Anda di halaman 1dari 40

PENELITIAN ILMIAH

DALAM PSIKOLOGI
Deasyanti
Penelitian Ilmiah?
Investigasi yang sistematis, terkontrol, empiris, dan kritis
mengenai gejala-gejala alamiah yang diarahkan oleh
teori dan hipotesis mengenai hubungan-hubungan yang
diperkirakan ada di antara gejala-gejala tersebut.

(Kerlinger & Lee, 2000:10)


Penelitian Psikologi

Kualitatif Kuantitatif

Non-
Grounded
Fenomenologi Etnografi Studi Kasus Eksperimental/ Eksperimental
Theory
Ex Post Facto

Quasi
Korelasional Komparasi True Experiment
Experiment
Penelitian Eksperimental

VT
VB
Penyakit
merokok
jantung

Penelitian Non-Eksperimental

VT
VB
Penyakit
merokok
jantung

Arah Penelitian
Arah Sebab Akibat
Penelitian Eksperimental

Observasi yang objektif terhadap


suatu fenomena yang dibuat agar
Penyelidikan di mana minimal salah
terjadi dalam suatu kondisi yang
satu variabel dimanipulasi untuk
terkontrol ketat, di mana satu atau
mempelajari hubungan sebab akibat.
lebih faktor divariasikan dan faktor (Solso & Mac Lin, 2002)
lain dibuat konstan.
(Zimmey, dalam Christensen, 2001)

Penelitian Eksperimental adalah penelitian yang


meneliti hubungan sebab-akibat dan bukan hanya
meneliti hubungan antar variabel.
Karakteristik Penelitian Eksperimen
Manipulasi

Observasi yang objektif

Fenomena yang dibuat agar terjadi

Dalam situasi yang terkontrol ketat

Terdapat satu faktor divariasikan dan faktor lain tetap konstan

Dilakukan randomisasi
Manipulasi

Peneliti memberikan perlakuan atau mengkondisikan keadaan/kejadian yang


berbeda kepada subjek penelitian.

Contoh:
Manipulasi dilakukan ketika peneliti meminta suatu kelompok subjek
untuk merokok selama waktu tertentu dan pada kelompok subjek lain
diminta untuk tidak merokok.
Observasi yang Objektif

Penelitian tidak dipengaruhi oleh faktor-faktor subjektif dari peneliti.

Peneliti juga harus mampu menghindari terjadinya bias atau melakukan hal-
hal di luar prosedur yang akan mempengaruhi hasil penelitian
Fenomena yang dibuat agar terjadi

Penelitian eksperimental menciptakan atau memunculkan sesuatu agar terjadi.

Penelitian eksperimental membuat VT (variabel terikat) untuk muncul di masa


mendatang dengan memberikan VB (variabel bebas) pada subjek penelitian.
Dalam situasi yang terkontrol ketat

Penelitian eksperimental diusahakan agar suatu akibat hanya ditimbulkan


oleh penyebab yang sedang diteliti, bukan oleh faktor-faktor lain.

Contoh:
(dari contoh sebelumnya pada karakteristik manipulasi).
Penyakit jantung selain karena merokok dapat juga disebabkan oleh
konsumsi makanan yang tidak sehat, kurangnya olah raga, serta kelainan
jantung bawaan. Dalam penelitian ini, subjek dipilih yang tidak memiliki
kelainan jantung bawaan, dan selalu diberi makanan sehat serta diminta
untuk selalu berolah raga dengan teratur.
Terdapat satu faktor divariasikan dan
faktor lain tetap konstan

Faktor yang divariasikan dengan memberikan jenis atau kuantitas yang


berbeda pada kelompok subjek yang berbeda.

Contoh:
(dari contoh sebelumnya pada karakteristik manipulasi).
Kelainan jantung bawaan, jarang berolah raga, dan pola makan yang tidak
sehat merupakan VS (variabel sekunder) karena turut mempengaruhi VT,
selain merokok. VS ini dikonstankan/disetarakan dengan cara memilih
subjek-subjek yang tidak memiliki kelainan jantung bawaan, berolahraga
teratur, dan memiliki pola makan yang sehar, baik pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Dilakukan Randomisasi

Random Sampling

Memilih secara acak sejumlah orang dari populasi untuk menjadi subjek penelitian.

