DALAM PSIKOLOGI
Deasyanti
Penelitian Ilmiah?
Investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis
mengenai gejala-gejala alamiah yang diarahkan oleh
teori dan hipotesis mengenai hubungan-hubungan yang
diperkirakan ada di antara gejala-gejala tersebut.
Kualitatif Kuantitatif
Non-
Grounded
Fenomenologi Etnografi Studi Kasus Eksperimental/ Eksperimental
Theory
Ex Post Facto
Quasi
Korelasional Komparasi True Experiment
Experiment
Penelitian Eksperimental
VT
VB
Penyakit
merokok
jantung
Penelitian Non-Eksperimental
VT
VB
Penyakit
merokok
jantung
Arah Penelitian
Arah Sebab Akibat
Penelitian Eksperimental
Dilakukan randomisasi
Manipulasi
Contoh:
Manipulasi dilakukan ketika peneliti meminta suatu kelompok subjek
untuk merokok selama waktu tertentu dan pada kelompok subjek lain
diminta untuk tidak merokok.
Observasi yang Objektif
Peneliti juga harus mampu menghindari terjadinya bias atau melakukan hal-
hal di luar prosedur yang akan mempengaruhi hasil penelitian
Fenomena yang dibuat agar terjadi
Contoh:
(dari contoh sebelumnya pada karakteristik manipulasi).
Penyakit jantung selain karena merokok dapat juga disebabkan oleh
konsumsi makanan yang tidak sehat, kurangnya olah raga, serta kelainan
jantung bawaan. Dalam penelitian ini, subjek dipilih yang tidak memiliki
kelainan jantung bawaan, dan selalu diberi makanan sehat serta diminta
untuk selalu berolah raga dengan teratur.
Terdapat satu faktor divariasikan dan
faktor lain tetap konstan
Contoh:
(dari contoh sebelumnya pada karakteristik manipulasi).
Kelainan jantung bawaan, jarang berolah raga, dan pola makan yang tidak
sehat merupakan VS (variabel sekunder) karena turut mempengaruhi VT,
selain merokok. VS ini dikonstankan/disetarakan dengan cara memilih
subjek-subjek yang tidak memiliki kelainan jantung bawaan, berolahraga
teratur, dan memiliki pola makan yang sehar, baik pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Dilakukan Randomisasi
Random Sampling
Memilih secara acak sejumlah orang dari populasi untuk menjadi subjek penelitian.
ABC FGE
BDC GHE
ADC FHE
C E
Kehadiran C disertai dengan kehadiran E. karena C
terjadi lebih dahulu, maka C dianggap sebagai
penyebab dari E.
Anak laki-laki + tayangan agresivitas di televisi Agresif
Anak perempuan + tayangan agresivitas di televisi Agresif
AB FG
FGE
ABC
C E
Kehadiran C disertai dengan kehadiran E. Namun
ketika C tidak ada maka E tidak muncul, maka C
menyebabkan E.
Anak laki-laki + sering menonton tayangan agresivitas di Agresif
televisi
Anak laki-laki + tidak menonton tayangan agresivitas di Tidak agresif
televisi
Tayangan agresivitas di televisi Agresivitas
(i)
I. ABC JKE
Metode
DFC LME
Persamaan
GHC NOE
Metode
IIa. PQ VW Perbedaan
RS XY
TU ZA
I. Metode Persamaan
Anak laki-laki + menonton tayangan agresivitas di televisi Agresif
Anak perempuan + menonton tayangan agresivitas di televisi Agresif
(ii)
I. ABC JKE
Metode
DFC LME
Persamaan
GHC NOE
IIa. PQ VW
RS XY Metode
TU ZA Perbedaan
I. Metode Persamaan
Anak laki-laki + menonton tayangan agresivitas di televisi Agresif
Anak perempuan + menonton tayangan agresivitas di televisi Agresif
ab (1C) df (1E)
ab (2C) df (2E)
ab (3C) df (3E)
ab (4C) df (4E)
ADGC BFHE
A B
D F Hubungan kausal yang diketahui
G H
C E Hubungan kausal yang disimpulkan
Menonton tayangan agresivitas + Agresif + prestasi rendah +
inteligensi rendah + harga diri introvert
rendah
Necessity Condition
Sufficient Condition
Causative Condition
Necessity Condition
Kondisi atau situasi yang harus ada (Necessity) sekalipun adanya variabel tersebut tidak cukup untuk
menyebabkan memunculkan variabel.
Jadi. Variabel X harus hadir bersama-sama dengan variable X lain untuk dapat memunculkan variable Y
Contoh:
Seorang anak dapat berjalan jika telah mencapai kematangan motorik, akan tetapi variabel
kematangan motorik ini tidak cukup untuk menyebabkan seorang anak dapat berjalan. Karena ada
faktor lain yang menyebabkan anak bisa berjalan, misalkan kesehatan anak dan adanya pelatihan
yang diberikan oleh orang tua (Gallahue & Ozmun, 1998).
Ilustrasi Necessity Condition
X₁ X₂ X₃ X₄ X₅
Y
Sufficient Condition
Kondisi yang cukup memaksa untuk memunculkan kejadian atau gejala tertentu, meskipun
demikian kemunculan kejadian atau gejala tersebut tidak mengharuskan akan kondisi
tersebut.
Variabel X merupakan salah satu dari beberapa sebab yang secara independent
menghasilkan Variable Y
Contoh:
Penelitian yang dilakukan oleh Pffiffnet & Millnet (1997), tentang pengaruh atau
efektivitas latihan keterampilan sosial terhadap penuruan perilaku disruptif pada anak-anak
yang hiperaktif.
Ilustrasi Sufficient Condition
X₃
X₂ X₄
X₁ X₅
Y
Sufficient and Necessity Condition
Kondisi yang cukup memadai (sufficient) dan harus ada (necessity) untuk
menghasilkan kejadian atau gejala tertentu.
Contoh:
Rogers (1961) menuliskan bahwa unsur kongruensi, empati, dan penghargaan positif
tanpa syarat terapis bersifat sufficient dan necessity bagi perkembangan kesehatan
mental individu.
X Y
Causative Condition
Sutau hubungan sebab dan akibat yang tidak bersifat necessity maupun sufficient, akan
tetapi suatu unsur memberikan kontribusi bagi munculnya kondisi tertentu.
Contoh:
Penelitian yang dilakukan oleh Chassin, Presson, Rose, & Sherman (1998) yang
menghasilkan bahwa perilaku merokok pada anak memiliki hubungan dengan
beberapa faktor, misalkan orang tua yang merokok, meniru teman sebaya yang
merokok, kurangnya konsistensi penerapan disiplin oleh orang tua, dan juga usia anak.
Ilustrasi Caustive Condition
X Y X Y Z
Peneliti dapat memanipulas VB untuk dilihat Membutuhkan waktu yang cukup lama.
pengaruhnya terhadap VT.
• Tidak dianjurkan untuk dilakukan, hanya untuk memberikan gambaran perbedaan dengan desain
ekperimen.
Persamaan
Eksperimental-kuasi Eksperimental
Meneliti hubungan sebab-akibat
Bersifat prospektif
Adanya atau dimungkinkannya kelompok kontrol pada kedua penelitian
TERIMAKASIH