Anda di halaman 1dari 41

Keratitis Exposure

Rahmanizar
1507101030050

Pembimbing:
dr. Eva Imelda, Sp.M
Pendahuluan
Keratitis exposure dapat timbul pada situasi
kornea yang tidak cukup dibasahi dan
dilindungi oleh palpebra

Pada beberapa penelitian dilaporkan keratitis


exposure terjadi pada 3,6-60% pasien yang
dirawat di ICU. Keratitis exposure dapat terjadi
dalam jangka waktu rawatan 2-7 hari di ICU.

Faktor risiko terjadinya keratitis exposure di antaranya ialah pasien yang


dalam penggunaan sedasi dan ventilator mekanik (36%), paresis nervus
fasialis (16%), nocturnal lagoftalmus (11%), sikatrik atau perubahan
kelopak mata pasca pembedahan (8%), penyakit neuromuskular (7%),
perubahan status mental (7%), dan proptosis (5%).
TINJAUAN PUSTAKA
Keratitis Exposure
ANATOMI KORNEA
•Kornea berupa selaput
bening mata yang tembus
cahaya.
• Ketebalan kornea ± 550
µm di bagian tengah, serta
memiliki diameter
horizontal 11,75 mm dan
diameter vertikal 10,6 mm.
•Kornea berfungsi sebagai
membran pelindung dan
sebagai jendela sehingga
sinar datang dapat tembus
dan sampai ke retina.
HISTOLOGI KORNEA

Kornea terbagi menjadi lima lapisan dari


anterior ke posterior sebagai berikut:
 Epitel
 Membran Bowman
 Stroma kornea
 Membran Descement
 Endotel
Definisi


Keratitits adalah peradangan pada

Keratitis kornea, membran transparan yang


menyelimuti bagian berwarna dari mata
(iris) dan pupil

Keratitis Exposure keratitis adalah keratitis yang


dapat timbul pada kornea yang tidak


cukup dibasahi dan dilindungi oleh
Exposure palpebra.
Etiologi

Faktor penyebabnya adalah pengeringan kornea dan


paparan terhadap trauma minor. Kornea yang
terbuka mudah mengering selama waktu tidur.
Etiologi
Penyakit-penyakit yang dapat mengakibatkan exposure
keratitis antara lain:

P Paresis nervus VII

Dibawah efek sedasi yang lama / koma


yang mengakibatkan kelopak mata tidak
tertutup secara sempurna.
Etiologi

Paresis Nervus III

Deformitas kelopak mata, seperti contohnya: ektropion, bekas luka akibat


trauma pada kelopak mata, luka bakar, dll

Nocturnal lagoftalmus: kegagalan menutup mata saat tertidur


Etiologi

Proptosis yang mengakibatkan kelopak mata tidak tertutup secara


sempurna.

Setelah menjalani suatu prosedur operasi pada kelopak mata,


contohnya: blefaroplasti
Patofisiologi


Risiko
terinfeksi

lapisan ●
hilangnya

paparan oleh
epitel lapisan
terhadap epitel
organism
mengerin
udara luar kornea e
g
meningka
t
Pemeriksaan Diagnostik
Riwayat Penyakit. Dalam anamnesis pasien, ditanyakan berbagai penyakit
yang mungkin menjadi penyebab terjadinya exposure keratitis, antara lain:
Bell’s palsy, tindakan operasi blefaroplasti, dalam sedasi dalam waktu lama, dll

 Evaluasi penutupan kelopak mata. Minta pasien untuk


menutup mata secara perlahan seperti saat tidur.
Pemeriksaan Diagnostik
Evaluasi mata. Perhatikan apakah ada infiltrat pada
bagian kornea, injeksi konjungtiva, kemosis.
Pemeriksaan Diagnostik
 Pemeriksaan dengan tes Fluorescein

 Pemeriksaan slit lamp: Evaluasi tear film dan integritas dari kornea
dengan menggunakan cairan fluorescein. Kemudian cari apakah ada
infiltrat kornea, reaksi segmen anterior, dan injeksi konjungtiva berat.
Penatalaksanaan
Tujuan dari pengobatannya adalah memberi perlindungan
dan membasahi seluruh permukaan kornea.
Metode pengobatan tergantung pada kondisi penyebabnya.
Yang perlu diperhatikan dalam terapi adalah:
 Perbaiki penyakit utama penyebab exposure keratitis
 Berikan artificial tear
 Salep lubrikasi diberikan malam hari sebelum tidur.
 Pertimbangkan pemasangan plester mata sebelum tidur untuk
menjaga kelopak mata dalam posisi tertutup. Bila berat, maka
pertimbangkan pemasangan plester pada 1/3 lateral dari
kelopak mata yang tertutup, meninggalkan bagian sisi visual
aksis terbuka.
Penatalaksanaan
Saat pengobatan diatas tidak berhasil, dapat dilakukan
beberapa tindakan operasi:
 Partial tarsorrhaphy: (kelopak mata dijahit satu dengan yang
lain)
 Rekonstruksi kelopak mata
LAPORAN KASUS
Keratitis Exposure
Identitas Pasien
Nama : Helmi
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 44 tahun
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Pidie
Agama : Islam
No CM : 1-07-19-79
Tanggal Pemeriksaan : 2 Desember 2016
Anamnesis

