Anda di halaman 1dari 10

ANALISA KESADAHAN TOTAL

( Ca2+ dan Mg2+ )


DEFINISI
• Jumlah ion-ion yaitu Ca2+ dan Mg2+ yg dapat
ditentukan melalui titrasi EDTA sebagai titran
dan menggunakan indikator yg peka terhadap
semua kation tersebut.
• Kesadahan total juga dapat ditentukan dengan
menjumlahkan ion Ca2+ dan Mg2+ yg dianalisa
secara terpisah misal dg metode AAS ( Atomic
Absorption Spechtrophotometer )
PRINSIP ANALISA
• Eriochrome Black T (Eriokrom Hitam T) adalah
sejenis indikator yg berwarna merah muda bila
berada dalam larutan yg mengandung ion kalsium
dan ion magnesium dengan pH 10,0 ± 0,1.
• Sejenis molekul lain yaitu asam
etilendiamintetraasetat dan garam natriumnya
(EDTA), dpt membuat pasangan kimiawi dg ion-ion
kesadahan dan beberapa ion lain.
• Pasangan tersebut lebih kuat daripada hubungan
antara indikator dg ion-ion kesadahan .
PRINSIP ANALISA
• Oleh karena itu pada pH 10, larutan akan
berubah menjadi biru yaitu saat jumlah
molekul EDTA yg ditambahkan sebagai titran,
sama dengan jumlah ion kesadahan dalam
sampel, dan molekul indikator terlepas dari
ion kesadahan
GANGGUAN
• Selain dari Ca2+ dan Mg2+ beberapa kation seperti Al3+,
Fe3+ dan Fe2+, Mn2+ dsb juga bergabung dg EDTA.
• Untuk air ledeng, air sungai atau danau, konsentrasi
ion-ion ini cukup rendah dan tidak mengganggu.
• Namun terkadang air tanah dan air buangan industri
mengandung konsentrasi ion-ion tersebut lebih dari
beberapa mg/l dimana dalam kasus ini sesuatu
inhibitor harus digunakan utk menghilangkan
gangguan tersebut.
PENGAWETAN SAMPEL
• Ion Ca2+ dan Mg2+ tidak hilang selama
pengawetan hanya dapat mengendap sebagai
CaCO3 dan Mg(OH)2 kalau pH terlalu tinggi (>9).
• Bila sampel harus disimpan lebih dari 2
hari,lebih baik diasamkan sampai pH ≤ 5 dahulu
atau diasamkan 1 jam sebelum analisa supaya
semua endapan CaCO3 dll terlarut kembali.
PROSEDUR
(ALAT-ALAT)

1. Labu takar 250 ml 9. Gelas ukur 100 ml


2. Botol plastik 250 ml 10. Pembakar bunsen / pemanas listrik lengkap
3. Karet penghisap 11. Buret 25 ml atau 50 ml
4. 2 labu takar 1 liter 12. Pipet : 100 ml; 50ml; 20 ml; 2 ml ; 1 ml
5. Botol plastik 1 liter 13. Beaker 100 ml
6. Erlenmeyer 500 ml 14. Mortir
7. Erlenmeyer 250 ml 15. Botol tutup kaca
8. Corong
REAGEN
• Larutan Bufer pH 10,0 ± 0,1
• Larutan standard EDTA (titran) 0,01 M
• Larutan Standard primer Ca2+
• Indikator campuran Eriochrome Black T dan
NaCl
CARA KERJA
• Pipet sampel 30 ml kemudian masukkan ke dalam
erlenmeyer 250 ml (jika diperlukan sampel sudah
diencerkan) yg akan memerlukan antara 3 s.d 15 ml
titran EDTA
• Dimana dalam 30 ml harus mengandung 3 s.d 15 mg/l
kesadahan sebagai CaCO3
• Tambahkan beberapa tetes HCl pekat sampai pH
menjadi ± 3 (cek dg kertas pH)
• Kocok selama beberapa menit supaya CO2 terlarut
lepas ke udara
CARA KERJA
• Ambil sampel yg telah dicampurkan tadi kemudian pipet 25 ml
dan encerkan menjadi 50 ml dalam beaker 100 ml bentuk tinggi.
• Tambahkan 1 s.d 2 ml larutan bufer ; biasanya 1 ml sudah cukup
utk memberi nilai pH yg tetap yaitu 10 ± 0,1 .
• Tambahkan ± 15 gram bubuk campuran NaCl dan Eriochrome
Black T. Kemudian titrasikan dg larutan EDTA
• Titrasi harus dilakukan perlahan dg waktu tunggu beberapa detik
antara 2 penambahan titran, namun titrasi harus selesai dalam
waktu 5 menit di saat warna merah hilang sama sekali menjadi
biru. Selama titrasi larutan sampel harus diaduk misalnya dg
pengaduk magnetis.

Anda mungkin juga menyukai