Randomisasi/ Random Assignment

Memasukkan subjek penelitian secara acak ke dalam masing-masing kelompok penelitian.


Hukum Kausalitas (Sebab-Akibat)
Metode Persamaan (Method of Agreement)

Metode Perbedaan (Method of Difference)

Gabungan Metode Persamaan dan Perbedaan (Joint Method of


Agreemenr and Difference)

Metode Variasi Seirama (Method of Concomitant Variation)

Metode Sisa (Method of Residue)


Metode Persamaan (Method of Agreement)
Untuk mengetahui hubungan sebab-akibat dengan mengamati satu faktor yang sama pada dua atau
lebih contoh kejadian.

ABC FGE
BDC GHE
ADC FHE
C E
Kehadiran C disertai dengan kehadiran E. karena C
terjadi lebih dahulu, maka C dianggap sebagai
penyebab dari E.
Anak laki-laki + tayangan agresivitas di televisi Agresif
Anak perempuan + tayangan agresivitas di televisi Agresif

Tayangan agresivitas di televisi Agresif

Dapat disimpulkan bahwa menonton tayangan agresivitas ditelevisi


meyebabkan perilaku agresivitas pada anak laki-laki dan perempuan.
Metode Perbedaan (Method of Difference)
Mengamati dampak atau hasil yang berbeda pada dua kejadian yang sama pada semua faktor, kecuali
satu faktor yang berbeda.

AB FG
FGE
ABC
C E
Kehadiran C disertai dengan kehadiran E. Namun
ketika C tidak ada maka E tidak muncul, maka C
menyebabkan E.
Anak laki-laki + sering menonton tayangan agresivitas di Agresif
televisi
Anak laki-laki + tidak menonton tayangan agresivitas di Tidak agresif
televisi
Tayangan agresivitas di televisi Agresivitas

Dapat disimpulkan bahwa tayangan agresivitas ditelevisi meyebabkan


perilaku agresif.
Gabungan Metode Persamaan dan Perbedaan
(Joint Method of Agreement and Difference)
Metode persamaan digunakan untuk mencari satu faktor yang sama sebagai penyebab dari beberapa
kejadian yang sama. Hasil ini digunakan untuk membuat hipotesis yang akan diuji dengan metode
perbedaan.

(i)
I. ABC JKE
Metode
DFC LME
Persamaan
GHC NOE
Metode
IIa. PQ VW Perbedaan
RS XY
TU ZA
I. Metode Persamaan
Anak laki-laki + menonton tayangan agresivitas di televisi Agresif
Anak perempuan + menonton tayangan agresivitas di televisi Agresif

IIa. Metode Perbedaan


Anak laki-laki + menonton tayangan berita di televisi Tidak agresif
Anak perempuan + menonton tayangan pengetahuan di televisi Tidak agresif

Kesimpulan bahwa menonton tayangan agresivitas di televisi menyebabkan perilaku agresif


pada anak laki-laki dan perempuan diperoleh melalui metode persamaan.
Untuk mendukung kesimpulan ini, penelitian kedua dilakukan dengan mengamati anak
laki-laki dan perempuan yang tidak menonton tayangan agresivitas, tetapi menonton
tayangan lain di televisi. Ternyata anak laki-laki dan perempuan tidak berperilaku agresif.
Gabungan Metode Persamaan dan Perbedaan
(Joint Method of Agreement and Difference)
Metode persamaan digunakan untuk mencari satu faktor yang sama sebagai penyebab dari beberapa
kejadian yang sama. Hasil ini digunakan untuk membuat hipotesis yang akan diuji dengan metode
perbedaan.