Keluhan utama


Bagian bawah mata kanan tampak keruh

Riwayat penyakit sekarang


Pasien dikonsulkan ke bagian mata dari bagian bedah dengan keluhan bagian bawah mata kanan tampak keruh yang disadari sejak
± 1 minggu yang lalu. Kedua mata pasien juga tampak merah. Mata kanan pasien tampak lebih menonjol dibandingkan mata kiri
dan sulit tertutup. Saat pasien tidur mata kanan tampak terbuka. Keluhan lain berupa mata kabur, silau, dan rasa nyeri pada mata
tidak diketahui. Pasien dalam keadaan penurunan kesadaran sejak ± 2 minggu. Pasien sudah dirawat di rumah sakit selama ± 2
minggu dan 1 minggu yang lalu pasien menjalani operasi pengangkatan tumor.
Anamnesis
Riwayat penyakit dahulu :


Pasien didiagnosis dengan tumor a.r frontotemporoparietal dextra oleh bagian
saraf dan telah menjalani operasi pengangkatan tumor 1 minggu yang lalu.
Riwayat keluhan mata yang sama sebelumnya tidak ada.

Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama
Anamnesis

Riwayat penggunaan obat


Ca glukonas 1 amp (extra

Perdipin titrasi per jam

Citicolin 1000 mg/12 jam

Meropenem 1 gr/8 jam

Midazolam titrasi per jam
Pemeriksaan Fisik
Vital sign

TD
Kesad 120 Nadi RR
Tempe
aran 72 15
/70 ratur
E4M5 x/me x/me
mm 36,5 C
Vx nit nit
Hg
Pemeriksaan Fisik
Status oftalmologis
Oculi dextra Oculi Sinistra

• VOD : sulit dinilai VOS: sulit dinilai


• Uji Hiscberg: Orthophoria
Pemeriksaan Fisik
Uji pergerakan bola mata : Sulit dinilai
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang
CT Scan kepala:
Massa heterogen ukuran 3,50x5,07x4,46 cm di lobus
temporal kanan disertai dengan tentakel edema
mendesak ventrikel lateralis ke kiri disertai deviasi
midline structure ke kiri sejauh 1,16 cm disertai
dilatasi ventrikel lateralis kiri. Penebalan rectus lateral
muscle dan superior rectus muscle orbita kanan
menyebabkan exoftalmus bola mata kanan
Diagnosis banding

Keratitis
Exposure

Neurotrophic
Keratopathy
Diagnosis
Keratitis Exposure OD + konjungtivitis ODS
Penatalaksanaan
Levocin 8x1 tetes ODS
Noncort 8x1 tetes ODS
 Tutup mata dengan plester
Prognosis
Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam
Quo ad Functionam : Dubia ad Bonam
Quo ad Sanactionam : Dubia ad Bonam
Foto Klinis
2/12/2016
Foto Klinis
15/12/2016
Pembahasan
Keratitis Exposure
Kasus Teori


Tidak ada perbedaan

Pasien adalah seorang
angka kejadian
laki-laki berusia 44
keratitis pada laki-laki
tahun
dan perempuan
Kasus Teori

Exoftalmus adalah keadaan bola mata
yang menonjol ke anterior dari regio
orbita. Keadaan ini dapat terjadi bilateral
ataupun unilateral. Exoftalmus bilateral

Pasien mengalami biasanya terjadi pada pasien dengan
Grave’s disease, sedangkan exoftalmus
exoftalmus unilateral sering terjadi pada tumor
orbita. Exoftalmus juga dapat terjadi
akibat trauma atau pembengkakan
jaringan di sekitar orbita.
Kasus Teori


Exoftalmus merupakan salah satu
etiologi terjadinya katarak exposure.
Karena pada keadaan ini kornea tidak

Pasien mengalami dilindungi sepenuhnya oleh kornea
sehingga kornea mudah mengering.
exoftalmus Kekeringan yang ekstrem pada kornea
menyebabkan hilangnya lapisan epitel
kornea yang memudahkan terjadinya
infeksi oleh mikroganisme.
Kasus Teori


Pada pemeriksaan ●
Infiltrat pada kornea
menunjukkan gejala keratitis,
oftalmologis tampak yang pada kasus ini terjadi
adanya infiltrat pada akibat kornea tidak dilindungi
1/3 inferior dengan baik oleh palpebra.
Kasus Teori


Levocin (Levofloxacin)
merupakan antibiotik golongan

Pasien mendapat terapi quinolon dengan spektrum luas,
levocin 8x1 tetes ODS yang sensitif terhadap bakteri
dan Noncort 8x1 tetes gram negatif maupun gram positif.
Pada kasus ini diberikan pada
ODS kedua mata karena kedua mata
pasien mengalami konjungtivitis.
Kasus Teori


Pasien mendapat terapi ●
Noncort merupakan obat tetes
levocin 8x1 tetes ODS mata yang berisi natrium
dan Noncort 8x1 tetes diklofenak, berfungsi sebagai
ODS antiinflamasi.
KESIMPULAN
Keratitis exposure dapat timbul pada situasi apapun
dengan kornea yang tidak cukup dibasahi dan
dilindungi oleh palpebra. Contohnya antara lain
eksoftalmus, ektropion, hilangnya sebagian palpebra
akibat trauma, ataupun paresis nervus VII. Tujuan dari
pengobatannya adalah memberi perlindungan dan
membasahi seluruh permukaan kornea dan
memperbaiki penyakit utama penyebab keratitis
exposure.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai