dapat
diturunkan hingga 60%
Pengolahan Sekunder (Secondary Treatment)
• Teknologi pengolahan sekunder yang dapat digunakan adalah proses biologis, baik
secara anaerobik maupun aerobic
Proses Aerobik Proses Anaerobik
Mirkoba aerobik → sel/mikroba yang Mikroba anaerobik → sel/mikroba (tanpa
akan mendegradasikan senyawa organik oksigen) memanfaatkan senyawa organik
dengan bantuan oksigen dengan melalui beberapa tahapan hidrolisis –
mengonversi senyawa organik menjadi asidogenesis (asetogenesis) –
sel baru dan sumber energi metanogenesis, dengan produk akhir
berupa biogas (campuran gas metana dan
CO2)
Proses lebih cepat dan stabil Proses lebih lambat dan rumit
Kebutuhan energi lebih tinggi Kebutuhan energi rendah, bahkan
menghasilkan energi (by product)
OPEX lebih besar, CAPEX lebih rendah OPEX lebih rendah, CAPEX lebih besar
Produksi lumpur lebih cepat Produksi lumpur lebih labat
Menurunkan konsentrasi TSS hingga Menurunkan konsentrasi TSS hingga
80%; BOD dan COD hingga 90% (untuk 55%; BOD dan COD hingga 65%
konsentrasi COD di bawah 1000 mg/L)
Menurunkan kebutuhan lahan IPAL,
mengurangi beban pengolahan air limbah
secara biologis aerobik, dan mengurangi
biaya penanganan lumpur
• Untuk air limbah dengan kandungan bahan organik (BOD atau COD) yang tinggi
seperti industri perikanan (dari data primer, karakteristik inlet IPAL industri
perikanan memiliki BOD dan COD yang tinggi), disarankan untuk terlebih dahulu
menggunakan proses biologis secara anaerobik sebelum proses aerobik
• Dengan menggunakan proses pengolahan air limbah sekunder, kandungan parameter
minyak-lemak dalam air limbah juga dapat diturunkan hingga 90%
• Teknologi Pengolahan Air Limbah secara Biologi
o Proses lumpur aktif
Continuity equation
• Model yang umum digunakan adalah:
o Fixed-box
o Diffusion atau Gaussian
o Multiple cell
Fixed-Box Model
• Asumsi
o W, H, L = kontrol volum di mana sepanjang ketinggian H diasumsikan terjadi
proses pencampuran polutan dengan udara secara sempurna, dan di atas
ketinggian H diasumsikan tidak ada pencampuran polutan
o u = laju angin pada arah x (diasumsikan konstan, tidak bergantung waktu,
lokasi, dan ketinggian)
o b = konsentrasi polutan awal yang terbawa angin yang masuk ke dalam
kontrol volum (pada posisi x = 0), dalam gr/m3 atau μg/m3
o Q = qA = laju emisi yang ditimbulkan oleh area dalam kontrol volum; q = laju
emisi per unit area (gr/m2.s); A = luas area
o Pada saat tidak ada laju pembentukan maupun degradasi polutan, maka
akumulasi = 0
→ uWHb + qwL = uWHc
𝑞𝐿
𝑐=𝑏+
𝑢𝐻
o Untuk menghitung konsentrasi rata-rata tahunan, harus menggunakan
distribusi frekuensi dari berbagai nilai arah angin, u, dan H
(𝐾𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝑟𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛𝑎𝑛) = ∑((𝑐𝑖 )(𝑓𝑖 ))
o Apabila kondisi meteorologis tidak berubah (L/uH konstan), maka akan
diperoleh
Diffusion Model
• Model ini didasarkan pada ide Gaussian plume, yang juga merupakan model neraca
massa
• Asumsi
dengan
Overview
• Polusi udara merupakan sebuah kondisi adanya senyawa dalam bentuk gas, cair, atau
padatan yang berasal dari aktivitas manusia atau alam di udara atau atmosfer pada
konsentrasi yang melebihi batasan aman bagi manusia, hewan, tanaman, dan material
• Industri selalu dikaitkan dengan sumber polutan karena industri merupakan aktivitas
yang sangat jelas terlihat dalam menghasilkan bervariasi senyawa kimia ke
lingkungan alam
• Di sisi lain, perkembangan alat dan teknologi air pollution control semakin membaik
dan mumpuni
o Ozon terbentuk melalui reaksi antara atom oksigen (dihasilkan melalui reaksi
disosiasi molekul oksigen melalui ultraviolet ringan) dengan molekul oksigen
o Siklus gas
• Siklus karbon
• Siklus nitrogen
• Siklus oksigen
Perubahan Global
• Deposisi asam
o Deposisi basah → hujan asam
o Deposisi kering → partikel asam
• Perubahan iklim global
o Penyebab:
▪ Hidrokarbon terhalogenasi (CFC):
Aerosol (popelant), freon (pendingin), foam (insulasi), styrofoam
(packaging)
▪ Halons (pemadam kebakaran)
▪ Metil bromida (fumigant)
▪ Metil kloroform (degrease metal)
▪ Karbon tetraklorida (pestisida, pengecatan)
Photochemical Smog
o Primer
▪ Senyawa pencemar yang langsung dibebaskan dari sumber
▪ Contoh: CO, CO2, SO2, NO, partikulat, dan hidrokarbon
o Sekunder
▪ Senyawa pencemar yang terbentuk akibat reaksi dua atau lebih
senyawa pencemar primer
▪ Contoh: NO2, HNO3, H2O2, H2SO4, dan ozon
• Karakterisasi polutan
GE = Greenhouse Effect; SAD = Stratospheric Ozone Depletion; AD = Acid
Deposition; S = Smog; C = Corrosion; DV = Decreased Visibility; DSCoA =
Decreased Self-Cleansing of Atmosphere
• Lima jenis pencemar yang umum dikaitkan dengan pencemaran udara
o Karbonmonoksida
▪ Tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
▪ Fasa gas pada T > -192°C
▪ Tidak larut dalam air
▪ Mengganggu proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin dalam darah
o Nitrogen oksida
▪ Gas NO: tidak berwarna, tidak berbau
▪ Gas NO2: berwarna merah kecoklatan, bau menyengat dan
menyesakkan nafas
▪ Berbahaya bagi kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan
▪ Merusak bahan konstruksi dan paduan logam
▪ Berperan dalam pembentukan senyawa pencemar sekunder yang lebih
berbahaya (photochemical oxidant) komponen smog
▪ Siklus fotolitik NO2
o Sulfur oksida
▪ Merupakan pencemar anthropogenic
▪ Mencakup: SO, SO3, SO4, SO6, dan SO7
▪ Mengganggu membran saluran pernafasan
▪ Pemicu bronchitis dan pulmonary emphysema
▪ Kerusakan pada tanaman dan bangunan
o Hidrokarbon
▪ Berperan dalam pembentukan senyawa pencemar sekunder yang lebih
berbahaya, disebut sebagai photochemical oxidant
▪ Senyawa pencemar sekunder yang berbahaya di antaranya: ozon dan
peroxyacetylnitrate (PAN)
▪ Pembentukan photochemical oxidant
o Partikel/debu
▪ Partikel pencemar berdiameter antara 0,01-100 μm (< 1 μm sulit
mengendap)
▪ Dibedakan atas dasar:
• Watak fisik
ukuran, proses pembentukan, watak pengendapan, dan watak
optik
• Watak kimia
senyawa organik dan anorganik
• Watak biologis
jenis bakteri, spora, dan virus
▪ Proses pembentukan partikulat
• Debu (dust) → 1-10.000 μm
pemecahan, penggerusan, peledakan, dan penanganan massa
• Asap (smoke) → 0,5-1 μm
pembakaran tidak sempurna senyawa organik
• Fumes → 0,03-0,3 μm
kondensasi, sublimasi, distilasi, kalsinasi, dan pencairan logam
• Abu terbang (fly-ash) → 1-1.000 μm
partikel tak terbakar dari pembakaran batu bara
• Kabut (mist) → < 10 μm
kondensasi uap atau dispersi cairan
• Spray → 10-1.000 μm
proses atomisasi cairan
• Watak pencemaran udara
o Jenis dan konsentrasi senyawa yang dibebaskan ke lingkungan
o Kondisi geografis
o Kondisi meteorologis
Pengukuran
• Unit dan standar
o Kandungan partikulat atau debu:
▪ Satuan massa per satuan luas per satuan waktu
▪ Contoh: mg/cm2.bulan atau mg/cm2.tahun
o Kadar partikulat tersuspensi atau pencemar gas:
▪ Satuan massa per satuan volume
▪ Contoh: ppm, ppb, atau μg/m3
𝑝𝑝𝑚 × 𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡 × 103
𝜇𝑔/𝑚3 =
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟/𝑚𝑜𝑙 𝑧𝑎𝑡
• Kondisi pengukuran → pada 0, 18, 20, dan 25°C
• Waktu pengukuran → pada saat konsentrasi puncak
o Perkotaan: 05.30-09.30
o Lokasi industri: 09.00-20.00
• Hasil analisa dilaporkan pada:
T = 25°C dan P = 760 mmHg
• Kemampuan pengukuran alat ukur:
T = 21,1°C dan P = 760 mmHg
• Normalisasi volum gas menggunakan persamaan Boyle-Gay Lussac:
𝑉1 𝑃1 𝑉2 𝑃2
=
𝑇1 𝑇2
• Metoda pengukuran
o Kondisi ambien
Konsentrasi polutan diukur di udara ambien dengan cara pemantauan pada
waktu tertentu (ambient monitoring)
o Pengukuran di sumber pencemar
Konsentrasi atau emisi diukur lajunya di titik sumber pencemaran (source
testing)
• Pengambilan sampel
• Penempatan alat pengukur udara ambien
o Pada tempat yang memiliki sumber listrik
o Terlindung dari hujan (salju)
o Pada lingkungan dengan temperatur yang relatif konstan
o Mudah dimasuki oleh petugas
o Terlindung dari pencurian atau perusakan
o Tempat yang bebas biaya (optional)
Contoh: balaikota, rumah sakit, dan gedung pengadilan
Gravity chamber
• Device characteristics
o Control requirements
o Corrosion preventions
o Energy requirements
o Chemical requirements
o Reliability
o Maintainability
• Device performance
o Efficiency
o Flexibility
o Gas preconditioning
o Load-handling capacity
• Technical feasibility
o Operating principles
o Design parameters
o Previous applications
Bau
• Kebijakan mengenai tingkat kebauan di Indonesia diatur dalam Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. Kep. 50/MENLH/11/1996
o Baku Tingkat Kebauan adalah batas maksimal bau dalam udara yang
diperbolehkan yang tidak mengganggu kesehatan manusia dan kenyamanan
lingkungan
• Tingkat kebauan yang dihasilkan oleh campuran odoran dinyatakan sebagai ambang
bau yang dapat dideteksi secara sensorik oleh lebih dari 50% anggota penguji yang
berjumlah minimal 8 orang
• Baku mutu bau
Kebisingan
• Baku Mutu Tingkat Kebisingan adalah batas maksimal kebisingan dalam udara yang
diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan
• Baku mutu kebisingan
ESG
Definisi
• ESG merupakan istilah umum yang digunakan investor untuk merujuk pada faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan suatu usaha untuk menciptakan nilai
jangka panjang. ESG juga merujuk pada asset tidak berwujud -PRI Academy-
• ESG terdiri atas:
o Environmental (lingkungan)
▪ Polusi
▪ Kehilangan keanekaragaman hayati
▪ Perubahan iklim
▪ Deforestasi
▪ Penipisan sumber daya
▪ Pengelolaan limbah
o Social (sosial)
▪ Hak asasi manusia
▪ Pekerja anak
▪ Keamanan produk
▪ Kesalahan penjualan produk
▪ Standar pekerja
▪ Relasi karyawan
o Corporate Governance (tata kelola perusahaan)
▪ Akuntansi
▪ Komposisi jajaran pimpinan
▪ Penyuapan dan korupsi
▪ Bayaran eksekutif
▪ Penghindaran pajak
▪ Hak pemilik saham
• LCA → kompilasi dan evaluasi dari input, output, dan potensi dampak lingkungan
dari suatu sistem produk dalam sepanjang siklus kehidupannya
• Ketertarikan dunia pada konsep life-cycle dipicu oleh beberapa faktor:
o Peningkatan perhatian terhadap perubahan iklim global
o Keinginan Walmart untuk mengembangkan indeks sustainability untuk
produk yang mereka bawa
o Promosi US Green Building Council dalam bangunan sustainable dan standar
LEED
o Keinginan umum perusahaan untuk menjadi ‘green’ dan ‘sustainable’
Glosarium
• Life Cycle Concept → konsiderasi atas seluruh aktivitas yang berhubungan dengan
sistem industri dari cradle-to-grave, contoh product life
• Life Cycle Assessment → proses yang telah distandarisasi untuk menguantifikasi
penggunaan sumber daya alam dan limbah yang dilepaskan ke lingkungan dari
cradle-to-grave; untuk menilai dampak dari kuantitas; dan untuk mengidentifikasi
peluang untuk mempengaruhi pengembangan lingkungan
o Screening Level atau Streamlined Assessment
o Detailed Life Cycle Assessment
• Life Cycle-Based Approach → penggunaan konsep life cycle untuk melihat sistem
produk dari cradle-to-grave tetapi membatasi studi ke area perhatian yang telah
ditentukan sebelumnya, seperti penggunaan energi, perubahan iklim global,
penggunaan material, dll
• Life Cycle Management → integrasi aspek lingkungan, ekonomi, teknologi, resiko,
implementasi, dan sosial produk & layanan atas dasar life cycle
LCA
Introduction
• Carbon neutral
o Net zero GHG emissions by 2050
o Japan aims to reduce greenhouse gas emissions 46 percent by 2030 compared
with fiscal 2013 levels
• Circular Economy
Our current lifestyle is still far from the circular economy
Three pillars for de-carbonized society
• Alternate resources
Expand use of waste and renewable resources
o Waste recycling & energy recovery
o Biomass use
o Zero emission power
• Maximize efficiency
Energy efficiency improvement (Exergy improvement)
o Insulation & exhaust heat recovery
o Optimum operation
o Heat pump
• Supplementary
Carbon sequestration
o Long time use of wood materials
o Carbon capture & storage
Examples
• Thermal power plant
• Co-generation
𝑇𝐿
𝜂 =1−
𝑇𝐻
T: absolute temperature (K)
• Heat pump
1 𝑇𝐻
𝐶𝑂𝑃 = =
𝜂 𝑇𝐻 − 𝑇𝐿
Quality of energy
Need to improve energy (exergy) efficiency as a whole society
Comprehensive solution for high-grade and low-grade waste plastic as well as all the
combustible wastes
Need to improve energy (exergy) efficiency as a whole society
Comprehensive solution for high-grade and low-grade waste plastic as well as all the
combustible wastes
• Pentingnya water reuse dan teknologi yang dapat digunakan agar air linbah dapat
digunakan untuk keperluan tertentu
o Sumber air bersih makin sedikit akibat tercemarnya badan air dan
terganggunya daur air
o Teknologi pengolahan:
Tahapan:
▪ Sistem pengumpulan air
▪ Primary treatment: sedimentasi
▪ Secondary treatment: oksidasi biologis, disinfeksi
Digunakan untuk:
• Surface irrigation of orchards and vineyards
• Nonfood crop irrigation
• Restricted landscape impoundments
• Groundwater recharge of nonpotable aquifer
• Wetlands, wildlife habitat, stream augmentation
• Industrial cooling processes
▪ Tertiary/advanced treatment: koagulasi kimia, filtrasi, disinfektan
Digunakan untuk:
• Landscape and golf course irrigation
• Toilet flushing
• Vehicle washing
• Food crop irrigation
• Unrestricted recreational impoundment
• Indirect potable reuse: groundwater recharga of potable aquifer
and surface water reservoir augmentation