(ii)
I. ABC JKE
Metode
DFC LME
Persamaan
GHC NOE

IIa. PQ VW
RS XY Metode
TU ZA Perbedaan
I. Metode Persamaan
Anak laki-laki + menonton tayangan agresivitas di televisi Agresif
Anak perempuan + menonton tayangan agresivitas di televisi Agresif

IIb. Metode Perbedaan


Anak laki-laki + menonton tayangan berita di televisi Agresif
Anak laki-laki + tidak menonton tayangan agresivitas di televisi Tidak agresif

Keismpulan bahwa menonton tayangan agresivitas di televisi menyebabkan perilaku


agresif pada anak laki-laki dan perempuan diperoleh melalui metode persamaan.
Untuk meyakinkan kesimpulan ini, maka perilaku anak laki-laki yang menonton
tayangan agresivitas di televisi dibandingkan dengan anak laki-laki yang tidak
menonton tayangan agresivitas di televisi.
Metode Variasi Seirama
(Method of Concomitant Variation)
Menyatakan bahwa hubungan sebab-akibat terjadi apabila variasi pada variabel hasil berparalel
dengan variasi pada variabel penyebab.

ab (1C) df (1E)
ab (2C) df (2E)
ab (3C) df (3E)
ab (4C) df (4E)

Dapat disimpulkan bahwa C menyebabkan E.


Anak laki-laki + 1 jam menonton tayangan Perilaku agresif
agresivitas di televisi rendah
Anak laki-laki + 2 jam menonton tayangan Perilaku agresif
agresivitas di televisi sedang
Anak laki-laki + 3 jam menonton tayangan Perilaku agresif
agresivitas di televisi tinggi

Dapat disimpulkan bahwa variasi durasi menonton tayangan agresivitas


ditelevisi mempengaruhi perbedaan hasil.
Metode Sisa(Method of Residue)
Faktor spesifik telah diketahui menyebabkan satu kejadian tertentu, dan hanya tersisa satu faktor
spesifik, serta satu kejadian yang belum diketahui penyebabnya.

ADGC BFHE

A B
D F Hubungan kausal yang diketahui

G H
C E Hubungan kausal yang disimpulkan
Menonton tayangan agresivitas + Agresif + prestasi rendah +
inteligensi rendah + harga diri introvert
rendah

Harga diri Rendah Introvert


Inteligensi rendah Prestasi rendah

Menonton tayangan agresivitas Perilaku agresif


Hukum Kausalitas (Sebab-Akibat)
(Menurut Libert & Libert (1995)

Necessity Condition

Sufficient Condition

Sufficient and Necessity Condition

Causative Condition
Necessity Condition
Kondisi atau situasi yang harus ada (Necessity) sekalipun adanya variabel tersebut tidak cukup untuk
menyebabkan memunculkan variabel.

Jadi. Variabel X harus hadir bersama-sama dengan variable X lain untuk dapat memunculkan variable Y

Contoh:
Seorang anak dapat berjalan jika telah mencapai kematangan motorik, akan tetapi variabel
kematangan motorik ini tidak cukup untuk menyebabkan seorang anak dapat berjalan. Karena ada
faktor lain yang menyebabkan anak bisa berjalan, misalkan kesehatan anak dan adanya pelatihan
yang diberikan oleh orang tua (Gallahue & Ozmun, 1998).
Ilustrasi Necessity Condition

X₁ X₂ X₃ X₄ X₅

Y
Sufficient Condition
Kondisi yang cukup memaksa untuk memunculkan kejadian atau gejala tertentu, meskipun
demikian kemunculan kejadian atau gejala tersebut tidak mengharuskan akan kondisi
tersebut.

Variabel X merupakan salah satu dari beberapa sebab yang secara independent
menghasilkan Variable Y

Contoh:
Penelitian yang dilakukan oleh Pffiffnet & Millnet (1997), tentang pengaruh atau
efektivitas latihan keterampilan sosial terhadap penuruan perilaku disruptif pada anak-anak
yang hiperaktif.
Ilustrasi Sufficient Condition

X₃
X₂ X₄
X₁ X₅

Y
Sufficient and Necessity Condition
Kondisi yang cukup memadai (sufficient) dan harus ada (necessity) untuk
menghasilkan kejadian atau gejala tertentu.

Variabel X merupakan satu-satunya penyebab munculnya variable Y.

Contoh:
Rogers (1961) menuliskan bahwa unsur kongruensi, empati, dan penghargaan positif
tanpa syarat terapis bersifat sufficient dan necessity bagi perkembangan kesehatan
mental individu.

Kalangan behavioristic menganggap bahwa penguatan positif dan negative (reward


and punishment) adalah kondisi yang bersifat sufficient dan necessity untuk
memodifikasi perilaku seseorang
(Dunham, 1977; Feist, Feist, & Robert, 2017; Hall & Lindzey, 2006).
Ilustrasi Sufficient and Necessity Condition

X Y
Causative Condition
Sutau hubungan sebab dan akibat yang tidak bersifat necessity maupun sufficient, akan
tetapi suatu unsur memberikan kontribusi bagi munculnya kondisi tertentu.

Contoh:
Penelitian yang dilakukan oleh Chassin, Presson, Rose, & Sherman (1998) yang
menghasilkan bahwa perilaku merokok pada anak memiliki hubungan dengan
beberapa faktor, misalkan orang tua yang merokok, meniru teman sebaya yang
merokok, kurangnya konsistensi penerapan disiplin oleh orang tua, dan juga usia anak.
Ilustrasi Caustive Condition

Feedback loop Causal clain

Hubungan bahwa X dapat menyebabkan Y Hubungan yang ditunjukkan bahwa X Y ini


juga memunculkan variabel Z.

X Y X Y Z

Rendahnya motivasi belajar dapat Rendahnya keterampilan orang tua dalam


menyebabkan prestasi belajar yang rendah. mengasuh (variabel X) menjadi penyebab
anak berperilaku antisosial (variabel Y)
bisa memunculkan perilaku agresi
(variabel Z).
Kelebihan Penelitian Kekurangan Penelitian
Eksperimen Eksperimen
Kesimpulan mengenai hubungan sebab-akibat Sulit untuk digeneralisasikan dalam kehidupan
lebih kuat dibandingkan dengan hasil penelitian sehari-hari.
non-eksperimental.

Peneliti dapat memanipulas VB untuk dilihat Membutuhkan waktu yang cukup lama.
pengaruhnya terhadap VT.

Ketidakadekuatan penelitian eksperimental


sebagai metode ilmiah untuk mempelajari
perilaku manusia.
Penelitian Pra-Eksperimen
• Kata “pra’, berarti belum dapat disebut sebagai suatu eksperimen.

• Tidak dianjurkan untuk dilakukan, hanya untuk memberikan gambaran perbedaan dengan desain
ekperimen.

Ada dua kemungkinan yang terjadi dalam desain ini:


• memberikan perlakuan kepada subyek tanpa ada kelompok control
• terdapat kelompok control tetap dilakukan control terhadap variable ekstra yang secara signifikan
berpengaruh
.
Penelitian Eksperimen-Kuasi
• Disebut sebagai penelitian eksperimen semu, atau penelitian semi-eksperimental
• Ada kelompok control sebagai pembanding untuk memahami efek perlakuan
• Masih melakukan control terhadap variable ekstra
• Tidak melakukan randomisasi

• Penelitian eksperimental-kuasi masuk ke dalam penelitian aplikasi.


• Banyak digunakan karena pertimbangan praktis dan etis.
Penelitian Eksperimen Murni
• Merupakan desain yang ideal untuk memelajari mekanisme hubungan sebab-akibat
• Semua sumber-sumber invaliditas dapat terkontrol dengan baik

• Ada kelompok control


• Subyek dikelompokkan dengan teknik randomisasi (random assignment)
• Pengendalian variable ekstra dilakukan dengan ketat
Penelitian Eksperimen-Kuasi
Perbedaan
Eksperimental-kuasi Eksperimental
Manipulasi Manipulasi
Kontrol Kontrol
Randomisasi

Persamaan
Eksperimental-kuasi Eksperimental
Meneliti hubungan sebab-akibat
Bersifat prospektif
Adanya atau dimungkinkannya kelompok kontrol pada kedua penelitian
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai